23 research outputs found

    Narrative Review: Pengaruh Jahe (Zingiber Officianale) Terhadap Penurunan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil

    Get PDF
    Nausea and vomiting of pregnancy (NVP) adalah kecenderungan untuk memuntahkan sesuatu, atau sensasi yang muncul di kerongkongan atau epigastrium, dengan atau tanpa muntah. Hal ini dapat terjadi pada empat minggu pertama hingga pada minggu kedua belas kehamilan. Penatalaksanaan mual muntah selama kehamilan dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan non farmakologis, namun 34% wanita tidak mengkonsumsi obat dan 26% diantaranya mengurangi dosis karena kekhawatiran efek samping obat yang digunakan pada kehamilan. Jahe dapat digunakan sebagai salah satu terapi non farmakologis karena kandungan gingerol dan shogaol dapat meringankan mual dan muntah dengan meningkatkan tonus lambung dan motilitas karena adanya efek antikolinergik dan antiserotonergik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode Narrative Review dan dilaksanakan pada bulan Desember 2021 - Februari 2022. Pencarian artikel dilakukan secara hand searching pada dua database yaitu Google Scholar dan PubMed dengan menggunakan kata kunci “Jahe” OR “Zingiber officianale” AND Mual OR Nausea AND Pregnancy. 10 artikel memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini 90% dari Indonesia dan 10% berasal dari Iran. Pemberian jahe pada ibu hamil telah diberikan dalam berbagai bentuk berupa minuman jahe hangat, kapsul ekstrak jahe 500 mg, dan aromaterapi. Pemberian intervensi dilakukan 1-3 kali sehari dan selama 4-30 hari. Rata-rata penurunan frekuensi mual dan muntah adalah 11 – 135%, dan penurunan tingkat keparahan dari tingkat sedang (moderate) menjadi tingkat ringan (mild). Jahe dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah dan dapat mengurangi derajat keparahan mual dan muntah pada ibu hami

    ANALISIS BEBAN KERJA APOTEKER DALAM MELAKUKAN PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT TIPE A (Studi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

    Get PDF
    Health workers have an important role to improve the quality of healthcare and support awareness, willingness and ability of people to live healthy. The quality of human resource requirement plan is determined by accurate information of personnel. But, the difficulty of obtaining accurate data needed to calculate the workload of each type of worker still became an obstacle (MOH, 2014). Dr. Saiful Anwar Malang hospital is the public hospital of East Java region. Hospitalization capacity is 872 beds, with 25 ward pharmacists and it has an ideal value of BOR and ALOS (RSSA, 2015). The pharmacists : patients ratio based on the number of beds at 1 : 34,88. Meanwhile, inpatient care pharmacy services that include managerial and clinical pharmacy ideally requires pharmacists with the ratio 1 : 30 (MOH, 2014). The objective of this study is to identify the number of pharmacists needs based on workload according to appropriate service standard in the inpatient care unit of type A hospital with Dr. Saiful Anwar Malang hospital as a study model. The study was a descriptive survey of job analysis with Workload Indicator Staffing Needs (WISN) method. The population in this study is all ward pharmacists based on director decree as a legal aspect. The sampling method is purposive sampling, in order to obtain 20 number of pharmacists. Quantitative data obtained from direct observation of the activities of each pharmacists. In addition, we also recorded on secondary data as the quantity of pharmacist’s activities. The instrument used in this study is the observation guide, stopwatch, as well as the recording form for secondary data. Based on WISN analysis, the number of ward pharmacists needs is 43 in Dr. Saiful Anwar public hospital. It concluded that hospital is still having problem, a shortage of ward pharmacist with WISN ratio = 0.58 (<1.00). But in type A hospital for generalization, the number of pharmacists needs based on workload according to appropriate service standard in the inpatient care unit is 42. The results obtained from eliminating the time for supporting and additional activities that probably not a ward pharmacist’s task of other type A hospitals. With a total number of 872 beds, 37099 inpatient admissions per year, and 6.26 days ALOS, it can be calculated that the pharmacist : patient ratio based on the number of beds and the ideal workloads are at 42 : 872 = 1 : 21. But the ratio can not be applied to critical care units, because the number of patients will usually be limited, the maximum is 15 beds. However, pharmacist’s therapy assessment can be performed more often due to the complexity of therapy

