72 research outputs found
OPTIMALISASI FORMULA TEPUNG BUMBU AYAM GORENG CRISPY BERBAHAN BAKU TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz)MODIFIKASI AUTOCLAVING-COOLING CYCLE
Indonesia mengalami kesulitan dalam memproduksi terigu yang merupakan
bahan baku utama tepung bumbu. Oleh sebab itu diperlukan diversifikasi bahan
lokal untuk mensubstitusi penggunaan terigu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan formulasi yang optimal pada pembuatan tepung bumbu ayam goreng
crispy berbahan baku tepung singkong (Manihot esculenta Crantz) modifikasi
autoclaving-cooling cycle.
Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan
yang bertujuan untuk mengkarakterisasi tepung singkong modifikasi AC dan
menetukan batas atas dan batas bawah untuk penelitian utama melalui uji hedonik.
Selanjutnya penelitian utama yang bertujuan untuk memperoleh optimalisasi
formula tepung singkong modifikasi AC, tepung sagu dan tepung maizena
menggunakan program design expert 7.0 metode d- optimal.
Formulasi optimal yang telah diprediksikan oleh program dengan nilai oil
holding capacity 11,3%; nilai water holding capacity 18,80%,; kadar air 7,96%; ,
nilai skor organoleptik (warna 4,6; rasa 4,9; tekstur renyah 4,6; aroma 4,8, dan
overall 5,2.
Berdasarkan formulasi optimal yang ditawarkan oleh program kemudian
dibandingkan dengan analisis laboratorium maka dapat dibuktikan dari nilai
desirability (ketepatan) dengan nilai 0,774 bahwa selisih antara hasil analisis yang
ditawarkan dari program dengan analisis laboratorium yang tidak begitu jauh.
Kata kunci : tepung bumbu, tepung singkong modifikasi autoclaving-cooling cycle,
optimalisasi formula, mixture desig
AJIAN PENGGUNAAN SHORTENING EMULSIFIER DAN TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT DAN BUAH CAMPOLAY (Pouteria campheciana)
Cookies are a type of biscuit made by soft dough, high fat content, relatively
crunchy and easily broked if the textured less done. The ingredients used in the manufacture
of cookies are divided into two groups : the binder and the softener. The bonding material
consists of flour, water, and egg. While the softener consists of sugar, shortening, natrium
bikarbonat, and yolk. The powder is used in this study is composite flour (mocaf flour: wheat
flour). In this study also added campolay fruit meat as a form of innovation and
diversification. Campolay fruit contains a source of carbohydrates, fibre, vitamins
(provitamin A, vitamin B
3
, and vitamin C), minerals, calcium, and iron and antioxidant
activity. The shortening is used the ratio of margarine and white butter. While the emulsifier
is used yolk and tween 80. The purpose of this study is examine the correlation of shortening
and emulsifier to the characteristics of cookies from composite flour and fruit campolay thus
the cookies have good characteristic and high nutrient.
The experimental design that used in this study is a simple linear regression
method with 4x4 factorial. This study consists of preliminary research and main research. A
preliminary study was conducted to determine the appropriate composite flour (wheat flour:
mocaf flour) ratio with the addition of 9% campolay meat in each treatment. Composite flour
(mocaf flour: wheat flour) consists of 4 levels, namely 1: 1, 1: 2, 1: 3, and 1: 4. The main
research is the treatment of the use of shortening and emulsifier. The first factor was
shortening (margarine: white butter) with treatment a
1
(20%: 80%), a
2
(40%: 60%), a
3
(60%:
40%), and a
4
(80%: 20%). The second factor was the emulsifier (yolk: tween 80) with
treatment b
1
(97,5%: 2,5%), b
2
(95,0%: 5,0%), b
3
(92,5%: 7,5% ), and b
4
(90,0%: 10%).
Based on preliminary research, the selected composite flour is 1: 1 ratio. The main
research results of chemical response by using water content, coarse fibre content and
reducing sugar content give correlation on the use of shortening and emulsifier to cookies
characteristic of composite flour and campolay fruit. The selected treatment based on the
organoleptic test using scores sweet and savory attributes, the scent of campolay cookies and
the mouthfeel crisp texture, as well as the chemical response (moisture content, crude fibre
content, and reducing sugar) were a
3
b
1
treatment.
