14 research outputs found
Optimasi Aturan Asosiasi Multidimensi Menggunakan Algoritme Genetika untuk Klasifikasi Kemunculan Titik Panas
Penelitian ini menggunakan algoritme genetika untuk mengoptimalkan pembentukan aturan asosiasi yang dihasilkan dari algoritme apriori. Algoritme apriori diterapkan pada dataset kebakaran hutan dengan daerah penelitian di wilayah Rokan Hilir provinsi Riau. Aturan asosiasi diklasifikasi menggunakan algoritme CPAR (classification based on predictive association rules) untuk mengetahui karakteristik wilayah yang berpotensi munculnya titik panas. Optimasi dalam algoritme genetika dilakukan melalui tahapan: skema pengkodean, evaluasi fitness, seleksi, pindah silang, mutasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah jumlah aturan dapat dikurangi. Jumlah aturan yang dihasilkan yaitu sebanyak 121 aturan pada generasi ke-300 hingga mencapai 108 aturan pada generasi ke-50. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa daerah yang berpotensi timbulnya titik panas yang terdapat pada generasi ke-50 ditemukan pada daerah yang memiliki curah hujan lebih besar dari atau sama dengan 3 mm per hari dan yang memiliki temperatur pada interval 297 Kelvin hingga 298 Kelvin dengan laplace akurasi sebesar 0.76. Pada generasi 150 ditemukan daerah yang memiliki temperatur yaitu pada interval 297 Kelvin hingga 298 Kelvin dengan laplace akurasi sebesar 0.57. Pada generasi 300 ditemukan pada daerah yang memiliki kecepatan angin yaitu pada interval 1 m/s hingga 2 m/s dengan laplace akurasi sebesar 0.70
Pemanfaatan Layanan Web Keanekaragaman untuk Pengelolaan Informasi Tumbuhan Obat Indonesia
Penelitian ini mengusulkan pemanfaatan layanan web keanekaragaman hayati untuk pengelolaan informasi tumbuhan obat Indonesia. Penyedia layanan web keanekaragaman hayati yang digunakan adalah Global Biodiversity Information Facility (GBIF) dan Encyclopedia of Life (EOL). Layanan web tersebut dimanfaatkan untuk melengkapi informasi tumbuhan obat Indonesia. Penyedia layanan web keanekaragaman hayati tersebut memiliki fasilitas untuk membagikan informasi yang dimilikinya. Fasilitas yang disediakan adalah application programming interface (API). Parameter utama yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diinginkan adalah nama spesies tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GBIF dan EOL dapat dijadikan sebagai sumber infomasi tumbuhan obat Indonesia. Integrasi antara GBIF dan EOL dapat menghasilkan informasi tumbuhan obat menjadi lebih banyak dan beragam
Evaluasi Cobit Dan Perancangan IT Balanced Scorecard Untuk Perbaikan Penerapan System Development
. System development life cycle (SDLC) procedures has an important role in the process of system development in BRI Information Systems Technology (TSI) Division. This research aims to select the COBIT IT processes that are used as evaluation focus area of SDLC implementation, assess the maturity level of SDLC implementation, provide recommendations for improvement of SDLC implementation, and design a framework IT balanced scorecard (IT BSC) about improvement of SDLC implementation. The sampling method using purposive sampling and maturity models COBIT 4.1 as an assessment tool to measure the maturity level of SDLC implementation through a survey. Survey data were analyzed with a maturity level analysis and gap analysis. The results showed that the TSI Division is at maturity level 3 (Defined Process). Gap analysis generates recommendations for improvements based on detailed control objectives (DCO) COBIT that has not reached the expected maturity level (EML). Finally recommendations for improvement of SDLC implementation presented in the form of framework IT BSC
Sistem Pendukung Keputusan untuk Pengembangan Agroindustri Pala di Talaud
Tanaman pala merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Talaud dan merupakan komoditas unggulan Kabupaten Kepulauan Talaud. Masalah utama yang terjadi adalah belum adanya industri pengolahan pala sehingga turunan buah pala seperti daging buah belum diolah dengan baik. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelangkaan informasi dan tidak adanya perangkat pengambil keputusan yang dapat membantu para stakeholder untuk menentukan kebijakan yang perlu dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan membangun sebuah sistem penunjang keputusan (SPK) sehingga dapat membantu pelaku USAha dan pemerintah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengembangan agroindustri pala. SPK yang dibangun terdiri dari lima basis model yaitu (1) penentuan lokasi menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Analytic Hierarchy Process (AHP), (2) penentuan produk agroindustri menggunakan metode (AHP), (3) penentuan kelembagaan menggunakan metode AHP, (4) perkiraan pasar dengan metode regresi linier dan (5) analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria-kriteria investasi. Pengembangan SPK akan menggunakan pendekatan mengacu pada tahapan penelitian System Development Life Cycle (SDLC) dan menggunakan pendekatan pengembangan sistem Object Oriented (OO). Penelitian ini telah berhasil membangun sistem pendukung keputusan berbasis web untuk pengembangan agroindustri pala di Talaud. Sistem ini, memudahkan pengguna untuk proses penentuan alternatif pengembangan agroindustri pala di Talaud karena proses penilaian sudah dilakukan secara terkomputerisasi dan dapat diakses di berbagai tempat yang memiliki akses internet
