13 research outputs found

    APLIKASI SERBUK CANGKANG TELUR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA TANAH GAMBUT MEULABOH

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of eggshell powder application and manure on the growth and production of watermelon on meulaboh peat soils and whether these two factors were real or not. This research was conducted in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Teuku Umar Meulaboh University from December 2018 to April 2019. This study used a 4 x 4 factorial randomized block design with three replications. The egg shell powder (C) factor consisted of four the levels are: C0 = control, C1 = 300 kg / ha (2.25 g / polybag), C2 = 400kg / ha (3 / polybag), C3 = 500 kg / ha (3.75 g / polybag) (Syam et al., 2014). Factor manure (K) consists of four levels, namely: K0 = control, K1 = 50 tons / ha (0.375 kg / polybag), K2 = 100 tons / ha (0.75 kg / polybag), K3 = 150 tons / ha (1,125 kg / polybag) Observation parameters include; plant length (cm), number of leaves, age of flowering, fruit length (cm), diameter of fruit (cm), weight of fruit (kg), production of tons / ha. The results showed that the dose of eggshell had a significant effect on increasing soil pH, a very significant effect on the length of the 15 HST plant but had no significant effect on the length of the 30 HST plant, the number of leaves 15 and 30 HST, and the flowering phase. Significantly affect the fruit length and fruit diameter. However, no significant effect on fruit weight and tons / ha production. Manure has a very significant effect on the length of watermelon plants aged 15 HST. However, the effect was not significant at the age of 30 HST. Significant effect on the number of watermelon leaves aged 15 HST, however, very significant effect on the age of 30 HST. Very significant influence on watermelon flowers and very significant effect on fruit length, diameter, fruit weight, and tons / ha production. There was no interaction between eggshell and manure from all treatments. Keywords: Eggshell Powder, Manure, Watermelon, Peatland

    Identifikasi Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Padi Lokal Potensial Barat Selatan-Aceh

    Get PDF
    Provinsi Aceh memiliki banyak padi lokal yang masih dibudidayakan petani terutama di Wilayah Barat-Selatan Aceh, padi lokal tersebut perlu diidentifikasi karakter agronomi dan dimanfaatkan sebagai sumber gen dalam perakitan varietas unggul baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter agronomi dari genotipe potensial padi lokal di wilayah Barat-Selatan Aceh. Penelitan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat dari tanggal 21 Februari  sampai dengan tanggal 04 Oktober 2018. Bahan penelitian adalah 7 genotipe padi lokal yang di peroleh dari sejumlah Kabupaten di Barat-Selatan Aceh yaitu: Ramos, Pala Gajah, Manyam U, Siputeh,  Kepala Gidan Ginco,Tinggong, dan Sirende. Tanah aluvial, Pupuk kandang, pupuk urea, NPK dan pot ukuran 8 kg tanah. Pelaksanaan penelitian mulai dari perlakuan dan penyemaian benih, persiapan media tanam, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen. Pengamatan : Tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 45 HST, Umur berbunga, Tinggi tanaman saat panen, Jumlah anakan produktif, Umur panen, Panjang malai, Jumlah biji per malai, Presentase gabah bernas dan hampa dan Bobot 1000 butir gabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter agronomi baik pertumbuhan dan hasil dari genotipe yang dicobakan. Dimana tinggi tanman  umur 45 HST  tertinggi pada genotipe Pala Gajah (134.17), Jumlah anakan umur 45 HST genotipe Siputeh (43.33), umur berbunga tercepat pada genotipe Manyam U (79 hari). Tinggi tanaman saat panen pada genotipe Siputeh (211.83), Jumlah anakan Produktif terbanyak pada genotipe Sirende (19.83), Umur panen tercepat tanaman padi ini terdapat pada genotipe  Pala Gajah  (132 hari). malai terpanjang  terdapat pada genotipe Pala Gajah ( 26.60 cm ). jumlah biji permalai terbanyak genotipe Pala Gajah (388.10). persentase gabah bernas tertinggi terdapat pada genotipe Kepala Gidan Kinco persentase gabah hampa tertinggi terdapat pada genotipe Pala Gajah, Berat 1000 butir pada genotipe Manyam U. Genotipe-genotipe tersebut dijadikan sebagai tetua dalam perakitan varietas unggul baru

    Identifikasi Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Padi Lokal Potensial Barat Selatan-Aceh

