32 research outputs found
Evaluasi Pelaksanaan dan Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Teaching Factory di SMK Negeri 3 Surabaya
Abstrak Kebutuhan tenaga kerja dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan SMK yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang perlunya pelaksanaan revitalisasi SMK, untuk menjalankan Inpres tersebut dijalankan program teaching factory di SMK. Teaching factory adalah konsep pembelajaran dimana sekolah melaksanakan produksi atau layanan jasa yang merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui baik tidaknya pelaksanaan teaching factory ditinjau dari aspek proses pembelajaran & training serta aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga untuk mengetahui faktor menghambat dan pendukung pelaksanaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner dan wawancara. Kedua instrumen ini digunakan untuk saling melengkapi dan memperkuat data penelitian sehingga didapat data yang benar-benar valid. Data yang didapat, diolah dan dicari nilai rata-rata dari hasil kuesioner dan wawancara. Selanjutnya dari nilai rata-rata tersebut dapat diperoleh Nilai Pencapaian Keberhasilan (NPK) dari pelaksanaan teaching factory dari aspek pola pembelajaran & training serta aspek SDM. Hasil penelitian yang dilakukan di SMKN 3 Surabaya pada program keahlian Teknik permesinan. Dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner dengan responden sebanyak 12 guru maka diperoleh hasil bahwa pelaksanaan teaching factory dari aspek pola pembelajaran dan training dikategorikan sesuai dimana diperoleh Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) sebesar 16,1 dengan persentase sebesar 74,54 %. Sedangkan dari aspek SDM dikategorikan sangat sesuai, dimana diperoleh hasil Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) sebesar 14,4 dengan persentase 80%. Faktor penghambat dalam pelaksanaan teaching factory adalah: a). Pelaksanaan teaching factory belum menerapkan praktik pembelajaran kewirausahaan; b). Tidak didapatkannya kompetensi pengelasan yang didapatkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan faktor pendukungnya adalah: a). Kegiatan pengajar aktif dalam menjalankan program teaching factory; b). Guru memiliki kompetensi yang sejalan dengan pelaksanaan teaching factory; c). Memiliki team work yang baik dalam menjalankan teaching factory. Kata kunci: Evaluasi, Teaching Factory, Faktor Penghambat, Faktor Pendukung.AbstractThe needs of the labor required to produce a quality SMK graduates according to the needs of the industry. Through Presidential Instruction No. 9 of 2016 concerning the need for the implementation of vocational school revitalization, to carry out the Inpres, the factory teaching program was run in Vocational Schools. Teaching factory is the concept of learning in which schools carry out production or services that are part of the process of teaching and learning. The purpose of this study was to measure and determine whether or not the implementation of the teaching factory was reviewed in terms of aspects of the learning process and training as well as aspects of Human Resources (HR) and also to find out the inhibiting factors and supporting implementation. The methods used in this research is descriptive quantitative. The data obtained, processed and searched for the average value of the results of questionnaires and interviews. Both of these instruments are used to complement and strengthen the research data so that the data obtained are completely valid. The data obtained, processed and sought the average value of the results of questionnaires and interviews. Further from the average value can be obtained the value of achievement of success (NPK) from implementation of the teaching factory pattern of learning & training and HR aspects. The results of research conducted at SMKN 3 Surabaya at machining engineering program. By using the method of data collection in the form of a questionnaire with respondents as many as 12 teachers thus obtained the result that implementation of the teaching factory pattern of learning and training are categorized accordingly where the retrieved value to achieving quality (NPK) of 16.1 with the percentage of 74.54%. While the HR aspects of categorized very fit, where the value of achieving quality results obtained (NPK) by 14.4 percentage 80% with. The obstacle factor in the implementation of the teaching factory is: a). Implementation of teaching factory learning-practices apply yet entrepreneurship; b). There is no welding competence obtained by students in learning. While the supporting factors are: a). The teaching activities are active in running the program teaching factory; b). Teachers have a competency in line with the implementation of a teaching factory; c). Have a good team work in running teaching factory. Keywords: Evaluation, Teaching Factory, Factor Restricting, Factor Endowments
