39 research outputs found

    PENGARUH MODIFIKASI ALAT SAJI MAKANAN TERHADAP SISA MAKANAN DIIT NASI BIASA PADA PASIEN KELAS III DI RSUD WONOSARI

    Get PDF
    Latar Belakang :Pemilihan alat saji makanan merupakan salah satu hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan. Pemilihan alat makan yang tepat dapat berpengaruh terhadap penampilan makanan. Sisa makanan di RSUD Wonosari termasuk dalam kategori banyak (>20%). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh modifikasi alat saji makanan terhadap sisa makanan diit nasi biasa pada pasien kelas III RSUD Wonosari. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III RSUD Wonosari dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan kriteria tertentu. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Februari 2017. Analisis data menggunakan uji Paired Sampel T-Test dan Independent Sample T-Test. Modifikasi alat saji makanan adalah perlakuan tempat penyajian hidangan/makanan yang meliputi jenis plato, pemberian pembungkus nasi dan pemberian wrapping. Hasil : Rata-rata sisa makanan responden yang mendapatkan penyajian plato stainless steel yaitu 20,13%, sedangkan sisa makanan responden yang mendapatakan penyajian plato melamin yaitu 7,73%. Hasil uji Paired Sampel T-Test diperoleh p=0.000 (p<0.05) dan uji Independent Sample T-Test diperoleh p=0.002 (p<0.05). Kesimpulan : Ada pengaruh modifikasi alat saji makanan terhadap sisa makanan pada pasien kelas III RSUD Wonosari. Kata Kunci : Alat Saji Makanan, Sisa Makana

    VARIASI PENCAMPURAN KACANG TOLO PADA BROWNIES KACANG TOLO DITINJAU DARI SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR ZAT BESI

    Get PDF
    Latar Belakang: Zat besi memiliki sifat positif bagi tubuh. Meskipun memiliki manfaat yang penting konsumsi zat besi masyarakat Indonesia masih rendah. Sumber makanan yang mengandung banyak zat besi salah satunya adalah kacang tolo. Kacang tolo mudah dibudidayakan di Indonesia akan tetapi pemanfaatannya masih kurang. Oleh karena itu kacang tolo ini dapat dikembangkan menjadi tepung untuk campuran dalam makanan. Brownies merupakan makanan yang populer dan disukai di masyarakat. Namun kandungan zat besi dalam brownies kurang optimal sehingga dilakukan variasi pencampuran tepung kacang tolo pada brownies untuk menambah nilai zat besi dan cita rasa pada brownies. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, organoleptik dan kadar zat besi dengan perbedaan variasi pencampuran tepung kacang tolo pada brownies. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan acak sederhana. Data sifat fisik dianalisis secara deskriptif. Data organoleptik dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Data kadar zat besi dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian ini adalah campuran tepung kacang tolo berpengaruh terhadap sifat fisik brownies, berdasarkan hasil uji statistik terdapat perbedaan rasa dan aroma. Berdasarkan hasil mean rank, brownies yang paling disukai yaitu brownies yang paling disukai yaitu dengan perbandingan campuran tepung kacang tolo dan tepung terigu 25% : 75%. Kadar zat besi paling tinggi terdapat pada brownies dengan perbandingan campuran tepung kacang tolo dan tepung terigu 75% : 25%. Kesimpulan: Ada perbedaan sifat fisik, sifat organoleptik, dan kadar zat besi pada brownies dengan variasi campuran tepung kacang tolo. Kata Kunci: tepung kacang tolo, sifat fisik, sifat organoleptik, zat bes

    EFEKTIVITAS KONSELING GIZI MENGGUNAKAN MEDIA BOOKLET DIBANDINGKAN DENGAN LEAFLET TERHADAP KUALITAS DIET PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS GAMPING II

