43 research outputs found

    Konservasi sebagai landasan perencanaan lansekap berbasis tempat pada masyarakat Baduy Dalam di Kabupaten Lebak Provinsi Banten

    Get PDF
    The Baduy clan is one of the native Sundanese clans that actually sticks to its traditions precursors, their lives are committed to satisfying the order of their predecessors in securing equilibrium and congruity of the universe. Advancement exercises, neighborhood environmental change andGlobalization represents a danger to conventional clans, like the Baduy clan too. The consequences of the grouping and bioregional examination of the Baduy Dalam scene can be arranged into 103 place unit. Assessment is done at every area unit in light of dangers and issues every unit. The principal issue found in the Inward Baduy scene is its restricted size accessibility of agrarian land assets which can be utilized in turn so that has suggestions for diminishing area richness. Then again, the populace development rate is very high requests an expansion in the requirement for farming creation land. The answer for this issue was understood as a scene plan created in light of the idea of partitioning space with adjusting land use for useful purposes to have the option to earn barely enough to get by. inhabitants for rural creation land. Scene plan executed in spatial plans (drafting), dissemination plans, and vegetation plans

    Pengaruh Budaya terhadap Efektivitas Organisasi : Dimensi Budaya Hofstede

    Full text link
    This paper uses Hofstede’s (1980) cultural dimension of power distance, uncertainty avoidance, individualism/collectivism, and masculinity/femininity to examine the relative influence of culure on the uses of performance evaluation system in measuring the organizational effectivenes

    ANALISIS TINGKAT PENGUASAAN TEKNOLOGI MELALUI PENGKAJIAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) DI PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORPORAION Tbk

