5 research outputs found

    APLIKASI MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN BEBERAPA JENIS RUMPUT MAKANAN TERNAK TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA TANAH PODSOLIK JANTHO

    Get PDF
    RINGKASANElviwirda. Aplikasi Mikoriza untuk Meningkatkan Ketahanan Beberapa Jenis Rumput Makanan Ternak terhadap Cekaman Kekeringan pada Tanah Podsolik Jantho dibawah bimbingan Sufardi sebagai pembimbing ketua dan Syakur sebagai pembimbing anggota.Permasalahan yang timbul dalam penyediaan pakan hijauan yang berkualitas adalah kontinuitas dari lahan dan rendahnya produktivitas lahan yang digunakan serta ketersediaan air tanah terbatas pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengkaji ketahanan beberapa jenis rumput makanan ternak yang diberi tingkatan cekaman air yang berbeda pada tanah podsolik ; 2) untuk mengkajiperanan cendawan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan beberapa jenis rumput makanan ternak yang diberi tingkatan cekaman air yang berbeda pada tanah podsolik ; 3) untuk mengetahui interaksi antara aplikasi cendawan mikoriza arbuskula pada cekaman air yang berbeda dan jenis rumput terhadap pertumbuhan rumput makanan ternak. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik Laboratorium Lapang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh. Rancangan yang digunakan adalah rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 6 x 3 dengan 3ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan pemberian FMA dan cekaman air yang terdiri dari enam taraf, yaitu : C1 = Tanpa FMA + cekaman air 60% kapasitas lapang, C2 = Tanpa FMA + cekaman air 80% kapasitas lapang, C3 = Tanpa FMA + tanpa cekaman air (100% kapasitas lapang), C4 = FMA + cekaman air 60% kapasitas lapang, C5 = FMA + cekaman air 80% kapasitas lapang, C6 = FMA + tanpa cekaman air (100% kapasitas lapang). Faktor kedua adalah perlakuan jenis rumput yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : R1 = Brachiaria decumbens, R2 = Brachiaria mutica, R3 = Cynodon plectostachyus. Peubah yang diamati meliputi bobot basah tajuk, bobot kering akar, kadar air relatif daun, kadar prolin, total gula terlarut, kadar protein kasar, kandungan N dan P tanaman serta persentase kolonisasi FMA pada akar. Hasil penelitian menunjukkan Cynodon plectostachyus merupakan jenis tanaman rumput yang paling toleran terhadap cekaman kekeringan pada tanah podsolik Jantho berdasarkan karakter morfo-fisiologis. Pemberian FMA dalam kondisi cekaman air 60% kapasitas lapang pada tanah podsolik Jantho dapatmeningkatkan bobot basah tajuk, bobot kering akar, kadar air relatif daun, protein kasar, kandungan N dan P, dan menurunkan kadar prolin dan total gula terlarut. Efektivitas FMA lebih nyata dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman pada cekaman air 80% kapasitas lapang. Terdapat interaksi antara aplikasi FMA pada cekaman kekeringan yang berbeda dan jenis rumput terhadap bobot basah tajuk, bobot kering akar, kadar air relatif daun, kadar prolin dan total gula terlarut.Persentase kolonisasi FMA pada akar yang tertinggi terdapat pada pemberian FMA dalam kondisi cekaman air 60% kapasitas lapang. Aplikasi FMA mampu meningkatkan ketahanan beberapa jenis rumput makanan ternak terhadap terhadap cekaman air 20 - 40% kapasitas lapang pada tanah podsolik Jantho.Kata kunci : Cendawan Mikoriza Arbuskular, cekaman kekeringan, Brachiariadecumbens, Brachiaria mutica, Cynodon plectostachyus, podsoli