Analisis Metode Analogy Based Estimation untuk Perkiraan Biaya Perangkat Lunak
Dalam proses pengembangan perangkat lunak, perkiraan biaya merupakan hal yang sangat penting. Beberapa metode perkiraan biaya perangkat lunak telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk memperkirakan biaya perangkat lunak adalah analogy based estimation. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja metode analogy based estimation dan mengupayakan perbaikan yang dapat meningkatkan kinerjanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok data COCOMO 81. Acuan ukuran kinerja yang digunakan adalah Magnitude of Relative Error (MRE), mean MRE (MMRE), median MRE (MdMRE), nilai MRE maksimal (max MRE), nilai MRE minimal (min MRE), dan standar deviasi MRE (SDMRE). Pengujian dilakukan dengan menggunakan atribut ukuran perangkat lunak/lines of code (LOC), menggunakan atribut cost driver, dan menggunakan atribut LOC dan cost driver sekaligus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja terbaik dihasilkan oleh pengujian yang menggunakan LOC. Pada kelompok data COCOMO 81, pengujian dengan LOC menghasilkan nilai MMRE sebesar 198,121% MdMRE sebesar 79,283%, max MRE sebesar 1.286,170%, min MRE sebesar 1,563%, dan SDMRE sebesar 261,318. Modifikasi pada metode analogy based estimation dilakukan dengan penerapan peringkat pada perhitungan jarak antar proyek. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja metode analogy based estimation menjadi lebih baik dengan penerapan peringkat. Pengujian pada kelompok data COCOMO 81 menghasilkan nilai MMRE sebesar 81,678%, MdMRE sebesar 55,696%, max MRE sebesar 445,745%, min MRE sebesar 1,923%, dan SDMRE sebesar 91,327%
Pengembangan Sistem Ontologi untuk Morfologi Tumbuhan Obat
Penelitian ini mengusulkan tentang desain baru dari ontologi untuk tanaman obat Indonesia berdasarkan konsep morfologi. Morfologi adalah studi yang mempelajari tentang karakteristik tumbuhan. Dalam penelitian ini menggunakan morfologi sebagai konsep pengetahuan. Ontologi merupakan model pengetahuan yang mendefinisikan hubungan dan klasifikasi dari beberapa konsep dalam domain tertentu. Resource description framework (RDF) dan web ontology language (OWL) digunakan dalam merepresentasikan ontologi. SPARQL protocol and RDF query language (SPARQL) digunakan untuk query data. Protégé 4.3 digunakan untuk memodelkan ontologi tanaman obat. Hasil dari pemodelan ontologi tumbuhan obat dapat diterapkan ke sistem semantik web tanaman obat Indonesia
MODEL OF INTEGRATED ASSESSMENT LAYER FOR IMPLEMENTATION READINESS OF BLOCKCHAIN-BASED TRACEABILITY SYSTEM
Amid the development of blockchain technology in various sectors, this research proposes a novel Integrated Assessment Model to evaluate readiness for implementing blockchain-based systems. This research was carried out in stages using a modified project evaluation system approach, which includes a series of processes such as systematic literature review, observation and interviews, and case study assessment using BDD and SEM-PLS. A comprehensive literature review reveals several important areas for assessing blockchain technology adoption readiness: technical maturity, domain suitability, regulatory landscape, and stakeholder dynamics. Based on these findings, the proposed model is organized into five layers: technology, business, data, regulations, and user interface. As a follow-up research on the development of analysis and design of a blockchain-based traceability system in Kintamani coffee, BDD confirmed stakeholder engagement. In addition, user readiness to change using a blockchain-based system is determined primarily by technology compatibility (TC) based on SEM-PLS and IPMA results. The main contribution of this research is to blockchain adoption by proposing a comprehensive and practical framework - the Integrated Assessment Model. It is recommended that future research be directed at developing models for more specific case contexts, expanding suitability for emerging blockchain frameworks, focusing on specific regions, and longitudinal research in terms of adoption trends and barriers.