Keywords: Cookies, Composite Flour, Shortening and Emulsifiers
PENGARUH KONSENTRASI PELILINAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUAH JERUK (Citrus microcarpa L.) YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN AgNO3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
lilin lebah (beeswax) dan lama penyimpanan terhadap mutu buah jeruk yang
tangkainya direndam dalam larutan inhibitor (AgNO
3
).
Rancangan percobaan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 4 x 5 dan ulangan sebanyak 2 kali. Faktor
pertama adalah konsentrasi AgNO
3
10 ppm 8 jam dan konsentrasi lilin lebah (b)
terdiri dari b1 (0%), b2 (4%), b3 (8%), dan b4 (12%). Faktor kedua adalah lama
penyimpanan (t) terdiri dari t1 (0 hari), t2 (4 hari), t3 (8 hari), t4 (12 hari), dan t5
(16 hari)
Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah analisis kimia meliputi
kadar vitamin C, analisis fisik meliputi tingkat kekerasan dan susut bobot, serta
analisis fisiko-kimia meliputi derajat keasaman (pH) dan total padatan terlarut
(TPT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi lilin lebah (b)
berpengaruh terhadap susut bobot dan vitamin C, sedangkan lama penyimpanan
(t) berpengaruh terhadap susut bobot, vitamin C, total padatan terlarut, kekerasan,
dan pH. Konsentrasi lilin lebah 8% merupakan konsentrasi lilin lebah terbaik
untuk parameter susut bobot, total padatan terlarut, dan pH. Sedangkan
konsentrasi lilin lebah 12% merupakan konsentrasi lilin lebah terbaik untuk
parameter kadar vitamin C dan tingkat kekerasan.
Kata Kunci : Jeruk, AgNO
3
, dan Lilin Lebah
KAJIAN JENIS PEMBUSA DAN KONSENTRASI ENZIM PROTEASE TERHADAP KARAKTERISTIK KALDU BUBUK KEPALA IKAN MANYUNG (Arius thalassinus)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh jenis
dan pembusa konsentrasi enzim bromelin terhadap karakteristik kaldu bubuk yang
dihasilkan dengan menggunakan metode foam-mat drying sehingga akan
diperoleh kaldu bubuk dengan kualitas fisik, kimia, serta organoleptik yang baik.
Rancangan percobaan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 2 x 3 dan ulangan sebanyak 4 kali. Faktor
pertama adalah jenis pembusa (F) terdiri dari f1 (tween 80) dan f2 (putih telur).
Faktor kedua adalah konsentrasi enzim bromelin (B) terdiri dari b1 (12,5%),
b2(15%), dan b3 (17,5%). Respon pada penelitian ini adalah analisis kimia
meliputi kadar air dan kadar protein. Analisis fisik meliputi kelarutan dan
rendemen, serta analisis organoleptik berdasarkan uji hedonik terhadap atribut
warna, aroma, dan rasa.
Hasil penelitian menunjukkan pada penelitian pendahuluan uji
organoleptik bahwa perlakuan waktu perebusan 1 jam dengan penambahan filtrat
nanas 15% merupakan hasil terbaik dengan kadar protein 17,134%. Hasil dari
penelitian utama uji organoleptik pada warna berpengaruh terhadap jenis pembusa,
pada atribut aroma berpengaruh terhadap jenis pembusa, konsentrasi enzim, dan
interaksi keduanya, serta pada atribut rasa berpengaruh terhadap jenis pembusa
dan konsentrasi enzim. Produk terpilih yaitu sampel f2b3 (jenis pembusa putih
telur dan konsentrasi enzim 17,5%) didapatkan hasil kadar air 3,74%, kadar
protein 23,10%, kelarutan 80,63%, rendemen 28,56%, dan analisis terpilih berupa
kadar lemak 2,2% dan kadar karbohidrat 2,1965%.
