29 research outputs found

    Potensi Beberapa Jenis Tanaman Hias sebagai Fitoremediasi Logam Timbal (Pb) dalam Tanah

    Full text link
    Pencemaran logam berat menjadi issue penting secara global terhadap masalah lingkungan, kese-hatan, ekonomi dan perencanaan. Mengingat Pb tergolong logam berat dengan sifat toksik tinggi, maka untuk menghilang Pb dari tanah perlu dilakukan remediasi secara fitoremediasi. Penelitian ini dilakukan di rumah bayang di kampus Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan yaitu penambahan logam Pb ke dalam media tanah sebanyak 319,71 mg.kg-1 dengan media tanah sebanyak 5 kg setiap perla-kuan. Setelah 60 hari tanam dilakukan analisa kandungan logam Pb pada media tanah dan tanaman dengan metode analisa AAS yang dilakukan di di laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwi-jaya. Hasil yang diperoleh dari analisa laboratorium dilakukan perhitungan akumulasi logam Pb dengan faktor biokonsentrasi untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam mengakumulasi logam Pb. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa kemampuan tanaman hias dalam menyerap logam Pb berbeda dan tergantung dengan je-nis tanaman. Tanaman Hanjuang (Cordyline fruicosa) mempunyai kemampuan menyerap logam Pb yang lebih tinggi dengan nilai 2,36 mg.kg-1.hari-1, diikuti oleh tanaman Sambang Dara (Excoecaria cochinensis) dengan nilai 1,70 mg.kg-1.hari-1. Tanaman yang paling rendah menyerap logam Pb adalah tanaman Lidah Mertua (Sanseviera trifasciata Prain) dengan nilai konsentrasi logam Pb yaitu 0,65 mg.kg-1.hari-1. Efisiensi penyerapan logam Pb oleh tanaman yang tertingi dimiliki oleh tanaman Hanjuang (Cordyline fruicosa) yaitu 44,28%. Per-tumbuhan tanaman selama 60 hari penelitian juga bervariasi dan tanaman yang memiliki pertumbuhan ter-baik adalah tanaman Hanjuang (Cordyline fruicosa). Dengan demikian, tanaman Hanjuang (Cordyline fruicosa) merupakan tanaman terbaik dalam menyerap logam Pb dalam tanah

    Efektivitas Elektroda pada Proses Elektrokoagulasi untuk Pengolahan Air Asam Tambang

    Full text link
    Air limpasan dari aktivitas pertambangan batubara sangat berpotensi pada pembentukan air asam tambang. Air asam tambang yang berasal dari mine sump area tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. mempunyai nilai pH rendah yaitu berkisar dari 3 sampai 5, kondisi ini akan melarutkan unsur-unsur logam seperti Fe dan Mn pada batuan yang dilalui oleh air asam tambang tersebut. Elektrokoagulasi merupakan metode untuk melakukan proses koagulasi dengan menggunakan tegangan listrik searah yang didasarkan pada peristiwa elektrokimia. Penelitian dilakukan dengan sistem batch skala laboratorium yaitu menggunakan volume air asam tambang 1,8 L, elektroda besi (Fe) 8 cm x 11 cm x 0,8 mm sebanyak 3 lempeng sebagai katoda dan elektroda aluminium (Al) 8 cm x 11 cm x 0,8 mm sebanyak 3 lempeng sebagai anoda. Percobaan dilakukan dengan interval waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit, lalu menggunakan tegangan 6 V, 12 V, dan 24 V untuk jarak elektroda yaitu 1,5 cm dan 2 cm. Dengan tetap mempertimbangkan faktor ekonomi maka diketahui waktu, jarak dan tegangan DC yang paling efektif digunakan untuk proses elektrokoagulasi adalah 12 Volt dan 45 menit yang akan menghasilkan persen peningkatan nilai pH = 32,96 ; persen penurunan logam Fe = 94,0111 ; dan persen penurunan logam Mn = 88,2878, akan tetapi faktor jarak antara elektroda tidak berpengaruh pada proses ini

