13 research outputs found

    PENDEDERAN UDANG VANAME (Litopenaeus vaname) DENGAN SISTEM BIOFLOK

    Get PDF
    Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki prospek sangat bagus untuk dikembangkan. Ketersedian juvenil (benih) udang vaname yang berkualitas sangat diperlukan untuk kegiatan pembesaran. Pendederan udang vanname memiliki beberapa kendala karena dalam proses pelaksanaannya menggunkaan padat tebar tinggi dan jumlah pakan yang dibutuhkan semakin tinggi. Kondisi penggunaan pakan yang tinggi tersebut dapat berdampak terhadap kualitas air budidaya. Hasil limbah dari metabolisme dan sisa pakan yang tidak termakan dapat menjadi toksik bagi udang. Teknologi yang dapat mengurangi resiko terhadap limbah yang bersifat toksik pada udang salah satunya adalah teknologi bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan Survival Rate (SR) pendederan udang vaname menggunakan teknologi Bioflok. Metode penelitian yang digunakan yaitu membandingkan secara langsung dengan analisis secara desnkriptif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan wadah bak permanen yang dilapisi terpal dengan ukuran 3m x 5m x 1,2m sebanyak 2 buah. Tiap bak diisi air laut dengan salinitas 30 ppt sebanyak 12.000 liter dilengkapi dengan 24 titik aerasi dan sebuah mikro bubble. Benih udang vaname yang digunakan berukuran PL 10 dengan bobot rerata 0.01 g/ekor dengan padat tebar 1.500 ekor/m3 (18.000 ekor/bak) dan 2000 ekor/m3 (24.000 ekor/bak). Lama waktu pemeliharaan selama 28 hari. Selama pemeliharaan diberi pakan komersil dengan dosis 5%-10% dari total bobot biomassa perhari. Hasil penelitian menunjukkan panjang dan bobot akhir rata rata yang terbaik didapat pada perlakuan A (1500 ekor/m3) yaitu sebesar 5.15 cm dan 2.32 gram/ekor dengan nilai survial rate (SR) sebesar 89,7%.Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki prospek sangat bagus untuk dikembangkan. Ketersedian juvenil (benih) udang vaname yang berkualitas sangat diperlukan untuk kegiatan pembesaran. Pendederan udang vanname memiliki beberapa kendala karena dalam proses pelaksanaannya menggunkaan padat tebar tinggi dan jumlah pakan yang dibutuhkan semakin tinggi. Kondisi penggunaan pakan yang tinggi tersebut dapat berdampak terhadap kualitas air budidaya. Hasil limbah dari metabolisme dan sisa pakan yang tidak termakan dapat menjadi toksik bagi udang. Teknologi yang dapat mengurangi resiko terhadap limbah yang bersifat toksik pada udang salah satunya adalah teknologi bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan Survival Rate (SR) pendederan udang vaname menggunakan teknologi Bioflok. Metode penelitian yang digunakan yaitu membandingkan secara langsung dengan analisis secara desnkriptif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan wadah bak permanen yang dilapisi terpal dengan ukuran 3m x 5m x 1,2m sebanyak 2 buah. Tiap bak diisi air laut dengan salinitas 30 ppt sebanyak 12.000 liter dilengkapi dengan 24 titik aerasi dan sebuah mikro bubble. Benih udang vaname yang digunakan berukuran PL 10 dengan bobot rerata 0.01 g/ekor dengan padat tebar 1.500 ekor/m3 (18.000 ekor/bak) dan 2000 ekor/m3 (24.000 ekor/bak). Lama waktu pemeliharaan selama 28 hari. Selama pemeliharaan diberi pakan komersil dengan dosis 5%-10% dari total bobot biomassa perhari. Hasil penelitian menunjukkan panjang dan bobot akhir rata rata yang terbaik didapat pada perlakuan A (1500 ekor/m3) yaitu sebesar 5.15 cm dan 2.32 gram/ekor dengan nilai survial rate (SR) sebesar 89,7%

    Senyawa Aktif dari Ekstrak Keong Mas Sebagai Pengganti 17 α Metil Testosteron untuk Pembenihan Ikan Nila (Oreochomis Niloticus) Monosex

