44 research outputs found

    Karakteristik Medan Listrik Atmosfer Kota Padang dan Hubungannya dengan Sambaran Petir Awan ke Tanah

    Get PDF
    The possibility of using Electric Field Mill data as parameter of lightning warning sistem requires atmospheric electric field data comparisons with lightning detection sistems. Transient electric field from lightning detektor compare with continues atmospheric electric field during thunderstorm.Based on atmospheric electric field measurement in Padang during the period of January - August 2015 there were 219 times thunderstorm events. In the event of thunderstorm,there is one or two thunderstorm event per day with average thunderstorm duration 173.48 minute per thunderstorm. There is no relations between the number of cloud to ground lightning strikes with the duration of the thunderstorm. Thunderstorm with 634 minute duration produces 2 cloud to ground lightning strikes while thunderstorm with shorter duration for 114 minute produces 13 cloud to ground lightning strikes.Keywords : Thunderstorm, Atmospheric Electric Field,Electric Field MillAbstrak—Penggunaan data Electric Field Mill (EFM) dalam sistem peringatan bahaya petir membutuhkan kajian perbandingan data medan listrik atmosfer dengan sistem deteksi petir. Data dari detektor petir dibandingkan dengan data perubahan medan litrik statis selama proses badai petir. Berdasarkan pengukuran medan listrik atmosfer di kota Padang selama periode Januari – Agustus 2015 diperoleh data yaitu terdapat sebanyak 219 kali badai petir. Dalam satu hari terjadi satu sampai dua kali badai petir dengan durasi rata rata per badai petir adalah 173,48 menit. Setiap badai petir tidak selalu menghasilkan sambaran petir awan ke tanah. Tidak ada hubungan langsung antara jumlah sambaran petir awan ke tanah dengan lamanya durasi badai petir. Badai petir dengan durasi terlama pada tanggal 12 April 2015 dengan durasi 638 menit menghasilkan 2 kali sambaran petir awan ke tanah. Sedangkan badai petir pada 30 Januari 2015 dengan durasi 114 menit bisa menghasilkan 13 kali sambaran petir awan ke tanah.Kata Kunci : Badai Petir, Medan Listrik Atmosfer, Electric Field Mil

    Pengukuran Radiasi Elektromagnetik Frekuensi Sangat Tinggi (VHF) Petir Compact Intracloud Discharges

    Get PDF
    Compact Intracloud Discharges (CIDs) are another type of intracloud lightning. CIDs emit strong high-frequency emissions compared to the first return stroke from cloud to ground lightning or other types of discharge in clouds. High-frequency radiation from lightning CIDs may affect electronic systems, which may pose a danger to communications equipment, radio, satellite and avionics systems. This paper presents a design of a fast electric field detector to detect a broadband of radiation from CIDs and Very High Frequency (VHF) electric field detector to detect high-frequency radiation of CIDs. Fast electric field detector circuit consists of buffer circuit and integrator amplifier while VHF electric field detector is a buffer circuit and active band pass filter at 51.76 MHz. From the measurement of the electric field of lightning during March 2016 to March 2017, 104 CID negative lightning data and 33 positive CID lightning data was recorded. VHF radiation of CID is detected simultaneously with the occurrence of CID lightning events. The VHF radiation of negative CID and positive CID have similar time characteristics

    Karakteristik Preliminary Breakdown Petir Downward Leader Sebelum Sambaran Negatif Pertama