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TSM SMK PGRI 05 JEMBER
AbstrakPendidikan merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerjasama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum 2013 menekankan penilaian autentik dalam kegiatan pembelajaran.Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada situasi sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesiapan guru produktif bidang keahlian Teknik Sepeda Motor SMK PGRI 05 Jember dalam implementasi penilaian autentik, menemukan ada atau tidak perbedaan antara masing-masing guru dalam implementasi penilaian autentik, mengetahui respons siswa terhadap implementasi penilaian autentik dan menemukan faktor kendala dalam implementasi penilaian autentik.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi dan sampel adalah semua guru yang mengajar mata pelajaran produktif kelas X Teknik Sepeda Motor di SMK PGRI 05 Jember berjumlah 3 orang.Instrumen penelitian terdiri dari instrumen perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, kesiapan kerja guru, dan respons siswa.Teknik pengambilan data menggunakan angket, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dengan pengujian mean dan pengujian hipotesis komparatif dengan t-test sample related.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat kesiapan guru produktif kelas X TSM SMK PGRI 05 Jember dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada siklus 1 guru A baik dengan =2.84, guru B baik dengan mean =2.96, guru C Baik dengan mean =3.08; pada siklus 2 guru A baik dengan mean =2.64, guru B baik dengan mean =3.03, guru C Baik dengan mean =2.81. Tidak ada perbedaan signifikan antara guru A dan B dalam implementasi penilaian autentik dengan nilai tab= -1.015. Respons siswa terhadap implementasi penilaian autentik adalah guru A kategori baik, guru B baik, guru C cukup baik. Kendala yang dialami guru produktif kelas X paket keahlian Teknik Sepeda Motor dalam mengimplementasikan penilaian autentik antara lain: 1) Penyusunan tujuan pembelajaran kompetensi sikap dan keterampilan sesuai unsur ABCDs; 2) Penyampaikan langkah-langkah dan metode yang akan digunakan kepada siswa; 3) menyusun dan melaksanakan program pengayaan serta remedial bagi siswa 6) Konsistensi dalam penyusunan dan pelaksanaan penilaian keterampilan 7) Kelengkapan instrumen mulai dari afektif, kognitif dan psikomotor.. Kata Kunci: penilaian, autentik, kurikulum 2013, SMK, Teknik Sepeda Motor. AbstractEducation is an activity that involves a number of components that work together in a process to achieve educational goals. The 2013 curriculum emphasizes authentic assessment in learning activities. Authentic assessment is a form of assessment that requires learners to display attitudes, using the knowledge and skills acquired in the real situation. The purpose of this research is to know the level of productive teacher readiness on areas of expertise Motorcycles Engineering of SMK PGRI 05 Jember in the implementation of authentic assessment, to find whether or not the difference between each teacher in the implementation of authentic assessment, to know the students response to the implementation of authentic assessment and to find the constraint factor in the implementation of authenticassessment.The type of this research is quantitative descriptive research, with population and sample are all teachers who teach productive subjects on X Motorcycle engineeringclassin SMK PGRI 05 Jember amounted to 3 people. The research instrument consisted of planning instrument, implementation instrument, follow up instrument, readiness of teacher work instrument, and student response instrument. Techniques of data collection using questionnaire, documentation, and observation. Research data were analyzed by descriptive statistic with mean test and comparative hypothesis test with t-test sample related.The results of this