Kata kunci: Enzim, Kaldu bubu
PENGARUH PERBANDINGAN LEMON DAN KAYU MANIS TERHADAP KARAKTERISTIK SELAI LEMON (Citrus limon burm f.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan kulit
dan sari lemon dan kayu manis terhadap karakteristik selai lemon (citrus limon
burm f.) secara organoleptik. Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan
nilai ekonomis dan diversifikasi produk pangan yang bernilai gizi.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok
pola faktorial 3x3 dengan 3 kali pengulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi
kulit dan sari lemon dengan l1 (36%), l2 (38%) dan l3 (40%). Faktor kedua adalah
konsentrasi kayu manis dengan m1 (0%), m2 (0,03%) dan m3 (0,05%).
Rancangan respon yang digunakan adalah respon organoleptik dengan uji hedonik
terhadap warna, aroma, rasa dan daya oles serta respon produk terpilih meliputi
kadar air, kadar serat, kadar vitamin C, kadar gula, aktivitas antioksidan dan
viskositas. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik yaitu l2m2 dengan
kadar air 29%, kadar vitamin C 40 mg/100 gram, kadar serat 3%, kadar gula total
22%, aktivitas antioksidan 762 ppm dan viskositas sebesar 300 dpas.
Kata kunci : selai lemon, perbandingan kulit dan sari lemon dan kayu manis
PENGARUH PERBANDINGAN FILTRAT BEKATUL DENGAN TEPUNG EDAMAME DAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN TERHADAP KARAKTERISTIK BUBUR INSTAN ORGANIK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perbandingan filtrat bekatul dengan tepung edamame dan pengaruh konsentrasi
maltodekstrin terhadap karakteristik bubur instan organik. Manfaat dari penelitian
ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan bekatul dan edamame berbasis
organik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tediri dari
dua faktor. Faktor pertama yaitu perbandingan filtrat bekatul dengan tepung
edamame (T) terdiri dari tiga taraf yaitu: t
1
(3:1), t
2
(4:1), t
3
(5:1). Faktor kedua
yaitu konsentrasi maltodekstrin (M) terdiri dari tiga taraf yaitu: m
1
(3%), m
2
(5%),
m
3
(7%). Respon yang digunakan dalam penelitian meliputi respon fisik yaitu
kecepatan melarut, respon kimia yaitu kadar pati, kadar protein, kadar air, kadar
serat kasar, kadar vitamin B
1,
dan penetuan (%) Angka Kecukupan Gizi (AKG),
dan respon organoleptik yaitu warna, aroma, rasa, dan kekentalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan filtrat bekatul dengan
tepung edamame berpengaruh terhadap kecepatan melarut, kadar pati, kadar
protein, warna, rasa, dan kekentalan. Konsentrasi maltodekstrin berpengaruh
terhadap kecepatan melarut, kadar pati, dan kadar protein. Interaksi antara
perbandingan filtrat bekatul dengan tepung edamame dan konsentrasi
maltodekstrin berpengaruh nyata terhadap kadar protein, aroma, dan rasa. Sampel
terpilih yaitu t
1
m
1
dengan nilai kecepatan melarut 51.32 detik, kadar pati sebesar
63.213%, kadar protein sebesar 15.129%, kadar air sebesar 5.963%, kadar serat
kasar sebesar 2.985%, Angka Kecukupan Gizi 32.052 %, dan kandungan vitamin
B
1
mg/100 gram.
Kata kunci : Bubur instan organik, filtrat bekatul, maltodekstrin, tepung edamame
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI SUKROSA DAN GARAM NACL TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK MINUMAN ISOTONIK TOMAT(Solanum lycopersicum Mill)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi terbaik
produk minuman isotonik dari buah tomat dengan memperhatikan konsentrasi
sukrosa dan garam dapur (NaCl) yang ditambahkan pada minuman isotonik buah
tomat.