    Get PDF
    Provinsi Aceh memiliki banyak padi lokal yang masih dibudidayakan petani terutama di Wilayah Barat-Selatan Aceh, padi lokal tersebut perlu diidentifikasi karakter agronomi dan dimanfaatkan sebagai sumber gen dalam perakitan varietas unggul baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter agronomi dari genotipe potensial padi lokal di wilayah Barat-Selatan Aceh. Penelitan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat dari tanggal 21 Februari  sampai dengan tanggal 04 Oktober 2018. Bahan penelitian adalah 7 genotipe padi lokal yang di peroleh dari sejumlah Kabupaten di Barat-Selatan Aceh yaitu: Ramos, Pala Gajah, Manyam U, Siputeh,  Kepala Gidan Ginco,Tinggong, dan Sirende. Tanah aluvial, Pupuk kandang, pupuk urea, NPK dan pot ukuran 8 kg tanah. Pelaksanaan penelitian mulai dari perlakuan dan penyemaian benih, persiapan media tanam, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen. Pengamatan : Tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 45 HST, Umur berbunga, Tinggi tanaman saat panen, Jumlah anakan produktif, Umur panen, Panjang malai, Jumlah biji per malai, Presentase gabah bernas dan hampa dan Bobot 1000 butir gabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter agronomi baik pertumbuhan dan hasil dari genotipe yang dicobakan. Dimana tinggi tanman  umur 45 HST  tertinggi pada genotipe Pala Gajah (134.17), Jumlah anakan umur 45 HST genotipe Siputeh (43.33), umur berbunga tercepat pada genotipe Manyam U (79 hari). Tinggi tanaman saat panen pada genotipe Siputeh (211.83), Jumlah anakan Produktif terbanyak pada genotipe Sirende (19.83), Umur panen tercepat tanaman padi ini terdapat pada genotipe  Pala Gajah  (132 hari). malai terpanjang  terdapat pada genotipe Pala Gajah ( 26.60 cm ). jumlah biji permalai terbanyak genotipe Pala Gajah (388.10). persentase gabah bernas tertinggi terdapat pada genotipe Kepala Gidan Kinco persentase gabah hampa tertinggi terdapat pada genotipe Pala Gajah, Berat 1000 butir pada genotipe Manyam U. Genotipe-genotipe tersebut dijadikan sebagai tetua dalam perakitan varietas unggul baru

    PEMANFAATAN PERKARANGAN DENGAN TANAMAN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) DALAM MEMENUHI KECUKUPAN GIZI DAN IMUNOMODULATOR TERHADAP PENCEGAHAN COVID 19

    Get PDF
    Kelor memiliki banyak manfaat, hampir semua bagian tumbuhan kelor dapat dimanfaatkan manusia. Bagian tumbuhan kelor yang paling sering dimanfaatkan adalah daun. Pengabdian ini dilakukan untuk menyampaikan dan mensosialisakan manfaat kelor bagi pemenuhan gizi, obat tradisional dan sebagai antibodi serta desinfektan dalam mencegah covid 19. Selain itu kelor juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan yang enak. Pelaksanaan program pengabdian berbasis riset (PBR) melibatkan mahasiswa Universitas Teuku Umar sebagai proses pembelajaran dan mengaplikasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Metode tahapan pelaksanaan program PBR implementasi IPTEKS Pemanfaatan perkarangan dengan tanaman kelor dalam memenuhi kecukupan gizi dan Imunomodulator terhadap pencegahan Covid 19, yang dilaksanakan pada KWT Wanita Berusaha dan kelompok tani Makmu Beusare sebagai mitra program PBR yang terletak di desa Pasi Aceh Baroh, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat dilakukan secara sistematis. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan Survei dan wawancara dengan mitra terkait permasalahan yang dihadapi, kemudian pelatihan dan pendampingan pembibitan dan penanaman kelor, selanjutnya mengadakan sosialisasi dan pendampingan Mitra dalam pengolahan hasil tanaman kelor. Mitra menjadi “Model†bagi petani lainya dengan menerapkan IPTEKS setelah memberikan dampak positif bagi masyarakat Aceh. Kegiatan ini berjalan sukses dengan menghasilkan beberapa kegiatan sesuai dengan kesepakatan baik dari pihak pengusul penyuluh, KWT dan poktan makmu beusare. Hasil setelah mengikuti kegiatan program PBR, warga mengetahui manfaat, khasiat berbagai produk olahan kelor serta mampu membudidayakan dan mengolah hasil tanaman kelor. Selain itu, warga jadi berkeinginan untuk menjadikan kampong mereka menjadi kampong kelor sehingga mampu meningkatkan pendapatan warga dengan berbagi manfaat dan olahan kelor, juga menjadi kampong Destinasi Wisata Kelor