study indicate that the level of readiness of productive teachers of class X TSM SMK PGRI 05 Jember in implementing authentic assessment in cycle 1 teacher A is good with mean =2.84, teacher B is good with mean =2.96, teacher C is good with mean = 3.08; in cycle 2 of teacher A is good with mean =2.64, teacher B is good with mean =3.03, teacher C Good with mean =2.81. There is no significant difference between teacher A and B on the implementation of authentic assessment with tab value = -1.015. Student response to the implementation of authentic assessment is the teacher A and B are on good category, teacher C is good enough. The Obstacles experienced by productive teachers of X motorcycles engineering class in implementing authentic assessment include: 1) Preparation of learning objectives attitudinal competencies and skills according to elements ABCDs; 2) Have not submitted the steps and methods to be used to the students; 3) Develop and implement enrichment and remedial program for students 6) Consistency in the preparation and implementation of skills assessment 7) Completeness of instruments ranging from affective, cognitive and psychomotor. Keywords: assessment,authentic, curriculum 2013, SMK, Motorcycle Engineerin
PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN WIPER DAN WASHER PADA PRAKTIKUM KELISTRIKAN OTOMOTIF DI JURUSAN PTM-UNESA
Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru
PENGEMBANGAN MODUL SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR MATA KULIAH PRAKTIKUM KELISTRIKAN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNESA
AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul praktikum sistem pengisian IC Regulator yangberguna untuk membantu pembelajaran pada mata kuliah Praktikum Kelistrikan Otomotif, danmemperoleh respon terhadap modul praktikum sistem pengisian IC Regulator yang diujikan terhadapmahasiswa D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Unesa. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitianpengembangan Dick dan Carey dengan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di JurusanTeknik Mesin Unesa. Objek penelitian berupa pengembangan modul praktikum sistem pengisian ICRegulator. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu pengembangan modul dan angket yangbertujuan untuk mengetahui kelayakan dan respon dari modul. Langkah-langkah proses pengembanganmodul praktikum sistem pengisian IC Regulator melalui beberapa tahapan yaitu (1) identifikasi masalah,(2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) uji coba, (6) revisi, (7) produk jadi dan dapatdigunakan untuk belajar mahasiswa D3 Teknik Mesin Unesa angkatan 2009. Berdasarkan hasilpenelitian, diperoleh hasil bahwa modul sistem pengisian IC Regulator yang dikembangkan layak untukdigunakan dalam mata kuliah Praktikum Kelistrikan Otomotif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasilvalidasi modul oleh dosen ahli isi sebesar 81,81 %, ahli desain sebesar 77,08 % dan ahli bahasa sebesar85,71 %, dengan persentase rata-rata sebesar 81,53% sehingga dikategorikan sangat layak. Modul sistempengisian IC Regulator yang dikembangkan juga mendapat respon yang baik oleh mahasiswa. Haltersebut ditunjukkan dengan prosentase penilaian keterbacaan modul sebesar 78,43 %. Sehinggaberdasarkan hasil validasi modul dan penilaian terhadap keterbacaan oleh mahasiswa modul sistempengisian IC Regulator dapat dikategorikan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.Kata Kunci: modul sistem pengisian IC Regulator.AbstractThe purpose of this research is to produce practical module charging system IC Regulator to help studyon courses Teaching of Automotive Electrical, and to obtain a response to the practical module chargingsystem IC regulators are to be tested against the students of the D3 in Mechanical Engineering Faculty ofEngineering Unesa. This research use approach to research the development of Dick and Carey with adescriptive quantitative analysis. Research conducted in the Department of Mechanical EngineeringUnesa. The object of research is the development of practical module system of charging IC Regulator.The techniques used in the development of data collection modules and question form which aims toknow appropriateness and the response of the module. Measures the process of developing practicalmodule charging system IC Regulator through several stages: (1) identification