973 research outputs found

    The Memory of Water by Allen Smutylo and Traveling the 38th Parallel: A Water Line Around the World by David Carle and Janet Carle

    Get PDF
    Review of The Memory of Water by Allen Smutylo and Traveling the 38th Parallel: A Water Line Around the World by David Carle and Janet Carle

    Genetics of calcium homeostasis in humans: continuum between monogenic diseases and continuous phenotypes

    Get PDF
    Extracellular calcium participates in several key physiological functions, such as control of blood coagulation, bone calcification or muscle contraction. Calcium homeostasis in humans is regulated in part by genetic factors, as illustrated by rare monogenic diseases characterized by hypo or hypercalcaemia. Both serum calcium and urinary calcium excretion are heritable continuous traits in humans. Serum calcium levels are tightly regulated by two main hormonal systems, i.e. parathyroid hormone and vitamin D, which are themselves also influenced by genetic factors. Recent technological advances in molecular biology allow for the screening of the human genome at an unprecedented level of detail and using hypothesis-free approaches, such as genome-wide association studies (GWAS). GWAS identified novel loci for calcium-related phenotypes (i.e. serum calcium and 25-OH vitamin D) that shed new light on the biology of calcium in humans. The substantial overlap (i.e. CYP24A1, CASR, GATA3; CYP2R1) between genes involved in rare monogenic diseases and genes located within loci identified in GWAS suggests a genetic and phenotypic continuum between monogenic diseases of calcium homeostasis and slight disturbances of calcium homeostasis in the general population. Future studies using whole-exome and whole-genome sequencing will further advance our understanding of the genetic architecture of calcium homeostasis in humans. These findings will likely provide new insight into the complex mechanisms involved in calcium homeostasis and hopefully lead to novel preventive and therapeutic approaches. Keyword: calcium, monogenic, genome-wide association studies, genetics

    An Algorithm for Inferring Big Data Objects Correlation Using Word Net

    Get PDF
    © 2016 The Authors. The value of big data comes from its variety where data is collected from various sources. One of the key big data challenges is identifying which data objects are relevant or refer to the same logical entity across various data sources. This challenge is traditionally known as schema matching. Due to big data velocity traditional approaches to data matching can no longer be used. In this paper we present an approach for inferring data objects correlation. We present our algorithm that relies on the objects meta-data and it consults the Word Net thesaurus

    ANALISIS PORTAL STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KONFIGURASI TIPE DAN VARIASI PANJANG LINK SISTEM EBF (ECCENTRICALLY BRACED FRAMES)

    Get PDF
    EBF merupakan sebuah sistem penahan gaya lateral untuk bangunan gedung berstruktur baja di mana sistem ini dapat juga diartikan sebagai suatu hybrid antara SRPM yang konvensional dan CBF. Kinerja link yang efektif menyerap beban lateral ditunjukkan dengan kelelehan yang mampu membentuk sudut rotasi inelastik yang cukup besar pada link, di mana penyerapan maksimum ini diharapkan terjadi pada saat struktur sudah mengalami deformasi yang besar akibat gempa besar, dengan tetap mempertahankan komponen-komponen struktur lain seperti balok, kolom, dan bracing berada dalam kondisi elastik. Penggunaan EBF akan menjadi lebih ekonomis apabila link yang telah rusak akibat gempa dapat diganti tanpa mengganti komponen struktur lainnya (balok, kolom, bracing) yang masih tetap elastik memikul beban gravitasi. Terdapat tipe-tipe geometri dari EBF yang mendeskripsikan posisi bracing yang diagonal yang terhubung dengan ujung link pada posisi-posisi yang vital untuk terjadi deformasi plastis. Analisis statik nonlinier merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisis pushover atau analisis beban dorong statik. Kecuali untuk suatu struktur yang sederhana, maka analisis ini memerlukan komputer program untuk dapat merealisasikannya pada bangunan nyata. Analisis dilakukan dengan memberikan suatu pola beban lateral statik pada struktur, yang kemudian secara bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali sampai satu target perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai. Biasanya titik tersebut adalah titik pada atap, atau lebih tepat lagi adalah pusat massa atap.Untuk hasil tinjauan parameter Target Displacement maka struktur yang menggunakan EBF Tipe K memliki sifat daktail yang lebih baik dibandingkan dibandingkan EBF Tipe V berdasarkan; sedangkan hasl tinjauan parameter Base Shear maka struktur yang menggunakan EBF Tipe V lebh menambah kekakuan struktur dibandingkan struktur yang menggunakan Tipe K. Pemasangan sistem penahan gaya lateral yang tidak searah tinjauan tidak memiliki pengaruh yang signifikan baik struktur yang dpasang EBF Tipe K dan Tipe V.  Semakin membesarnya panjang link, (rasio panjang link terhadap lebar bentang), maka struktur yang menggunakan EBF Tipe V semakin berkurang kemampuannya memikul aplikasi beban luar yang berarah lateral, dan hal ini justru berkebalikan dengan struktur yang menggunakan EBF Tipe K, di mana semakin bertambah besarnya panjang link, justru kekuatan untuk memikul beban luar arah lateral semakin bertambah. Kata Kunci : EBF, Link, Pushover Analysis, Baja, Tipe K, Tipe V, Statik Non Linea