    Get PDF
    Latar Belakang: diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi obat, namun hanya bisa dilakukan dengan pengendalian gula darah agar tetap normal. Salah satunya adalah dengan edukasi gizi. Media pendidikan diperlukan dalam kegiatan edukasi, termasuk edukasi pada pasien diabetes mellitus. Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media booklet dalam konseling terhadap kualitas diet pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode: penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan desain pre dan posttest with control group. Sebanyak 60 pasien diabetes mellitus dinilai kualitas dietnya menggunakan Food Recall 24 Jam dan dikonversikan menjadi skor kualitas diet menggunakan Healthy Eating Index (HEI). Sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelompok perlakuan akan diberi konseling menggunakan media booklet dan kelompok kontrol menggunakan media leaflet. Setiap minggu pasien akan diwawancarai menggunakan Food Recall 24 Jam dengan cara home visit selama tiga minggu. Hasil: terdapat perbedaan yang bermakna antara skor HEI awal (pretest) dengan kualitas diet akhir (posttest) pada kelompok perlakuan (p=0,000) dan kelompok kontrol (p=0,001). Serta terdapat perbedaan yang bermakna antara peningkatan skor HEI kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p=0,003). Kesimpulan: jadi dapat disimpulkan bahwa konseling gizi menggunakan media booklet dapat berpengaruh positif signifikan meningkatkan skor HEI pasien diabetes mellitus tipe 2. Kata kunci: Konseling gizi, booklet, leaflet, kualitas diet, HE

    Analisa kadar protein dan kadar serat pada snack bars berbahan campuran tepung cassava dan tepung kacang merah

    Get PDF
    Latar Belakang :Kebutuhan manusia saat ini adalah produk pangan yang mempunyai nilai gizi dan praktis. Salah satu produk pangan praktis yang memiliki kandungan gizi lengkap yaitu snack bar. Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar campuran dari berbagaibahansepertisereal, kacang-kacangan. Saatinisnack bars yang berada di pasaran terbuat dari tepung terigu (gandum) dan tepung kedelai yang merupakan komoditas import Indonesia. Untuk meningkatkan potensi bahan pangan local salah satunya adalah singkong. Tepung singkong merupakan tepung yang rendah protein dankacangmerahmemilikikadar protein cukuptinggi. Tepung kacang merah apabila di kombinasikan dengan tepung singkong maka dapat meningkatkan kualitas protein dan melengkapi kekurangan pada masing-masing bahan. Tujuan Penelitian :Mengetahui kadar protein, kadar serat, sifat fisik dan sifat organoleptik snack bars berbahan campuran tepung cassava dan tepung kacang merah. Metode Penelitian :Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu. Perlakuan yang dilakukanya itu dengan membuat variasi pencampuran tepung singkong dengan tepung kacang merah [(kontrol, 90% : 10%, 80% : 20%, 70% : 30%)] pada snack bar untuk kemudian diuji kadar protein dan kadar serat.. Data sifat organoleptik yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur yang diperoleh dengan uji Hedonic Scale Test oleh panelis agak terlatih sebanyak 25 orang.Form uji organoleptik dianalisis menggunakan statistik non parametric dengan uj iindependen sample yaitu Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Test bila ada perbedaan. Hasil Penelitian: Uji statistic menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada tingkat kesukaan terhadap rasa snack bar berdasarkan uji K-Independent Sample (Kruskal-Wallis) diketahui bahwa p = 0,041 (p>0,05). Kesimpulan penelitian :Kadar protein dan kadar serat paling tinggia dap ada campuran tepung cassava dan tepung kacang merah dengan perbandingan 70%:30%. Kata Kunci:Snack bar, Singkong, KacangMerah, Protein, Sera

    HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP MUTU MAKANAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN KULON PROGO

