29 research outputs found

    KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN PADA PEKERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT

    Get PDF
    Kebisingan merupakan suara yang tidak dihendaki yang berpotensi mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan yang terutama berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik. Tercatat 380 orang pekerja dapur rumah sakit di Makassar terpapar kebisingan setiap harinya dalam setahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kebisingan dengan keluhan kesehatan non pendengaran pada pekerja di bagian instalasi gizi rumah sakit di Makassar tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh pekerja dapur rumah sakit di Makassar sebanyak 380 orang. Sampel adalah pekerja dapur rumah sakit di Makassar yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 113 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat kebisingan (p=0,015), Umur (p=0,039) dan masa kerja (p=0,011) dengan keluhan kesehatan non pendengaran sedangkan lama kerja (p=0,454) tidak berhubungan dengan keluhan kesehatan non pendengaran. Penggunaan APD tidak dianalisis karena datanya yang bersifat homogen. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara keluhan kesehatan non pendengaran dengan tingkat kebisingan, umur dan masa kerja pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar tahun 2014

    DETERMINAN KELUHAN AKIBAT TEKANAN PANAS PADA PEKERJA BAGIAN DAPUR RUMAH SAKIT DI KOTA MAKASSSAR

    Get PDF
    ABSTRAK\ud Suhu merupakan faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan pada pekerja. Tercatat 380 orang pekerja dapur rumah sakit di Makassar terpapar panas setiap harinya dalam setahun terakhir. Penelitian bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan akibat tekanan panas pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar . Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh pekerja dapur rumah sakit di Makassar sebanyak 380 orang. Sampel adalah pekerja dapur rumah sakit di Makassar yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 113 responden. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan suhu ruangan (p=0,005) dan masa kerja (p=0,031) dengan keluhan akibat tekanan panas sedangkan umur (p=0,447), kebiasaan minum air (p=0,281), lama kerja (0,432) dan waktu istirahat (p=0,990) tidak berhubungan dengan keluhan akibat tekanan panas. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara keluhan akibat tekanan panas dengan suhu ruangan, dan masa kerja pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar

    HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN PADA PEKERJA INSTALASI LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan bisa menggangu percakapan sehingga mempengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung, selain itu dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti kejengkelan, kecemasan dan ketakutan. Masih sedikit yang menyadari mengenai bahaya bising di instalasi laundry. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan kesehatan non pendengaran seperti umur, masa kerja, lama paparan, dan penggunaan alat pelindung telinga. Populasi penelitian ini sebanyak 140 orang dan sampel sebanyak 54 pekerja yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 responden dan berumur kisaran 22 ??? 38 tahun yakni sebanyak 30 responden. Uji statistik menunjukkan bahwa keluhan kesehatan non pendengaran berhubungan dengan intensitas kebisingan (p=0,024) dan tidak ada hubungan dengan umur (p=0,998) dan masa kerja (p=0,149)

    HUBUNGAN KEBISNGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA PADA BAGIAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Suara-suara yang berada di tempat kerja dapat menimbulkan kebisingan. Dampak utama dari kebisingan di tempat kerja adalah kerusakan indera-indera pendengaran yang lama-kelamaan dapat menyebabkan ketulian pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, lama paparan, masa kerja, dan intensitas bising dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah populasi adalah 200 orang dan sampel sebanyak 73 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara umur (p=0,000 dan r=0,431), lama pemaparan (p=0,007 dan r=0,311), dan masa kerja (p=0,002 dan r=0,362) dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Sedangkan intensitas kebisingan (p=0,277 dan r=0,129) tidak memiliki hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara umur, lama paparan, dan masa kerja dengan gangguan pendengaran sedangkan intensitas bising tidak terdapat hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja di instalasi gizi Rumah Sakit Kota Makassar tahun 2014

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PERCETAKAN DI KOTA MAKASSAR: Factors Related to Prevention of Dermatitis Contact Workers in Printing Workers in Makassar City