Metode penelitian yang digunakan terdiri dari penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi analisis bahan baku tomat dan
menentukan penambahan konsentrasi gum arab pada formulasi minuman isotonik
tomat. Kemudian pada penelitian utama yaitu menentukan formulasi minuman
isotonik yang tepat serta melihat bagaimana pengaruh interaksi konsentrasi sukrosa
dan garam (NaCl) terhadap kandungan natrium dan kalium pada minuman isotonik
tomat. Respon pada penelitian ini adalah respon fisika berupa uji total padatan
terlarut dan viskositas serta respon organoleptik meliputi kenampakan, aroma dan
rasa. Kemudian dilanjutkan dengan respon uji produk terpilih yaitu respon kimia
berupa analisis kadar natrium dan kalium dan uji gula total.
Formula minuman isotonik tomat terpilih adalah formula dengan
perbandingan konsentrasi sukrosa 7% dengan konsentrasi garam NaCl 1,2g.
Formula terpilih ini memiliki kandungan natrium 855mg/kg, kalium 182mg/kg,
gula pereduksi 6,73%, pH 3,0, viskositas 0,0177 Kg.m/s dan nilai TPT 7,2
o
brix.
Kata Kunci : Isotonik, Buah Tomat, Minuman Isotonik Tomat, Pangan Fungsional
ISOTERM ADSORPSI KARBON AKTIF BIJI KELOR (Moringan Oleifera), ZEOLIT DAN BENTONIT DALAM PENJERNIHAN MOLASE TEBU
The purpose of the research is to examine the correlation between the
temperature of adsorption, the concentration of adsorbent and type of adsorbent
toward the color of purified molasses. The benefits of this research to improve the
usability of molasses value and economy added value. Method of the researched,
the first stage is consisting of the adsorbents preparation such as moringa seed
activated carbon, bentonite and zeolite, and dilution of molasses. The second
stage consisting the adsorbent of activated carbon adsorption moringa seeds,
zeolite, and bentonite, and determined the temperature of adsorption and type of
adsorbent for the best adsorb the color of melanoidin in molasses. The third stage
consist the mixture adsorbent bentonite and zeolite, which adsorption temperature
45
0
C. The design of analysis a simple linear regression, the factor used the var of
adsorption temperature from 45
0
C, 50
0
C and 55
0
C, the concentration of the
adsorbent are 20% by weight per volume, 25% by weight per volume and 30% by
weight per volume, the size of the mesh adsorbent are 40 mesh, 60 mesh and 80
mesh. The results showed that the adsorption temperature, type, size and
adsorbent concentration are correlated with the color of molasses purification
result, total dissolved solids and viscosity. Adsorption temperature 45
0
C and 40
mesh size adsorbent concentration of 45% to produce L*33.52 a*-0.67 b*2.78,
concentration of 50% to produce L*33.90 a*-0.64 b*is 2.78, and the
concentration of 55% to produce L*34.04 a*-0.62 b*2.78. Adsorption
temperature 45
0
C and 60 mesh size adsorbent concentration of 45% to produce
L*31.67 a*-0.67 b*2.61, concentration of 50% to produce L*38.31 a*0:57
b*0.63, and the concentration of 55% to produce L*33.75 a*-0.68 b*2.73.
Adsorption temperature 45
0
C and 80 mesh size adsorbent concentration of 45%
to produce L*32.57 a*-0.74 b*2:54, concentration of 50% to produce L*32.97
a*-0.73 b*2:58, and the concentration of 55% to produce L*32.18 a*-0.69
b*2.64.
Keywords : Isotherm Adsorption, Molasses, Moringa Seed Activated Carbon,
Bentonite, Zeolite
PENGARUH JENIS PEMBUSA DAN SUHU PENGERINGAN PADA PEMBUATAN SERBUK PEWARNA ALAMI DARI BUAH ARBEN (Rubus fraxinifolius Poir) DENGAN METODE FOAM MAT DRYING
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis pembusa dan
suhu pengeringan terhadap kualitas serbuk pewarna alami dari buah arben. Hasil
penelitian juga diharapkan dapat memberi alternatif pewarna alami dari buah
Arben dalam bentuk serbuk dan menambah nilai dari buah arben sehingga petani
buah arben mendapatkan nilai tambah.Manfaat dari penelitian ini adalah
meningkatkan nilai ekonomi buah Arben serta mengagkat produk lokal agar
mampu bersaing dalam dunia pangan, sebagai sumber informasi mengenai cara
pembuatan pewarna alami serbuk dengan metode foam mat drying.