of the problem, (2) datacollection, (3) design products, (4) validation, (5) testing, (6) revision, (7) the finished product and can beused to study mechanical engineering student D3 Unesa 2009. Based on research results, obtained theresults that the module charging system IC Regulators developed viable for use in Automotive Electricalcourses. This can be seen on the basis of the results of the validation of the module by expert lecturerscontents of 81,81%, 77,08% of design experts and linguists of 85,71%, with average percentage of81,53% so categorized is well worth. The practical module system charging IC Regulators developed alsogets a good response by the student. It is shown with a percentage assessment of the readability module of78,43%. So based on the results of the validation of the module and an assessment of the readability bythe student module charging system IC Regulator can be categorized is worthy to be used as learningmaterials.Keywords: module charging system IC Regulator
EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI RASIO PANJANG LEADING EDGE TERHADAP KARAKTERISTIK AERODINAMIKA PADA MOBIL PICK UP
Kendaraan pick up memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dan membawa beban yang lebih berat dari pada mobil kecil, sehingga penelitian tentang karakteristik aerodinamika pada kendaraan pick up sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar dan meningkatkan keamanan waktu berkendara. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model uji dengan variasi rasio panjang leading edge: standart 0,03(1/30), 0,067(1/15), dan 0,1(1/10) pada Reh = 3,09x104, 5,20x104, 7,15x104. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah distribusi tekanan (CP) pada upper dan lower surface, koefisien drag pressure (CDP), koefisien lift pressure (CLP), profil kecepatan dibelakang kendaraan (VP) dan titik separasi pada kendaraan pick up. Untuk variabel kontrol, model leading edge bodi kendaraan diletakkan 200 mm dari leading edge plat datar. Pengukuran VP dibelakang model uji kendaraan dilakukan pada rasio X/L 0,34; X/L 0,41; X/L 0,49; X/L 0,57 dari leading edge plat datar. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: dengan menambah variasi rasio panjang leading edge dapat membuat peningkatan koefisien tekanan(CP) dengan perlahan dan mengurangi kenaikan CP yang tiba – tiba. Penurunan koefisien drag pressure (CDP) tertinggi terjadi pada variasi rasio panjang leading edge 0,1(1/10) dengan Reh = 3,09 x 104 yaitu 0,57 atau turun 20,53% dari model standart 0,03 (1/30) sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan variasi rasio panjang leading edge, dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat. Penurunan nilai CLP paling signifikan pada variasi rasio panjang leading edge 0,1 (1/10) pada Reh 7,15 x 104 yakni 0,28 atau turun sebanyak 41,09% dari model kendaraan standart 0,03 (1/30). Pada pengukuran velocity profile (VP) di belakang model uji didapatkan penurunan defisit momentum aliran pada semua variasi Reh dan rasio X/L. Pada semua variasi Reh titik separasi terjadi pada titik x/l=+0,438 pada model standart 0,03(1/30), x/l=+0,471 pada model dengan variasi rasio panjang leading edge 0,067(1/15), x/l=+0,505 pada model dengan variasi rasio panjang leading edge 0,1(1/10). Kata Kunci: Leading Edge, Karakteristik Aerodinamika, dan Kendaraan Pick Up
PEMBUATAN MODUL SISTEM PENGAPIAN PADA KOMPETENSI KEJURUAN MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
ABSTRAKSalah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan modul, karena modul dinilailebih mudah dipelajari oleh pebelajar secara mandiri dirumah dan pembelajaran dengan menggunakan modul berfokuskanpenguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari pebelajar dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya,sehingga hasil belajar diharapkan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupamodul memperbaiki sistem pengapian konvensional yang disertai CD Pembelajaran sebagai pendukung yang layak digunakandalam kegiatan belejar mengajar. Adapun masalah yang dihadapi adalah bagaimana pembuatan modul yang disertai CDpembelajaran pada kompetensi kejuruan memperbaiki sistem pengapian dan bagaimana penggunaan modul yang disertai CDpembelajaran yang di aplikasikan pada siswa kelas XI TKR 2 SMK Negeri Kasiman dan siswa kelas XI TKR 3 SMK Negeri 2Bojonegoro.Penelitian ini merupakan salah satu