4 research outputs found

    Gejala Depresi pada Lanjut Usia di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Introduction: Corona Virus Diseases (Covid-19) 's impact on older adults leads to physical health problems and can affect psychological issues such as depressive symptoms. This study aims: To determine the prevalence of depressive symptoms in older adults and the related factors that influence depressive symptoms. Methods: This study uses a literature review approach based on data sources from Google scholar, PubMed, and ProQuest.Then, 17,323 articles were filtered based on inclusion criteria, and 14 were included in this study. Results: The prevalence of depressive symptoms ranged from 7.7% to 62.3%. The older adults at risk of having symptoms of depression are the older adults in older age groups ≥ 75 old age, living alone, loneliness, lack of social contact with family and friends, and older adults with comorbidities or illnesses. The prevalence of depressive symptoms among older adults with comorbidities was 61%. Conclusion: The results of this literature study can be used as a basis for providing interventions to older adults at risk of having symptoms of depression so that older adults can achieve physical and psychological well-being.Pendahuluan: Dampak Corona Virus Diseases (Covid-19) pada lansia tidak hanya mengarah pada masalah kesehatan fisik namun juga masalah psikologis yang dapat menyebabkan lansia memiliki gejala depresi. Tujuan: mengetahui prevalensi gejala depresi lansia serta faktor yang mempengaruhi tanda dan gejala depresi lansia di masa pandemi Covid-19. Metode: Tinjauan ini menggunakan pendekatan literature review yang menggunakan sumber data dari Google scholar, PubMed dan ProQuest. Kemudian ditemukan hasil penelusuran artikel sebanyak 17,323 yang kemudian dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria inklusi, 14 artikel yang ditelaah dalam penelitian ini. Hasil: Rentang prevalensi pada lansia diperoleh hasil dengan rentang 7.7 % - 62.3%. lansia yang beresiko memiliki gejala depresi adalah lansia dengan kelompok usia lebih tua ≥ 75 tahun, lansia yang tinggal sendiri, merasa kesepian, kurangnya kontak sosial baik dengan keluarga dan teman, serta lansia yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas. Prevalensi lansia yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas adalah sebanyak 61%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil studi literatur ini dapat menjadi dasar dalam pemberian intervensi pada lansia yang beresiko memiliki gejala depresi, sehingga lansia dapat mencapai kesejahteraan fisik serta psikologis yang diharapka

    Gambaran Masalah Kesehatan Wisatawan Asing yang Berkunjung ke Pusat Pelayanan Kesehatan 2015

    Get PDF
    Pendahuluan: Perjalanan ke luar negeri dapat menimbulkan masalah kesehatan, perubahan kelembaban udara, suhu dan kuman penyakit adalah beberapa hal yang mampu mempengaruhi kesehatan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah kesehatan wisatawan asing yang berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan, layanan rawat jalan di rumah sakit Bali Royal Denpasar. Metode: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel acak, berjumlah 181 responden yang berkunjung ke rumah sakit Bali Royal Denpasar. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah terbesar adalah observasi febris 14 (37.8%) dan diare 12 (46. 1%). Pembahasan: Faktor Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab, dimana lingkungan yang tidak sehat karena tercemar kuman serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula. Kesimpulan: Dari total 181 responden, penyebab utama masalah kesehatan adalah disebabkan oleh infeksi dan penyakit lain. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus serta lingkungan

    Peristiwa kehidupan, aktivitas fisik, dan fungsi kognitif pada lansia di komunitas

    No full text
    Background: Aging is a natural process that all individuals will face and it cannot be prevented. Someone who enters old age will face a process of change both physically, mentally, socially and spiritually. Decreased cognitive function can occur in older adults as they get older. However, decreased cognitive function can lead to Dementia problems. Adverse life events also can lead older adults have cognitive problems. Yet, being active physically can prevent older adults suffering problem in cognitive function.Purpose: To examine the relationship between adverse life events, physical activity, and cognitive function in older adults dwelling in community.Method: The research design used descriptive analytic with a cross-sectional approach. The total sample in this study was 93 older adults dwelling in community. This survey used questionnaires to measure adverse live events with Geriatric Adverse Live Events Scale (GALES), physical activity with International Physical Activity Questionnaire–Elderly (IPAQ-E), and cognitive function used Cognitive Impairment Test (6 CIT) questionnaire.Results: The results of the Spearmen's rho correlation test were r = -0.294 for the physical activity variable and r = 0.454 for the life events variable with a significant value of p <0.05. This can be interpreted that there is a significant relationship between adverse life events and physical activity with cognitive function in older adults.Conclusion: An older adult who experiences stress is very at risk of experiencing a decrease in cognitive function and this can lead to the emergence of dementia problems. Then the lower the physical activity carried out by older adults can trigger cognitive function problems.Suggestion: It is hoped that families will routinely facilitate elderly people to carry out activities according to their abilities and conditions. Keywords: Adverse Life Events; Cognitive Function; Older Adults; Physical Activity Pendahuluan: Menua adalah proses alami yang akan dihadapi semua individu dan hal ini tidak dapat dicegah. Seseorang yang memasuki usia lanjut akan menghadapi proses perubahan baik pada fisik, jiwa, sosial dan spiritual. Masalah fungsi kognitif dapat terjadi pada lansia seiring dengan bertambahnya usia. Namun, penurunan fungsi kognitif dapat memicu terjadinya masalah Demensia. Peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan juga dapat berpengaruh terhadap masalah kognitif pada lansia. Namun, aktif secara fisik dapat mencegah lansia memiliki masalah fungsi kognitif.  Tujuan: Mengetahui hubungan peristiwa kehidupan, aktivitas fisik, dan fungsi kognitif pada lansia yang tinggal di komunitas.Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan cross-sectional. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 93 orang lansia yang tinggal di komunitas. Penelitian ini menggunakan kuesioner Geriatric Adverse Live Events Scale (GALES) untuk menilai peristiwa kehidupan pada lansia, Physical Activity Questionnaire–Elderly (IPAQ-E) untuk menilai aktivitas fisik, dan Cognitive Impairment Test (6 CIT) untuk menilai fungsi kognitif pada lansia.Hasil: Hasil uji korelasi spearmen’s rho adalah sebesar r = -0,294 untuk variable aktivitas fisik dan r = 0,454 untuk variable peristiwa kehidupan dengan nilai significance p <0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan peristiwa kehidupan dengan fungsi kognitif pada lansia.Simpulan: Seorang lansia yang mengalami stress sangat beresiko mengalami penurunan fungsi kognitif dan hal itu dapat mengarah munculnya masalah dementia. Kemudian semakin rendah aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia dapat memicu munculnya masalah fungsi kognitif.Saran: Diharapkan keluarga dengan rutin memfasilitasi lansia untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan kondisinya
    corecore