90 research outputs found

    PENERAPAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA SKRIPSI

    Get PDF
    Pendidikan merupakan suatu wadah yang berisi suatu kegiatan belajar mengajar yang diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapaihasil dan tujuan pembelajaran. proses pembelajaran di SMAN 1 Kasokandel berjalan dengan baik, karena ditunjang dengan berbagai model pembelajaran, namun pelaksanaannya masih belum maksimal seperti halnya dengan penerapan pembelajaran praktikum karena pembelajaran Biologi di SMAN 1 Kasokandel lebih mendominasi yang berupa penyampaian dan bersifat verbalistik, siswa jarang diajarkan pembelajaran praktikum yang dapat menumbuhkan keterampilan dasar bekerja ilmiah. Tujuan dari penelitian ini: (1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran praktikum pada pokok bahasan jaringan pada tumbuhan. (2) Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa melalui penerapan pembelajaran praktikum. (3) Untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran praktikum terhadap keterampilanm proses sains siswa. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan lembar observasi. Populasi dalam penelitian in lembar observasi adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 yang diambil secara acak/random. Dan data hasil tes kemudian dianalisis dengan uji validitas, uji normalitas, homogenitas, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara kelas yang menerapkan pembelajaran praktikum dengan yang tidak menerapkan praktikum. Data gain KPS kelas yang tidak menerapkan pembelajaran praktikum berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dan nilai Signifikansi gain KPS kelas yang menerapkan pembelajaran praktikum diperoleh (sig.) 0.085 jika dibandingkan maka nilai ini berada di atas 0,05, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, artinya data data gain KPS kelas yang menerapkan pembelajaran praktikum berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kata Kunci : Pembelajaran Praktikum, Keterampilan Proses Sains (KPS

    Analysis of Student Behavior Based on the History of Learning Activities in the Learning Management System Using the Pearson Correlation Method

    Get PDF
    The purpose of this study is to identify student learning behavior in online learning and to determine the relationship between student learning behavior and learning achievement based on learning history data (Learning logs) on the Learning Management System (LMS), including the performance of assignments and quizzes, utilization interaction features (forums and chat), as well as active access to learning resources (files and URLs). Pearson Correlation method is used to analyze the level of relationship between learning behavior and students’ achievement. The research object is 105 students at Muhammadiyah University of Enrekang who programmed introductory information technology (PTI) courses from 5 different classes but taught by the same lecturer. The total number of processed activity histories (after data preprocessing) is 6500 records, while the total number of logs before data preprocessing is 19386 records. Correlation analysis linking student behavior to student learning achievement is quite strong and unidirectional, as evidenced by the correlation value between learning behavior and student final grades which show an average number of 0.80 and all are positive, with confidence interval values reaching95%. This shows that the higher the learning activities that students participate in in online learning (the more active), the stronger the effect on student learning achievement. It also shows that student activity in completing assignments is the variable that most influences learning achievement with a correlation value of 0.88 (very strong)

    Rasio Fraksi Debu-Liat Sebagai Indikator Perkembangan dan Kesuburan Tanah

    Get PDF
    Soil horizon development is a determinant of soil type and characteristics. The morphology reflects the stages of soil formation by observing the genetic horizon. The genetic horizon is a soil layer distinguished by symbols (O, A, E, B, C, and R). Soil formation can also be obtained from the silt-clay fraction as part of the soil texture observation. The silt-clay ratio can reflect the soil morphology and genesis. This study aimed to determine the silt-clay ratio as an indicator of soil development and fertility. This study was conducted in 2020 in Manismata Sub-District West Kalimantan Province with soil parent material derived from sedimentary rocks with the topography of 0-3%, 3-8%, and 8-15%. The observations were carried out on five soil profiles in terms of morphology, texture, organic matter, nitrogen, CEC, and Ca. Based on the results, entisol (regosol) had A-C genetic horizon and silt-clay ratio >2.73. Meanwhile, inceptisol (kambisol) had an A-B-C genetic horizon and a silt-clay ratio of 1.44 – 2.24. The silt-clay ratio in entisol had a significant influence on organic matter, CEC, and Ca of 75.79%, 86.98%, and 85.14%, respectively. Silt-clay ratio in inceptisol had a significant influence on organic matter, CEC, and Nitrogen. 3-8% inceptisol had a negative relationship of 67.25%, 52.33% and 84.59%, respectively. Meanwhile, 8-15% of Kambisol had a positive relationship with R2 of 69.08%, 54.49%, and 66.61%, respectively. The difference in the relationship (negative, positive) on inceptisol was due to 3-8% inceptisols having lithologic discontinuities. Thus, it can be concluded that the silt-clay ratio can be an indicator of soil development and fertility.Key words : Fertility, Morphogenesis, Silt/Clay, Soil Weatherin