    Get PDF
    RINGKASAN EKSEKUTIF DAHLIA MUTIARA CHAIRUMAN. 2000. Analisis Tingkat Penguasaan Teknologi Melalui Pengkajian Komponen Teknologi Pada lndustri Pengolahan Kayu Lapis (Plywood) di PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk. Di bawah bimbingan WATl HERMAWATI dan ANAS M. FAUZI. Plywood merupakan salah satu komoditi utama eskpor lndonesia. Sebagai salah satu komoditi unggulan, plywood berperan sebagai penyumbang devisa terbesar kedua dari ekspor non-minyak dan gas bumi lndonesia pada tahun 1995. Menurut FA0 ekspor plywood dari lndonesia memenuhi baru sekitar sepertiga kebutuhan dunia Ekspor plywood lndonesia telah berkernbang dari US1.7miliarpadatahun1987menjadiUS 1.7 miliar pada tahun 1987 menjadi US 3.8 miliar pada tahun 1995. lndonesia merupakan pengekspor hardwood plywood, mencapai kurang lebih 80% dari pasar harrlwood plywood dunia. Pesaing utama lndonesia dalam ha1 ekspor hardwood plywood dunia adalah Malaysia yang memasok sekitar 12% ekspor hardwood plywood pada tahun 1995. Penggunaan plywood tidak hanya terbatas pada industri-industri besar, tetapi juga menyebar ke sektor industri-industri kecil yang sifatnya home industry.menurut FA0 peluang industri plywood masih besar. Hal itu terlihat dari impor plywood dunia selama 5 tahun terakhir yang cenderung naik. Menurut sumber FA0 pada tahun 1992 impor plywood dunia tercatat sebesar 16.485 ribu m3, meningkat menjadi 17.198 ribu m3 pada tahun 1993, kemudian meningkat menjadi 17.750 ribu m3pada tahun 1994, dan meningkat menjadi 18.152 ribu m3 pada tahun 1996 (CIC, 1998). Kenaikan impor plywood dunia ini merupakan peluang bagi produsen plywood domestik untuk terus meningkatkan pemasarannya ke berbagai negara. Konsumsi plywood dunia akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jurnlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mendorong peningkatan pembangunan perumahan, gedung perkantoran dan dekorasi yang menggunakan kayu olahan. Dalam situasi persaingan di pasar internasional, PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk perlu meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksinya melalui peningkatan penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi yang lebih baik akan memungkinkan perusahaan melakukan diversifikasi dengan teknologi yang sesuai. Pengetahuan mengenai tingkat penguasaan teknologi oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukan strategi apa yang diperlukan untuk mengejar ketertinggalan tehadap kemampuan teknologi tersebut. Laporan ini membahas kajian tingkat penguasaan teknologi perusahaan dan hasil identifikasi kemampuan teknologi industri plywood di PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk. Hasil pengkajian dan identifikasi diharapkan dapat digunakan untuk menentukan strategi perusahaan dalam meningkatkan kemampuan teknologinya. Berdasarkan informasi perkembannan industri plywood dan permasalahan yang dihadapi perusahaan maka rumusan masalah pada geladikarya ini difokuskan pada :"Bagaimana tingkat penguasaan teknologi PT. Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk dikaitkan dengan sumberdaya yang dimiliki(komponen teknologi) dan aktivitas perusahaan" Tujuan dari pelaksanaan geladikarya ini adalah untuk : menetapkan status komponen teknologi (technoware, humanware, inforware, orgaware) sumberdaya keuangan (finansial) dan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan teknologi, menetapkan tingkat kemampuan teknologi(operatif, akuisitif, supporfif, inovatit) di industri plywood, dan memberikan alternatif strategi dalam rangka meningkatkan penguasaan teknologi di perusahaan. Metode yang digunakan pada kegiatan geladikarya ini adalah metode studi kasus dengan menggunakan dua jenis pengumpulan data yaitu data primer dan data skunder. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam geladikarya ini adalah data kualitatif dan kuantifatif yang bersumber dari internal dan eksternal perusahaan. Pengambilan contoh terhadap responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden yang diambil sebagai contoh ditetapkan sebanyak 11 orang. Dalam geladikarya ini, metode STMIS (Science and Technological Management Infomation System) digunakan dalam pengkajian komponen teknologi yaitu technoware, humanware, infoware dan orgaware. Selanjutnya untuk melihat apakah tingkat kecanggihan/kemampuan keempat komponen teknologi (THIO) telah sesuai dengan harapan perusahaan, digunakan metode Mann Whitney U-Test. Sumber daya finansial dan aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku dan bahan penolong, kebutuhan pengguna (pasar), litbang dan produksi dikaji secara deskriptif. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk melihat seberapa jauh tingkat kepentingan sumberdaya dan aktivitas perusahaan dalam menguasai teknologi. Dengan kata lain, melalui metode AHP dapat diketahui kepentingan relatif tingkat penguasaan teknologi dalam meningkatkan pangsa pasar/daya saingnya. Pengkajian terhadap sumberdaya perusahaan diketahui bahwa :(1) tingkat kecanggihan teknologi (technoware) pengolahan plywood di PT. Daya Sakti Unggul memiliki kemampuan mulai dari mesin bermotor hingga mesin khusus, ha1 tersebut belum sesuai dengan keinginan perusahaan yang mengharapkan tingkat kecanggihannya memiliki kemarnpuan mulai dari mesin otomatis hingga mesin terpadu (2) tingkat kemampuan sumberdaya manusia (humanware) yang dimiliki perusahaan diklasifikasikan berada pada kemampuan mereparasi sampai kemampuan mengadaptasi, ha1 tersebut belum sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan tingkat kemampuannya berada pada kemampuan menyempurnakan sampai kemampuan inovasi. (3) tingkat kecanggihan pemahaman informasi (infoware) perusahaan berada pada kemampuan menggunakan fakta sampai menggeneralisasi fakta, ha1 tersebut telah sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan pemaharnan inforrnasi pe~sahaan berada pada kemampuan menggeneralisasi fakta sampai mengkaji fakta (4) tingkat kecanggihan organisasi (orgaware) perusahaan diklasifikasikan pada posisi menciptakan pola kerja baru sampai menstabilkan pola kerja, ha1 tersebut tidak sesuai dengan keinginan perusahaan yang menginginkan tingkat kecanggihan organisasi berada pada kemampuan memapankan pola kerja sampai menguasai pola kerja unggul (5) kinerja keuangan cukup baik. Dan metode AHP diperoleh bahwa sumberdaya, aktivitas dan elemen kemampuan teknologi yang paling penting diperhatikan (diurutkan mulai yang paling diprioritaskan) dalam menguasai teknologi adaiah (1) sumberdaya : humanware, finansial, technoware, orgaware dan infoware, (2) aktivitas : produksi, litbang, penyediaan bahan baku dan bahan penolong serta kebutuhan pengguna (pasar) dan (3) elemen kemampuan teknologi : inovatif, operatif. suportif dan akuisitif. Perusahaan memiliki kemampuan operatif dan suportif yang cukup kuat, dan ha1 ini merupakan salah satu kekuatan bagi perusahaan. Demikian juga terhadap perangkat infoware dimana tingkat kecanggihannya telah sesuai dengan keinginan perusahaan. Namun perusahaan juga memiliki kelemahan yaitu PT. Daya Sakti Unggul memiliki kemampuan inovatif dan akuisitif yang rendah, demikian juga terhadap perangkat teknologi, manusia dan organisasi dimana tingkat kecanggihannya belum sesuai dengan keinginan perusahaan. Kemampuan teknologi yang dimiliki perusahaan dapat ditingkatkan agar memiliki kemampuan inovatif dan akuisitif yang tinggi yaitu melalui beberapa strategi, dalam jangka pendek yaitu : (1) meningkatkan disiplin para operator dalam pemeliharaan mesin melalui penyusunan jadwal pemeliharaan mesin, perencanaan pemeliharaan mesin dan jurnal (evaluasi) hasil pemantauan mesin agar pelaksanaannya lebih sistematis, (2) peningkatan kualifikasi persyaratan bagi karyawan baru yang akan masuk ke perusahaan khususnya untuk jabatan penting di perusahaan (misalnya Manajer, Kepala Bagian, Kepala Bidang). Perekrutan karyawan lebih diperketat melalui peningkatan kualifikasi yang telah ditetapkan perusahaan, misalnya karyawan yang akan direkrut untuk jabatan tertentu yang penting minimal berpendidikan S1 dan mampu berbahasa inggris, (3) memperjelas perbedaan tugas antara Kepala Bagian dan Kepala Bidang melalui peninjauan kembali job description sehingga tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas antara Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Bidang (Kabid), (4) meningkatkan kapasitas produksi melalui perbaikan mesin (overhaul), perbaikan komponen mesin (pisau rotary), penambahan mesin (dryer) dan meninjau kembali lay out pabrik, (5) penyediaan sarana dan prasarana di laboratorium sehingga kegiatan yang berhubungan dengan pengujian bahan baku, pengendalian mutu dan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan dapat bejalan dengan baik. Dalam jangka panjang yaitu :(1) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan intensitas pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia baik di bidang manajerial maupun pelatihan di bidang teknis, (2) pemberdayaan sumberdaya manusia (empowermenf) melalui kesempatan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, dan kesempatan untuk mengikuti seminar, pameran atau workshop baik di dalam maupun di luar negeri, (3) melakukan penggantian mesin lama (replacemenf) yang sudah tidak layak digunakan karena sudah tidak ekonomis, dengan mesin baru seluruhnya atau bagian per bagian, (4) menerapkan strategi benchmarking (patok duga) dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengalaman dalam pengelolaan alat- alat berat (heavy equipment management) termasuk alat-alat pertanian (farming equipment)., (5) melakukan kerjasama (joint venture), (6) pengalokasian dana khusus untuk kegiatan litbang. Saran yang diajukan kepada PT. Daya Sakti Unggul Co, Tbk adalah :(1) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan yang intensif baik dari segi manajerial maupun teknikal. Sebelum mengadakan pelatihan dan pengembangan pada karyawan di perusahaan, disarankan untuk terlebih dahulu melakukan analisa kebutuhan pelatihan sehingga proses pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan (2) dalam menghadapi era persaingan global, perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi melalui strategi benchmarking (patok duga). Sebelum melakukan benchmarking (patok duga) disarankan perusahaan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya strategi benchmarking diterapkan di perusahaan misalnya melalui analisis kesenjangan terhadap komponen teknologi (THIO) (3) meningkatkan penelitian dalam bidang manajemen sumberdaya manusia,manajemen teknologi dan manajemen strategi di PT. Daya Saktiunggul Co, Tbk sehingga diperoleh perumusan strategi perusahaan yang lebih mantap

    KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH BERBASIS PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI DATARAN TINGGI TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Uji Adaptasi Varietas Unggul Baru Padi Sawah Berbasis Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Dataran Tinggi Tapanuli Utara Sumatera Utara telah dilaksanakan di Desa Hutanagodang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara dengan ketinggian 943-950 m dpl pada bulan Juni sampai Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan dan produktivitas VUB padi sawah, sehingga diperoleh 1-2 varietas unggul baru produksi tinggi (≥ 7 t/ha) dan adaptif pada lingkungan spesifik untuk dikembangkan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Perlakuan menggunakan enam varietas padi sawah, yang terdiri dari Inpari 3, Inpari 10, Inpari 13, Sarinah, Aek Sibundong dan varietas eksisting Ciherang. Teknologi yang diterapkan adalah komponen dasar dan pilihan yang terdapat dalam model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 3, Inpari 10, Inpari 13, Sarinah, dan Aek Sibundong merupakan varietas unggul baru padi sawah yang adaptif pada lingkungan spesifik dan memberikan hasil berturut-turut 8,4; 8,0; 7,9; 7,5; dan 7 t GKP/ha atau meningkat 37,7; 31,1; 29,5; 22,9 dan 14,7% di atas varietas eksisting Ciherang (6,1 t GKP/ha) sehingga dapat dikembangkan di sekitar wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

    TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM ATAS PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PENGURUS PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

    Get PDF
    ABSTRAK DEDE CHAIRUMAN NIM.11427100699 Judul penelitian ini adalah: “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM ATAS PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PENGURUS PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS”. Pengurus atau direksi dalam menjalankan perseroan tidak tertutup kemungkinan melakukan kesalahan atau melakukan perbuatan hukum yang harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu timbul pernyataan apakah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus perseroan juga harus dipikul oleh pemegang saham. Oleh karena itu terhadap hal ini perlu kajian dari segi hukum dan pertanggungjawaban pidana perseroan terbatas sebagai korporasi. Berdasarkan latar belakang ini, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, adalah bagaimana tanggung jawab pemegang saham atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus perseroan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, serta bagaimana akibat hukum yang timbul apabila pengurus perseroan melakukan perbuatan pidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Jenisnya penelitian ini digolongkan kepada penelitian hukum normatif, yaitu usaha untuk mengolah data yang berhubungan dengan tinjauan yuridis tanggung jawab pemegang saham terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan pengurus perseroan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Sedangkan dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan atau menyajikan data yang jelas tentang tinjauan yuridis tanggung jawab pemegang saham terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pengurus perseroan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, serta akibat hukum yang timbul sebagai akibat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pengurus perseroan. Dari hasil penelitian dapat diketahui, bahwa tanggung jawab pemegang saham atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus perseroan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, khususnya terhadap kerugian yang timbul karena tindakan dari pengurus atau direksi, maka pemegang saham tidak bertanggungjawab, karena pemegang saham tidak terlibat langsung mengenai kepengurusan perseroan dan sudah diserahkan secara penuh kepada direksi sesuai dengan RUPS dan anggaran dasar, bahwa pemegang saham hanya bertanggungjawab sebatas saham yang dimilikinya. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh pengurus atau direksi dalam rangka menjalankan roda perseroan, maka yang bertanggungjawab adalah pengurus atau direksi yang bersangkutan. Pertanggungjawaban tersebut dilakukan baik di luar maupun di dalam pengadilan, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4

    Influence of Contact Time on Loading 99Mo(n,Îł) with Alumina Column in 99Mo / 99mTc Generator