Proses pembuatan serbuk pewarna alami dari arben ini melalui beberapa tahap
meliputi proses sortasi, pencucian, trimming,penimbangan,penghancuran,
penyaringan, pencampuran I, pengocokan jenis pembusa, pencampuran II,
pencetakan, pengeringan dan penggilingan. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah pola dua faktor yaitu jenis pembusa dengan 2 taraf dan suhu
pengeringan dengan 3 taraf, dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 kali
ulangan sehingga di peroleh 24 plot percobaan. Variabel respon pada penelitian
ini yaitu analisis kadar air, jumlah rendemen, intensitas warna, kadar total
antosianin terhadap produk terpilih dan uji organoleptik terhadap warna, rasa
setelah dan warna sebelum diaplikasikan pada bahan pangan (agar-agar).
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan jenis pembusa memberikan
pengaruh nyata terhadap rendemen serbuk pewarna dari buah arben.Perlakuan
variasi suhu pengeringan memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan air,
intensitas warna merah (a), intensitas warna kuning (b), dan uji organoleptik
terhadap rasa setelah aplikasi (agar-agar). Interaksi jenis pembusa (B) dan variasi
suhu pengeringan (D) memberikan pengaruh nyata terhadap uji organoleptik
terhadap warna setelah aplikasi (agar-agar).Berdasarkan uji organoleptik produk
terpilih yaitu sampel b2d1 (polisorbat 80, suhu pengeringan 500C) dengan
kandungan total antosianin b2d1 130,97 mg/L, kadar air 8,78 % , total rendemen
24,97 %, kecerahan (L) 52,51, warna merah (a) 25,17, dan warna kuning (b)
20,46. Berdasarkan uji kestabilan sampel yang disimpan pada suhu 5
C selama 20
hari lebih stabil terhadap warna merah (a).
ENGARUH VARIETAS PEPAYA DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK VELVA PEPAYA (Carica papaya L)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas pepaya (Carica papaya
L.) dan konsentrasi hidrokoloid terbaik terhadap karakteristik velva pepaya serta
untuk mengetahui interaksi varietas pepaya dan konsentrasi hidrokoloid terhadap
karakteristik velva pepaya.
Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Tujuan penelitian pendahuluan adalah untuk mengetahui konsentrasi sukrosa dan
jenis hidrokoloid yang akan digunakan dalam penelitian utama. Respon pada
penelitian pendahuluan ini adalah uji organoleptik yang meliputi rasa dan tekstur.
Hasil yang diperoleh yaitu konsentrasi sukrosa 21% dan jenis hidrokoloid yaitu
pektin.
Tujuan penelitian utama adalah untuk mengetahui varietas pepaya dan
konsentrasi hidrokoloid (pektin) terbaik. Varietas pepaya yang digunakan dalam
penelitian utama ini yaitu California, Thailand, dan lokal desa Parakan Kondang
Sumedang. Konsentrasi hidrokoloid yaitu 0,5%; 0,75%; dan 1%. Respon pada
penelitian utama ini meliputi analisis kimia dan uji organoleptik. Berdasarkan
penelitian tersebut diperoleh hasil varietas pepaya berpengaruh nyata terhadap
warna, kenampakan, dan kadar vitamin C velva pepaya. Terdapat interaksi antara
varietas pepaya dan konsentrasi hidrokoloid terhadap kadar vitamin C velva
pepaya.
Produk terpilih adalah yang berbahan dasar pepaya lokal desa Parakan
Kondang Sumedang dan konsentrasi hidrokoloid (pektin) 1%. Produk terpilih
tersebut menghasilkan kadar gula total 29,5289%, kadar serat kasar 3,5437%,
kadar vitamin C 156,5974 mg/ 100 gram, dan aktivitas antioksidan 1282,625 ppm
(sangat lemah).
Kata Kunci : Velva, Pepaya, Hidrokoloid, Antioksida
- …