    Get PDF
    A hundred lightning flash was observed in Padang city, West Sumatera at January until Mei 2013. The lightning that use to analyze is proceeding with preliminary breakdown pulse (PBP) train and followed by first negative return stroke (RS).  Fast antenna capacitive was used to record electric field that produced of lightning flash. PBP-RS separation and pre-return stroke duration was used to analyze. Arithmetic and geometric mean of PPB-RS separation is 50,62ms and 31,73ms respectively. Arithmetic and geometric mean of pre-return stroke duration is 54,44ms and 33,92ms respectively. We have find two type of preliminary breakdown pulse train are; (1) the pulse train that dominant positive pulse at first half cycle (2) the pulse train that dominant negative pulse at first half cycle. The first type of pulse train have the PPB-RS separation and pre-return stroke duration that longer than the second type. The place that near with equator have PPB-RS separation and pre-return stroke duration that longer than the place far from equator (this conclusion we get from compare the result of our research with the result that produce from the other previous researchers).Keywords : lightning flash, preliminary breakdown, PPB-RS separation,  pre-return stroke duration.   Penelitian ini dilakukan  terhadap 100 kejadian petir di Kota Padang Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Mei 2013. Petir yang dianalisis diawali oleh deretan pulsa preliminary breakdown (PPB) yang terjadi sebelum sambaran negatif pertama dari awan ke tanah. Sinyal petir di rekam dengan memanfaatkan antena medan listrik (fast antenna). Analisis yang dilakukan yaitu PPB-RS separation  dan pre-return stroke duration. Analisis PPB-RS separation  menghasilkan rata-rata aritmatik 50,62 ms dan rata-rata geometriknya 31,73 ms. Analisis pre-return stroke duration menghasilkan rata-rata aritmatik 54,44 ms dan rata-rata geometriknya 33,92 ms. Dua tipe deretan pulsa PB yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu; (1) deretan pulsa yang didominasi oleh pulsa-pulsa dengan polaritas positif pada setengah siklus pertama, (2) deretan pulsa yang didominasi oleh pulsa-pulsa dengan polaritas negatif pada setengah siklus pertamanya. Deretan pulsa dengan tipe pertama memiliki PPB-RS separation dan pre-return stroke duration yang lebih lama dibandingkan deretan pulsa dengan tipe ke dua. Daerah yang dekat dengan khatulistiwa cenderung memiliki PPB-RS separation dan pre-return stroke duration yang lebih lama dibandingkan daerah yang jauh dari khatulistiwa. Kesimpulan ini diperoleh dengan membandingkan data hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di beberapa daerah berbeda.Kata Kunci : petir, preliminary breakdown, PPB-RS separation,  pre-return stroke duration.   

    Deteksi Lokasi Petir Dengan Metoda Magnetic Direction Finder

    Get PDF
    Lightning dischare can cause destruction to the struck object and  the other object that feel electromagnetic field interference cause lightning.  Lightning process associatedwith movement of charge so that can be observed by measurement magnetic field. Two loop magnetic antena (north/south loop  perpendicular to west/east loop) use to determinethe direction of lightning flash. The principleis comparinheg t output voltage from each sensor. Each station will give angle valuestowardlightning.  Lightning location will get from calculate intersection of three line lightning magnetic field with use Magnetic Direction Finding (MDF) method. From 275 lightning data with record we get 20 data that have same time. From 20 data we get 3 lightning data that produce pointlocation oflightning. Three angulation of lightning location  than optimized, the result is a point of lightning location and we get site error from the angle of calculation result. Avarage percentation for station 1, station 2 and station 3 is 2,88 %, 2,58 %, 1,16 %.Keyword : lightning detection, magnetic direction finding (MDF), lighning location, site error. AbstrakSambaran petir dapat menimbulkan kerusakan pada objek yang disambar maupun pada objek lain yang mengalami interferensi gelombang elektromagnetik. Proses petir berhubungan dengan pergerakan muatan, sehingga dapat diamati melalui pengukuran medan magnet. Dua loop antena medan magnet (loop utara/selatan tegak lurus terhadap loop timur/barat) dapat digunakan untuk menentukan arah lokasi petir. Setiap stasiun akan memberikan nilai sudut arah lokasi petir. Lokasi terjadinya petir dapat diperoleh dengan menghitung titik perpotongan jalur medan magnet petir dari 3 titik sensor, dengan menggunakan metode Magnetic Direction Finding (MDF). Dari 275 data petir yang terekam pada ketiga stasiun, diperoleh 20 data petir dengan waktu kejadian yang sama. Selanjutnya dari 20 data petir pada masing-masing stasiun dengan waktu kejadian yang sama tersebut diperoleh 3 data petir yang menghasilkan triangulasi lokasi petir. Triangulasi lokasi petir dioptimasi sehingga menghasilkan titik lokasi petir, maka diperoleh nilai persimpangan sudut (site error) dari sudut hasil perhitungan.Hasil perhitungan menunjukan stasiun 1 memiliki site error terbesar karena pengaruh topografi. Persentase site error rata – rata stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 adalah 2,88 %, 2,58 % dan 1,16 %.Kata kunci:deteksi petir,magnetic direction findings(MDF), lokasi petir,site erro

