10 research outputs found

    Peningkatan Produksi Biji Kedelai (Glycine max L. Merril) dengan Pemberian Dolomit dan Pupuk Fosfor pada Ultisol di Simalingkar

    Get PDF
    Tanah ultisol juga memiliki reaksi pH yang sangat rendah berkisar antara 3-5 dan kandungan Al yang tinggi. Dolomit efisien digunakan untuk meperbaiki tanah ultisol sehingga sesuai penggunaannya untuk tiap komoditi pertanian. Fosfor sangat berperan dalam mendapatkan hasil optimal produksi biji kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal dolomit dan pupuk fosfor dalam meningkatkan produksi biji kedelai pada ultisol di Simalingkar. Penelitian dilaksanakan di Desa Simalingkar B, pada ketinggian tempat sekitar ± 33 mdpl dari April sampai Juli 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial tiga ulangan dengan perlakuan Dolomit 3 taraf dan Pupuk Fosfor 4 taraf. Parameter yang diamati adalah: produksi biji kedelai per hektar, dan bobot 100 butir biji kering jemur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian dolomit dengan dosis 18.075 ton/ha mampu meningkatkan produksi biji kedelai pada ultisol di Simalingkar, sedangkan pemberian dosis pupuk fosfor belum mampu meningkatkan produksi biji kedelai

    Perbaikan Kapasitas Pegang Air Dan Kapasitas Tukar Kation Tanah Berpasir Dengan Aplikasi Pupuk Kandang Pada Ultisol Simalingkar

    Full text link
    Research took place in University of HKBP Nommensen, Faculty of Agriculture Research Greenhouse in Simalingkar, Medan, Indonesia. Hypothesized that the application of manure as a singgle factor could increasing the soil water holding capcity and soil cation exchange capacity.Research designed with Complete Randomize Design,the treatment replicated by four times.Every parameter that effected significantly will be continued analized with Duncan's Multiple Range Test. For observation had made by measures of soil water holding capcity and soil cation exchange capacity.The concluding of the research can be explain thatThe Effects of manure application on sandy soil after 30 days of incubation at rate of application equal with 20 t/ha has significantly increased soil water holding capacity only at 72 hours after saturation. The Effects of manure application on sandy soil after 15 as well as 30 days of incubation at all rate of application has not significantly effected cation exchange capacity.Keys words: manure, water holding capacity, and cation exchange capacit

    ENHANCING SOIL WATER HOLDING CAPACITY AND CATION EXCHANGE CAPACITY OF SANDY SOIL WITH APPLICATION OF MANURE ON SIMALINGKAR SOIL

    Get PDF
    The research took place at the University of HKBP Nommensen, Faculty of Agriculture Research Greenhouse in Simalingkar, Medan, Indonesia. It hypothesized that the application of manure as a single factor could increase the soil water holding capacity and soil cation exchange capacity. Research designed with Complete Randomize Design, the treatment replicated by four times. Every parameter that affected significantly will be continued analyzed with Duncan’s Multiple Range Test. For observation had made by measures of soil water holding capacity and soil cation exchange capacity. The concluding of the research can be explained that the effects of manure application on sandy soil after 30 days of incubation at the rate of application equal with 20 t/ha have significantly increased soil water holding capacity only at 72 hours after saturation. The Effects of manure application on sandy soil after 15 as well as 30 days of incubation at all rates of application have not significantly affected cation exchange capacity

    MIKORIZA DAN PUPUK KANDANG SAPI MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA TANAH ULTISOL SIMALINGKAR

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan yang berada di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Lahan penelitian berada pada ketinggian sekitar 33 m di atas permukaan laut (dpl), keasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5 dan jenis tanah ultisol, tekstur tanah pasir berlempung. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai bulan Januari 2022.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu: Perlakuan konsentrasi pupuk hayati mikoriza (M) terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu: M0: 0 g/petak (kontrol), M1: 60 g/ petak. M2: 120 g/ petak (dosis anjuran Menurut Hartanti, 2013), M3: 180 g/ petak.  Pemberian dosis pupuk kandang sapi (S) terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu: S0: 0 kg/ha setara dengan 0 kg/ petak (kontrol)  S1: 1,5 kg/petak setara dengan 10 ton/ha S2: 3 kg /petak setara dengan 20 ton/ha (dosis anjuran sapi, S3: 4,5 kg/petak setara dengan 30 ton/ ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian aplikasi mikoriza setara dengan 1,2 t/ha dapat memberi manfaat meningkatkan hasil biji kacang tanah dengan nyata. Aplikasi pupuk kendang pada berbagai taraf yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati. Tidak ada pengaruh nyata konbinasi perlakuan mikoriza dan pupuk kendang pada berbagai taraf yang diujikan

