3 research outputs found

    Efek Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) dan Daun Jambu Mete (Anacardium Occidentale Linn.) terhadap Penyembuhan Luka pada Kulit Mencit (Mus Musculus Linn.)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji khasiat daun jambu biji dan daun jambu mete sebagai obat alternatif untuk pengobatan luka. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi menjadi 5 perlakuan dengan 4 ulangan, K0 sebagai kontrol menggunakan B®, K1 menggunakan daun jambu biji dengan pelarut air, K2 menggunakan daun jambu biji dengan pelarut alkohol, K3 menggunakan daun jambu mete dengan pelarut air, K4 menggunakan daun jambu mete dengan pelarut alkohol. Metode yang digunakan adalah dengan cara menghaluskan masing-masing perlakuan K1, K2, K3 dan K4 sebanyak 100mg/200ml, kemudian diendapkan selama lima hari di dalam lemari es. Pasta obat didapatkan dengan memisahkan antara cairan dan endapan, kemudian pasta obat dapat dioleskan pada mencit yang telah diberi luka sepanjang 2 cm pada bagian punggung setiap pagi dan sore. variabel yang digunakan adalah lama penyembuhan, jumlah leukosit, neutrofil, limfosit dan rasio N/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lama penyembuhan tidak terdapat beda nyata (P<0,05) antara kontrol dengan perlakuan yaitu pada kontrol selama 14,00±1,63 hari, daun jambu biji dengan pelarut air 12,25±4,50 hari, daun jambu biji dengan pelarut alkohol 10,50±4,35 hari, daun jambu mete dengan pelarut air 12,50±1,00 hari, dan daun jambu mete dengan pelarut alkohol 11,00±3,91 hari. Tingkat stres yang dihasilkan juga menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P<0,05) antara perlakuan dan kontrol yaitu pada kontrol N/L sebesar 1,95±0,11, daun jambu biji dengan pelarut air 1,98±0,20, daun jambu biji dengan pelarut alkohol 2,30±0,09, daun jambu mete dengan pelarut air 1,84±0,30, dan daun jambu mete dengan pelarut alkohol 1,95±0,20. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daun jambu biji dan daun jambu mete baik dengan pelarut air maupun alkohol dapat digunakan sebagai obat penyembuh luka pada kulit

    TRAUMA HEALING DAN PENDEKATAN KONSELING DALAM MENGHADAPI QADARULLAH

    Full text link
    Pada zaman sekarang ini, para muda-mudi sering membicarakan topik berupa healing dan self-healing. Terutama bagi mereka yang tengah berada di situasi terpuruk, misalnya putus cinta, perceraian, terkena musibah, dan peristiwa traumatis apapun itu. Bahkan perasaan lelah akan beban kerja di kantor juga sering menjadikan mereka melakukan proses healing ini. Mereka berupaya serius supaya situasi terpuruk tersebut dapat “lepas” dari kehidupan sehari-hari. Banyak cara yang dilakukan dalam upaya healing ini, salah satunya yang paling kerap dilakukan adalah berlibur. Trauma adalah reaksi emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, dan bencana alam. Itu tergantung pada metode perawatannya, yaitu penyembuhan trauma atau trauma healing. Setelah mengalami salah satu dari peristiwa ini, seseorang cenderung penuh dengan keterkejutan dan penolakan. Reaksi jangka panjang dapat mencakup emosi yang tidak terduga, kilas balik, hubungan yang tegang, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala dan mual. Kondisi ini normal karena trauma dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang mungkin mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidupnya. Trauma healing adalah suatu proses memulihkan emosi korban dari ketakutan di masa lalu. Dengan cara ini, mereka bisa bertahan hidup kembali tanpa bayang-bayang masa lalu. Pada umumnya, para korban sering merasa mengenang kembali peristiwa itu, mengingatnya dengan mimpi buruk, dan menghindari dikaitkan dengan peristiwa traumatis. Untuk mengatasinya, ada terapi trauma psikologis yang bisa diikuti. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menyembuhkan trauma tersebut. Jadi, trauma healing merupakan proses penyembuhan pasca trauma yang memungkinkan seseorang untuk melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang suatu kejadian tersebut lagi

    PENGEMBANGAN MORAL & KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

    Full text link
    Pendidikan moral akan berhasil, apabila pendidikan itu dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak. Dengan kata lain kedua ahli ini mencitacitakan adanya strategi pendidikan moral yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan moral anak. Dalam perkembangan moral itu titik heterotomi dan autonomi lebih menggambarkan proses perkembangan dari pada totalitas mental individu. Melalui pergaulannya anak mengembangkan pemahamannya mengenai tujuan dan sumber aturan. Sampai usia tujuh atau delapan tahun anak dikendalikan oleh seluruh aturan. Terhadap aturan yang berasal dari luar,anak belum memiliki pengertian dan motivasi untuk konsisten. Pada tahap autonomi anak menyadari akan aturan dan menghubungkannya dengan pelaksanaannya.tahap berikutnya adalah pelaksanaan autonomi. Pertama-tama moral berkembang melalui adopsi terhadap norma-norma sosial. Dalam pengertian ini anak mengambil norma yang dipakai oleh orang-orang dengan cara mencontoh. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya memberi contoh pada muridnya untuk menanamkan norma yang sesuai. Perkembangan moral dapat juga melalui pemahaman terhadap norma. Pengalaman sosial ini didapat melalui interaksi dengan institusi sosial,sistem hukum yang berlaku dan hubungan interpersonal. Agama yang dianut Orang tua berkewajiban menanamkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya kepada anak, baik berupa bimbingan-bimbingan maupun contoh implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua dalam menjalankan moral keagamaan merupakan cara yang paling baik dalam menanamkan moral keagamaan anak. Dengan perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan dipengaruhi terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Disamping faktor pengaruh keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada pada orang tuanya,terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti; gurunya,artis favoritnya, dan sebagainya. Keluarga dengan moral keagamaan yang baik dan lingkungan masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak
    corecore