    Get PDF
    Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan kimia atau substansi yang menempel pada kulit dan ditandai dengan kemerahan, gatal, dan peradangan. Gejalanya dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun tetapi yang paling umum adalah tangan dan wajah. Penelitian surveilans di Amerika menyebutkan bahwa 80 penyakit kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak. Diantara dermatitis kontak, dermatitis kontak iritan menduduki urutan pertama dengan 80 % dan dermatitis kontak alergi menduduki urutan kedua dengan 14%-20%. Dermatitis kontak merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada Negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Prevalensinya pada Negara berkembang dapat berkisar antara 20-80% Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terhadap pencegahan dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja percetakan di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja percetakan di Kota Makassar khusunya pada percetakan spanduk dan sablon yang berjumlah 225 orang yang diambil secara simple random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan usia (p=0,017), jenis kelamin (p=0,087), tingkat pengetahuan (p=0,000), higiene perorangan (p=0,000). Disarankan bagi pekerja yang berusia muda sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan perorangan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun setelah bekerja, dan mandi setelah pulang bekerja. Setiap perusahaan percetakan sebaiknya sesekali melakukan penyuluhan terkait dermatitis kontak dan bahaya dari bahan kimia yang digunakan pada percetakan

    HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN NYERI LEHER PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI KOPERASI TENAGA KERJA BONGKAR MUAT PELABUHAN MAKASSAR

    Get PDF
    Pelabuhan merupakan tempat bagi tenaga kerja bongkar muat untuk mengangkat dan mengangkut barang. Tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung resiko terhadap kesehatan. Tenaga kerja di pelabuhan berpotensi untuk terkena nyeri leher karena kegiatan mengangkat dan mengangkut barang dapat membebani otot leher. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian survey analitik cross sectional study. Sampel penelitian adalah anggota TKBM Pelabuhan Makassar yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Makassar sebanyak 904 orang. Pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling yakni mengambil sampel secara random dari 2 regu, yaitu regu darat dan regu laut dalam 3 shift yang ada di KTKBM Pelabuhan Makassar dengan besar sampel 90 orang. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri leher yang dialami oleh tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Makassar adalah sebesar 66,7% dari 90 responden. Berdasarkan variabel umur (p value = 0,015), menunjukkan ada hubungan dengan nyeri leher. Sedangkan beban kerja (p value = 0,324),massa kerja (p value = 0,361), dan posisi tubuh saat bekerja (p value = 0,055) menunjukkan tidak ada hubungan dengan nyeri leher. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada tenaga kerja yang berumur tidak produktif sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, sebaiknya mengangkat beban tidak >40 kg, posisi saat kerja dan cara kerja yang benar dapat mengurangi terjadinya nyeri leher,dan rutin berolaraga. \ud Kata Kunci : Beban Kerja,Nyeri Leher,TKB

    KEAMANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA KARYAWAN PERCETAKAN KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, pada pasal 2 menyebutkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, Hal ini dimaksudkan maka suatu perusahaan yang menyimpan dan mengangkut bahan kimia berbahaya harus dikelola secara. Kejadian di Kota Solo tahun 2003 pada percetakan sablon menghanguskan pabrik seisinya. Hal Ini diakibatkan karena ketidakamanan dalam penyimpanan bahan kimia percetakan. Hasil Penelitian Fatmawati Hamid yang dilakukan pada industri percetakan, didapatkan mengalami dermatitis kontak sebanyak 26 (50%) responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan tindakan terhadap penanganan dan penyimpanan bahan kimia percetakan Kota Makassar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah operator industri percetakan se-Kota Makassar yaitu sebanyak 146 responden dari 68 percetakan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ditentukan melalui metode purposive sample dengan kriteria karyawan yang berkontak langsung dengan bahan kimia. Hasil penilitian karyawan dengan pengetahuan penanganan bahan kimia responden pada kelompok pengetahuan sedang sebanyak 49,3%, sedangkan karyawan dengan pengetahuan penyimpanan bahan kimia terdapat tingkat pengetahuan sedang 65,1%. Karyawan dengan tindakan penanganan responden tertinggi terdapat pada kategori positif sebanyak 44,5%.Karyawan dengan tindakan penyimpanan responden tertinggi terdapat pada kategori positif 73,3%. Disarankan kepada karyawan lebih memperhatikan cara penanganan dan penyimpanan bahan kimia di percetakan yang baik serta pengusaha atau pemilik perusahaan percetakan memfasilitasasikan kepada karyawan

    POLA KEJADIAN CEDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN INDUSTRI PERCETAKAN DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