    Analisis Cost Of Illness Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Peserta BPJS Rawat Jalan di Beberapa Puskesmas Kota Malang (Studi Dilakukan pada Tahun 2019 dan 2020)

    No full text
    Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang terjadi karena adanya disfungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin sehingga sel-sel tubuh tidak mampu untuk merespon insulin secara penuh. Penyakit DM tipe 2 memberikan beban ekonomi baik di Indonesia maupun di dunia karena pasien memerlukan pengobatan secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan cost of illness dari biaya medis langsung pasien DM tipe 2 peserta BPJS rawat jalan di beberapa puskesmas Kota Malang tahun 2019 (sebelum pandemi COVID- 19) dan 2020 (ketika pandemi COVID-19). Analisis biaya dilakukan berdasarkan perspektif penyedia layanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan rancangan observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non-random sampling dengan metode purposive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 91 pasien DM tipe 2 peserta BPJS rawat jalan yang aktif berobat minimal 3 bulan dan memiliki data catatan rekam medis lengkap di tahun 2019 dan 2020. Analisis biaya medis langsung meliputi biaya administrasi, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya obat dan biaya komplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata biaya medis langsung tiap pasien DM tipe 2 pada tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19) sebesar Rp243.967 ± 96.335, sedangkan pada tahun 2020 (ketika pandemi COVID-19) sebesar Rp305.115 ± 110.115. Kedua biaya ini berbeda secara signifikan dengan uji t berpasangan (p=0,000). Kesimpulan pada penelitian ini, terdapat peningkatan biaya dan perbedaan yang signifikan pada total biaya medis langsung pasien DM tipe 2 peserta BPJS rawat jalan tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19) dan 2020 (ketika pandemi COVID-19) di beberapa puskesmas Kota Malang

    Hubungan Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Inhaler Oleh Pasien Asma Di Beberapa Apotek Wilayah Kota Malang

    No full text
    Berdasarkan data WHO, asma termasuk dalam 5 penyakit paru utama dengan prevalensi sebesar 17,4% penyebab kematian di dunia. Di Indonesia sendiri asma menduduki peringkat ke-5 dari 10 penyebab morbiditas dan di Malang ditemukan sebanyak 2.026 kasus asma. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi asma dapat diberikan melalui rute inhalasi dengan menggunakan inhaler. Inhaler merupakan salah satu obat dengan penggunaan khusus sehingga dibutuhkan keterampilan dan pemahaman terkait ketepatan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma khususnya di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Penelitian ini dirancang menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 responden yang diambil dengan metode purposive sampling dengan syarat telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner dengan total 14 pertanyaan dimana indikator pengetahuan yang dinilai yaitu jenis inhaler, dosis obat pada inhaler, aturan pakai, cara penggunaan, efek samping, dan cara penyimpanan inhaler. Sedangkan indikator ketepatan yang dinilai meliputi tepat dosis, tepat aturan pakai, tepat cara penggunaan, dan tepat cara perawatan. Seluruh pertanyaan pada kuesioner telah lolos uji validasi. Hasil yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan terbagi menjadi 3, baik (16%), cukup (48%), dan kurang (36%), sedangkan untuk kuesioner ketepatan diperoleh hasil tepat (33%) dan tidak tepat (67%). Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Spearman dengan hasil nilai signifikansi (p=0,000) yang menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara pengetahuan dan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Nilai koefisien korelasi (r=0,493) yang berarti bahwa kekuatan korelasi dua variabel memiliki kekuatan sedang. Analisis faktor perancu juga dilakukan pada penelitian ini yaitu antara tingkat pengetahuan dan pekerjaan dengan ketepatan penggunaan inhaler. Analisis ini dilakukan dengan metode Somers’d dengan hasil nilai signifikansi (p=0,045) dan nilai koefisien korelasi (r=0,359) yang berarti terdapat korelasi signifikan antara tingkat pendidikan dan ketepatan penggunaan inhaler dengan kekuatan korelasi lemah. Sedangkan untuk pekerjaan mendapatkan nilai signifikansi (p=0,610) dan nilai koefisien korelasi (r=0,070) yang berarti tidak terdapat korelasi antara pekerjaan dengan ketepatan penggunaan inhaler. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asma di beberapa apotek wilayah Kota Malang. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan inhaler oleh pasien asm