    Get PDF
    Alumina is usually used for 99Mo absorbers obtained from 235U fission product because the use of 235U is getting limited, and as an alternative 99Mo obtained from natural MoO3 irradiation was used. The problem is that 99Mo produced was not carrier-free as 99Mo from 235U fission product because not all MoO3 is activated to 99Mo, then it is necessary to know the effect of contact time when loading 99Mo into the alumina column. To find out the effect of contact time, the experiment was carried out using 99Mo pH 4, acid alumina column, contact time was varied between 1 to 60 minutes with interval of 15 minutes, and the column was eluted using 2 kinds of eluent namely 0.9% NaCl and MEK. The elution of 99Mo/99mTc generator is performed 3 times, days 1, 2 and 3. The results showed that the performance of alumina in absorbing 99Mo influenced by time. The optimal contact time is 15 minutes for 0.9% NaCl solution and 45 minutes for MEK. The amount of 99Mo breakthrough (µCi99Mo/mCi99mTc) from the alumina column increases with elution time both using 0.9% NaCl or MEK. The 99mTc eluate obtained from this study does not meet standard requirements. The use of a tandem column is needed to prevent 99Mo breakthrough on the 99Mo/99mTc generator to get the 99mTc which meet standard requirement

    OPTIMASI pH ALUMINA dan 99Mo DALAM PEMBUATAN GENERATOR 99Mo/99mTc BERBASIS MoO3 ALAM

    Get PDF
    OPTIMASI pH ALUMINA dan 99Mo DALAM PEMBUATAN GENERATOR 99Mo/99mTc BERBASIS MoO3 ALAM. Alumina sebagai bahan penyerap telah lama digunakan untuk radioisotop 99Mo pada generator 99Mo/99mTc penghasil 99mTc yang banyak digunakan di kedokteran nuklir untuk keperluan diagnosa. Selama ini alumina digunakan untuk penyerapan 99Mo yang diperoleh dari bahan fisi 235U. Adanya pembatasan penggunaan matriks bahan fisi 235U maka alternatif lain untuk memperoleh 99Mo dengan menggunakan MoO3 alam yang diiradiasi di reaktor nuklir. Radioisotop 99Mo yang dihasilkan dari reaksi ini memiliki sifat tidak bebas pengemban sebagaimana halnya 99Mo dari hasil fisi, karena tidak semua MoO3 yang diiradiasi teraktivasi menjadi 99Mo. Pada aplikasi generator 99Mo/99mTc berbasis MoO3 alam dengan menggunakan kolom alumina, perlu diketahui pH alumina yang optimal dalam penyerapan 99Mo, dan juga pH 99Mo. Pada penelitian ini digunakan tiga variasi kolom generator berbasis alumina yaitu alumina asam, alumina netral, dan alumina basa. Bahan matriks 99Mo juga dilakukan tiga variasi pH yaitu larutan 99Mo dengan pH 4, larutan 99Mo dengan pH 7, dan larutan 99Mo dengan pH 8. Generator dielusi dengan larutan salin dan diamati setiap hari selama 3 hari dan diteruskan setelah dua hari berikutnya selama 2 hari. Penyerapan 99Mo dari MoO3 alam oleh material alumina memberikan hasil penyerapan terbaik pada penggunaan alumina asam dengan larutan 99Mo pada pH 4. Dari ketiga variasi pH larutan Mo yang memberikan yield 99mTc terbaik adalah pada penggunaan larutan 99Mo dengan pH 4. Kolom yang memberikan 99Mo breakthrough terkecil adalah di kolom alumina asam terutama menggunakan larutan 99Mo dengan pH 4. Dengan demikian, untuk menyerapkan 99Mo dari Mo alam dapat digunakan alumina asam dengan menggunakan larutan 99Mo pada pH 4.. Kata kunci: 99Mo, alumina, kolom, pH, yield