penelitian dalam rangka pembuatan perangkat modul yang disertai CDPembelajaran dengan judul memperbaiki sistem pengapian konvensional. Jenis penelitian ini mengadopsi model pengembanganpembelajaran 4-D (Four-D Model) yang dibuat oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel (1974)yang terdiri dari 4 tahap, yakni pendefinisian (define), desain (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).Kelayakan modul ditentukan oleh hasil validasi bidang bahasa oleh satu dosen ahli dan dua guru ahli, validasi bidang desain olehsatu dosen ahli dan dua guru ahli, validasi bidang keteknikan oleh satu dosen ahli dan dua guru ahli dan validasi evaluasipenilaian soal oleh satu dosen ahli. Setelah modul divalidasi dan diperbaiki/direvisi dilakukan penilaian modul pada 10 siswakelas XII TKR SMK Negeri Kasiman untuk mengetahui respon positif siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakanmodul.Hasil yang dicapai adalah telah terselesaikannya pembuatan sebuah modul memperbaiki sistem pengapian yang disertaiCD pembelajaran serta hasil validasi yang baik dan pengambilan data uji coba langsung pada 2 sekolah yang berbeda yangmendapatkan hasil yang baik maka perangkat modul sistem pengapian konvensional yang disertai dengan CD pembelajaranyang baik dan layak digunakan dalam kegiatan belajar siswa selanjutnya.Kata Kunci: Pembuatan modul, CD Pembelajaran, modul memperbaiki sistem pengapian konvensional, belajar, hasil belajar.ABSTRACTThe one of increasing learning quality is used module, because it (module) more easier to learn by learner withself access centre in home and learning with it (module) to be focused on mastery competence from material study bylearner be based on time surely with potential and condition until the result of study be increase. The purpose of thisresearch is to produce of learning instrument in the form of conventional ignition system module at following CD oflearning. Wich used on learning and teaching activities. There is a problem to be presence of how to make module afollowing CD of learning on vocational competence refer to repaired ignition system and how to used it (module) withCD of learning. Wich the implementation at Kasiman vocational high school (specially second grade/TKR 2) andBojonegoro vocational high school (specialy second grade/TKR3).This research is the one of frame work research to used the module instrument and CD of learningwith the title is“repairing conventional ignition system”. This type of research to module of adoption development learning 4-D (fourD model) by Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S, Semmel and Melvyn I. Semmel 1974 is consist of four slep that isdefine, design, develop and disseminate. The advisability module to be determines of result validity language divisionby professional lecture and two professional teacher. Validity of design area by one professional lecture and twoprofessional teacher. Validity of technique area by one. Professional lecture and two professional lecture and twoprofessional teacher. And validity of evaluation scoring question by one lecture professional. After the validationmodule and improvement/revition. To do that about scoring module on the student at kasiman vocational high schoolfor to know about the positive respon from student to learning activities used the module.The achived result is had been finished a module about repairing ignition system with following CD of learningis good. Validation result and to take experiment data directly at two school. Difference is to get good result. So themodule of conventional ignition system with following CD of learning is a good and prefer to used in the next learningactivities.Key word : Make a module, CD of learning, conventional ignition system module, study, result of study
EVALUASI PEMBELAJARAN PROGRAM LINK AND MATCH DENGAN DUNIA USAHA/INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NEGERI 3 SURABAYA
