8 research outputs found
Men’s Perspectives on Vasectomy Methods: A Health Promotion of Using Contraception
Population growth in Indonesia often triggers social conflicts. KB Programmes offer a way to deal with some of the issues arising from a rapidly expanding population, targeting young families. The KB Programme offers advice on health and family planning guidance for men and women. Previously, female contraception was most popular but now males are starting to seek contraception advice (from the local community PLKB counselor). This research considers male participation in and perception of the KB Programmes. Research was conducted based on qualitative methods using area sampling for 15 men in Batu City, East Java Province, Indonesia. Applying the deconstruction theory from Jacques Derrida, this study found that 1) there were still a stereotype that contraception only used mostly for women; 2) counseling from the local counselor helped men to improve their health issues and consider vasectomy as a contraceptive option; 3) men increasingly view vasectomy as a healthy choice and disseminated their views using social media.
Keywords: Health Promotion; Vasectomy Methods; Perception; Men’s Acceptor
Critical Thinking among Indonesian Students Studying Public Health in Australia: Autoethnography of Challenges and Strategies to Adapt
Critical thinking, as the ability to evaluate, has been a constant challenge for many Indonesians pursuing tertiary education in Australian Universities. As an essential component to the students’ competency set necessary to accomplish their degree, many Indonesian students struggle to sharpen their critical-thinking skills in appraising essays or discussing questions correctly. The struggle might be due to the difficulty in distinguishing critical thinking from other intellectual skills such as understanding, memorising and applying. This article is a reflective writing that explores the challenges faced and strategies applied by Indonesian public health students during their course to improve their critical-thinking skills. Several factors including the collective style-culture, where the students come from a home-education background, and the absence of relevant practices are responsible for their lack of critical-thinking skills. Strategies applied are frequent discussion with native students which helps in breaking the crossculture barrier, thus increasing their confidence in critical thinking; extensive academic articles reading to familiarise the critical-thinking style; practicing self-questioning various topics and validity of evidence; and being more open to other perspectives.
Keywords: critical thinking, students, public health, autoethnography, reflexivit
TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG
Abstract : The problem of dental caries remains a problem globally. More than 90% of the world population have experienced dental caries. According to Gayatri (2015), the dental caries status among school-aged children in SDN Kauman 2 Malang shown the score of DMF-T index 5.75 and was considered high. The purpose of this study was to determine the level of dental health knowledge among school-aged children in SDN Kauman 2 Malang. This was a cross-sectional quantitative descriptive research. The sampling method used stratified random sampling and the measured variable was the level of dental health knowledge. Data collection technique used a questionnaire containing a set of questions to children aged 6-12 years. Data processing included editing, coding, scoring, data entry and cleaning. The data was analysed using univariate statistical method. The result of this study shown 82.9% (n = 63) 5-6 grade students of SDN Kauman 2 had a high level of dental health knowledge and 17.1% (n = 13) had a low level of dental health knowledge. In this regard, a good level of dental health knowledge is expected to support the establishment of good dental health behaviour. The recommendation from this study was the need for a further research on a relation between knowledge, attitude and behaviour of dental health in students of SDN Kauman 2 Malang.Kata kunci : Knowledge, dental health, school-aged childrenAbstrak : Karies gigi masih menjadi permasalahan dunia. Lebih dari 90% penduduk dunia mengalami karies gigi. Menurut Gayatri (2015) gambaran status karies gigi anak usia sekolah di SDN Kauman 2 Kota Malang menunjukkan nilai indeks DMF-T 5,75 yang berarti prevalensi karies gigi dianggap tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan gigi pada anak SDN Kauman 2 Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Metode sampling yang digunakan merupakan metode stratified random sampling dengan variabel yang diukur adalah tingkat pengetahuan kesehatan gigi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan memberikan seperangkat pertanyaan kepada anak usia 6-12 tahun. Pengolahan data yang dilakukan meliputi proses editing, coding, scoring, data entry dan cleaning. Analisa data dilakukan dengan analisis statistik univariat. Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 82,9 % (n=63) siswa kelas 5-6 SDN Kauman 2 memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi tinggi dan sebanyak 17,1% (n=13) memilki tingkat pengetahuan kesehatan gigi rendah. Dalam hal ini, tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi diharapkan dapat mendukung terbentuknya perilaku kesehatan gigi yang baik pula. Saran dari penelitian ini, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan gigi pada anak SDN Kauman 2 Malang.Kata kunci: pengetahuan, kesehatan gigi, anak sekolah dasa
GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI SISWA SMK WISNUWARDHANA KOTA MALANG
Abstract: Adolescence is characterized by growth, development, and the emergence of opportunities to face reproductive health problems. Reproductive health problems that often arise are risky sexual behavior, pregnancy outside marriage, early marriage, abortion and sexually transmitted diseases such as HIV and AIDS. The results of the 2017 IDHS KRR show that knowledge of adolescent reproductive health in Indonesia is still low. This study aims to describe the reproductive health knowledge of adolescents in Wisnuwardhana Vocational School, Malang City. The number of samples was 44 students of Malang Wisnuwardhana Vocational School students who were taken by quota sampling. This type of research is descriptive research. The instrument used was a questionnaire to find out general respondents' data and questions about adolescent reproductive health. The results showed the number of respondents who had good knowledge was 9.1%, moderate knowledge was 81.1%, and knowledge was less than 9.1%. The average results of respondents' knowledge seen from gender factors have the results of male respondents having a higher average value of 8.8 than female respondents who have an average value of 8.1.Keywords: Knowledge, Reproductive Health, AdolescentsAbstrak: Masa remaja ditandai oleh pertumbuhan, perkembangan, dan munculnya kesempatan-kesempatan menghadapi masalah kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi yang sering timbul adalah perilaku seks berisiko, kehamilan di luar pernikahan, pernikahan dini, aborsi dan penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS. Hasil SDKI KRR tahun 2017 menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di SMK Wisnuwardhana Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 44 orang siswa siswi SMK Wisnuwardhana Kota Malang yang diambil dengan cara quota sampling. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengetahui data umum responden dan pertanyaan tentang kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang berpengetahuan baik sebesar 9,1%, pengetahuan sedang sebesar 81,1%, dan berpengatahuan kurang sebsesar 9,1%. Hasil rata-rata pengetahuan responden yang dilihat dari faktor jenis kelamin memiliki hasil responden laki-laki lebih memiliki nilai rata-rata yang tinggi yaitu 8,8 daripada responden perempuan yang memiliki nilai rata-rata 8,1.Kata kunci: Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi, Remaj
Perbedaan Pengetahuan Siswa Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) Menggunakan Metode Ceramah dan Metode Brainstorming di Sekolah Menengah Atas
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya golongan umur remaja. Survey World Health Organization (WHO) kelompok usia remaja (10-19 tahun) menempati seperlima jumlah penduduk dunia, dan 83% di antaranya hidup di negara-negara berkembang. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan usia dini, aborsi yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan seksual dan pemerkosaan. Sementara itu di kabupaten Malang tepatnya di MA Al-Ihsan 90% siswa yang bersekolah adalah siswa yang juga bertempat tinggal di pesantren. Hal ini menjadikan akses siswa untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi tidak pernah didapatkan. Berdasarkan kondisi tersebut perlu diadakannya upaya preventif dan promotif untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi dalam bentuk promosi kesehatan menggunakan metode ceramah dan metode brainstorming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa tentang IMS melalui promosi kesehatan menggunakan metode ceramah dengan metode brainstorming. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen sungguhan atau true experimental dengan rancangan Posttest only control grup design. Dalam rancangan penelitian ini terdapat tiga kelompok yaitu dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Sampel diambil menggunakan Metode Isaac dan Michael didapatkan 89 sampel. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji oneway anova. Berdasarkan hasil uji oneway anova didapatkan hasil nilai probabilitas 0,000 yang berarti Ho ditolak karena < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang cukup signifikan antara kelompok metode ceramah dan kelompok metode brainstorming, dan metode brainstorming lebih efektif dalam promosi kesehatan di MA Al-Ihsan Blambangan, Krebet, Kabupaten Malang
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Team Games Tournament (TGT) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Pencegahan Penyakit Diare di Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar
