22 research outputs found

    KAJIAN PROTOTIPE ROTARY DRYER BERDASARKAN KECEPATAN PUTARAN SILINDER PENGERING DAN LAJU ALIR UDARA TERHADAP EFISIENSI THERMAL PENGERINGAN BIJI JAGUNG

    Get PDF
    Drying is one of the important processes in food handling. This is because the drying process can extend the shelf life of food products so that it can be consumed longer. The purpose of this study was to design a biomass-fueled rotary type dryer and to analyze the effect of the flow rate on the melting and thermal efficiency of the dryer to determine the optimum condition of the dryer. One of the drying equipment that can be used is a rotary type dryer. The heat source of the dryer may come from a burning heat source. The use of biomass fuel here is to reduce as well as replace the use of fossil fuels considering its existence is increasingly thinning each year. Therefore, this research will be observed from the use of coconut shell fuels on thermal efficiency of rotary type drying machine. Based on the test results of variation of hot air flow rate for drying 15 minutes it is known that the air flow rate is very influential on efficiency and decreasing of water content. Based on SNI for moisture content, the optimum condition that can be used is the air flow rate of 12 m/s with thermal efficiency of 66.55% obtained moisture content of 14.22%. Besides that, The efficiency of thermal rotary dryer increases with increasing speed of rotation. The highest efficiency value obtained at the condition of 24 RPM in 15 minutes is 74.14

    PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN DI ORGANISASI PKK KELURAHAN BUKIT BARU

    Get PDF
    Minyak goreng bekas atau minyak jelantah merupakan limbah yang berasal dari minyak nabati dan digunakan kembali untuk keperluan memasak. Masyarakat menggunakan minyak goreng bekas berulangkali karena harga minyak goreng yang terus meningkat. Padahal penggunaan minyak goreng secara berulang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur minyak. Kerusakan minyak dapat dipercepat oleh adanya air, protein, karbohidrat dan bahan lain serta peningkatan suhu. Semakin lama penggunaan minyak untuk menggoreng semakin tinggi pula kandungan asam lemak bebas yang terbentuk sehingga mempengaruhi bahan pangan yang digoreng. Minyak goring bekas banyak mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terbentuk selama proses penggorengan sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker. Selain berbahaya untuk kesehatan, minyak goreng bekas juga bisa menjadi limbah yang dapat merusak kelestarian lingkungan jika langsung dibuang tanpa adanya pengolahan. Sehingga perlu adanya alternatif pengolahan minyak goreng bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis. Beberapa cara telah dilakukan seperti mengolah minyak goreng bekas menjadi bahan bakar alternatif seperti biodiesel atau mengolahnya menjadi bahan baku pembuatan sabun. Pada penyuluhan ini, minyak goreng bekas diolah menjadi sabun lunak melalui reaksi saponifikasi dimana hidrolisis asam lemak menjadi asam lemak dan glisero

    Konsumsi Energi Pirolisator Kondensor Ganda Untuk Konversi Serbuk Kayu Jati Dan Meranti Menjadi Asap Cair

    Get PDF
    Biomassa merupakan salah satu dari sekian banyak jenis sampah yang ramah lingkungan karena dapat didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat jika dikelola dengan baik. Terdapat suatu metode yang cukup efektif untuk mengolah biomassa menjadi bernilai ekonomis yaitu dengan menggunakan metode pirolisis guna menghasilkan asap cair. Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah konsumsi energi, total rendemen dan kualitas asap cair yang dihasilkan sesuai standar ASTM D7544. Proses pirolisis yang dilakukan ini memiliki variabel tetap berupa variabel bahan baku yaitu limbah serbuk kayu jati dan limbah serbuk kayu meranti dengan ukuran sampel yaitu 20-60 mesh sedangkan untuk variabel kendali, percobaan dilakukan dengan suhu 325⁰C. Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai konsumsi energi terendah diperoleh dari serbuk kayu meranti 60 mesh sebesar 9,08 kWh/l pada konsumsi daya 5,28 kWh dan total produk 0,581 liter, rendemen tertinggi sebesar 16% dari serbuk kayu jati 60 mesh, dan semua kondensat 1 asap cair dari masing-masing bahan baku sudah memenuhi standar fisik dari ASTM D7544 (densitas 1,1-1,3 gr/ml dan pH 2-3), serta standar kimia dari jurnal Maulina (2018) yaitu kadar asam 2,8-9,5% dan kadar fenol 0,2-2,9%.