    Get PDF
    Ikan Nila merupakan komoditas budidaya air tawar favorit di kalangan pembudidaya ikan. Selain memiliki kemudahan pemeliharaan dan adaptasi yang baik terhadap faktor eksternal, ikan nila juga mudah melakukan perkawinan liar jika dibudidaya secara heterosex. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan ikan betina lebih lambat karena pemijahan dan merugikan petani. Budidaya monosex menjadi solusi yang tepat untuk meminimalisir hal tersebut, sehingga diperlukan upaya pembalikan kelamin ikan (sex reversal) pada saat ikan masih larva. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan bahan aktif yang terkandung dalam keong mas sebagai bahan dalam sex reversal, mengetahui persentase jantanisasi dan nilai SR perlakuan. Tahapan penelitian terdiri dari ekstraksi keong, maserasi, evaporasi dan pengaplikasian dalam budidaya dengan perlakuan oral 2,7g/kg (ekstrak:pakan) pada 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak keong efektif menaikan persentase jantan 70,78% dari nilai kontrol 65%, namun belum mampu mempertahankan nilai SR lebih dari kontrol. Uji fitokimia menunjukan hasil kualitatif negatif terhadap kandungan steroid, hal ini dimungkinkan karena perbedaan jenis pelarut pada saat maserasi. Sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih reliabel

    Karakteristik Kimiawi Rumput Laut Lokal (Caulerpa sp.) Dan Potensinya Sebagai Sumber Antioksidan

    Get PDF
    Lampung coast has an abundant aquatic flora and fauna. One of them is green seaweed Caurlerpa sp. that commonly known as seagrape. It was dispersed in Ringgung, Kelapa Rapat, and Kota Agung seashore. The people ate seagrape dairy only in fresh form as vegetable called lalapan and rujak. This research aim for identifying the chemical compound of Caulerpa sp. and screening it’s potencial antioxidant compound. The variableof reasearsh are the differences of extraction solvent (methanol, ethylacetate and hexane) and kind of sample (fresh and dried seaweed). The observation are yield, proximate characteristic, phytochemical and antioxidant analysis. Data analysed by using ANOVA with Minitab 14.0 statistical apparatus. The Caulerpa sp extract has a potential antioxidant compound that able to scavenging free radical 1,1-diphenyl-2-pycryl hydrazil picrilhidrazine (DPPH). The phytocemical analysis identified theextract of Caulerpa sp containing alkaloid, fenolic, triterpenoid, and flavonoidcompound. Keywords:green seaweed, Caulerpa sp.,antioxidan

    APLIKASI PROBIOTIK HASIL MICROBIAL SCREENING SALURAN PENCERNAAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) SEBAGAI MATERIAL PENUNJANG PERTUMBUHAN DAN ANTIBODI ALAMI PADA IKAN

    Get PDF
    Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) tidak terlepas dari ancaman microbial desease yang sering menyebabkan kegagalan panen. Penanggunalanan penyakit bacterial menggunakan antibiotik dapat mengakibatkan resistensi dan tidak ramah lingkungan. Pemanfaatan mikroflora yang diisolasi dari saluran cerna sebagai mikroorganisme yang memiliki potensi sebagai probiotik menjadi alternatif untuk menyelesaikan urgensi permasalahan ini. Selain memiliki memiliki kemampuan menekan pertumbuhan bakteri patogen, probiotik diujikan terhadap respon pertumbuhan dan pembentukan antibodi ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat)dari saluran cerna ikan nila dan pengaplikasiannya pada budidaya ikan nila. Tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahapan yaitu isolasi mikroba dari saluran pencernaan, karakterisasi (morfologi, pewarnaan gram) dan uji invivo, pengujian mikroorganisme terhadap pertumbuhan dan antibody ikan nila. Identifikasi dilakukan melalui visualisasi (morfologi, warna, tekstur, koloni) dengan asumsi media spesifik NA telah menscreening koloni mikroorganisme yang tumbuh. Karakterisasi dilakukan dengan pewarnaan gram. Pengujian dilakukan pada pemeliharaan ikan dengan FCR 5%, berupa pakan yang telah difermentasi. Perlakuan A untuk pakan dengan tambahan probiotik kandidat hasil screening dan B untuk pakan dengan tambahan probiotik komersial. Uji perbaikan imun sistem dilakukan dengan membandingkan eritrosit dan leukosit di akhir pemeliharaan. Hasil screening mikroflora didapatkan empat isolat bakteri jenis bacillus dan satu isolate bakteri pseudomonas dan 1 isolat yeast Saccharomyces. Hasil pewarnaan gram semua isolate menunjukkan gram positif. Kepadatan bakteri pada probiotik dihitung pada pembesaran 1000x menunjukkan bahwa kapadatan microflora pada probiotik kandidat lebih tinggi dibandingkan dengan microflora di probiotik komersial walaupun tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan A menunjukkan nilai laju pertumbuhan yang lebih cepat senilai dua kali laju pertumbuhan pada perlakuan B. Namun, nilai SR perlakuan A 78,3% sedikit lebih rendah dari perlakuan B 81,3%.Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) tidak terlepas dari ancaman microbial desease yang sering menyebabkan kegagalan panen. Penanggunalanan penyakit bacterial menggunakan antibiotik dapat mengakibatkan resistensi dan tidak ramah lingkungan. Pemanfaatan mikroflora yang diisolasi dari saluran cerna sebagai mikroorganisme yang memiliki potensi sebagai probiotik menjadi alternatif untuk menyelesaikan urgensi permasalahan ini. Selain memiliki memiliki kemampuan menekan pertumbuhan bakteri patogen, probiotik diujikan terhadap respon pertumbuhan dan pembentukan antibodi ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat)dari saluran cerna ikan nila dan pengaplikasiannya pada budidaya ikan nila. Tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahapan yaitu isolasi mikroba dari saluran pencernaan, karakterisasi (morfologi, pewarnaan gram) dan uji invivo, pengujian mikroorganisme terhadap pertumbuhan dan antibody ikan nila. Identifikasi dilakukan melalui visualisasi (morfologi, warna, tekstur, koloni) dengan asumsi media spesifik NA telah menscreening koloni mikroorganisme yang tumbuh. Karakterisasi dilakukan dengan pewarnaan gram. Pengujian dilakukan pada pemeliharaan ikan dengan FCR 5%, berupa pakan yang telah difermentasi. Perlakuan A untuk pakan dengan tambahan probiotik kandidat hasil screening dan B untuk pakan dengan tambahan probiotik komersial. Uji perbaikan imun sistem dilakukan dengan membandingkan eritrosit dan leukosit di akhir pemeliharaan. Hasil screening mikroflora didapatkan empat isolat bakteri jenis bacillus dan satu isolate bakteri pseudomonas dan 1 isolat yeast Saccharomyces. Hasil pewarnaan gram semua isolate menunjukkan gram positif. Kepadatan bakteri pada probiotik dihitung pada pembesaran 1000x menunjukkan bahwa kapadatan microflora pada probiotik kandidat lebih tinggi dibandingkan dengan microflora di probiotik komersial walaupun tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan A menunjukkan nilai laju pertumbuhan yang lebih cepat senilai dua kali laju pertumbuhan pada perlakuan B. Namun, nilai SR perlakuan A 78,3% sedikit lebih rendah dari perlakuan B 81,3%

    Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di Keramba Jaring Apung Laut

    Get PDF
    Pacific white shrimp is one of the primadona of fishery commodities. The development of Pacific white shrimp can be done by using floating net cage (FNC). Shrimp culture in sea floating net cage is the one of alternative aquaculture of environmentally friendly shrimp cultivation and potentially become applicative technology of shrimp farming in the future. The aims of this study were to know the feasibility of white shrimp culture in sea floating net cage. The study was conducted by using descriptive and analytic method with 18 pieces of cage. Analysis of the feasibility using net present Value (NPV),Internal Rate of return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio, Gross Benefit-Cost Ratio, Payback Period (PBP), and Break Even Point (BEP). The study result show that the NPV is IDR 43,315,360.00; IRR is 21.47%; net B/C ratio is 5.11, gross B/C ratio is 3.71; PBP is 6 months and 9 days and BEP is 1,837.82 kg of shrimp biomass or IDR 147,025,891.18 of the value of sales. The final result of feasibility analysis of shrimp culture in sea floating net cage is feasible to run

    PROSES PENGOLAHAN IKAN TERI (Stolephorus sp.)DAN PEMANFAATAN LIMBAHNYA SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN DALAM MENDUKUNG KONSEP ZERO WASTE

    Get PDF
    Pasaran island is well known as a center of anchovy producer in the province of Lampung, Indonesia. The total of catched fish is to 57.6 tons per month so Pasaran island was classified as fisheries cluster producing anchovies in the province of Lampung. The processing units from fishing, curing, drying, processing to marketing steps was conducted by small and medium enterprises (SME’s) from local community. They producedvarious products such as dried anchovies, packaged vacum anchovies, snack, and raw material for feed of nila and catfish from anchovies waste. Theseintegrated processing system not only increasing the added values of anchovies in Pasaran islandbut also applying zero waste concept in the processing anchovies. Thus impacted on increasing SME’s and local community incomes.Pulau Pasaran dikenal sebagai penghasil ikan teri (Stolephorussp.) di provinsi Lampung dengan jumlah produksi mencapai 57,6 ton setiap bulannya. Hal ini menjadikan Pulau Pasaran sebagai sentra penghasil ikan di provinsi Lampung. Upaya pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat menghasilkan berbagai bentuk produk seperti ikan teri kering, teri kemasan vakum dan produk diversifikasi untuk makanan ringan serta pengolahn limbah sebagai bahan baku pakan (feed) untuk ikan nila dan lele. Upaya pengolahan ini disamping dapat meningkatkan nilai tambah (value added) dari ikan teri juga dapat menerapkan konsep zero waste dalam proses pengolahan ikan teri, sehingga pendapatan masyarakat lebih optimal

    PENGARUH PERBEDAAN JENIS TALI TERHADAP TINGKAT PENEMPELAN BENIH KERANG HIJAU (Perna viridis)