    Rancang Bangun Purwarupa Pemilah Sampah Pintar Berbasis Deep Learning

    Get PDF
    Pengolahan sampah di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang besar dan belum terselesaikan. Menurut penelitian aktual Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan bahwa 24% sampah di Indonesia masih tidak dikelola dengan baik. Dari sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi di Indonesia tiap harinya, sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60%, sampah plastik 14%, diikuti sampah kertas 9%, metal 4,3%, kaca, kayu dan bahan lainnya sebesar 12,7%. Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia mencapai 1,3 juta ton. Berdasarkan banyaknya sampah yang diproduksi Indonesia, dapat diketahui besarnya peran daur ulang dalam menyelamatkan lingkungan. Peran yang paling utama adalah dapat membantu mengurangi limbah dimanapun dan mengurangi polusi. Langkah awal untuk pengolahan limbah adalah pemilahan. Dengan memilah sampah yang benar, masyarakat dapat dengan mudah mengidentifikasi bahan mana yang dapat didaur ulang dan mana yang tidak. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan sebuah sistem yang mampu membedakan dan mengenal sampah organik dan sampah anorganik. Dalam hal ini, digunakan salah satu cabang ilmu pembelajaran mesin (Machine Learning) yang mampu mengetahui kumpulan gambar serta mengklasifikasikannya yaitu pembelajaran mendalam (Deep Learning). Salah satu metode pembelajaran mendalam (Deep Learning) yang digunakan adalah Convolutional Neural Network (CNN). Arsitektur tersebut menyerupai saraf manusia dan merupakan salah satu pembelajaran terawasi. Selain itu, peneliti memanfaatkan Raspberry Pi sebagai mikrokontroler, modul kamera Raspberry Pi yang digunakan untuk mengambil gambar, serta Intel Movidius Neural Compute Stick (NCS) yang berfungsi untuk mempercepat proses komputasi sehingga proses pendeteksian lebih mudah. Hal ini dikarenakan perangkat tersebut bersifat portable, cepat dan akurat. AbstractWaste processing in Indonesia is still a big homework and has not been solved. According to the latest research by Sustainable Waste Indonesia (SWI) 24% of waste in Indonesia is still not properly managed. From about 65 million tons of waste produced in Indonesia every day, the largest contributor to this is organic waste as much as 60%, plastic waste 14%, followed by paper waste 9%, metal 4.3%, glass, wood and other materials at 12.7%. The plastic waste in Indonesia reaches 1.3 million tons. Based on the amount of waste in Indonesia, it can be seen that the role of recycling is big in saving the environment. It is crucial to help reduce waste anywhere and reduce press down pollution. The very first step in waste processing is sorting. By properly sorting waste, people can easily identify which materials can be recycled and which are not. Based on these problems, the researcher proposes a system that is able to recognize and sort organic waste, and inorganic waste. In this case, Deep Learning, a branch of (Machine Learning) is used to be able to understand a set of images and classify them. Deep Learning method applied here is using Convolutional Neural Network (CNN). The algorithm is like human nerves and is one of supervised learning. In addition, this research use the Raspberry Pi as a microcontroller, the Raspberry Pi camera module which is used to take pictures, and the Intel Movidius Neural Compute Stick (NCS) to speed up the computing process so that the identification process is easier. These devices are portable, fast and accurate

    PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN MIMBA UNTUK MENEKAN SERANGAN ALTERNARIA PORRI TANAMAN BAWANG MERAH

    Get PDF
    Bercak ungu yang disebabkan Alternaria porri merupakan penyakit utama pada tanaman bawang merah di seluruh dunia. Penyakit ini juga tersebar luas di daerah pertanaman bawang merah di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepekatan ekstrak daun mimba terhadap penekanan serangan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara pada bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011. Percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Perlakuan terdiri dari enam dosis daun mimba yang masing-masing perlakuan dilarutkan dalam satu liter air. Banyaknya ulangan empat untuk setiap perlakuan. Perlakuan yang digunakan adalah 0 g plot-1 (kontrol); 100 g plot-1; 150 g plot-1; 200 g plot-1; 250 g plot-1; 300 g plot-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mimba berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit bercak ungu dan produksi bawang merah. Kata kunci: mimba, Alternaria porri, bawang mera
    corecore