    Get PDF
    Makanan merupakan komponen penting dalam rantai penyembuhan pasien.Upaya untuk menjamin keamanan makanan adalah dengan menerapkan jaminan mutu. Prinsip keamanan makanan meliputi Good Manufacturing Practices (GMP), hygiene dan sanitasi makanan serta penggunaan bahan tambahan makanan (Kemenkes, 2013). Penjamah makanan merupakan vector yang dapat mencemaripangan baik cemaran fisik, kimia maupun biologi. Perilaku penjamah makanan yang tidak baik dapat meningkatkan resiko terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian hubungan pada karakteristik individu dengan perilaku hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap mutu makananan di Puskesmas Rawat inap Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dilaksanakan pada bulan April – Juli 2017 di Puskesmas Temon 1, Sentolo 1, Samigaluh 1, Galur 2 dan Girimulyo 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 11 orang. Penelitian dilakukan dengan cara observasi perilaku dan pengisian kuisioner karakteristik.Karakteristik penjamah makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo adalah semua perempuan, berusia rata-rata 47 tahun, paling banyak berpendidikan tinggi (63,6%), dengan masa kerja rata-rata 18 tahun di ruang penyelenggaraan makanan dan sebagian besar penjamah makanan sudah pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan tentang higiene sanitasi makanan (63,6%). Sebagian besar tenaga penjamah makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo berperilaku cukup (36%) dan baik (36%). Mutu makanan lauk hewani adalah aman dengan rata-rata angka kuman 420 koloni/gram sampel dan berada di bawah batas maksimal Standar Nasional Indonesia.Tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku higiene sanitasi penjamah makanan terhadap mutu makanan di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Kulon Progo. Kata kunci : Perilaku, Higiene Sanitasi, Penjamah Makanan, Mutu Makanan,Puskesmas Rawat Ina

    PENGARUH MODIFIKASI RESEP LAUK NABATI TEMPE TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DAN SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RSUD WONOSARI

    Get PDF
    Latar Belakang:Terapi diet merupakan bagian dari perawatan penyakit yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh.Meskipun telah banyak rumah sakit menyajikan makanan yang memenuhi selera pasien, tetapi masih banyak makanan yang disajikan kurang memuaskan pasien sehingga terjadi sisa makanan. Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui masih dijumpai sisa makanan yang tinggi pada lauk nabati tempe di RSUD Wonosari. Tujuan: tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien rawat inap kelas III RSUD Wonosari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan the one shot case study terdiri dua tahap yaitu penelitian terhadap panelis dan dilanjutkan terhadap pasien. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III RSUD Wonosari dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan chi square dan independent sample t-test. Hasil: Modifikasi resep dilakukan pada bahan, bumbu, serta cara pengolahan dengan food cost yang telah memenuhi standar harga lauk nabati RS. Diketahui pada gulai bola tempe, pasien menyatakan suka sebanyak 26 orang dengan sisa makanan sedikit sebesar 93,3%. Sedangkan pada botok tempe, pasien yang menyatakan suka sebanyak 18 orang dengan persentase sisa sedikit sebanyak 73,3%. Hasil uji chi square pada tingkat kesukaan pasien diperoleh nilai p<0,05 dan uji independent sample t-test diperoleh p<0,05. Hal ini dapat diartikan terdapat perbedaan tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien. Kesimpulan: Ada pengaruh modifikasi resep lauk nabati tempe terhadap tingkat penerimaan berdasarkan penilaian tingkat kesukaan dan sisa makanan pasien. Kata Kunci: modifikasi resep, tingkat kesukaan, sisa makana

    Sifat Fisik, pH dan Angka Kuman Makanan Cair Formula Rumah Sakit dan Formula Komersial Berdasarkan Waktu Tunggu di RSUD Muntilan Kab Magelang

    Get PDF
    Skripsi ini menguji tentang sifat fisik (warna, rasa dan homogenitas), pH, dan angka kuman pada makanan cair formula rumah sakit dan formula komersial berdasarkan waktu tunggu di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang. Penentuan lokasi penelitian karena selama ini belum ada pemeriksaan angka kuman pada makanan cair yang diproduksi oleh instalasi gizi RSUD Muntilan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah makanan cair formula rumah sakit dan makanan cair formula komersial merk β€œE” yang diproduksi oleh instalasi gizi RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah makanan cair formula rumah sakit dan makanan cair formula komersial. Data dalam penelitian ini diolah secara deskriptif kemudian data pH dan angka kuman diuji menggunakan uji beda. Pengolahan data dengan uji beda digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan pH dan angka kuman pada makanan cair formula rumah sakit dan formula komersial. Hasil angka pH yang didapat pada makanan cair formula rumah sakit 0 jam 6,55;1 jam 6,43; 2 jam 6,56;3 jam 6,57. pH pada makanan cair formula komersial 0 jam 7,42; 1 jam 7,44; 2 jam 7,42; 3 jam 7,43. Angka kuman pada makanan cair formula rumah sakit 0 jam 10 cfu/ml; 1 jam 26,67 cfu/ml; 2 jam 43,33 cfu/ml, 3 jam 1333,33 cfu/ml. Angka kuman pada makanan cair formula komersial pada 0 jam 6,67 cfu/ml; 1 jam 13,33 cfu/ml; 2 jam 23,33 cfu/ml; 3 jam 33,33 cfu/ml. Hasil pengujian didapatkan ada perbedaan rasa dan homogenitas. Pada uji statistik didapat p=0,000 (p0,05)yang berarti tidak ada perbedaan angka kuman pada makanan cair formula rumah sakit dan formula komersial berdasarkan waktu tunggu di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang Kata Kunci : Makanan Cair, Angka Kuman, pH, Waktu Tungg