    Get PDF
    Pertumbuhan jumlah industri percetakan juga disertai dengan semakin tingginya angka kejadian cedera akibat kecelakaan kerja. Seringnya terjadi cedera akibat kecelakaan kerja di industri percetakan merupakan masalah yang serius mengingat kebutuhan akan kegiatan percetakan akan terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kejadian cedera akibat kecelakaan kerja pada karyawan industri percetakan di Kota Makassar Tahun 2013 . Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasinya adalah seluruh karyawan industri percetakan di Kota Makassar yang terdaftar dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar sebanyak 305 orang dari 77 percetakan. Sampelnya sebanyak 146 responden dari 68 percetakan. Teknik penarikan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria karyawan yang bertindak sebagai operator percetakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecelakaan kerja dialami oleh 106 karyawan (72.6%) dengan 290 kejadian yang menghasilkan 269 kejadian (92.8%) cedera. Kontak dengan benda dan bahan berbahaya merupakan mekanisme kecelakaan kerja tertinggi yang dialami oleh karyawan yaitu sebesar 34.5%. Penyebab kecelakaan tertinggi yaitu peralatan sebanyak 52.8%. Jenis cedera tertinggi yaitu luka teriris sebanyak 34.9%. Bagian tubuh yang menjadi letak cedera tertinggi yaitu pada jari tangan sebanyak 61.5%. Waktu kejadian kecelakaan tertinggi yaitu pada pukul 12.00-16.00 sebanyak 38.3%. Jenis pekerjaan yang tertinggi dikerjakan oleh operator pada saat mengalami kecelakaan yaitu pra cetak sebanyak 62.4%. Disarankan kepada karyawan sebaiknya tidak ceroboh dalam menggunakan peralatan dan bahan saat melakukan pekerjaannya dan pihak perusahaan menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan yang nyaman dan tidak mengganggu pekerjaan karyawannya

    GAMBARAN KAPASITAS PARU PEKERJA PENGECATAN MOBIL DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

    Get PDF
    Pekerja pengecatan mobil perlu mendapat perhatian karena risiko penyakit akibat kerjanya cukup besar. Bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam cat bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik, apabila masuk ke dalam saluran pernapasan dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan yang selanjutnya dapat menurunkan kapasitas paru dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kapasitas paru pekerja pengecatan mobil di kota Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang yang diambil secara keseluruhan (exhaustive sampling). Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas paru normal sebanyak 15 orang (46.9%) sedangkan kapasitas tidak normal sebanyak 17 orang (53.1%). Kapasitas paru tidak normal menurut umur, masa kerja, penggunaan masker, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga. Menurut kondisi umur, persentase tertinggi pada umur ???46 tahun sebesar 75%. Menurut masa kerja persentase tertinggi pada masa kerja 5-9 tahun sebesar 77.8%. Menurut penggunaan masker, persentase tertinggi pada tidak memakai masker sebesar 59.1%. Menurut kebiasaan merokok, persentase tertinggi pada pekerja perokok sebesar 59.3%. Menurut kebiasaan olahraga, persentase tertinggi pada pekerja yang tidak berolahraga sebesar 60%. Saran dari penelitian ini bahwa kesadaran pekerja akan pentingnya menerapkan pola hidup sehat terutama untuk kesehatan paru-paru seperti rutin berolahraga aerobik, istirahat cukup, tidak merokok, pola makan sehat agar kesehatan paru-paru tetap terjaga dan membantu mengurangi risiko penyakit terkait paru-paru.\ud Kata Kunci : kapasitas paru tidak normal, pekerja pengecatan mobi

    INTENSITAS PENCAHAYAAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI CV. F4 COLLECTION BORDIR TAILOR MAKASSAR

    Get PDF
    Konveksi merupakan bisnis yang cukup populer dengan peluang usaha yang terus berkembang di Indonesia. Bekerja pada industri konveksi yang membutuhkan kecermatan, konsentrasi dan ketelitian harus didukung dengan lingkungan kerja yang nyaman agar produktivitas pekerja dapat terjaga. Ketika lingkungan kerja tidak nyaman, hal ini dapat menimbulkan berbagai ancaman salah satunya yaitu kejadian kecelakaan kerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas pencahayaan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja di CV.F4 Collection Bordir Tailor Kota Makassar Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangancross sectionalstudy. Populasinya adalah seluruh pekerja yang bekerja di CV. F4 Collection Bordir Tailor Kota Makassar sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji Pearson dan Rank Spearman.Hasil penelitian menunjukkan kasus kejadian kecelakaan kerja sebanyak 22 responden (55%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dari 5 variabel independen yang diteliti, terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan dengan variabel dependen, yaitu umur (p=0,034), intensitas pencahayaan (p=0,012), dan pengetahuan (p=0,000). Sedangkan variabel masa kerja (p=0,134) dan shift kerja (p=0,367) tidak berhubungan dengan variabel dependen. Peneliti ini menyarankan kepada pemilik perusahaan untuk memperhatikan kondisi pencahayaan di setiap ruangan kerja agar tidak menimbulkan risiko terjadinya kejadian kecelakaan kerja
    corecore