    Hubungan Perilaku Ibu Menyusui Terhadap Teknik Menyusui Yang Benar di Bidan Praktik Swasta Elida Fitri Kecamatan Blangpidie Aceh Barat Daya 2014

    Get PDF
    Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat di lalui dengan aman. Teknik menyusui yang benar perlu dipelajari oleh setiap ibu bukan hanya ibu yang pertama kali melahirkan juga ibu yang pernah menyusui anaknya. Ini disebabkan setiap bayi yang lahir individu tersendiri. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan manusia baru agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik bagi bayinya. Pada sebagian ibu yang tidak paham tentang teknik menyusui yang benar kegagalan menyusui sering dianggap sebagai problem pada anaknya saja, selain itu ibu sering mengeluh bayinya sering menangis atau menolak menyusui, diartikan bahwa asinya tidak cukup. Penelitian ini merupakan Penelitian analitik dengan Desain Cross Sectional dengan jumlah populasi 187 Ibu menyusui, dan sampel dalam Penelitian ini sebanyak yaitu 65 Ibu menyusui di Bidan Praktek Swasta Elida Fitri Kecamatan Blang Pidie Aceh Barat Daya. Hasil penilitian ini didapatkan dari uji statistik adanya hubungan antara pengetahuan terhadap tehnik penyusui yang benar dimana P. Value 0,01 yang berarti lebih kecil dari 0,05, ada hubungan antara sikap terhadap tehnik menyusui yang benar dengan P. Value 0,04 berarti lebih kecil dari 0,05, ada hubungan antara tindakan terhadap tehnik menyusui yang benar di mana P. Value 0,00 lebih kecil dari 0,05. Penulis menyarankan bagi Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya dapat memberikan penyuluhan kepada ibu menyusui agar ibu dapat mengetahui tentang tehnik menyusui yang benar. Diharapkan kepada pihak Pukesmas dan Klinik Swasta yang ada hendaknya menyediakan sarana dan Poster-poster serta buku baca yang berkaitan dengan Pengetahuan Teknik menyusui

    PENGARUH JENIS AMELIORAN DAN DOSIS PUPUK SERBAGUNA (AGRODYKE) PADA PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum Purpureum CV. Mott) DILAHAN GAMBUT

    Get PDF
    Odot elephant grass is a tropical forage forage that is easily developed, has high production and can be used as animal feed.This study aims to determine the effect of ameliorant types and organic fertilizer (Agrodyke) doses on the growth of odot elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on peatlands. This study used a 3x3 factorial randomized block design (RBD) with 3 replications consisting of: (1) ameliorant type factor (A) consisting of 3 levels, namely: A1 =dolomite lime, A2 = Shellfish shell, A3 = Eggshell. (2) Agrodyke fertilizer dose factor (D) Consists of 3 levels, namely: D0 = 0 gram / plant, D1 = 10 gram / plant, D2 = 20 gram / plant. Observation parameters are the number of leaves, number of shoots, leaf length, plant height. The results of this study indicate that the type of ameliorant did not significantly affect the number of leaves, number of shoots, leaf length, and plant height at 2 MST, 4 MST, and 6 MST. Versatile fertilizer (Agrodyke) dosage significantly affected the number of leaves and plant height at 6 MST. But no significant effect on the number of leaves, number of shoots and plant height in 2 MST and 4 MST. Keywords: Peat, Ameliorant Species, Odot Elephant Grass, Agrodyke

    PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LADA (Piper nigrum L.)

    Get PDF
    This research to know influence of some and concentration hormonal growth organic to the growth cutting of peppercorn real and whet her there is  interaction both of factor.  This research have been executed by in Garden Agriculture Faculity of Teuku  Umar University Meulaboh,  Aceh Barat  Started 14 August up to 27 October 2015. This research to used is a randomized  blokc desigh (RBD) with  3 x 4 and  3 with  there replications. The first factor consist of some hormonal growth organic of 3 level extract Shallot, young coconut water, and extract bean sprouts. Second factor consisting of 4 level that is concentration of some hormonal growth organic of  0% (contro), 15 %, 25% and 35%. The result showed that the influence of some organic hormonal growth were affected to amount of shoot, long of shoot, root, and root wight. This research show that the concentration some hormonal growth affeected to amount of shoot, long of shoot, root, long of root and root wight. There was interaction between influence of some and concentration hormonal growth organic on all parameters of observation. Keywords: concentration, kind of amelioran, organic hormonal growth, pepper cutting

    EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BERBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa damascene Mill)