    Get PDF
    Kerang hijau Perna viridis merupakan komoditas perikanan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Perubahan larva kerang hijau dari planktonik menjadi sesil merupakan masa kritis untuk hidup larva kerang hijau. Penempelan kerang hijau memerlukan substrat yang baik agar benih kerang hijau menempel dengan sempurna dan tidak terbawa oleh arus. Pada proses budidaya kerang hijau diperlukan jenis substrat yang sesuai dengan bissus kerang hijau. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat penempelan benih pada substrat dan pertumbuhan panjang benih kerang hijau. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu jenis substrat (tali) yang berbeda (serat alami, serat sintetis dan serat nanas). Penempelan benih kerang hijau yang paling tinggi pada minggu ke 8 jenis serat alami yaitu 92%, selanjutnya serat sintetis 30% dan serat nanas 14%.   Panjang rata-rata benih kerang hijau yang paling baik pada serat alami yaitu 1,0 cm. Panjang rata-rata yang baik benih kerang hijau pada serat alami dapat disebabkan karena serat alami memiliki tekstur yang lembut yaitu seratnya terbuat dari beberapa jenis tumbuhan sehingga kerang hijau dapat menempel dengan baik. Berdasarkan uji lanjut BNT menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis tali menghasilkan tingkat penempelan yang berbeda nyata

    Performance of Green Mussel (Perna viridis) in Monoculture and Polyculture System Within Sea Bass (Lates calcarifer )

    Get PDF
    Green mussel (Perna viridis) is oyster has high potential to be developed. A huge market demand is an important factor to optimized green mussel cultivation, there are to system that could be applied for cultivation green mussel is polyculture and monoculture. The purposed of this study is to determined growth performance of green mussel which culture in monoculture and polyculture system. Green mussel is culture in floating cage bath of monoculture and polyculture system. In polyculture system green mussel placed within seabass (Lates calcarifer). Growth performance of green mussel determined by comparizing growth in wide and body lenght using T-test to analyzed factor that assigned to growth performance used principle component analysis (PCA) to environment factor such as Total Amonia Nitrogen (TAN), Total Organic Matters (TOM), Total Suspended Solid (TSS) and phytoplankton both in polycultured and monocultured system. The result of this research was shown that growth in this significant shown from third place where sample collected at 0-100 in depth The results showed that this significant growth was shown from the third place where the samples were collected at 0-100 in depth and the second place where the samples were collected at 100-150 in depth. This is caused by availability of feed source such as TOM and phytoplankton thy driven by sea current. The significant value shown by growth in wide of mussel shell at 100-150 cm in depth

    INSTALASI TEKNOLOGI BAGAN TANCAP (RACK CULTURE) KERANG HIJAU PADA KELOMPOK NELAYAN PANDAN ALAS, DESA SRIMINOSARI, LAMPUNG TIMUR

    Get PDF
    Sriminosari coastline is surrounded by mangroves and has high eco-tourism potential. Therefore,the local community initiatives to establish a Pandan Alas fishermen association to manage thefisheries and mangrove commodity. The commodity potential of the village is not only themangroves but also the presence of green mussel seeds which naturally found in the coastalwaters. This project intends to empower the Pandan Alas Fisherman Association in SriminosariVillage, the eastern region of Lampung, Indonesia. The local community is trained to culture thegreen mussels by introducing the rack culture system technology. This program carried outthrough a survey, focus group discussions (FGD), simulations, installation of rack culturetechnology, and evaluation. Green mussel cultivation has been run successfully in Sriminosari andhopefully to be a profitable and sustainable business.Desa Sriminosari dikenal sebagai desa yang dikelilingi mangrove (green belt) di sepanjang garis pantainya. Oleh sebab itu masyarakat berinisiatif membentuk kelompok nelayan Pandan Alas untuk memanfaatkan potensi alam. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi minawisata mangrove. Potensi Desa ini sebenarnya tidak terbatas pada mangrove, salah satunya adalah adanya bibit kerang hijau (Perna viridis) yang secara alami dapat ditemukan di perairan pesisir pantainya. Program ini bermaksud membina Kelompok Nelayan Pandan Alas Desa Sriminosari, Lampung Timur, agar bisa memaksimalkan potensi kerang hijau yang dimiliki dengan introduksi budidaya kerang hijau sistem bagan tancap (rack culture). Pelaksanaan pengabdian dilakukan melalui proses survey, focus group discussion (FGD), pelatihan, instalasi teknologi bagan tancap, dan evaluasi program. Usaha budidaya kerang hijau dengan sistem bagan tancap telah berjalan dan harapannya dapat menjadi usaha yang menguntungkan dan berkesinambungan, serta menjadikan Sriminosari tidak hanya sebagai lokasi minawisata mangrove melainkan juga menjadi menjadi produsen kerang hijau di Lampung
    corecore