    Analisis Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Pempek Rebus dari Beberapa Tempat Jajanan di Kota Palembang Sumatera Selatan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd) yang terdapat di dalam pempek rebus berbahan baku ikan sungai (ikan gabus) dan ikan laut yang dijual pedagang besar (bermerek) maupun pedagang kecil di beberapa tempat kota Palembang. Pengujian sampel pempek menggunakan metode SSA yang dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Nasional Palembang dimana hasilnya dikomparasi dengan baku mutu logam berat dalam ikan dan olahannya menurut BSN (SNI 7387 : 2009), yaitu logam timbal : 0,300 mg/kg dan logam kadmium : 0,100 mg/kg. Hasil pengujian diperoleh data kandungan logam timbal di dalam beberapa pempek rebus baik yang berbahan baku ikan gabus maupun ikan laut yang dijual oleh pedagang besar maupun pedagang kecil sudah melebihi baku mutu. Kadar logam timbal dalam pempek rebus ikan gabus sebesar 1,010 mg/kg (kadar terendah) dan 2,910 mg/kg (kadar tertinggi), sedangkan kadar logam timbal dalam pempek rebus ikan laut sebesar 1,135 mg/kg (kadar terendah) dan 3,405 mg/kg (kadar tertinggi). Sedangkan kandungan logam kadmium di dalam pempek rebus baik yang berbahan baku ikan gabus maupun ikan laut masih di bawah baku mutu yaitu kurang dari 0,0006 mg/k

    Pengaruh Proporsi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less) Dan Teh Hijau Terhadap Aktivitas Antioksidan Produk Minuman

    Get PDF
    Beluntas has many benefits especially on its leaves because of the phytochemical contents. Therefore, beluntas needs to be combined with other ingredient that can increase the antioxidant activity. One of ingredient that can be combined with beluntas is green tea. Green tea is a beverage that is often consumed and has various health benefits, because of the polyphenol compound contents from flavonoid group, mainly catechins. This research was aimed to determine the effect of beluntas leaves and green tea proportion on antioxidant activity of beverage product. The design of this research used single factor randomized block design. Factors that were researched were beluntas leaves and green tea proportion with five level factors, which were P1, P2, P3, P4 and P5. The results showed that the proportion of beluntas leaves and green tea powder significantly affected on phytochemical compounds, total phenol, total flavonoids, DPPH scavenging activity, and iron ion reducing power. Phenolic content was ranged from 451.13-707.63 mg GAE/L sample, flavonoid content was ranged from 95.73-413.73 mg CE/L sample, DPPH scavenging activity was ranged from 193.38-277.79 mg GAE/L sample, and iron ion reducing power was ranged from 211.50-499.50 mg GAE/L sample. Total phenolic and total flavonoid contents were positively correlated with the ability to scavenge free radical DPPH and the ability to reduce iron ion. This means that the higher of phenolic and flavonoid contents in beluntas green tea beverage had the higher the antioxidant capacity. The results showed that P3 had the highest antioxidant activity

    Zeolite Utilization as a Catalyst and Nutrient Adsorbent of an Organic Fertilizer Process From Palm Oil Mill Effluent as Raw Material

