3 research outputs found
Fractination and Phytochemical Screening of Kenikir (Cosmos caudatus) Leaves Extracts and Their Utilization as Aedes aegypti Mosquito 3rd and 4th Biolarvacide
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan fraksi dan konsentrasi efektif dari daun kenikir yang berpotensi sebagai biolarvasida. Dalam penelitian ini, metode ektraksi yang digunakan adalah metode ekstraksi bertingkat yang dimulai dari pelarut non polar adalah heksan, kemudian dilanjutkan secara berturut-turut dengan pelarut semipolar (etil asetat) dan pelarut polar (metanol). Pengujian larvasida dilakukan terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III dan IV pada masing-masing fraksi dengan berbagai variasi konsentrasi (600, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, 1800 ppm) dengan 4 kali pengulangan dan 3 subsampling. Perbandingan antar perlakuan diuji dengan uji Beda Jujur Nyata (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% dan untuk menentukan dosis efektif LC50 digunakan analisa probit. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, fraksi efektif yang berpotensi sebagai biolarvasida adalah fraksi heksan. Nilai konsentrasi LC50 dalam fraksi heksan pada instar 3 dengan waktu pengamatan 48 dan 72 jam secara berturut-turut adalah 1382 dan 1194 ppm, sedangkan nilai LC50 pada instar 4 dengan waktu pengamatan 72 jam adalah 1727 ppm. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi heksan adalah alkaloid, terpenoid dan steroid, flavonoid dan glikosida.This study purpose is to determine the fraction and the effective concentration of the Cosmos caudatus leaves which potentially used as bio larvicide. The method of this research was used multilevel extraction which began with hexane as the non-polar solvent, and followed by ethyl acetate as the semi-polar solvent, and methanol sequentially. The larvicide test was done upon the 3 rd and 4th instar of Aedes aegypti mosquito’s larvae on each fraction with various concentration (600, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, and 1800) ppm with 4 repetition and 3 subsampling. The comparison between the treatments were tested by Honest Significant Difference (HSD) test with 5% significance level. The determination of effective concentration of LC50 were used Probit Analysis. Based on the test result, potentially effective fraction as biolarvicide is hexane fraction. LC50 value concentration in the hexane fraction at the 3 rd instar with observation time 48 and 72 hours respectively is 1382 ppm and 1194 ppm, while LC50 value at 4th instar with observation time 72 hours is 1727 ppm. The secondary metabolite compounds that contained within the hexane fraction are alkaloid, terpenoid and steroid, flavonoid and glycoside
POTENSI KENIKIR (COSMOS CAUDATUS) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK AEDES AEGYPTI INSTAR IV
Abstrak: Resistensi temephos (abate) sebagai larvasida telah terjadi di Jawa Tengah sejak tahun 2007 dan ditahun 2017 Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus DBD terbanyak ketiga secara nasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus) sebagai larvasida pengganti temephos. Proses penelitian dimulai dengan ekstraksi fraksinasi, kemudian dilanjutkan dengan screening fitokimia dan uji larvasida menggunakan metode yang direkomendasikan oleh WHOPES dengan mengamati mortalitas larva nyamuk A. aegypti pada jam ke 24, 48 dan 72 pada berbagai konsentrasi larutan uji (600, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, dan 1800 ppm). Data mortalitas larva dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) subsampling. Perbandingan antar perlakuan diuji dengan uji Beda nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%. Analisa probit pada data mortalitas menghasilkan nilai dosis efektif LC50. Hasil penelitian menunjukan diantara ketiga fraksi, ekstrak kenikir fraksi heksan memiliki efek larvasida terbaik (mortalitas 71,67%) dengan LC50 sebesar 1762 ppm pada waktu paparan 72 jam. Golongan senyawa kimia yang menyebabkan efek larvasida ini adalah alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Walaupun ekstrak fraksi heksan tanaman ini memiliki efek larvasida, potensi pengembangan tanaman ini sebagai pengganti temepos kecil dikarenakan nilai LC50 yang tinggi pada waktu paparan yang lama.Kata kunci: Larvasida; temephos; resistensi; Cosmos caudatus; potensiAbstract: Temephos resistance as larvicide has occurred in Central Java since 2007 and in 2017 Central Java was recorded as the 3rd highest dengue cases in Indonesia. Hence, this study attempts to use extract of Cosmos caudatus as temephos substitute. The study start with fraction extraction of dried C. caudatus leaf followed by phytochemical screening of the extract and larvicide assay was carried out using method recommended by WHOPES by observing the mortality of A. aegypti larvae at 24, 48, and 72 hours on various extract concentration (600, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, and 1800 ppm). The mortality data was analyzed using Randomized Block Design (RBD) subsampling (P<0,05). Probit analysis on mortality data result in the LC50. The result showed the most effective fraction is hexane fraction (mortality 71,67%) with LC50 Â1762 ppm at 72 hours exposure time. The active compound in the hexane fraction were alkaloid, terpenoids, and flavonoids. Even though the hexane fraction extract has the most larvicidal effect, this extract has low potential to developed as replacement to temephos because the LC50 was high and longtime exposure  Keywords: Larvicide; temephos; resistance; Cosmos caudatus; potentia