Diare adalah kondisi di mana individu mengalami buang air dengan frekuensi sebanyak tiga atau lebih per hari dengan konsistensi tinja berbentuk cair. Faktor yang mempengaruhi diare adalah sumber air, kebersihan jamban, kebiasaan jajan, dan kebiasaan cuci tangan sebelum makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan Team Games Tournament terhadap pengetahuan dan sikap cuci tangan pakai sabun pada pencegahan penyakit diare di siswa kelas 5 SDN Kedungkandang 1 Kota Malang. Pendekatan kuantitatif dengan metode pra-eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test dalam satu kelompok dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Teknik sampling yang digunakan ialah teknik non probability sampling dengan metode sampling jenuh yaitu menggunakan keseluruhan populasi sebagai sampel, dan sampel pada penelitian ini sebanyak 32 responden yang berada di kelas 5 SDN Kedungkandang 1 Kota Malang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah Team Games Tournament (TGT) dan kuesioner. Hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa variabel pengetahuan memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,004 < 0,05 dan untuk hasil uji paired t-test memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada pemharuh yang signifikan antara pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan TGT terhadap pengetahuan dan sikap cuci tangan pakai sabun pada pencegahan penyakit diare di siswa kelas 5 SDN Kedungkandang 1 Kota Malang
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, sebesar 3,6% laki-laki dan 0,9% perempuan berusia 15-19 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah. Sedangkan sebesar 14% laki-laki dan 2,6% perempuan telah melakukan hubungan seksual pranikah pada usia 20-24 tahun. Hasil penelitian terhadap remaja usia 17-19 tahun yang melakukan hubungan seksual pranikah di enam kota di Jawa Timur, Kota Malang menempati urutan kedua. Sehingga, untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pada siswa SMA Negeri 6 Kota Malang, maka peneliti memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi terkait dengan hubungan seksual pranikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 6 Kota Malang. Rancangan penelitian adalah pre-eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 93 orang siswa dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel pengetahuan dianalisis dengan uji paired sample t-test dan variabel sikap dianalisis dengan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik Paired Sample t-Test pada data pretest dan posttest variabel pengetahuan menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p=0,05) dan hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p=0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negeri 6 Kota Malang
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN ASRIKATON 1
ABSTRACT: Menarche is the first menstruation as a natural process that occurs in the reproductive female. Menstruation is the release of the wall of the uterus (endometrium) accompanied by a reguler and normal bleeding every month from the uterus as a sign that the reproductive organs have matured. Knowledge of menstruation is crucial for female adolescent in facing menarche, so that they are ready to face menarche. Otherwise, the lack of knowledge will lead to erroneous assumptions and behavior, such as assuming that menarche is a disease, and also anxiety. The purpose of this study was to determine the correlation between knowledge of menstruation and the readiness of menarche on female adolescents at SDN Asrikaton 1, Pakis District, Malang Regency. This research used the design of Correlational research with Cross sectional approach. Samples were obtained using the technique of Total sampling the 35 female students (grade IV, V, VI) at SDN Asrikaton 1. Samples studied were female students who had not experienced menarche. Data were collected by using questionnaire, and then statistically analyzed by the methode of Chi-square. Based on the results Statistical analysis showed the significance value (p-value) of 0.000. Therefore, it can be concluded that there was a significant correlation between knowledge of menstruation and the readiness of menarche on female adolescents at SDN Asrikaton 1.Keyword: knowledge, menstruation, menarche, readiness   ABSTRAK: Menarche adalah menstruasi pertama yang merupakan proses alami yang terjadi pada wanita reproduktif. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) disertai perdarahan secara teratur dan normal yang terjadi setiap bulan dari rahim sebagai tanda bahwa organ reproduksi telah matang. Pengetahuan yang baik terkait menstruasi sangat diperlukan siswi dalam menghadapi menarche, agar mereka siap menghadapi menarche. Jika tidak, akan menimbulkan anggapan yang keliru terkait menarche, seperti menganggap bahwa datangnya menarche sebagai suatu penyakit, sehingga menimbulkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan dalam menghadapi menarche pada siswi SDN Asrikaton 1 Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik total sampling pada 35 siswi kelas IV, V, VI SDN Asrikaton 1 yang belum mengalami menarche. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan analisis data yaitu univariat dan bivariat menggunakan chi square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p-value 0,000. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai menstruasi dengan kesiapan dalam menghadapi menarche pada siswi SDN Asrikaton 1.Kata Kunci: pengetahuan, menstruasi, menarche, kesiapa