17 research outputs found

    Analisis Tentang Konsolidasi Tanah pada Desa Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun

    Full text link
    Land consolidation is a model which is related to the policy in land for public road and facility pupuses and for increasing land efficiency throught land-use management by combining, dividing, changing eliminating, and converting it, followed by the construction of public facilities such as green belt and so on so that the efficient use of land will be obtained as was is stated by nasucha. Landconsolidation, or “LC”, is one of the methods to use land in Indonesia, adopted from Japan and other developed countries where good, appropriated, and orderly management of limited area of residential land is the basis for the consolidation as an alternative to solve the problems

    Pengaruh lama fermentasi dan dosis ragi terhadap kadar bioetanol pada fermentasi limbah tapioka padat kering

    Get PDF
    Upaya minimalisasi limbah dari proses pembuatan tepung ubi kayu salah satunya dengan memanfaatkan kembali limbah. Etanol dapat diperoleh melalui konversi biomasa seperti serealia, umbi akar dan molase dengan menggunakan teknologi fermentasi dan oleh aktivitas mikroba. Limbah onggok ketela pohon sebagai sisa pembuatan tepung topioka dianggap kurang berguna bagi masyarakat, karena nilai ekonomisnya yang masih rendah dan pemanfaatannya belum optimal. Masih adanya beberapa kandungan nutrisi di dalam limbah onggok, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai bahan alternatif pembuatan alkohol. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial tiga ulangan dengan waktu fermentasi dan dosis ragi sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etanol, densitas, dan rendemen bioethanol terbaik diperoleh pada waktu fermentasi selama 9 hari dan dosis ragi 30 g/150 g

    ANALISIS KONSUMSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN BIREUEN

    Get PDF
    ANALISIS KONSUMSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN BIREUENOleh : Mahyu DanilNim : 1109200010024Pembimbing : 1. Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc2. Dr. Sofyan Syahnur, M.SiABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah Konsumsi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Bireuen dan mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Konsumsi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Bireuen. Ruang Lingkup penelitian adalah Masyarakat Pesisir di Kabupaten Bireuen. Total Populasi dalam penelitian ini yaitu 8.995 KK, Maka sampel dalam penelitian ini di ambil sebesar 1% dari jumlah total Kepala Keluarga yaitu 90 KK. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah Metode Cluster Sampling. Dalam penelitian ini perlu ditarik sebuah sampel dimana jumlah populasi yang besar yaitu mencapai 8.995 KKdengan sampel fraction sebesar 1% yang di tarik secara random dari total populasi yaitu berjumlah 90 KK. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan variabel jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan dan umur berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi masyarakat pesisir di Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian secara parsial membuktikan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi dapat dijelaskan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh masyarakat pesisir, maka akan semakin meningkatka n konsumsi masyarakat pesisir, karena dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi dalam bentuk poisitif. Kemudian hasil analisis regresi dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan meningkatkan konsumsi masyarakat pesisir, karena dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi dalam bentuk poisitif, sehingga dengan semakin banyak tingkat pendidikan akan memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat pesisir Di Kabupaten Bireuen, serta hasil analisis regresi dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat pesisir di Kabupaten Bireuen, maka akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat pesisir, karena dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi dalam bentuk poisitif, sehingga dengan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat pesisir akan memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat pesisir di Kabupaten Bireuen

    Jenis karung dan lama fermentasi berpengaruh terhadap mutu kopi bubuk yang dihasilkan

    Get PDF
    Kopi merupakan produk pertanian yang mengandalkan aspek kualitas citarasa, maka sasaran akhir budidaya kopi adalah produk biji yang bercitarasa tinggi. Citarasa kopi sangat dipengaruhi oleh cara pengolahannya yaitu proses fermentasi dan penyangraian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mutu bubuk kopi yang baik agar mendapatkan bubuk kopi bercitarasa tinggi. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap factorial tiga ulangan dengan jenis karung dan lama fermentasi sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis karung dan lama fermentasi berpengaruh terhadap mutu bubuk kopi yang dihasilkan. Jenis karung goni dan lama fermentasi 48 jam merupakan perlakuan yang mampu menghasilkan mutu bubuk kopi dengan warna baik dan bercita rasa tinggi