    Get PDF
    Palm Oil Mill Effluent (POME) cannot be directly used as an organic fertilizer source due to its high Biological Oxygen Demand (BOD) thus it is not  environmentally safely. To increase the high quality of organic fertilizer obtained, the liquid wastes are needed to be processed in order to decrease the BOD to degrade both the soluble and suspension materials of organic materials. The altenative process to be conducted to make a better quality of POME is by adding the adsorbent. The aim of the research was to study the effect of zeolite utilization and duration of hydrolysis process in order to increase the nutrients content and to decrease the BOD of POME. The research was conducted at  the PT Sumbertama Nusa Pertiwi Jambi, Indonesia in August 2012 until February 2013. The sample of POME was taken from the inlet of the factory’s  acidulating pool. There were several doses of zeolite  as treatments which were 0, 5, 10, 15% and several durations of hydrolysis process which were 1,2,3 and 4 weeks. Active zeolite was added to POME and then it was fermented with different hydrolysis duration times as mentioned above. The research showed that application of  zeolite  and  duration of hydrolysis process significantly affected the pH, N,  P, K, Al, Fe, BOD of  POME and the adsorption of  N, P, K, Al, Fe by zeolite. It can be concluded that 10% of zeolite incubated  in  two weeks duration of hydrolysis process produced higher nutrient of N, P, K  with BOD, Al, Fe and pH matched  with the waste quality standard. The highest efficiency of  N, P and K adsorbent was show by the 15% of zeolite  which was incubated for two weeks of hydrolysis process.Keyword: Hydrolysis process duration, nutrient content, palm oil mill effluent, zeolite. [How to Cite: Nursanti I, D Budianta, A Napoleon and Y Parto. 2013. Zeolite Utilization as a Catalyst and Nutrient Adsorbent of an Organic Fertilizer Process From Palm Oil Mill Effluent as Raw Material. J Trop Soils 18 (3): 177-184. Doi: 10.5400/jts.2013.18.3.177][Permalink/DOI: www.dx.doi.org/10.5400/jts.2013.18.3.177] REFERENCESAno AO and CI Ubochi. 2007. Neutralization of soil acidity by animal manures: mechanism of reaction. Afr J Biotechnol 6: 364-368.Budianta D. 2005. Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber hara untuk tanaman perkebunan. Dinamika Pert 20: 273-282 (in Indonesian).Djajadi B Helianto and N Hidayah. 2010. Pengaruh media tanam dan frekuensi pemberian air terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta pertumbuhan jarak pagar. J Littri 16: 64-69 (in Indonesian).Dhayat NR. 2011. Bioremediasi lumpur minyak bumi dengan zeolit dan mikroorganisme serta pengujiannya terhadap tanaman sengon                                      (Paraserianthes falcataria).http://pustaka. unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/bioremediasi_lumpur_minyak_bumi_ dengan_zeolit_dan_mikroorganisme.pdf       (accessed on 23   December 2011).Ersoy B and MS Celik. 2003. Effect of hydrocarbon chain length on adsorption of cationic onto clinoptilolite. Clay Clay Miner 51: 173-181.Fungaro DA. 2002. Removal of toxic metals from waters using zeolites from coal. J Environ Qual 2: 116-120.Feuerstein M, RJ Accardi and RF Lobo. 2000. Adsorption of nitrogen and oxygen in the zeolit. J Phys Chem 104: 1082-1087.Gu Z, F Buyuksonmez, S Gajaraj and N Edward. 2011. Adsorption of phosphate by goethite and zeolite: effects of humic substances from green waste compost. ProQuest Agric J  19 : 197-204.Jabri A. 2008. Kajian metode penetapan kapasitas tukar kation zeolit sebagai pembenah tanah untuk lahan pertanian terdegradasi. Jurnal Standardisasi. 10(2): 56-69 (in Indonesian).Karamah EF, Syafrizal and  AN Sari. 2010. Pengolahan limbah campuran logam Fe, Cu, Ni dan ammonia menggunakan metode flotasi-filtrasi dengan zeolit alam Lampung sebagai bahan pengikat. Proseding Seminar Nasional Teknik Kimia Lembaga Penelitian UGM. 26 Januari 2010.Yogyakarta (in Indonesian).Kundari NA,  A Susanto and MC Prihatiningsih. 2010. Adsorpsi Fe dan Mn dalam limbah cair dengan zeolit alam. Seminar Nasional VI Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta, 18 November 2010 (in Indonesian). Li Z, D Allesi and L Allen. 2000. Influence of quartenary ammonium of sorption of selected metal cations onto clinoptilolite zeolite. J Environ Qual 31: 1106-1114.Luturkey YA, A Ahmad and SZ Amraini. 2010. Uji kinerja bioreaktor hibrid anaerob bermedia tandan kosong dan pelepah sawit dalam penyisihan COD limbah cair pabrik minyak sawit. Prosiding Seminar Teknik Kimia. ITB, Bandung (in Indonesian).Ma AN. 2000. Environmental Management for the Oil Palm Industry. Palm Oil Dev 30: 1- 10.Oste LA, TM Lexmond and V Riemsdijk. 2002. Metal immobilization in soils using synthetic zeolites. J Environ Qual 31: 813-821.Raharjo PN. 2009. Studi banding teknologi pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit. J Teknol Lingk 10: 9-18 (in Indonesian).Raharjo PN. 2006. Teknologi pengelolaan limbah cair yang ideal untuk pabrik kelapa sawit. J Agr Indon 2 : 66-72 (in Indonesian).Simanjuntak H. 2009.  Studi korelasi antara BOD dengan unsur hara N, P dan K dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit [Thesis]. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan (in Indonesian).Sumarlin LO, S Muharam and A Vitaria. 2008. Pemerangkapan ammonium (NH4+) dari urine dengan zeolit pada berbagai variasi konsentrasi urine. J Valensi 1: 110-117 (in Indonesian).Susanti PD and S Panjaitan. 2010. Manfaat zeolit dan rock phosphat dalam pengemposan limbah pasar. Prosiding Standardisasi 4 Agustus 2010. Banjarmasin (in Indonesian).Vaulina E. 2002. Potensi zeolit alam sebagai absorban logam-logam berat pada limbah perairan. Majalah Ilmiah  2: 1-8 (in Indonesian).Waluyo L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Edisi 2. UMM Press. Malang. 341 p. (in Indonesian)
    corecore