    PERBEDAAN METODE THREE COMPARTEMENT SINK DENGAN AIR PANAS DAN LARUTAN KLORIN TERHADAP ANGKA KUMAN ALAT MAKAN DI RSU QUEEN LATIFA

    Get PDF
    Latar Belakang: Salah satu upaya dalam mencegah penyakit bawaan makanan adalah mencuci alat makan dengan sempurna. Alat makan yang digunakan oleh pasien dengan penyakit infeksi sebaiknya lebih diperhatikan lebih, karena memiliki penularan penyakit melalui alat makan. Proses pencucian alat makan untuk pasien infeksi di RSU Queen Latifa menggunakan metode three compartement sink dengan air panas, sedangkan metode three compartement sink dengan larutan klorin belum pernah diterapkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kuman pada alat makan yang dicuci menggunakan metode three compartement sink dengan air panas dan dengan larutan klorin. Metode: Jenis penelitian ini eksperimen dengan rancangan percobaan acak kelompok (RAK). Obyek pada penelitian ini adalah 4 buah piring dan 4 buah mangkok. Jumlah unit percobaan pada penelitian ini adalah 2 perlakuan x 2 alat makan x 2 pemeriksaan x 2 pengulangan = 16 unit percobaan. Untuk mengetahui perbedaan digunakanindependent t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Rata-rata angka kuman pada alat makan yang dicuci menggunakan metode three compartement sink dengan air panas adalah 1 x 101 cfu/cm2, sedangkan dengan larutan klorin adalah 0.2 cfu/cm2. Uji independent t-test= 0.049 yang berarti hipotesis diterima. Kesimpulan: Ada perbedaan angka kuman pada alat makan yang dicuci menggunakan metode three compartement sink dengan air panas dan dengan laurtan klorin. Kata Kunci: angka kuman, alat makan, three compartement sin

    HUBUNGAN KETEPATAN WAKTU PENYAJIAN DAN MUTU MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DEWASA NON DIET DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

    Get PDF
    Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan sering dikaitkan dengan adanya sisa makanan.Sisa makanan menunjukkan adanya pemberian makanan yang kurang optimal.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sisa makanan adalah waktu penyajian dan mutu makanan.Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara ketepatan waktu penyajian dan mutu makanan dengan sisa makanan pasien dewasa non diet di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian yaitu observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 30 orang diambil dengan carapurposive sampling. Data ketepatan waktu penyajian dan mutu makanan diperoleh dengan pemberian kuisoner dan sisa makanan dengan metode taksiran visual comstockskala 6 poin. Waktu pengambilan data pada bulan februari 2017. Responden mendapatkan makanan tepat waktu sebanyak 24 (80,0%). Penilaian terhadap penampilan makanan 27 responden (90,0%) menyatakan cukup menarik dan rasa makanan sebanyak 24 reponden (80,0%) menyatakan cukup enak. Sebanyak 19 responden (63,3%) mempunyai sisa makanan sedikit (≀20%). Berdasarkan uji korelasi Spearmans hubungan ketepatan waktu penyajian dengan sisa makanan p=0,019 dan hubungan penampilan makanan dengan sisa makanan p=0,088. Uji Chi-square untuk hubungan rasa makanan dengan sisa makanan p=0,016. Ada hubungan antara ketepatan waktu penyajian dan rasa makanan dengan sisa makanan, serta tidak ada hubungan antara penampilan makanan dengan sisa makanan pasien dewasa non diet di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Kata Kunci: waktu penyajian, penampilan makanan, rasa makanan, sisa makana
    corecore