28 research outputs found
Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Pangan Utama di Kabupaten Ciamis
Kabupaten Ciamis telah mengembangkan komoditas pangan utama dalam kerangka agribisnis dengan komoditas pangan utamanya adalah padi, jagung, dan kedelai, produktivitas tiga komoditas pangan utama di Kabupaten Ciamis tersebut lebih tinggi dibandingkan produktivitas di Provinsi Jawa Barat maupun Nasional. Namun sayangnya, belum dapat diketahui keunggulan kompetitifnya, karena pada dasarnya komoditas pangan utama yang diusahakan Kabupaten Ciamis sama dengan komoditas di kabupaten lain seperti Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Majalengka, ditambah lagi sebagian komoditas pangan dari Provinsi Jawa Tengah juga dipasarkan di Kabupaten Ciamis.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Keunggulan kompetitif dari tanaman pangan utama di Kabupaten Ciamis, (2) Efisiensi USAhatani dari tanaman pangan utama di Kabupaten Ciamis.Metode penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survai yang berlokasi pada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Cijeungjing dan Kecamatan Banjarsari, dengan pertimbangan bahwa dua kecamatan tersebut memiliki produktivitas tertinggi dari salah satu pangan utama (padi, jagung, kedelai) di Kabupaten Ciamis. Penentuan petani responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 62 orang petani.Alat analisis untuk mengetahui tingkat keunggulan kompetitif dari tanaman pangan utama di Kabupaten Ciamis dilakukan melalui pendekatan produktivitas, karena menurut Ramli dan Swastika (2005), Analisis keunggulan kompetitif pada dasarnya analog dengan penentuan tingkat produktivitas minimal dari suatu komoditas agar kompetitif terhadap USAhatani komoditas lain. Sedangkan untuk mengetahui tingkat efisiensi USAhatani dilakukan dengan cara membandingkan nilai R/C dari tiga komoditas pangan utama.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Kedelai memiliki nilai R/C lebih besar dibanding komoditas padi sawah dan jagung, oleh karena itu USAhatani kedelai lebih efisien dibandingkan USAhatani padi sawah dan jagung. (2) Produktivitas minimum padi agar kompetitif terhadap kedelai adalah 4.099 ton/ha sedangkan produktivitas minimum jagung agar kompetitif terhadap kedelai adalah 2.722 ton/ha. (3) Harga minimum padi agar kompetitif terhadap kedelai adalah Rp. 3.425 per kilogram sedangkan harga minimum jagung agar kompetitif terhadap kedelai adalah Rp. 3.734 per kilogram
Tingkat Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) pada USAhatani Padi Sawah (Oryza Sativa L.) (suatu Kasus di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar)
Tujuan penelitian penulis adalah untuk melihat tingkat keberhasilan tingkat penerapan teknologi model PTT, dan kendala yang dihadapi petani dalam hal penerapan teknologi PTT. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan sengaja di desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar yang didasarkan bahwa desa Rejasari merupakan desa yang terbanyak kelompoktani yang menerapkan teknologi model PTT tersebut, untuk responden diambil petani sebanyak 34 orang, sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan teknologi model PTT menggunakan scoring. Hasil penelitian tingkat penerapan teknologi PTT adalah: Dalam tingkat penerapan komponen teknologi dasar termasuk dalam kategori sedang, sedangkan dalam tingkat penerapan komponen teknologi pilihan termasuk dalam kategori tinggi. Masih ada beberapa kendala yang dihada pi petani diantaranya: (a) Penerapan teknik sistem tanam jajar legowo dengan jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1 belum bisa dilaksanakan oleh sebagian besar petani. (b) Penanaman bibit 1 sampai 3 per rumpun belum bisa dilaksanakan secara maksimal, karena masih ditemukannya serangan hama keong mas
Analisis USAhatani Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Varietas Parade
