Pengaruh Kombinasi Serat Karbon-Serat Sabut Kelapa Terhadap Kekuatan Impact dan Bending pada Aplikasi Helm Sepeda Motor

Coconut coir fiber is a fiber derived from coconut shell waste which has economic value, is easy to process and easy to develop for the environmentally friendly composite industry, especially for motorcycle helmets. Carbon fiber is a synthetic fiber made of polyacrylonitrile, a study was conducted to see the response of variations in coconut fiber and carbon fiber layers on the impact and bending strength of composites used for motorcycle helmet applications. The use of synthetic carbon fiber in this composite provides several advantages including high tensile strength, relatively lighter weight, and low thermal expansion so that when combined with natural fibers, in this case coconut fiber, it will increase its structural strength. In this study, the bending strength of 50.765 MPa and impact strength of 0.038 J/mm2 were produced. The two highest values from each of these tests were obtained from the composite composition using 3 layers of carbon fiber and 2 layers of coconut fiber

ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA-SERAT KARBON

Serat sabut kelapa merupakan serat yang berasal dari limbah tempurung kelapa yang memiliki nilai ekonomis, mudah diolah serta mudah dikembangkan bagi industri komposit ramah lingkungan khususnya untuk bahan pembuatan helm sepeda motor. Serat karbon merupakan serat sintetis yang terbuat dari polyacrylonitrile, dilakukannya penelitian untuk melihat respon variasi lapisan serat kelapa dan serat karbon pada kekuatan impact dan bending komposit yang dipergunakan untuk aplikasi helm sepeda motor. Penggunaan serat sintetis karbon pada komposit ini memberikan beberapa keuntungan diantaranya kekuatan tarik tinggi, berat yang relatif lebih ringan, dan ekspansi termal yang rendah sehingga ketika dipadukan dengan serat alam, dalam hal ini adalah sabut kelapa akan menambah kekuatan strukturnya. Pada penelitian ini dihasilkan kekuatan impact sebesar 0,038±0,00986 J/mm2. Nilai tertinggi dari pengujian tersebut didapatkan dari komposisi komposit yang memakai 3 lapis serat karbon dan 2 lapis sabut kelapa

MARKETING POLITIK (Teori dan Konsep)

Marketing politik sendiri merupakan persilangan dalam cabang ilmu politik dan ilmu pemasaran (marketing). Menurut Butler dan Collins (2001), pemasaran politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik, politikus, atau kontestan dalam membangun kepercayaan citra publik. Menurut Haroen (2014) marketing politik adalah penerapan konsep dan metode marketing ke dalam dunia politik. Marketing diperlukan untuk menghadapi persaingan dalam memperebutkan pasar (market), yang dalam hal ini adalah para pemilih

MARKETING POLITIK (TEORI DAN KONSEP)

Marketing politik telah menjadi fokus perhatian banyak kalangan, tidak hanya antara akademisi maupun praktisi, tetapi juga antara politisi dengan marketer. Berada dalam persinggungan antara ilmu marketing dan politik membuat marketing politik sarat dengan pro dan kontra. Buku ini berdiri di tengah-tengah pro dan kontra dan mencoba mengakomodasi keberatan dari setiap kubu. Marketing politik telah dilakukan tidak hanya di negara maju seperti Amerika dan Eropa, tetapi kita juga dapat melihat fakta-fakta bahwa marketing politik juga telah diterapkan di Indonesia. Marketing politik dilihat sebagai kebutuhan ketimbang sebagai suatu polemik sosial dan politik. Marketing politik menawarkan kepada para politisi untuk dapat mengefektifkan penyusunan produk politik, segmentasi politik, positioning politik dan komunikasi politik. Selain itu juga, dalam buku ini dibahas bagaimana kampanye politik dilakukan. Kampanye politik tidak hanya dilihat sebagai fenomena sesaat, lebih dari itu, kampanye politik harus dilakukan secara permanen. Publik akan merekam semua aktivitas politik, pengalaman politik, diskursus politik dan keberpihakan kepada masyarakat yang telah dilakukan baik oleh kontestan individu ataupun partai politik. Memori kolektif ini nantinya akan memberikan basis legitimasi kepada masing-masing kandidat politik untuk dapat memenangkan perolehan suara