    PROTOTYPE ROTARY DRYER DENGAN BAHAN BAKAR BIOMASSA DITINJAU DARI PENGARUH VARIASI LAJU ALIR UDARA DAN DURASI WAKTU PENGERINGAN TERHADAP LAJU PENGERINGAN JAGUNG

    Get PDF
    Rotary dryer are best suited for drying materials that are not easily broken and resistant to heat and require time for rapid drying. The drying process of corn kernels with rotary dryer by using biomass fuels becomes alternative to replace heat sources derived from the burning of fuel oil (BBM), as fuel prices tend to increase. While the availability of which decreased. The changed variable used is the air flow rate of the dryer air (3.5 m/s, 4 m/s, 4.5 m/s, 5 m/s and 5.5 m/s) and drying time (10 minutes, 15 minutes, 20 minutes, 25 minutes, and 30 minutes). The results showed that the moisture content of corn kernels was influenced by the drying air flow rate and the duration of drying time. The result of drying of corn kernels with the lowest water content is 9.66% achieved in the process conditions with drying air temperature 60oC with the air flow rate of the dryer air 5.5 m/s. Meanwhile, the highest rate of drying is 0.00307 kg/second. In testing the variation of drying time, the results of drying corn kernels with the lowest water content are 2.2% achieved at 30 minutes drying time and the highest drying rate was achieved at 30 minutes drying time, which was 0.002448 kg/s

    PENGARUH JUMLAH KATALIS DAN TEMPERATUR PADA PRODUKSI BAHAN BAKAR CAIR DARI BAN BEKAS DENGAN METODE PERENGKAHAN KATALITIK

    Get PDF
    Production of the domestic tyre industries in 2019 reached 150,2 million units. With a five-year lifespan for car tire and two-year lifespan for motorcycle tire, it is estimated that millions of used tires are waste and have the potential to damage the environment. Therefore some effort is needed to recycle and convert used tyres to be more useful product. Pyrolysis (catalytic cracking), that is thermal treatment method, can degrade polystyrene which is the constituent material of tyres back into hyrocarbon compounds. This research was conducted to see the effect of temperature and catalyst percentage on liquid fuel that have obtained by using two type of catalysts. From this study it is known that entire samples meet SNI 8220:2017 for diesel fuel 48 where the sample with - Al2O3 catalyst at a temperature of 350 °C gives the best result with density of 0.83204 gram/cm3, viscosity of 3.41908 cSt, and flash point of 62 °C

    PERBANDINGAN PENGARUH EM4 DENGAN RAGI (SACCAROMYCES CEREVISIAE) TERHADAP KADAR BIOETANOL DARI MOLASES

    Get PDF
    Kebutuhan energi dunia saat ini dapat disubstitusi dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif. Bahan baku produksi etanol dapat menggunakan molases yang merupakan sisa pembuatan gula tebu namun masih mengandung glukosa dan nutrisi tinggi. Penelitian ini memanfaatkan limbah pabrik gula/molasess sebagai bahan dasar pembuatan etanol. Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula. Molases masih mengandung gula dengan kadar 50-60%, asam amino dan mineral. Tingginya kandungan gula dalam molases sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Dalam penelitian konversi molases menjadi bioetanol pada bioreaktor menggunakan variabel konsentrasi berat Saccaromyces cerevisiae sebagai variabel bebas. Variabel tetap yang digunakan adalah pH 5, temperatur ruangan, kecepatan pengadukan sebesar 50 rpm, komposisi nutrisi ragi, dan bahan utama (molases) yang digunakan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai densitas yang paling mendekati fuel grade densitas bioetanol yaitu sebesar 0,808 gr/mL pada saat menggunakan EM4 sebanyak 17 mL. Namun jika dilihat dari kadar bioetanol yang dihasilkan, hasil yang paling optimum justru terjadi pada saat penambahan ragi sebanyak 13 gram dengan kadar bioetanol sebesar 80 %. Sedangkan untuk nilai kalor yang dihasilkan, hasil yang paling optimum tejadi pada saat menggunakan EM4 sebanyak 17 mL dengan nilai kalor sebesar 8584,364 cal/gr

    PURIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN DEEP EUTECTIC SOLVENT BERBASIS CHOLINE CHLORIDE DAN ETHYLENE GLYCOL

    Get PDF
    Biodiesel merupakan pengganti bahan bakar diesel yang dihasilkan dari sintesa berbagai macam minyak tumbuhan atau hewan. Minyak jelantah merupakan salah satu contoh minyak tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Kandungan Free Fatty Acid (FFA) dalam minyak jelantah yang tinggi dipurifikasi menggunakan Deep Eutectic Solvent (DES) agar tidak terjadi penyabunan pada tahap trans-esterifikasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi rasio molar, waktu reaksi dan kecepatan pengadukan dari sintesa DES terhadap kandungan FFA pada pada biodiesel. DES dibuat dari campuran choline chloride dan ethylene glycol dengan rasio molar 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5, variasi waktu reaksi 15 menit dan 30 menit, dan variasi kecepatan pengadukan 200 rpm dan 300 rpm pada suhu 50oC. Kandungan FFA minyak jelantah bahan baku biodiesel sebesar 8,323%. Hasil penelitian dengan penurunan kadar FFA terkecil hingga 0,55% pada rasio molar 1:2, waktu reaksi 30 menit dan waktu pengadukan 300 rpm

    Analisis Kinerja Unit Pirolisator Kondensor Ganda Guna Konversi Limbah Biomassa Menjadi Asap Cair