    Biochar Sekam Padi dan Pukan Sapi Memperbaiki Pertumbuhan, dan Produksi Tanaman Baby Corn (Zea mays saccaratha L.) Pada Ultisol Simalingkar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari aplikasi biochar sekam padi dan pupuk kandang sapi yang diduga aplikasinya secara perlakuan tunggal mauppun kombinasinya akan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn (Zea mays saccaratha L.) dimana perlakuan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data mengenai untuk mengetahui pengaruh aplikasi biochar sekam padi dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn (Zea mays saccaratha L.) pada tanah Ultisol Simalingkar. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan di Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan.  Lahan penelitian terletak pada ketinggian  sekitar  ±33 meter diatas permukaan air laut (mdpl) dengan keasaman  (pH) tanah 5,5-6,5 dan jenis tanah Ultisol, tekstur tanah pasir berlempung (Lumbanraja dkk., 2023).  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai Maret 2023.  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Jagung manis varietas Secada F1, Pupuk Kandang Sapi, Biochar sekam padi , Fungisida Dithane M-45, Insektisida Decis 25 EC, Ridomil Gold MZ 4, Fungisida Acrobat dan air.Pada hasil uji penelitian diperoleh data pengamatan parameter pertumbuhan tanaman, memperlihatkan bahwa perlakuan biochar sekam padi berpengaruh dengan  nyata pada pengamatan tinggi tanaman pada umur 2 MST dan 3 MST saja, sedangkan untuk minggu selanjutnya pengaruh perlakuan terhadap parameter ini tidak berbeda nyat

    Aplikasi Pupuk Kandang dan Mikoriza terhadap Peningkatan P-tersedia, serapan P serta Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays Saccharata L.) Pada Tanah Ultisol

    No full text
    AbstractKondisi tanah ultisol yang kurang subur memerlukan penanganan yang kompleks agar dapat berfungsi dengan baik sebagai lahan pertanian. Upaya tersebut diharapkan mampu memberi perbaikan kesuburan tanah secara menyeluruh.  Untuk tujuan ini dilalukan suatu penelitian yang menggunakan pupuk kandang dan pupuk hayati mikoriza yang diharapakan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah tersebut hingga diperoleh tingkat pengaruh aplikasi bahan tersebut pada tingkat yang optimal. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok, dengan dua factor.  Faktor pupuk kandang 3 taraf dan factor mikoriza 4 taraf. Setiap pengaruh parameter yang signifikan akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Untuk pengamatan dilakukan pengukuran tanah tersedia fosfor, kandungan fosfor tongkol jagung, dan produksi jagung manis. Produksi jagung manis tertinggi 16,06 t/ha terjadi dengan kombinasi perlakuan pada aplikasi atau pemberian pupuk kandang setara dengan 5 t/ha dan mikoriza 3 g/lubang tanam, produksi ini lebih tinggi 3,83 t/ha setara dengan 31,31 % dibandingkan dengan kontrol. Pupuk kandang hanya meningkatkan kandungan fosfor secara nyata pada tongkol jagung. Mikoriza hanya meningkatkan ketersediaan fosfor tanah secara signifikan

    PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK TANAMAN DI PEKARANGAN

    Get PDF
    Kegiatan penyuluhan atau pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan September 2021, di Gereja HKBP Nommensen, Resort Pulu Brayan, Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Kegiatan pengabdian ini diikuti 20 orang ibu-ibu dari komunitas parompuan (komunitas wanita Gereja) HKBP Pulu Brayan sebagai partisipan. Kegiatan pengabdian  dilakukan dengan metode; pemberdayaan partisipatif melalui penyuluhan, diskusi dan diakhiri dengan pelaksanaan evaluasi. Berdasarkan penyuluhan dapat disimpulkan terjadi peningkatan pemahaman komunitas parompuan (komunitas wanita Gereja) HKBP Pulu Brayan Resort Pulu Brayan, Kota Medan sebagai partisipan terkait dengan pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga setelah mengikuti ceramah (penyuluhan).

    Pupuk Kandang Sapi dan Mikroorganisme Lokal Menaikkan Jumlah Pembentukan Bintil Akar, Pertumbuhan dan Hasil Biji Kacang Tanah pada Ultisol Simalingkar

    No full text
    Bintil akar pada tanaman legum berperan penting sebagai penambat nitrogen bebas dari udara yang selanjutnya diurai oleh mikrobia hingga berfungsi memenuhi kebutuhan N tanaman.  Jumlah bintil akar yang meningkat akan meningkatkan jumlah N udara yang dapat diubah menjadi N yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi pengaruh perlakuan pupuk kandang dan mikroorganisme lokal, baik sebagai perlakuan tunggal maupun kombinasi dari kedua perlakuan terhadap masing-masing parameter penelitian yang diamati. Jumlah bintil akar yang meningkat akan meningkatkan jumlah N udara yang dapat diubah menjadi N yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi pengaruh perlakuan pupuk kandang  sapi dan mikroorganisme lokal, baik sebagai perlakuan tunggal maupun kombinasi dari kedua perlakuan terhadap masing-masing parameter penelitian yang diamati. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari pupuk kandang sapi terdiri dari empat taraf perlakuan, dan pemberian mikroorganisme local (MOL) terdiri dari tiga taraf perlakuan.  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji analisis varians dan setiap parameter pengamatan dengan hasil sidik ragam yang nyata pengaruhnya dilanjutkan dengan uji jarak BNT pada taraf uji α = 0,05. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hanya perlakuan pupuk kandang sapi saja yang memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah bintil akar tanaman, meski tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman tetapi menunjukkan adanya kecenderungan yang menggambarkan terjadinya kompetisi terselubung antara jumlah bintil akar dengan parameter produksi.  Perlakuan tunggal MOL dan juga interaksi dari kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap semua parmeter tanaman yang diamati
    corecore