    Analisis Pengaruh Efektivitas Terapi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Asma Di Beberapa Apotek Kota Malang

    No full text
    Asma adalah salah satu penyakit saluran napas kronis. Asma termasuk masalah kesehatan dunia yang menyerang 1-18% populasi negara di dunia. Di tahun 2018 prevalensi asma di Kota Malang cukup tinggi (±3,8%). Hal ini dikarenakan Kota Malang memiliki temperatur dingin serta tingkat kelembaban udara tinggi, yang termasuk sebagai faktor risiko asma. Pasien asma di Kota Malang berpotensi mengalami kekambuhan akibat lebih sering terpapar faktor risiko asma ini. Peningkatan kekambuhan asma menandakan bahwa asma pasien tidak terkontrol dengan baik. Kontrol asma menunjukkan bahwa gejala asma telah terkontrol dengan atau tanpa pengobatan. Tujuan pengobatan tidak hanya untuk menghilangkan gejala namun juga meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup pasien asma merujuk pada persepsi pasien terhadap efek asma terhadap kualitas hidupnya. Terdapat hubungan antara tingkat kontrol dengan kualitas hidup pasien asma. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah efektivitas terapi yang diukur sebagai kontrol asma berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien asma yang menebus resep di Apotek Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner Asthma Control Test (ACT) untuk mengukur tingkat kontrol asma dan kuesioner Mini-Asthma Quality of Life Questionnaire (m-AQLQ) untuk mengukur kualitas hidup. Hasil penelitian terhadap 100 responden pada 15 Apotek Kota Malang didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat kontrol asma terkontrol sebagian dan kualitas hidup sedang. Tingkat kontrol asma memiliki pengaruh kuat yang bermakna terhadap kualitas hidup pasien dengan r 0,569 dan p 0,000 (p<0,005) pada uji Spearman. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas terapi (kontrol asma) berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien asma yang menebus resep di Apotek Kota Malang

    Analisis Minimalisasi Biaya Harga Obat Antidiabetes di Beberapa Apotek Kabupaten Malang (Studi Dilakukan terhadap Obat Glibenklamid dan Metformin).

    Get PDF
    Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi DM pada tahun 2017 di Kabupaten Malang mencapai 2.322 kasus. Glibenklamid dan Metformin merupakan obat oral antidiabetes (OAD) yang sering diresepkan untuk pasien DM. Namun, harga obat generik dengan harga obat merek dagang di Indonesia bisa berbanding 1,37 hingga 22,34 kali. Pada penelitian ini, dilakukan analisis perbandingan antara harga obat generik dengan harga obat bermerek dagang dari obat Glibenklamid dan Metformin melalui perhitungan farmakoekonomi analisis minimalisasi biaya harga obat. Penelitian dilakukan secara observasional analitik. Data kuantitatif diperoleh dari lembar pengumpulan data Harga Eceran Tertinggi (HET) obat yang tertera di kemasan dari Glibenklamid dan Metformin. Desain studi yang digunakan ialah prospektif, yaitu dilakukan pada bulan Januari hingga Februari tahun 2021. Data diambil dari beberapa apotek yang tersebar di 8 desa di Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa HET dari obat bermerek dagang lebih tinggi 8,92 kali (p = 0,083) untuk Glibenklamid 5 mg; 5,33 kali (p = 0,352) untuk Metformin 500 mg; dan 2,21 kali (p = 0,087) untuk Metformin 850 mg, jika dibandingkan dengan HET dari masing-masing obat generiknya, walaupun perbandingannya tidak signifikan (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa obat yang menghasilkan biaya yang lebih minimal di antara obat generik dan obat bermerek dagang untuk OAD Glibenklamid dan Metformin di beberapa apotek Kabupaten Malang ialah obat generik. Tingginya harga obat bermerek dagang ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti diperlukannya biaya promosi yang lebih tinggi untuk obat bermerek dagang dan juga harga obat bermerek dagang yang biasanya mengikuti harga inovator dari obat yang sama