Pada era revolusi 4.0 pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan, maka perlu adanya peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia sesuai Inpres No. 9 Tahun 2016 terkait Revitalisasi SMK, salah satu programnya adalah program link and match dengan dunia usaha/industri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil pembelajaran link and match dengan meninjau seberapa ketercapaian siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik kuesioner, wawancara, observasi dan tes. Hasil penelitian dari kesesuaian pelaksanaan pembelajaran program link and match dengan dunia usaha/industri meninjau seberapa ketercapaian siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan memperoleh hasil dari ketuntasan klasikal aspek kognitif 81%, aspek psikomotorik 88% dan mean dari aspek afektif memperoleh 86%. Adapun faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran program link and match adalah faktor pendukungnya antara lain kesesuaian materi dan kurikulum, kesesuaian pelaksanaan kunjungan industri, kompetensi yang dimiliki guru, kesesuaian standarisasi kelas, kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan guru, penerapan pembelajaran, kompetensi pengetahuan peserta didik terkait dengan mesin dan kompetensi sikap peserta didik, faktor penghambatnya antara lain pengunaan media pembelajaran yang belum optimal, keterbatasan alat, bahan dan objek praktik, peserta didik belum memahami sepenuhnya terkait kompetensi pengetahuan dan ketrampilan, guru belum mengusai sepenuhnya terkait kompetensi pengetahuan dan keterampilan dan peserta didik belum sepenuhnya memahami materi praktikum tentang engine
STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI SUSUNAN EMPAT SILINDER SIRKULAR IN-LINE SQUARE DEKAT DINDING PADA LAPIS BATAS TURBULEN
Aliran yang melintasi suatu bluff body yang salah satunya adalah bentuk
silinder sirkular banyak dijumpai dalam aplikasi engineering. Ketika melintasi
susunan silinder aliran tersebut akan membentuk suatu pattern tertentu, dan hal ini
akan berdampak terhadap karakteristik aerodinamik dari silinder dalam susunan
tersebut. Penelitian ini akan meneliti fenomena aliran yang terjadi di sekeliling
susunan 4 silinder sirkular yang membentuk konfigurasi in-line square dekat
dinding datar pada lapis batas turbulen.
Metode eksperimen diterapkan dengan menggunakan open circuit
subsonic wind tunnel untuk memperoleh data kuantitatif tentang distribusi tekanan
statik dari masing-masing kontur silinder dan dinding, maupun profil kecepatan di
daerah wake silinder downstream. Selain itu data kualitatif seperti visualisasi pola
aliran yang terjadi disekeliling susunan silinder diperoleh melalui metode simulasi
menggunakan paket program CFD dengan pendekatan 2D dan 3D U-RANS dan
model viscous k-ω SST. Kedua metode penelitian ini dilakukan pada rasio spasi
L/D= 4,0 dan L/D= 2,7 dengan rasio gap G/D= 0,0Ă·0,5 interval 0,1 dan G/D= 1,0
pada Re= 5,3x104 berdasarkan diameter silinder.
Berdasarkan penelitian terhadap susunan empat silinder sirkular in-line
square dekat dinding diperoleh hasil: a) distribusi tekanan dari masing-masing
kontur silinder dalam susunan dipengaruhi dengan adanya dinding, baik pada
rasio L/D= 4,0 maupun L/D= 2,7; b) pengaruh dinding terhadap karakteristik
aerodinamik dari silinder dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni
sangat kuat pada rasio gap G/D= 0,0, kuat pada rasio 0,1 ≤ G/D ≤ 0,2, lemah pada
rasio 0,3 ≤ G/D ≤ 0,5, dan tidak ada pengaruh pada rasio gap G/D= 1,0; dan c)
terjadi perubahan pola aliran yang unik diantara susunan silinder ketika rasio spasi
L/D= 4,0 diturunkan menjadi L/D= 2,7 pada semua variasi rasio G/D.
=====================================================================================================
The flow crossed over a bluff body such as a circular cylinder could be
found in engineering applications. It makes a specific flow patterns and affected to
aerodynamic characteristic of those cylinders, when it passed through a cylinders
arrangement. This research would investigated a flow phenomena around four
circular cylinders in in-line square arrangement near a plane wall in turbulent
boundary layer.
An experiment method would be applied using an open circuit subsonic
wind tunnel to collected a quantitative data such as: a static pressure distributions
on the cylinders and the wall contours, and a velocity profiles near wake region on
the cylinders downstream. While a qualitative data such as: a visualization of flow
pattern around the cylinders arrangement would be get with a simulation model
using a CFD package programme, with the 2D and 3D U-RANS approach with k-
ω SST viscous model. Both of these methods would be applied on each L/D=4,0
and L/D=2.7 spacing ratio, and G/D=0,0Ă·0,5 interval 0,1 and G/D=1,0 gap
spacing ratio at Re=5,3x104 based on a circular cylinder diameter.