Keywords: assessment model, implementation readiness, blockchain, traceability system, agri-food supply chain
Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi di Dinas Pertanian Gianyar Menggunakan COBIT 2019
E-government adalah penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan ketatanegaraan untuk mempercepat pengintegrasian alur dan proses kerja, serta peningkatan pelayanan publik. Salah satu tujuan Dinas Pertanian Gianyar adalah untuk meningkatkan pelayanan di bidang pertanian dan sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan kapasitas kinerja dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Tata kelola yang baik dalam penggunaan layanan TI akan meningkatkan proses pengelolaan informasi, pelayanan publik, efisiensi, dan akuntabilitas serta dipercaya dapat mempengaruhi seluruh kinerja organisasi. Penerapan TI di satu sisi memberikan manfaat yang luar biasa bagi organisasi namun juga dapat menimbulkan risiko-risiko yang merugikan organisasi. Jika risiko TI tidak dikelola dengan baik, TI dapat mengakibatkan terganggunya operasional organisasi menjadi tidak optimal. Evaluasi tata kelola TI bertujuan untuk meningkatkan keuntungan penggunaan TI secara optimal dan dapat mampu mengelola resikonya. COBIT 2019 merupakan standar framework yang dinilai lengkap dan komprehensif dalam melakukan evaluasi tata kelola TI suatu organisasi. Berdasarkan analisis faktor desain, proses yang menjadi prioritas tertinggi atau memiliki skor ≥ 75 adalah MEA03 (Managed Compliance with External Requirements), BAI04 (Managed Availability & Capacity), dan EDM03 (Ensured Risk Optimization). Hasil penilaian tingkat kapabilitas pada proses MEA03, BAI04 dan EDM03 baru mencapai tingkat kapabilitas level 1 dan Dinas Pertanian Gianyar mengharapkan tercapainya tingkat kapabilitas level 2, sehingga terdapat gap sebesar 1 pada setiap proses tersebut. Hasil rekomendasi dapat dimanfaatkan oleh organisasi agar setiap proses yang dievaluasi dapat mencapai tingkat kapabilitas level 2. AbctractE-government is the use and utilization of information technology in state administration management to accelerate the integration of work flows and processes, as well as improve public services. One of the goals of the Gianyar Agriculture Office is to improve services in the agricultural sector and the target to be achieved is to increase performance capacity and accountability for bureaucratic performance. Good governance in the use of IT services will improve the process of managing information, public services, efficiency and accountability and is believed to affect all organizational performance. The application of IT on the one hand provides extraordinary benefits for the organization but can also pose risks that are detrimental to the organization. If IT risks are not managed properly, IT can result in disrupted organizational operations that are not optimal. Evaluation of IT governance aims to increase the benefits of optimal use of IT and be able to manage the risks. COBIT 2019 is a standard framework that is considered complete and comprehensive in evaluating an organization's IT governance. Based on the design factor analysis, the processes that are the highest priority or have a score ≥ 75 are MEA03 (Managed Compliance with External Requirements), BAI04 (Managed Availability & Capacity), and EDM03 (Ensured Risk Optimization). The results of the capability level assessment in the MEA03, BAI04, and EDM03 processes have only reached capability level 1 and the Gianyar Agriculture Office expects to achieve a capability level 2, so that there is a gap of 1 in each of these processes. The results of the recommendations can be utilized by the organization so that each evaluated process can reach the capability level  2