    Get PDF
    Keberadaan kelapa dan kayu keras yang Melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan limbahnya sebagai bahan baku untuk energi terbarukan. Keterbatasan pengolahan limbah yang berkelanjutan mengharuskan pencarian energi alternatif baru untuk mengelola menjadi upaya zero pollutant dan bahan alternatif energi yang dapat dikomersialkan. Upaya yang telah dilakukan hingga saat ini untuk menanggulangi limbah yang ada yaitu dengan cara dibakar menjadi arang hingga menyebabkan polusi dan pemanasan global. Akan tetapi Limbah kayu dan tempurung yang jumlahnya semakin menumpuk ini dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi alternatif dengan produk bernilai tinggi yang berguna bagi orang banyak melalui proses pirolisis yang menghasilkan 3 bentuk zat, diantaranya zat padat berupa bio-char,Smoke liquid,dan syngas. Maka Terdapat suatu metode yang sangat efektif untuk mengolah Limbah organik menjadi bernilai ekonomis yaitu dengan metode pirolisis untuk menghasilkan asap cair atau smoke liquid. proses konversi asap cair yang dihasilkan dari sampah Organik padat dengan membuat prototype pirolisator dengan double condenser serta menganalisis produk asap cair. Penelitian ini menggunakan Kinerja Alat Pirolisis Double Kondensor Dalam Kondisi Optimal, dimana Sampel Yang Terbaik pada Tempurung Kelapa 1-3 cm lama waktu optimal 3 Jam 40 menit memiliki asap cair 0,7952 L dengan Total Produk char,gas dan cairan mencapai 98% Mengkonsumsi Energi 5,68 kWh/L Memerlukan daya Paling Sedikit dengan Tarif Produksi Total Sebesar Rp.28474,43.Serta Menggunakan Unit Double Kondensor Bermanfaat Untuk Menambah Volume asap cair Yang dihasilkan

    ISSN: 1693-9050 E-ISSN: 2623-1417 https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/kimia/index 20 PENGARUH DAYA MICROWAVE DALAM PROSES PENGOLAHAN MINYAK MAWAR (Rosa hybrida) DAN MINYAK YLANG-YLANG (Cananga odorata genuine) DENGAN METODE MICROWAVE HYDRODISTILLATION

    Get PDF
    Rose and ylang-ylang flower oil is usually obtained by conventional hydrodistillation and takes a long time. One of the new technologies that can be used is hydro distillation using a microwave. This study aims to study the effect of time and microwave power on the yield of essential oils obtained and will be analyzed with rose oil standards ISO 9842: 2003 and CAS 8007-01-0 and ylang-ylang flower oil SNI 06-7224-2006. The variables tested in this study were the ingredients of rose and ylang-ylang flowers (fresh and wilted), weighing 200 grams and 100 grams, respectively. The microwave power used is 180, 270, 360, 450 Watt. The operating conditions in this method are at 1 atm. The highest yield of rose flower oil yield was at the power of 450 Watt minutes to 90 of 0.1266%, while the highest yield of ylang-ylang flower oil was at power of 360 watts to 90 minutes of 0.2758%. The lowest value of specific energy consumption (SEC) in roses is at a power of 450 watts of 2.0574 kWh / gr. The SEC value of ylang-ylang flower oil is at a power of 360 watts of 2.1318 kWh / gr

    Pengaruh Persen Katalis Zeolit Alam Terhadap Yield Bahan Bakar Cair Proses Pirolisis dari Limbah Plastik Polypropylene

    Get PDF
    Meningginya konsumsi energi tidak terbarukan tiap tahun terutama minyak bumi sedangkan cadangan minyak bumi di Indonesia semakin menipis dan meningkatnya penggunaan plastik yang tidak seimbang dengan pengolahan limbah merupakan masalah yang dihadapi saat ini. Salah satu upaya yang dapat menangani permasalahan tersebut adalah dengan metode pirolisis. Melalui pirolisis, plastik dapat diolah dengan aman menjadi produk cair yang bisa menjadi alternatif sumber bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh katalis zeolit alam terhadap yield yang dihasilkan dan karakteristik dari yield tersebut. Bahan baku yang digunakan berupa plastik jenis polypropylene dan katalis zeolit alam dengan variasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%, pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh variasi katalis zeolit dengan temperatur 200±10oC dan waktu 180 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan %yield terbanyak didapatkan pada persen katalis 8% sebanyak 88,93%. Katalis zeolit alam berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Semakin besar persen zeolit alam berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dimana semakin besar persen zeolit alam maka nilai persen yield, densitas dan viskositas yang dihasilkan akan semakin naik, akan tetapi berbanding dengan nilai oAPI dan nilai kalor yang menurun seiring dengan bertambahnya persen zeolit alam. Nilai yield tertinggi didapatkan pada zeolit alam 8% sebesar 88,93% sedangkan terendah pada zeolit alam 0% dengan persentase yield sebesar 65,96%. Karakteristik produk yang dihasilkan mendekati standar bensin dengan nilai densitas 0,7889–0,7967 gr/ml, viskositas sebesar 0,9712–1,1126 cSt, oAPI sebesar 45,78–47,33o, nilai kalor sebesar 11.067,1–11.093,0 kal/gr dan titik nyala sebesar 23oC
    corecore