    Pengukuran Radiasi Elektromagnetik Frekuensi Sangat Tinggi (VHF) Petir Compact Intracloud Discharges

    Get PDF
    Compact Intracloud Discharges (CIDs) are another type of intracloud lightning. CIDs emit strong high-frequency emissions compared to the first return stroke from cloud to ground lightning or other types of discharge in clouds. High-frequency radiation from lightning CIDs may affect electronic systems, which may pose a danger to communications equipment, radio, satellite and avionics systems. This paper presents a design of a fast electric field detector to detect a broadband of radiation from CIDs and Very High Frequency (VHF) electric field detector to detect high-frequency radiation of CIDs. Fast electric field detector circuit consists of buffer circuit and integrator amplifier while VHF electric field detector is a buffer circuit and active band pass filter at 51.76 MHz. From the measurement of the electric field of lightning during March 2016 to March 2017, 104 CID negative lightning data and 33 positive CID lightning data was recorded. VHF radiation of CID is detected simultaneously with the occurrence of CID lightning events. The VHF radiation of negative CID and positive CID have similar time characteristics. Keywords : Lightning, Compact Intracloud Discharges, Electric Field Detector, Band Pass FilterAbstrakDisamping jenis petir intracloud biasa, ada jenis lain dari petir intracloud yang dikenal sebagai Compact Intracloud Discharges (CIDs). CIDs memancarkan radiasi frekuensi tinggi yang kuat dibandingkan dengan sambaran balik pertama dari petir awan ke tanah ataupun jenis pelepasan muatan di awan lainnya. Radiasi frekuensi tinggi dari petir CIDs ini dapat mempengaruhi sistem elektronik sehingga dapat menimbulkan bahaya jika mengenai peralatan komunikasi, radio, satelit dan sistem avionik. Dalam makalah ini disajikan perancangan detektor petir medan listrik cepat untuk mendeteksi medan radiasi pita lebar dari petir CIDs dan detektor medan listrik Very High Frequency (VHF) untuk mendeteksi radiasi frekuemsi tinggi dari petir tersebut. Rangkaian detektor medan listrik cepat terdiri dari rangkaian buffer dan integrator amplifier sedangkan detektor medan listrik VHF berupa rangkaian buffer dan active band pass filter dengan konfigurasi multiple feed back (MFB) yang mempunyai frekuensi tengah 51,76 MHz. Dari pengukuran medan listrik petir selama bulan Maret 2016 sampai Maret 2017 diperoleh sebanyak 104 data petir CID negatif dan 33 data petir CID positif beserta gelombang radiasi VHF nya. Gelombang medan listrik radiasi VHF dari petir CID terdeteksi bersamaan dengan terjadinya kejadian petir CID. Radiasi VHF petir CID negatif dan petir CID positif mempunyai karakteristik waktu yang relatif sama. Kata Kunci : Petir, Compact Intracloud Discharges, Detektor Medan Listrik, Band Pass Filte

    Disinfection Performance Against Salmonella Typhi in Water by Radio Frequency Inductive Couple Plasma System

    Get PDF
    The disinfection performance of the radio frequency inductively coupled plasma (RFICP) system against Salmonella Typhi in water was examined using continuous flow experiments. The evaluation was based on disinfection efficiency, death rate constant, disinfection yield, and energy consumption. For all experiments the electromagnetic flux generated in the plasma reactor varied from 4 to 6 W/cm2. The disinfection efficiency and death rate constant of Salmonella Typhi decreased with the increase of the initial number of Salmonella Typhi bacteria. The disinfection yield increased from 784 to 1889 CFU/KWh and the energy consumption decreased from 0.28 to 0.07 KWh/L with the flowrate increasing from 5 to 20 mL/minute. The flowrate is an important parameter in predicting disinfection performance against pathogenic bacteria in water to design drinking water treatment plants

    Aplikasi Plasma Dengan Metoda Dielectric Barrier Discharge (DBD) Untuk Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