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari USAhatani kacang panjang (Vigna sinensis L.) per hektar per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar, dan 2) Besarnya R/C USAhatani kacang panjang (Vigna sinensis L.) per hektar per satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada petani Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Pengambilan sampel ditentukan dengan total sampling, dan analisis data menggunakan analisis biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan dari USAhatani kacang panjang varietas parade per hektar dalam satu musim tanam di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar rata-rata Rp 13.335.455,32. Penerimaan rata-rata Rp 24.057.471,26 per hektar dalam satu musim tanam, sehingga pendapatan rata-rata Rp 10.722.015,94 per hektar dalam satu musim tanam. 2)Berdasarkan analisis imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C) pada USAhatani kacang panjang varietas parade di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar adalah rata-rata sebesar 1,80 artinya apabila biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1,00 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,80 dan pendapatan sebesar Rp 0,80. Maka USAhatani kacang panjang varietas parade di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar layak untuk diusahakan
Analisis Biaya, Pendapatan dan R/c USAhatani Jagung (Zea Mays L.) (suatu Kasus di Desa Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Besarnya biaya, 2) Besarnya pendapatan, 3) Besarnya R/C USAhatani jagung per hektar per satu kali musim tanam di Desa Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis.Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan responden 43 orang petani jagung dari populasi 840 orang petani di Desa Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis, dengan menggunakan teknik penarikan sampel acak kelompok (cluster random sampling), analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan: 1) Usahatani jagung di Desa Margaharja per hektar per satu kali musim tanam biaya produksi yang dikeluarkan (biaya tetap dan biaya variabel) adalah sebesar Rp. 8.161.721,09, 2) Pendapatan petani per hektar per satu kali musim tanam sebesar Rp. 11.557.187,90 dari penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 19.718.907,99 yaitu produk sebanyak 6.572,97 kilogram dengan harga produk Rp. 3.000 perkilogram, 3) Besarnya R/C yang diperoleh petani adalah sebesar 2,42 artinya apabila biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1,00 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,42. Dengan demikian maka USAhatani jagung yang dilaksanakan para petani di Desa Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis menguntungkan
ANALISIS AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus pada Seorang Perajin Agroindustri Tahu di Desa Hegarwangi Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) Besarnya pendapatan dan penerimaan dari agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) Besarnya R/C pada agroindustri tahu dalam satu kali proses produksiPenelitian ini dilaksanakan di Desa Hegarwangi Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan Metode Studi Kasus. Perajin tahu yang ada di Desa Hegarwangi hanya ada satu orang, dan perajin secara purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftipkuantitatif. Analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi selama satu hari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perajin agroindustri tahu yang berada di Desa Hegarwangi Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 839.676,54 dalam satu kali proses produksi.2. Besarnya pendapatan yang diperoleh perajin agroindustri tahu sebesar Rp. 516.323,46 dalam satu kali proses produksi, dan penerimaan yang diperoleh perajin sebesar Rp. 1.356.000 dalam satu kali proses produksi.3. Perajin USAha agroindustri tahu, apabila dilihat dari segi ekonomis menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C sebesar Rp. 1,6 artinya setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,6 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar Rp. 0,6