    ANALISA BANGUNAN BERTINGKAT DENGAN KOLAM RENANG AKIBAT GEMPA

    Get PDF
    Membangun gedung vertikal seperti apartement dengan fasilitas kolam renang merupakan cara untuk menarik perhatian masyarakat. Namun bangunan yang dilengkapi dengan kolam renang memiliki massa yang sangat besar sehingga harus direncanakan mampu menahan gaya vertikal maupun gaya lateral yang diakibatkan oleh beban sendiri struktur maupun beban gempa.Struktur bangunan yang dimodelkan berupa gedung setinggi 10 tingkat dengan tinggi 42 m. Pemodelan yang diteliti yaitu bangunan tanpa kolam renang dan bangunan dengan kolam renang. Untuk letak kolam renang berada di lantai teratas gedung dengan dimensi kolam 24 m x 12 m dan kedalaman 2 m dengan posisi kolam berada di tepi bangunan. Untuk analisis gempa menggunakan analisis dinamik spektrum respons ragam. Untuk mempermudah pemodelan dan analisis gempa maka digunakan program SAP2000. Hasil output dari penelitian ini berupa displacement dan simpangan antar tingkat kedua bangunan.Dari hasil penelitian didapat bahwa dengan adanya penambahan kolam renang, maka respons struktur yang diberikan bangunan tersebut semakin besar Terjadi kenaikan yang sangat drastis untuk displacement dan simpangan antar tingkat dan pada bangunan dengan kolam renang mengalami efek torsional. Hal ini diakibatkan oleh massa air yang ada di dalam kolam yang sangat besar dan juga tekanan air yang menekan ke dinding kolam. Kata Kunci: Kolam Renang, Beban Air, Displacement, Spektrum Respons Raga

    Врахування ризиків у процесі взаємодії електронних магазинів та користувачів

    Get PDF
    Розглядаються ризики, які виникають у відвідувачів електронних магазинів, а також пропонуються можливі заходи безпеки при онлайн-купівлі товарів. Описуються ризики, яким підлягають самі Інтернет-магазини, та наводяться пропозиції щодо підвищення безпеки веб-ресурсу, розміщеного в мереж і Інтернет.Describing the risks arising at visitors of electronic shops are considered, and also possible security' measures are offered at online purchase of the goods. Risks to which Internet shops are exposed are described and offers on improvement of safety of a web resource which Internet is in a network are resulted

    Analisis Faktor Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Gedung Terhadap Mutu, Biaya Dan Waktu Di Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado

    Full text link
    Keterlambatan adalah waktu pelaksanaan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan, sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau tidak diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado, dengan tinjauan yaitu seluruh bangunan Gedung yang telah selesai dibuat dari tahun 2009-2014. Dari hasil tinjauan pustaka terdapat 42 faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung, setelah dianalisis mencari faktor-faktor mana yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek dengan cara di ranking ditemukan sepuluh faktor penyebab keterlambatan antara: (1) perencanaan schedule yang tidak tepat, (2) kenaikan harga BBM, (3) volume material yang dikirim ke lokasi tidak cukup, (4) pelaksanaan proyek pada triwulan ketiga (akhir tahun anggaran), (5) kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi, (6) keadaan tanah dasar berbeda dari yang diharapkan (tidak stabil), (7) kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi, (8) cuaca buruk (banjir, tanah longsor), (9) kekurangan tenaga kerja (10), pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek. Kemudian faktor-faktor penyebab keterlambatan dianalisis untuk mencari hubungan seberapa besar pengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan terhadap perencanaan schedule yang tidak tepat, ditemukan bahwa yang paling besar berpengaruh adalah pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek, volume material yang dikirim ke lokasi tidak cukup, kekurangan tenaga kerja, dengan memiliki korelasi masing-masing, 0.529, 0.490, dan 0,226, dengan memilki arti bahwa ketiga faktor keterlambatan masing-masing berpengaruh sebesar 52,9 %, 49,0 %, 22,6 % terhadap perencanaan schedule yang tidak tepat. Untuk hubungan secara bersama-sama antara sembilan variabel penyebab keterlambatan terhadap Perubahan schedule menjadi tidak tepat dilihat dari hasil harga F hitung 3,07. harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel. Untuk dk pembilang = 10 dan dk penyebut (50 – 10 – 1) = 39, maka didapat untuk 5% Ft = 2,08, Kesimpulan Fh 3,070 > Ft 2,08, maka koefisien korelasi ganda yang diuji Signifikan dengan angka R sebesar 0,639 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan antara ke Sembilan variabel penyebab keterlambatan terhadap perencanaan schedule tidak tepat adalah variabel independennya adalah kuat
    corecore