    Rancang Bangun Pengontrolan Alat Elektronik Berbasis Internet of Things

    Get PDF
    Di zaman saat ini semua aktifitas yang dikerjakan manusia tidak perna lepas dari asupan tenaga listrik yang terus mejadikan hal tersebut ketergantungan dan menggeser sumber-sumber  kebutuhan tenaga lain utama dalam membantu manusia dalam melakukan aktifitasnya. Namun penggunaan listrik yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan pemborosan listrik. Salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki kosumsi listrik yang besar yakni Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat dapat dilihat dari jumlah tagihan listrik yang di bayar setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk memonitoring dan mengontrol komsumsi listrik untuk meminimalisir penggunaan energi listrik yang berlebih dengan memanfaatkan mikrokontroller dan sensor. Penelitian in dilakukan dengan tahapan pengujian pada tiga ruangan kerja yakni ruangan kepegawaian, ruangan persuratan dan ruangan Urdal. Peralatan elektronik yang dimonitoring dan dikontrol seperti lampu yang dihubungkan pada arus listrik (stopkontak) pada alat yang dirancang. Hasilnya adalah sudut jangkauan sesor gerak pir sebesar 110 derajat dan 7 meter maksimal jarak jangkauan membutuhkan minimal 2 sensor untuk masing-masing ruangan dan penghematan konsumsi energi peralatan listrik di tiga ruangan sebesar 49% Kesimpulan dalam Penelitian ini adalah sistem yang dirancang memberikan dampak yang baik dalam pengehematan konsumsi peralatan alat elektronik.In this day and age, all activities carried out by humans are inseparable from the intake of electric power which continues to make it dependent and shift other sources of energy needs in helping humans carry out their activities. However, the use of unburned electricity can result in wastage of electricity. One of the Regional Apparatus Organizations that has a large electricity consumption, namely the General Bureau of the Regional Secretariat of West Sulawesi Province, can be seen from the number of electricity bills paid each month. This study aims to monitor and control electricity consumption to minimize excessive use of electrical energy by utilizing microcontrollers and sensors. The research was carried out by testing stages in three work rooms, namely the personnel room, the mail room and the Urdal room. Electronic equipment that is monitored and controlled such as lights that are connected to an electric current (socket) on the designed device. The result is a pear motion sensor with a range of 110 degrees and a maximum range of 7 meters requiring a minimum of 2 sensors for each room and saving the energy consumption of electrical equipment in three rooms by 49%. saving consumption of electronic equipment

    EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI DESA PANGGI RUGUK KECAMATAN KETUNGAU TENGAH KABUPATEN SINTANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit di wilayah Desa Panggi Ruguk Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grid dengan jarak 200 x 250 meter dengan jumlah titik sampel sebanyak 12 titik. Penelitian ini dilaksanakan dengan Melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan, jumlah sampel tanah yang diambil ada dua sampel tanah, pengambilan dilakukan perkedalaman yaitu pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, dengan satu SPT, kemudian dilanjutkan dengan analisis di Laboratorium, Kegiatan yang dilakukan meliput empat tahapan yaitu : Persiapan, Kegiatan lapangan, Analisis Laboratorium dan Pengolahan data pembuatan peta dan penyusunan laporan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit di daerah lokasi penelitian masuk kedalam Kelas N1(tidak sesuai) dengan luas 100 ha. Rekomendasi pengelolaan terdiri dari pemupukan dan pengapuran. Tanah pada lokasi penelitian tergolong sangat masam dengan kisaran pH <4,5 (4,16) sehingga untuk mengatasi keadaan tanah yang bereaksi sangat masam tersebut perlu dilakukan rekomendasi pengapuran. Perhitungan dilakukan berdasarkan atas kadar Al-dd yang dapat ditukar pada tanah permukaan, dengan asumsi peningkatan pH menjadi 5,5. Kapur yang digunakan adalah kapur dolomit [CaMg(CO3)2]. Jumlah kapur yang dibutuhkan adalah 5,13 Ton/ha. Pupuk yang direkomendasikan untuk tanaman kelapa sawit di lokasi penelitian adalah pupuk N (urea) = 205,22 Kg/ha, pupuk P (SP-36) = 131,44 Kg/ha dan pupuk K (KCL) = 201,33 Kg/ha

    Identifikasi Status dan Luas Lahan untuk Pengembangan Komoditas Pertanian di Kawasan Perbatasan Kabupaten Sintang

    Get PDF
    Terdapat perubahan paradigma dalam hal cara pandang terhadap kawasan perbatasan dimana sebelumnya kawasan perbatasan dianggap sebagai bagian belakang dari negara ini, maka sekarang pemerintah menganggap kawasan perbatasan sebagai sebuah beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu kajian mengenai potensi lahan yang dapat dimanfaatkan petani di kawasan perbatasan kabupaten Sintang sangat penting. Penelitian bertujuan untuk mengkaji status pemanfaatan lahan di kawasan perbatasan kabupaten Sintang di tinjau dari aspek hukum, ekonomi, sosial dan budaya; dan melakukan identifikasi potensi pemanfaatan lahan untuk optimalisasi pertanian/perkebunan di wilayah perbatasan kabupaten Sintang. Metode penelitian dilaksanakan dalam 5 tahapan: persiapan, survei pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisis data (status lahan, potensi dan kesesuaian lahan) serta penyajian hasil (laporan dan peta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan dengan Status Fungsi Kawasan APL yang berpotensi untuk diusahakan dan dimanfaatkan bagi pengembangan komoditas pertanian seluas 22.887,98 Ha dan harus dikonservasi seluas 6.537,01 Ha dan komoditas perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tanaman Kare

    EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI DESA SUNGAI JELAYAN KECAMATAN KENDAWANGAN KABUPATEN KETAPANG

    Get PDF
    ABSTRAKDesa Sungai Jelayan merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang yang masih mempunyai potensi untuk dilakukan pengelolaan berkelanjutan. Evaluasi Kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi penurunan degradasi lahan. Kemampuan lahan adalah penilaian atas satuan lahan untuk penggunaan tertentu yang dinilai dari masing-masing faktor penghambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan sesuai parameter kemampuan lahan, menilai sub kelas kemampuan lahan dan memberikan saran penggunaan lahan berdasarkan sub kelas kemampuan lahan di Desa Sungai Jelayan. Tahapan penelitian dimulai dari persiapan, survei pendahuluan, penentuan lokasi penelitian berdasarkan satuan lahan yang terdiri dari jenis tanah, kelas lereng, penggunaan lahan dan terdapat 9 satuan lahan, dan  penentuan titik pengamatan, serta pengamatan dilapangan dan pengambilan sampel tanah, analisis laboratorium, pengolahan data dan penyajian hasil. Hasil penelitian diperoleh 2 ordo tanah yaitu Entisols dan Inceptisols. Hasil evaluasi kemampuan lahan terbagi menjadi lima kelas kemampuan lahan dan sub kelas yaitu kelas II-s, III-s, IV-w, V-w dan VIII-es. Usaha perbaikan atau upaya penggunaan lahan secara lestari dapat dilakukan dengan 5 upaya yaitu garapan intensif, garapan sedang, garapan terbatas, cagar alam/hutan lindung, dan pengembalaan intensif.Kata Kunci: Degradasi Lahan, Kemampuan Lahan, Sub Kelas
    • …
    corecore