Analisis Saluran Pemasaran Buah Duku (suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan (1) untuk mengetahui saluran pemasaran buah duku dari produsen atau petani sampai ke konsumen (2) untuk mengetahui marjin, biaya, keuntungan pemasaran buah duku. Serta (3) perbandingan harga yang diterima petani (Farmer share). Penelitian ini melibatkan 31 orang responden dari pihak petani dan 12 orang respondendari pihak pedagang perantara. Hasil Penelitian menunjukan :1. Saluran pemasaran buah duku di Desa Karanganyar terdapat tiga saluran pemasaran a) Petani buah duku Pedagang pengumpul (Desa Karanganyar) pedagang pengecer (Desa Karangkamulyan) Konsumen.b) Petani buah duku Pedagang pengumpul (Desa Karanganyar) Pedagang Besar(Pasar Ciamis) Pedagang Pengecer konsumen.c) Petani buah duku pedagang pengumpul (Desa Karanganyar)Broker Pedagang besar (Cibitung) Pedagang pengecer (wilayah Cibitung)konsumen.2. Total marjin, biaya dan keuntungan pemasaran buah duku sebagai berikut :a) Total marjin pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 3.700 per kilogram, pada saluran 2 sebesar Rp 4.000 per kilogram, pada saluran 3 sebesar Rp 4.400 per kilogram.b) Total biaya pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 1.100 per kilogram, pada saluran 2 sebesar Rp 1.655 per kilogram, pada saluaran 3 sebesar Rp 1.815 per kilogram.c) Total keuntungan pemasaran pada saluran 1 sebesar Rp 2.600 per kilogram, pada saluran 2 sebesar Rp 2.345 per kilogram, pada saluran 3 sebesar Rp 2.585 per kilogram.3. harga yang diterima petani atau Farmer share pada saluran pemasaran 1sebesar 57,47 % per kilogram, pada saluran pemasaran 2 sebesar 55,56% per kilogram, pada saluran pemasaran 3sebesar 52,63% per kilogram
Respon Petani terhadap Kegiatan Model Desa Konservasi (Mdk) di Kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Respon petani terhadap kegiatan Model Desa Konservasi (MDK) Kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi, (2) Kendala yang dihadapi dalam kegiatan Model Desa Konservasi (MDK) Kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus, dengan mengambil kasus pada KelompokModel Desa Konservasi (MDK) di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Penarikan sampel untuk kelompok dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu pada Kelompoktani yang berada ikawasan konservasi Taman Buru Masigit Kareumbi yang bernama Kelompok MDK, sedangkan sampel untuk responden dilakukan secara sensus terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Respon petani terhadap kegiatan Model Desa Konservasi (MDK) termasuk ke dalam kategori tinggi karena sebagian besar responden yaitu 90,00 persen mempunyai tingkat respon yang tinggi terhadap kegiatan MDK.2. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan Model Desa Konservasi (MDK) yaitu berkaitan dengan pemasaran hasil dari kegiatan MDK, pemasaran hasil USAhatani anggrek baru sebatas memenuhi kebutuhan wisatawan di Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) dan belum dipasarkan ke luar desa, misalnya memenuhi permintaan di kota Bandung dan sekitarnya. Demikian pula pemasaran bibit tanaman tahunan baru sebatas memenuhi kebutuhan bibit di desa dan untuk kegiatan penghijauan di gunung masigit, kelompok belum berani memproduksi secara massal (besarbesaran) karena masih mempertimbangkan dan melihat kondisi saluran pemasaran
Dampak Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (Slptt) terhadap Penerapan Teknologi Ptt pada USAhatani Padi Sawah (Studi Kasus pada Kelompok Tani Trirahayu III di Desa Medanglayang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat penerapan teknologi PTT sebelum dan sesudah petani mengikuti SLPTT. (2) Dampak Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) terhadap penerapan teknologi PTT pada USAhatani padi sawah. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus. Responden ditentukan secara sensus. Analisis data untuk mengetahui penerapan teknologi sebelum dan sesudah petani mengikuti SLPTT dilakukan secara deskriptif, sedangkan untuk mengetahui dampak Sekolah Lapang Pengelolaan TanamanTerpadu terhadap penerapan teknologi PTT pada USAha tani padi sawah, dianalisis dengan menggunakan statistik non parametric karena datanya bersifat kualitatif (nominal) dengan menggunakan uji tanda.Hasil penelitian menunjukkan :1) Tingkat penerapan teknologi PTT sebelum petani mengikuti SLPTT sebagian besar yaitu sebanyak 18 orang (72%) termasuk kategori rendah, sedangkan setelah mengikuti SLPTT sebagian besar yaitu sebanyak 20 orang (80%) termasuk kategori tinggi.2) Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu mempunyai dampak positif terhadap penerapan teknologi PTT pada USAhatani padi sawah pada kelompok tani Trirahayu III di Desa Medanglayang