    Systematic Literature Review Efektivitas Home Pharmacy Care oleh Apoteker pada Pasien Hipertensi

    No full text
    Hipertensi merupakan merupakan penyakit kronis yang membutuhkan kontrol optimal dan kepatuhan secara terus menerus dalam menjalankan terapinya agar dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular, dan ginjal dengan tujuan mengetahui bentuk pelayanan kefarmasian dirumah pada pasien hipertensi kemudian kriteria pemilihan pasien hipertensi yang mendapatkan home pharmacy care serta pengaruh yang di dapatkan pasien hipertensi setelah diberikan pelayanan home care pharmacy metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode systematic literature review dengan mencari jurnal peneltian yang telah dilakukan sebelumnya serta sesuai dengan judul penelitian yang akan dilakukan pada hasil yang telah di dapatkan terdapat 9 jurnal penelitian yang relevan dan ada kaitannya dengan penelitian ini berdasarkan yang sudah dilakukan pada penelitian ini bahwa home care pharmacy sangat bermanfaat bagi lansia yang sudah tidak dapat melakukan aktifitas normal pada umumnya tekanan darah pasien menjadi terkontrol, pengetahuan pasien menjadi bertambah serta kepatuhan pasien dalam meminum obat meningka

    Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Ketepatan Orang Tua dalam Manajemen Terapi Diare Anak dan Pencegahannya di Malang Raya.

    No full text
    Diare adalah kondisi penurunan konsistensi tinja menjadi lembek atau cair dengan peningkatan frekuensi hingga tiga kali atau lebih dalam sehari. Berdasarkan data tahun 2020, diare di Indonesia masih menjadi masalah utama penyebab 14,5% kematian pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan dan penyebab 4,5% kematian pada kelompok anak usia balita. Salah satu penyebab utama kematian akibat diare pada anak adalah tindakan swamedikasi yang salah oleh orang tua yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, pendidikan, pekerjaan, serta sumber informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan orang tua dalam manajemen terapi diare anak. Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Sampel responden dipilih secara purposive sampling yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Jumlah responden yang diperoleh sebanyak 146 orang. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan uji Spearman dan Lambda. Berdasarkan hasil dari kuesioner ketepatan menunjukkan sebanyak 116 responden (79,45%) termasuk dalam kategori tidak tepat dan sebanyak 30 responden (20,55%) termasuk dalam kategori tepat. Pada uji Spearman dan Lambda diperoleh nilai p pada masing-masing variabel, yaitu faktor usia (p=0,507), faktor pendidikan (p=0,000), faktor pekerjaan (p=0,403), dan faktor sumber informasi (p=0,412). Apabila nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antar kedua variabel. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan ketepatan orang tua dalam manajemen terapi diare anak dan pencegahannya di Malang Raya yaitu pendidikan orang tua

    Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua terkait Manajemen Terapi Diare Anak dan Pencegahannya di Malang Raya.

    No full text
    Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian pada anak apabila timbul komplikasi dehidrasi sehingga membutuhkan penanganan yang tepat. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam tindakan penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya diare dan memberikan penanganan segera pada anak yang mengalami diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap orang tua terkait tatalaksana diare anak. Penelitian ini dirancang secara observasional analitik dengan metode cross sectional dan telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan nomor surat 25/EC/KEPK/10/2022. Sampel penelitian ini berjumlah 146 responden yang diambil menggunakan metode purposive sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 12 pernyataan mengenai pengetahuan dan 16 pernyataan mengenai sikap responden. Pengetahuan responden diukur dengan menggunakan skala guttman dan sikap diukur menggunakan skor-T yang kemudian dianalisis untuk mengetahui hubungannya menggunakan uji Pearson Product Moment (PPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terbagi menjadi 3 kategori, baik (13,70%), cukup (52,74%) dan kurang (33,56%), responden juga menunjukkan sikap positif (47,95%) dan negatif (52,05%). Hasil uji Product Pearson Moment (PPM) didapatkan p=0,000, sehingga diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dan sikap. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dan sikap orang tua terkait tatalaksana diare anak di Malang Raya
    corecore