    Get PDF
    The processing of palm oil into crude palm oil (CPO) produced palm oil mill effluent (POME) as many as 2500 l/ton of CPO. POME contains Chemical Oxygen Demand (COD) average of 21,280 mg/l, Biochemical Oxygen Demand (BOD) average of 34,720 mg/l, fatty oils average of 3,075 mg/l and the average pH of 4. Wastewater treatment systems in the palm oil industry is the combination of physical processes such as sedimentation and biological processes, either anaerobic or aerobic. The weaknesses of conventional processing systems is a long processing time (10-90 days) and require extensive land area (± 6 times the total area of the factory). This study aims to provide an alternative method for POME treatment with plasma system through  Dielectric Barrier Discharge (DBD). The results showed removal efficiency for COD, BOD and fatty are 53%, 55 % and 40 % with the processing time of 4 hours, respectively. Beside, consumed energy was 7.2 kWh/l for voltage application of 19 kV.Keywords: oil palm wastewater, DBD plasma, compounds organics, energy consumptionAbstrakProses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) menghasilkan limbah cair sawit sebanyak 2500 l/ton CPO. Limbah cair kelapa sawit ini mengandung Chemical Oxygen Demand (COD) rata-rata sebesar 21.280 mg/l, Biochemical Oxygen Demand (BOD) rata-rata sebesar 34.720 mg/l, minyak lemak rata-rata sebesar 3.075 mg/l dan pH rata-rata sebesar 4. Sistem pengolahan limbah cair kelapa sawit di industri adalah dengan kombinasi proses fisik seperti sedimentasi dan proses biologi, baik secara anaerob atau aerob. Kelemahan dari sistem pengolahan konvensional adalah waktu pengolahan yang lama (10-90 hari) dan membutuhkan lahan yang sangat luas (± 6 kali dari luas areal pabrik). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengolahan limbah cair kelapa sawit dengan sistem plasma melalui metoda Dielectric Barrier Discharge (DBD). Hasil penelitian menunjukan efisiensi penghilangan COD sebesar 53%, BOD sebesar 55% dan minyak lemak 40% dengan waktu pengolahan 4 (empat) jam. Konsumsi energi yang dibutuhkan 7,2 kWh/l untuk tegangan pembangkitan 19 kV.     Keywords: oil palm wastewater, DBD plasma, compounds organics, energy consumption 

    Teknologi Sistem Plasma Radio –Frekuensi (RF) Untuk Menghilangkan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum

    Get PDF
    Refill drinking water is a source of public drinking water in Indonesia, but the quality is not guaranteed. less optimal means of water treatment to remove pollutants in Drinking Water Refill (AMIU), especially for raw water containing total coliforms and fecal coliforms cause AMIU quality is uncontrolled. The use of radio frequency plasma technology on AMIU processing system can be used as a solution. Induced plasma system by radio frequency in water can form the active compound. The active compounds will react to microorganisms and causing microorganisms be reduced. In testing wastewater 35,000 MPN (100 %), with plasma frequency of 3,3 MHz, the bacteria can degrade to 6 % and with frequency of 3,7 MHz bacteria can degrade to 0,07 %. 23.000 MPN testing river water (100 %), with plasma frequency of 3,3 MHz setting can degrade the bacteria to 9 % and with 3,7 MHz frequency setting can degrade the bacteria to 6 %.Keyword : plasma, radio frequency, total coliform, fecal coliform AbstrakAir minum isi ulang merupakan salah satu sumber air minum masyarakat di Indonesia, namun kualitasnya tidak terjamin.  Kurang optimalnya alat pengolah air guna menghilangkan polutan produk pada Air Minum Isi Ulang (AMIU), terutama untuk air baku yang mengandung total coliforms maupun fecal coliforms menyebabkan kualitas AMIU tidak terkontrol dengan baik. Penggunaan teknologi plasma radio frekuensi pada sistem pengolahan AMIU bisa dijadikan solusi. Sistem plasma yang terinduksi melalui radio frekuensi pada air  dapat membentuk senyawa aktif. Senyawa aktif ini akan bereaksi terhadap mikroorganisme dan menyebabkan mikroorganisme mati. Pada pengujian air limbah 350.000 MPN (100 %), dengan frekuensi plasma 3,3 MHz dapat mendegradasi bakteri sampai 6 % dan dengan settingan frekuensi 3,7 MHz dapat mendegradasi bakteri hingga 0,07 %. Pada pengujian air sungai 23.000 MPN (100 %), dengan settingan frekuensi plasma 3,3 MHz dapat mendegradasi bakteri hingga 9 % dan dengan settingan frekuensi 3,7 MHz dapat mendegradasi bakteri hinggaa 6 %.Kata kunci : plasma, radio frekuensi, total coliform, fecal coliform