The results of this research showed that: a) the pressure distributions of
each cylinders contour be affected with an excistence of wall on L/D=4,0 spacing
ratio as well as L/D=2,7; b) the affected of the gap between a lower surface of
cylinder and wall to an aerodynamic characteristics of the cylinders can be
classified into three groups such as: a very strong influence at G/D=0,0 ratio, a
strong influence at 0,1≤G/D≤0,2 ratios; a weak influence at 0,3≤G/D≤0,5 ratios,
and not influence like an isolated cylinder at G/D≤1,0 ratios, c) it occured of an
unique flow patterns when L/D=4,0 spacing ratio changed to the L/D=2.7 at all of
the variation of the G/D ratios
VISUALISASI PENGARUH VARIASI SUDUT KEMIRINGAN LEADING EDGE TERHADAP KARAKTERISTIK AERODINAMIKA KENDARAAN BUS
AbstrakPada dasarnya dalam peningkatan efisiensi bahan bakar tidak hanya meliputi tentang bagian mesin saja. Namun, terdapat aspek lain yang dapat mempengaruhi efisiensi bahan bakar, yaitu tentang aerodinamis pada bodi kendaraan agar laju aliran udara yang melewati bodi kendaraan dapat dimanfaatkan dengan baik. Dalam meningkatkan sisi aerodinamis kendaraan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh antara lain : dimensi utama berupa panjang, lebar, dan tinggi kendaraan, sudut diffuser, ground clearance, sudut kemiringan leading edge. Dengan melakukan metode dan teknik dalam pengambilan data secara visualisasi ini, dapat mengetahui dan memahami fenomena pada laju aliran secara nyata sesuai dengan kondisi real. Model uji dalam penelitian ini yang menyerupai kendaraan jenis bus yang dibuat dari PCB (printed circuit board) dengan skala 1:30 dari dimensi aslinya. Penelitian ini dilakukan dengan sudut standart leading edge 35,4° dan memvariasikan sudut leading edege 26,40; 44,40; 53,40 dengan menggunakan alat bantu smoke generator, open circuit wind tunnel subsonic dengan dimensi test section (365 mm x 365 mm x 1250 mm) dan Reynold number (Re) yang digunakan = 0,26x Hasil penelitian ini menunjukkan dengan variasi sudut kemiringan leading edge didapatkan hasil visualisasi yang berbeda. Pada variasi sudut kemiringan leading edge 53,40 memiliki garis alir yang yang lebih baik daripada variasi sudut kemiringan leading edge 35,40 (standar) dapat dilihat dari visualisasi aliran pada titik stagnasi, aliran saat terdefleksi ke bagian upper surface dan lower surface, lalu terjadinya bubble surface pada aliran, dan terjadinya titik separasi aliran ketika akan meninggalkan kontur kendaraan.Kata kunci: Visualisasi Leading Edge, Karakteristik aerodinamika,, dan Kendaraan busAbstractBasically in improving fuel efficiency not only covers the engine parts. However, there are other aspects that can affect fuel efficiency, which is about aerodynamics in the vehicle body so that the air flow rate that passes through the vehicle body can be utilized properly. In increasing the aerodynamic side of the vehicle there are several influential factors, among others: main dimensions in the form of length, width, and height of the vehicle, diffuser angle, ground clearance, leading edge tilt angle. By doing the methods and techniques in visualizing this data retrieval, it can know and understand the phenomena at the flow rate significantly in accordance with the real conditions. The test model in this study resembles a bus type vehicle made from a PCB (printed circuit board) with a scale of 1:30 from the original dimension. This study was conducted with a leading edge standard angle of 35.4 ° and varied the angle of leading edege 26.40; 44,40; 53.40 by using smoke generator tools, open subsonic wind tunnel circuits with test section dimensions (365 mm x 365 mm x 1250 mm) and Reynold number (Re) used = 0.26x The results of this study indicate the leading slope angle variations edge results are different visualizations. The variation in the leading edge of the leading edge 53.40 has a flow line that is better than the variation in the slope angle of the leading edge 35.40 (standard) can be seen from the visualization of flow at the point of stagnation, flow when deflected to the upper surface and lower surface, then occur bubble surface in flow, and the occurrence of flow separation points when it will leave the contour of the vehicle. Keywords: Leading Edge Visualization, Aerodynamic Characteristics, and Bus Vehicle