    Kajian Pemanfaatan Limbah Jerami sebagai Pakan Ternak Sapi di Provinsi Aceh

    Get PDF
    Kajian Pemanfaatan Limbah Jerami sebagai Pakan Ternak Sapi di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh bertujuan untuk mengintroduksikan teknologi pakan sapi berbasis jerami padi. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Aceh Timur dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan teknologi, pembuatan fermentasi jerami padi dengan menggunakan probiotik, pembuatan urea molases blok, pelaksanaan introduksi dan manajemen teknologi pakan. Ternak yang digunakan sebanyak 9 ekor berdasarkan berat badan berkisar antara 100 – 300 kg. Ada tiga perlakuan ransum yang digunakan terdiri dari : R0 : Perlakuan petani (jerami + konsentrat) ; R1 : Hijauan 30% (15% rumput gajah + 15% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 70% + Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak), ; R2 : Hijauan 70% (35% rumput gajah + 35% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 30% + Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak). Pengamatan yang dilakukan meliputi pertambahan berat badan, konsumsi ransum, konversi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot hidup harian (PBHH) tertinggi dijumpai pada perlakuan R2 sebesar 0,82 kg/ekor/hari dan terendah pada perlakuan R0 sebesar 0,60 kg/ekor/hari. Pola pemberian ransum Hijauan 70% (35% rumput gajah + 35% rumpul gamal) + Jerami Fermentasi 30% + Mineral blok + Konsentrat (jagung+ dedak) yaitu (R2) memberikan pertambahan bobot hidup harian (PBHH) yang optimal. Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa formula pakan pada perlakuan R2 lebih efisien dengan formula pakan pada perlakuan lainnya

    APLIKASI MIKORIZA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BEBERAPA JENIS RUMPUT MAKANAN TERNAK TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA TANAH PODSOLIK JANTHO

    Get PDF
    Problems that arise in forage supply are continuity of farm and it’s low productivity and limited soil water availability in dry season. This study aims to: 1) examine the role of AMF on the growth of some types of grass fodder by different levels of water stress on podzolic soil; and 2) understand the interaction between application of AMF in different water stress and the types of grass on growth of forage grasses. This research was conducted in plastic house of Field Laboratory of Assessment Institute for Agricultural Technology (BPTP) Aceh. Randomized block design (RAK) with 6 x 3 factorial for three replications was used. The first factor was application the AMF and water stress which consists of six levels, namely: C1 = Without AMF + water stress 60% of field capacity, C2 = Without AMF + water stress 80% of field capacity, C3 = Without AMF + without water stress (100 % of field capacity), C4 = AMF + water stress 60% of field capacity, C5 = AMF + water stress 80% of field capacity, C6 = AMF + without water stress (100% field capacity). The second factor was type of grass that consists of three levels, namely: R1 = Brachiaria decumbens, R2 = Brachiaria mutica, R3 = Cynodon plectostachyus. The parameters observed in this research were canopy fresh weight, root dry weight, leaf relative water content. Results showed AMF addition of water stress 60% of field capacity on Jantho podzolic soil increased the canopy fresh weight, root dry weight, and leaf relative water content. There were interaction effects between applications AMF at different water stresses and the types of grass against canopy fresh weight, root dry weight and leaf relative water content.

    ESTRUS SYNCHRONIZATION AND ARTIFICIAL INSEMINATION FOR PRODUCTIVE FEMALE CATTLE THROUGH FEED IMPROVEMENT

    Get PDF
    Estrus synchronization and artificial insemination (AI) for productive female cattle through feed improvement aimed to increase the availability of seed quality. This study was conducted in July Kede Dua Village in July Subdistrict, Bireuen District. Nine cattle at the ages of 2 to 2.5 years old were used as samples. The design of the study was a Randomized Block Design (RBD) with 3 treatments and 3 replications. There were three ration treatments, namely: P = Sync+AI+natural grass+elephant grass, J = Sync+AI+50% rice straw+15% Gliricidia+35% (natural grass+elephant grass)+concentrate+mineral blocks, and S = Sync+AI+40% rice straw + 20% Gliricidia + 40% (natural grass + elephant grass) + concentrate + mineral blocks. The observed variables were the percentage of estrus, the percentage/rates of pregnancy, the weight of female cattle during pregnancy, feed intake and feed conversion. The results showed that hormonal injections of PGF2α on the first day of J treatment generated 100% of estrus while P and S treatments generated 33,33% of estrus. At the second injection, there was an increase up to 66,67% on the 12th day in P and S treatments. The average of feed consumption during the study in each treatment was J = 28.23 kg/cow/day, S = 27.08 kg/cow/day, P = 25.60 kg/cow/day. There was a significant difference in daily weight gain caused by the difference in ration quality in each treatment
    corecore