    Sistem Deteksi Petir Multistation Dengan Metode Time Of Arrival

    Get PDF
    This study was done at ligtning detection system in Padang. The systems was consist of 3 electric field sensors with synchronous satelite GPS. Time of arrival and sensors coordinate was taken from each sensors. This data was used to calculate ligtning location by Time of Arrival Linear Spherical method. Then the distances between lighting and sensor can be calculated. The distances will compared with electric field waveforms recorded at lightning sensor to testing validity our results. After validity, lightning current peak can be calculated. 8 of 20 data sample are valid with lowest lightning current peak is -1,001 kA dan highest value is -2,661 kA. Keywords : Lightning, Lightning Detection System, Time of Arrival Ligtning Current Peak. AbstrakPenelitian ini dilakukan pada sistem deteksi petir yang dibangun di kota Padang. Sistem terdiri dari 3 sensor medan listrik dan GPS yang tersinkronisasi. Perbedaan waktu datang dan koordinat sensor didapatkan dari masing-masing sensor. Data ini digunakan untuk mendapatkan lokasi kejadian petir dengan metode Time of Arrival Linear Spherical. Setelah lokasi petir didapatkan maka jarak antara stasiun dengan lokasi kejadian petir dapat diketahui. Jarak sensor dengan petir dibandingkan dengan parameter gelombang medan listrik yang terekam sehingga dapat diketahui validnya hasil perhitungan. Setelah hasil perhitungan valid maka arus puncak dapat ditentukan. Dari 20 data  tersebut terdapat 8 data yang bentuk gelombang medan listriknya sesuai dengan jarak antara sensor dengan lokasi petir dengan arus puncak petir yang terendah  berada  pada  nilai -1,001 kA dan tertinggi berada pada nilai -22,661 kA.  Kata Kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid, Diesel Generator, Photovoltaic Array, HOMER, Optimalisasi, TNPC 

    PEMETAAN KONFORM DISTRIBUSI MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN METODE BEDA HINGGA PADA SUTT 150 KV SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR

    Get PDF
    Tansformasi pemetaan medan secara konform (conformal Mapping transformation) merupakan salah satu cara untuk melihat distribusi medan elektromagnetik terhadap bidang ekipotensial listrik/ magnetic scalar (e / m). Secara umum perhitungan kuat medan elektromagnetik dapat dianalisa dengan pendekatan metode numerik (Zhou .P.B, 1993) menggunakan metode beda hingga, metode elemen hingga, metode montecarlo, metode simulasi muatan dan metode persamaan integral. Metode beda hingga pada dasarnya memakai prinsip bahwa potensial disuatu titik P dapat dicari dari potensial disekitarnya bila jarak (beda) titik-titik P tersebut terhadap titik sekitarnya diketahui, karena kesederhanaanya metode ini sering dipilih dan menjadi topik penelitian yang masih terus dikembangkan. Langkah-langkah perhitungan dengan metode beda hingga dimulai dengan diskritisasi contour disekitar penghantar yang akan dihitung nilai medan elektromagnetiknya. Selanjutnya menggunakan persamaan poisson untuk material dan persamaan Laplace untuk udara, fungsi u didekati dengan fungsi diskrit berikut yang dapat diselesaikan dengan cara numerik menggunakan metode beda hingga selanjutnya diperoleh sistem persamaan linear dalam bentuk matrik, dengan eliminasi Gauss diperoleh nilai e / m disetiap titik disekitar sumber tegangan 150 kV. Bedasarkan nilai tersebut dapat dihitung besar kuat medan listrik E menggunakan persamaan . Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kuat medan listrik sangat tergantung dari besar sumber tegangan, semakin jauh dari sumber dan semakin kecil penampang penghantar maka kuat medan lustrik semakin berkurang. Untuk titik lokasi perhitungan berdasarkan ruang bebas peraturan Mentri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992 untuk ruang aman jauh dibawah ambang batas yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) dan International Radiation Protection Association (IRPA)
    corecore