3 research outputs found
Makna Ketidakpatuhan Wajib Pajak Importir (Sebuah Studi Fenomenologi)
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui makna ketidakpatuhan wajib
pajak importir terhadap kewajiban pajak impor mereka. Metode di dalam penelitian
ini menggunakan fenomenologi transendental. Wawancara dilakukan kepada lima
wajib pajak importir yang tidak patuh untuk berusaha menemukan makna
ketidakpatuhan berdasarkan pengalaman dan sesuai kesadaran mereka. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman buruk yang dialami importir
terhadap perpajakan dan adanya praktik pajak borongan sebagai wadah untuk
meraup keuntungan besar menjadi dua alasan utama mengapa importir tidak
patuh. Berawal dari pengalaman buruk yang dialami informan, hingga pada
akhirnya menimbulkan kekecewaan dan ketidakpercayaan lagi terhadap oknum
yang bekerja di otoritas pajak. Adanya praktik pajak borongan sebagai wadah
untuk meraup keuntungan besar juga menjadi alasan utama perilaku
ketidakpatuhan importir. Banyak alasan yang dikatakan informan mengapa
mereka pada akhirnya melakukan praktik ini, seperti adanya bantuan dari PPJK
yang memudahkan praktik ini, adanya celah di sektor ekspor dan impor, suatu
bentuk mencari keadilan, tidak adanya keuntungan secara langsung dan nyata di
dalam membayar pajak, dan yang terakhir mereka juga mempertimbangkan aspek
kesejahteraan karyawan. Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini untuk
mengembangkan Teori Psikologi Fiskal Schmolders (1959), Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow (1968), Teori Cost Benefit Model Jules Dupuit (1844), dan
Teori Perilaku Terencana Ajzen (1985). Implikasi praktis dari hasil penelitian ini
sebagai bahan pertimbangan otoritas Bea Cukai dalam mengevaluasi kelemahan-
kelemahan yang terjadi untuk segera diperbaiki. Implikasi kebijakan dari hasil
penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan perpajakan yang bar
Studi Fenomenologi: Makna Ketidakpatuhan Wajib Pajak Importir
Abstrak Penelitian ini berjudul āMakna Ketidakpatuhan Wajib Pajak Importirā dengan menggunakan Studi Fenomenologi pada wajib pajak importir Surabaya. Tujuannya yaitu untuk mengungkap makna dari wajib pajak importir mengenai ketidakpatuhan dalam hal perpajakan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi fenomenologi dengan paradigma interpretif. Data yang digunakan dalam penelitian studi fenomenologi adalah data Wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analysis fenomenologi oleh Sanders (1982). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengalaman buruk yang dialami importir terhadap perpajakan dan adanya praktik pajak borongan sebagai wadah untuk meraup keuntungan besar menjadi dua alasan utama mengapa importir tidak patuh. Berawal dari pengalaman buruk yang dialami informan, hingga pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan ketidakpercayaan lagi terhadap oknum yang bekerja di otoritas pajak. Adanya praktik pajak borongan sebagai wadah untuk meraup keuntungan besar juga menjadi alasan utama perilaku ketidakpatuhan importir. Sintesis dari penelitian ini adalah peran pemerindah khususnya DJP sangat berpengaruh untuk menekan ketidakpatuhan wajib pajak importir. Perbaikan system serta perketat system merupakan hal yang tepat untuk menanggulangi ketidakpatuhan.This study is entitled "The Meaning of Non-Compliance of the Taxpayer Importers" using the Phenomenology Study of the Surabaya importer taxpayers. The aim is to uncover the meaning of the importer taxpayer regarding non-compliance in taxation. This type of research uses a qualitative approach to the study of phenomenology with an interpretive paradigm. The data used in the study of phenomenological studies are interview data. The data analysis technique used is the phenomenological analysis technique by Sanders (1982). The results of this study indicate that there are bad experiences experienced by importers regarding taxation and the existence of wholesale tax practices as a container to reap huge profits are the two main reasons why importers do not comply. Starting from a bad experience experienced by the informant, until in the end it caused disappointment and distrust again for the person working in the tax authority. The existence of wholesale tax practices as a forum for making large profits is also the main reason for the non-compliance behavior of importers. The synthesis of this research is that the role of the government, especially the DGT, is very influential in suppressing the non- compliance of importers taxpayers. Repairing the system as well as tightening the system is the right thing to overcome non- compliance
Studi Fenomenologi: Makna Ketidakpatuhan Wajib Pajak Importir
Abstrak Penelitian ini berjudul āMakna Ketidakpatuhan Wajib Pajak Importirā dengan menggunakan Studi Fenomenologi pada wajib pajak importir Surabaya. Tujuannya yaitu untuk mengungkap makna dari wajib pajak importir mengenai ketidakpatuhan dalam hal perpajakan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi fenomenologi dengan paradigma interpretif. Data yang digunakan dalam penelitian studi fenomenologi adalah data Wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analysis fenomenologi oleh Sanders (1982). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengalaman buruk yang dialami importir terhadap perpajakan dan adanya praktik pajak borongan sebagai wadah untuk meraup keuntungan besar menjadi dua alasan utama mengapa importir tidak patuh. Berawal dari pengalaman buruk yang dialami informan, hingga pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan ketidakpercayaan lagi terhadap oknum yang bekerja di otoritas pajak. Adanya praktik pajak borongan sebagai wadah untuk meraup keuntungan besar juga menjadi alasan utama perilaku ketidakpatuhan importir. Sintesis dari penelitian ini adalah peran pemerindah khususnya DJP sangat berpengaruh untuk menekan ketidakpatuhan wajib pajak importir. Perbaikan system serta perketat system merupakan hal yang tepat untuk menanggulangi ketidakpatuhan.This study is entitled "The Meaning of Non-Compliance of the Taxpayer Importers" using the Phenomenology Study of the Surabaya importer taxpayers. The aim is to uncover the meaning of the importer taxpayer regarding non-compliance in taxation. This type of research uses a qualitative approach to the study of phenomenology with an interpretive paradigm. The data used in the study of phenomenological studies are interview data. The data analysis technique used is the phenomenological analysis technique by Sanders (1982). The results of this study indicate that there are bad experiences experienced by importers regarding taxation and the existence of wholesale tax practices as a container to reap huge profits are the two main reasons why importers do not comply. Starting from a bad experience experienced by the informant, until in the end it caused disappointment and distrust again for the person working in the tax authority. The existence of wholesale tax practices as a forum for making large profits is also the main reason for the non-compliance behavior of importers. The synthesis of this research is that the role of the government, especially the DGT, is very influential in suppressing the non- compliance of importers taxpayers. Repairing the system as well as tightening the system is the right thing to overcome non- compliance