EVALUASI TINDAK LANJUT HASIL PROGRAM KEAHLIAN GANDA GURU BIDANG OTOMOTIF
Abstrak Kebutuhan tenaga kerja dituntut dapat menghasilkan lulusan SMK yang profesional sesuai dengan kebutuhan industri. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 perlu dilakukan revitalisasi SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Keahlian Ganda Guru. Program keahlian ganda bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SMK yang mengampu mata pelajaran normatif-adaptif untuk memperoleh kompetensi keahlian tambahan dan mampu menjadi guru produktif sehingga mampu memenuhi kebutuhan guru produktif di SMK. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif kualitatif. Evaluasi lebih ditekankan pada ketercapaian/efektivitas terhadap implementasi program keahlian ganda guru bidang otomotif di SMK. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, kuesioner, tes, dan dokumentasi. Sebelum pengambilan data, dilakukan uji validasi, realibilitas, dan analisis butir soal. Kesesuaian implementasi guru keahlian ganda bidang otomotif dengan tujuan program keahlian ganda diadakan memperoleh persentase 75%. Faktor yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan implementasi pembelajaran guru ditinjau dari variabel karakteristik guru adalah: a) Pandangan dan pemahaman terhadap pembelajaran, b) Minat, dan c) Kompetensi (Pengetahuan). Ditinjau dari variabel karakteristik siswa adalah: a) Potensi belajar, dan b) Minat. Ditinjau dari variabel konteks pembelajaran adalah: a) Lingkungan akademik, b) ruang kelas dan bengkel, c) Materi dan peralatan (media pembelajaran), dan d) Pelatihan guru. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dari variabel karakteristik guru adalah: a) Usia, b) Latar belakang pendidikan, dan c) Pengalaman mengajar. Ditinjau dari variabel karakteristik siswa adalah Kepribadian. Ditinjau dari variabel konteks pembelajaran adalah: a) Waktu, dan b) Persiapan mengajar. Kata Kunci: Keahlian Ganda, Implementasi, Faktor Keberhasilan. Abstract Labors need are required able to produce professional VOCATIONAL graduates according to needs industry. According of presidential instruction No. 9 year 2016 need to revitalization of SMK, ministry of education and culture implement the teachers dual skills Program. The dual skill program aims to improve competence of SMK teachers who can identify normative-adaptive subjects to acquire additional skill competencies and able to become productive teachers and able to fulfill the needs of productive teachers in SMK. The method used in this thesis is qualitative descriptive. Evaluation is more emphasized on the achievement/effectiveness of implementation program dual skills of the automotive field teachers in SMK. Data is collected using interview techniques, questionnaires, tests, and documentation. Before take data, validation test, realibility, and analysis of question. The suitability of the implementation of the follow up evaluation result of dual skills program automotive teacher with the objective of dual skills is held to achieve the percentage 75%. Factors that become advocates in implementation learning teachers that are reviewed from the teachers characteristic variables are: a) The view and understanding of the learning, b) interests, and c) competence (knowledge). Then reviewed from the student variables characteristic: a) learning potential, and b) interests. Further review of the learning context variables are: a) academic environment, b) classrooms and workshops, c) materials and equipment (media learning), and d) teacher training. While the factors that become the inhibitory of the teachers characteristic variables are: a) age, b) educational background, and c) teaching experience. Then the review of characteristic variables of the student is personality. Further review of the learning context variables are: a) time, and b) preparation of teaching. Keywords: Dual Skills, Implementation, Success Factor