    Get PDF
    ABSTRAK Mawar merupakan salah satu jenis tanaman hias yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Bukan hanya dimanfaatkan sebagai tanaman bunga, akan tetapi mawar juga sering digunakan sebagai tanaman hias ditanam dipot, dijadikan bunga tabur, parfum, kosmetik dan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek mawar terhadap pemberian berbagai zat pengatur tumbuh alami dan lama perendaman serta nyata tidaknya kedua faktor tersebut. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 4 ulangan yaitu (1) pemberian Zpt (Z) dengan 4 taraf;  Z0: kontrol, Z1: bawang merah (100%), Z2: air kelapa (100%), Z3: tauge (100%). (2) Lama perendaman (M) dengan 3 taraf; M0: 0 jam, M1: 5 jam, M2: 10 jam. Parameter pengamatan adalah jumlah tunas, panjang tunas dan diameter jumlah daun umur 20, 30 dan 40 HST, jumlah akar ,panjang akar dan diameter persentase tumbuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh alami berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan persentase tumbuh umur 40 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas 20, 30 dan 40 HST, panjang tunaas 20, 30 dan 40 HST, jumlah daun 20, 30 dan 40 HST dan jumlah akar. Lama perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar dan persentase tumbuh. Terdapat interaksi antara zat pengatur tumbuh alami dan lama perendaman pada jumlah tunas 20, 30 dan 40 HST tanaman stek mawar (Rosa damascene Mill) yang diamati. Kata Kunci : Mawar, Zat Pengatur Tumbuh Alami, Lama Perendaman. ABSTRAC Rose is one type of ornamental plant whose existence is often used. Not only used as a flower plant, but roses are also often used as an ornamental plant planted in pots, used as sow flowers, perfume, cosmetics and medicines. This study aims to determine the effect of the growth of rose cuttings on the provision of various natural growth regulators and the duration of immersion and the significance of these two factors. The experimental design used in this study was a factorial randomized block design (RBD) consisting of 2 factors and 4 replications, namely (1) giving Zpt (Z) with 4 levels; Z0: control, Z1: shallots (100%), Z2: coconut water (100%), Z3: bean sprouts (100%). (2) duration of immersion (M) with 3 levels; M0: 0 hours, M1: 5 hours, M2: 10 hours. Observation parameters were the number of shoots, length of shoots and diameter of the number of leaves aged 20, 30 and 40 DAS, number of roots, root length and percentage of growth diameter. The results showed that the provision of natural growth regulators had a significant effect on root length and growth percentage at 40 DAS. It had no significant effect on the number of shoots 20, 30 and 40 DAS, the length of tunaas 20, 30 and 40 DAS, the number of leaves 20, 30 and 40 DAS and the number of roots. The duration of immersion did not significantly affect the number of shoots, length of shoots, number of leaves, number of roots, length of roots and percentage of growth. There was an interaction between natural growth regulators and the duration of soaking in the number of shoots 20, 30 and 40 DAS for the observed rose cuttings (Rosa damascene Mill). Keywords: Rose, Natural Growth Regulatory Substance, Soaking Time

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN Monosodium Glutamat (MSG) DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max(L.) Merill.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk efektivitas dosis pemberian monosodium glutamat (MSG) dan npk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai  (Glycine max (L.) Merill.)”, yang dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Teuku Umar, Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan   acak   kelompok   faktorial (RAKF) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis monosodium glutmat meliputi dosis 0 gram/polybag (M0), dosis 3 gram/polybag (M1), dosisi 6 gram/polybag (M2), dosisi 9 gram/polybag (M3) Faktor kedua adalah NPK meliputi dosis 0 kg/ha (N0), 125 kg/ha (N1), 250 kg/ha (N2). Hasil penelitian uji F pada analisis ragam menunjukkan Dosis monosodium glutamat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 30 HST, dan berpengaruh sangat nyata pada parameter tinggi tanaman 45 HST, diameter batang 30 dan 45 HST, jumlah polong, berat 100 bji, namun tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman 15 HST dan diameter batang 15 HST. Dosis 6 gram/polybag (M2) merupakan dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Dosis NPK tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman pada 15, 30, 45 HST, diameter batang 15 dan 30 HST, dan berat 100 bji, namun berpengaruh sangat nyata pada parameter diameter batang 45 HST, jumlah polong. Interaksi dosis Monosodium Glutamat dan NPK berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman 45 HST, dan jumlah polong pertanaman. Secara interaksi terbaik menunjukan dosis Monosodium glutamat 6 gram/polybag dengan pemberian dosis NPK 250 kg/ha dapat meningkatkan jumlah polong per tanaman
    corecore