    Pengaruh Jenis dan Jumlah Bahan Pengembang terhadap Mutu Kerupuk Ampas Tahu

    Get PDF
    Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah pati, seperti ampas tahu. Mutu kerupuk ampas tahu dipengaruhi salah satunya oleh bahan pengembang yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan jumlah bahan pengembang terhadap mutu kerupuk ampas tahu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri atas dua faktor yaitu: Jenis bahan pengembang (P), terdiri atas empat taraf (P1=Soda kue; P2=Baking Powder; P3=VX; P4=Tanpa Pengembang) dan jumlah bahan pengembang (J), terdiri atas empat taraf (J1=1%; J2=2%; J3=3%; J4=4%). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein, indeks pengembangan, organoleptik kerenyahan, warna, rasa dan aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 (VX). Sedangkan pengaruh jumlah bahan pengembang terlihat bahwa semakin tinggi persentase bahan pengembang maka kadar air menurun, sedangkan kadar protein, indeks pengembangan, organoleptik kerenyahan, warna,  rasa dan aroma semakin meningkat

    PENGARUH JUMLAH MENTEGA DAN KUNING TELUR TERHADAP MUTU COOKIES KELADI

    Get PDF
    Cookies adalah kue kering yang manis dan berukuran kecil. Umumnya, cookies digolongkan berdasarkan jenis adonan dan jenis busanya. Jenis adonan, cookies ada yang dapat disemprotkan dan ada yang dapat dicetak. Berdasarkan kadar gula, cookies dibedakan menjadi : kue kering manis (kadar gula 25 – 40 persen), kue kering biasa (kadar gula 20 persen) dan wafer dimana hanya pengisinya yang manis. Cookies menjadi salah satu jenis makanan kecil yang sering menjadi pilihan sebagian besar masyarakat luas. Makanan kecil yang dikonsumsi oleh semua golongan umur, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang yang sudah lanjut usia. Olahan cookies yang terdapat di masyarakat hingga pada saat ini memliki banyak variasi mulai dari bentuk dan rasa. Cookies sebagai makanan kecil atau makanan selingan adalah makanan yang biasa menemani minum teh, kopi atau minuman dingin oleh masyarakat. Disebut makanan selingan karena dihidangkan di antara dua makan utama, yaitu makan pagi dan makan siang atau makan siang dan makan malam. Bahan-bahan utama dalam pembuatan cookies adalah gula, lemak, telur dan tepung. Bahan pembentuk cookies dibagi dalam dua golongan yaitu bahan pengikat dan bahan pelembut. Bahan pengikat antara lain : tepung, air, susu, telur terutama putih telur, dan produk-produk bahan coklat. Bahan pelembut antara lain : gula, shortening (mentega), leavening agent (pengembang), dan kuning telur. Pembuatan cookies dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu : persiapan bahan, pencampuran, pencetakan adonan, dan pemanggangan. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri atas dua faktor utama yaitu : Faktor  I :  Jumlah Mentega (M) yang terdiri atas empat taraf : M0 = 0%, M1 = 5%, M2 = 10%, M3 = 15%.  Faktor II : Jumlah Kuning Telur (T) yang terdiri atas empat taraf : T0 = 0%, T1 = 2,5%, T2 = 5,0%, T3 = 7,5%. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa jumlah mentega dan kuning telur berpengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air terbaik 12,275% (15%) dan 12,269% (7,5%).  Kadar protein terbaik 7,695% (15%) dan 7,852% (7,5%). Warna terbaik 3,516 (15%) dan 3,260 (7,5%). Rasa terbaik 3,413 (15%) dan 3,365 (7,5%). Kata Kunci : Cookies, Keladi, Mentega, Kuning telu

    Pengaruh Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tempe

    Get PDF
    Tempe merupakan produk fermentasi yang tidak dapat bertahan lama. Setelah dua hari, tempe akan mengalami pembusukan sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian UISU. Model  rancangan  yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktorial yang  terdiri  atas  dua faktor  utama yaitu : Faktor  I: Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak (K) terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu : K1  =  100% kacang kedelai : 0% kacang tunggak, K2  =  80% kacang kedelai : 20% kacang tunggak, K3  =  60% kacang kedelai : 40 % kacang tunggak, K4  =  40% kacang kedelai : 60% kacang tunggak. Faktor  II: Lama Fermentasi  (F) yang  terdiri atas 4 taraf yaitu : F1  =  2 hari, F2  =  3 hari, F3  =  4 hari, F4  =  5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi kacang kedelai dan kacang tunggak berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Lama fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata (P0.05) terhadap seluruh parameter yang diamati

    Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Super ACI Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)

    Get PDF
    ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat kemasakan buah kakao dan konsentrasi pupuk organik cair Super ACI yang tepat, serta interaksi antara keduanya, untuk menghasilkan bibit kakao yang terbaik. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala sejak Agustus hingga Desember 2011. Unit-unit penelitian disusun berdasarkan rancangan acak kelompok faktorial 3 kali 4 dengan 3 ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam, dan terhadap data yang menunjukkan beda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara tingkat kemasakan buah kakao dan konsentrasi pupuk organik cair super ACI pada semua peubah yang diamati. Konsentrasi pupuk organik cair super ACI juga tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit kakao. Tingkat kemasakan buah kakao yang tepat untuk menghasilkan benih masak fisiologis dengan tingkat vigor tertinggi adalah yang berwarna hijau kekuningan. The Effect of Fruit Maturity Level and Concentration of Liquid Organic Fertilizer Super ACI to Cacao (Theobroma cacao L.) Seedling GrowthABSTRACT. The purposes of this research are to determine the best cacao fruit maturity level and liquid organic fertilizer Super ACI concentration and also their interaction to achieve the best cacao seedlings. The research conducted at Experimental Station of Agriculture Faculty of Syiah Kuala University, from August to December 2011. Units of treatments arranged according to completely randomized block design, 3 by 4 with 3 replications. Data from observation analyzed with analysis of variance and to them showing significant influenced, continued with honestly significant different test at the level of 5%. The result showed that no significant interaction between treatments to all parameters observed. The concentration of liquid organic fertilizer super ACI also don’t has significant influence to cacao seedlings growth. The appropriate cacao fruit maturity level to produce physiologically matured seed with the highest vigor is those with yellowish green in color

    POTENSI EKONOMIS TANAMAN AREN (Arenga pinnata) PETANI AREN DI DESA NAGA REJO KAB. DELI SERDANG SUMUT

    Get PDF
    Palm trees are generally found growing wild (not planted by people). Palm trees are one of the natural resources in the tropics. Its distribution is widespread, indispensable, and easily available for daily needs by the local community as a sustainable resource. In Indonesia, most of the palm trees are actually used for building materials, baskets, handicrafts, roofs, sugar, candied fruit, and so on.Almost all parts of this tree can be utilized and have economic value starting from the physical parts of the tree as well as from its production results. Traditionally, people process palm sap into rock sugar (brown sugar) or ant sugar in the form of crystals, until now not touched by technological developments (more on culture).Many people are not aware of the high economic value produced by palm trees. In fact, in addition to having high economic value, sugar palm is suitable as a protective plant in watershed areas (DAS). The tree of the plant has fibrous roots and can withstand erosion. On the other hand, it is believed that palm trees will not be ogled by forest encroachers, because they cannot be used as wood, like other types of wood. Sugar palm farmers in Naga Rejo Village, Deli Serdang Regency, North Sumatra, in the sugar production process, use the main supporting material of polar extract of jackfruit wood as a preservative during the tapping process to obtain sap.  The results showed that the use of a polar extract of jackfruit wood 50 ml per liter of sap in the tapping process in addition to producing sap with better quality, also facilitated the processing into palm sugar. The palm sugar produced has a good texture, color, aroma, and distinctive taste of palm sugar (the best quality of palm sugar).

    PELATIHAN PEMBUATAN ABON IKAN LELE KEPADA IBU-IBU PKK DAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PTPN III GUNUNG PAMELA SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Shredded catfish is an instant, fast and practical food that uses catfish meat as the main raw material which is added with spices and then fried. Shredded catfish product is an alternative to extend the shelf life and increase its economic value. In the PTPN III Gunung Pamela, North Sumatra environment, many people in PTPN III Gunung Pamela have catfish ponds, so it is possible to empower the surrounding community to become Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) so that they can improve the community's economy. The shredded catfish product has its own advantages compared to other shredded fish, namely it has high nutrients, especially protein, while the cholesterol level is low, besides that it also contains leucine and lysine
    corecore