32 research outputs found

    PROPORSI HASIL TANGKAPAN TRAMMEL NET PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN INDRAMAYU

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017 di perairan Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar proporsi udang hasil tangkapan utama dan by-catch  dengan menggunakan alat tangkap trammel net di perairan Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis deskriptif. Data yang diamati dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa informasi yang diperoleh dari Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu. Pengambilan data primer dilaksanakan secara langsung melalui pengamatan di lapangan dengan mengamati hasil tangkapan yang diperoleh nelayan Desa Limbangan dan informasi tambahan dari nelayan setempat. Data primer diperoleh dengan mengikuti 15 kali trip (15 kali setting dan 15 kali hauling) pada kedalaman berbeda. Data yang diperoleh dicatat berdasarkan jenis hasil tangkapan, jumlah, ukuran dan bobot hasil tangkapan. Penelitian ini menggunakan kapal berukuran 5 GT dengan kekuatan mesin sebesar 16-23 PK. Hasil dari penelitian ini menyatakan dari total individu hasil tangkapan, alat tangkap trammel net masih selektif digunakan untuk menangkap udang pada kisaran kedalaman 5-16 m, karena jumlah individu hasil tangkapan lebih tinggi (57,15%) dibandingkan dengan by-catch (42,84%). Total bobot hasil tangkapan dari trammel net didominasi oleh by-catch yaitu berupa jenis ikan (82%), dibandingkan hasil tangkapan utama yaitu jenis udang (15%), dan discard (3%). Proporsi jenis individu udang pada kedalaman 5-10 m didominasi oleh udang peci, krosok, dogol dan udang kipas, sedangkan pada kedalaman 11-16 m didominasi oleh udang jerbung, udang windu dan udang ronggeng. Kata kunci:      hasil tangkapan, kedalaman, perairan Indramayu, trammel net, udangPenelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2017 di perairan Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar proporsi udang hasil tangkapan utama dan by-catch  dengan menggunakan alat tangkap trammel net di perairan Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis deskriptif. Data yang diamati dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa informasi yang diperoleh dari Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu. Pengambilan data primer dilaksanakan secara langsung melalui pengamatan di lapangan dengan mengamati hasil tangkapan yang diperoleh nelayan Desa Limbangan dan informasi tambahan dari nelayan setempat. Data primer diperoleh dengan mengikuti 15 kali trip (15 kali setting dan 15 kali hauling) pada kedalaman berbeda. Data yang diperoleh dicatat berdasarkan jenis hasil tangkapan, jumlah, ukuran dan bobot hasil tangkapan. Penelitian ini menggunakan kapal berukuran 5 GT dengan kekuatan mesin sebesar 16-23 PK. Hasil dari penelitian ini menyatakan dari total individu hasil tangkapan, alat tangkap trammel net masih selektif digunakan untuk menangkap udang pada kisaran kedalaman 5-16 m, karena jumlah individu hasil tangkapan lebih tinggi (57,15%) dibandingkan dengan by-catch (42,84%). Total bobot hasil tangkapan dari trammel net didominasi oleh by-catch yaitu berupa jenis ikan (82%), dibandingkan hasil tangkapan utama yaitu jenis udang (15%), dan discard (3%). Proporsi jenis individu udang pada kedalaman 5-10 m didominasi oleh udang peci, krosok, dogol dan udang kipas, sedangkan pada kedalaman 11-16 m didominasi oleh udang jerbung, udang windu dan udang ronggeng. Kata kunci:      hasil tangkapan, kedalaman, perairan Indramayu, trammel net, udan

    PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP PADA OPERASI PENANGKAPAN UDANG DI KABUPATEN PANGANDARAN SELAMA TAHUN 2015-2019

    Get PDF
    Salah satu kabupaten penghasil udang terbesar di Jawa Barat adalah Kabupaten Pangandaran. Besarnya produksi udang di perairan Kabupaten Pangandaran tidak terlepas dari produktivitas alat tangkap yang dioperasikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui produktivitas alat tangkap penangkap udang di Kabupaten Pangandaran. Riset dilaksanakan bulan Agustus-Oktober 2019. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi udang mengalami fluktuasi kenaikan, jumlah produksi udang terbesar terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 965.877,40 kg. Terdapat beberapa alat penangkapan ikan yang dioperasikan untuk menangkap udang di Kabupaten Pangandaran yaitu jaring bernong sebanyak 459 unit, trammel net sebanyak 315 unit, pukat pantai sebanyak 27 unit dan dogol sebanyak 25 unit. Jaring bernong yang dimaksud merupakan alat tangkap bottom gillnet karena menangkap ikan demersal. Nilai produktivitas alat tangkap paling tinggi yaitu alat tangkap dogol sebesar 4,4 kg/trip dan pukat pantai 4,4 kg/trip dan nilai produktivitas terendah yaitu pada alat tangkap trammel net sebesar 1,8 kg/trip dan jaring bernong sebesar 1,4 kg/trip. Kata kunci: alat tangkap, nelayan, Pangandaran, udan

    IDENTIFIKASI USAHA PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

    Get PDF
    Usaha perikanan tangkap merupakan jenis usaha perikanan yang paling banyak dilakukan di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas. Oleh karenanya, gambaran mengenai usaha penangkapan ikan penting untuk diketahui dalam rangka mendukung pembangunan perikanan di Kabupaten Kepualuan Anambas. Dominasi lokasi penangkapan ikan di Kabupaten Kepulauan Anambas berada pada wilayah Perairan Mesabang, dengan dominasi nelayan yang berasal dari Desa Batu Belah menggunakan alat tangkap pancing. Operasi penangkapan dilakukan antara malam dan siang hari bergantung pada alat tangkap yang digunakan. Ukuran ikan lebih panjang dan besar pada bulan November–Februari, saat musim puncak. Harga ikan paling tinggi pada saat musim kurang tiba. Terdapat tiga skema pemasaran hasil tangkapan ikan di Desa Batu Belah, yaitu secara langsung, melalui pengepul, dan melalui agen eksportir. Kata kunci: Desa Batu Belah, nelayan, produksi perikana

    KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN GILLNET MILLENIUM BERDASARKAN PERBEDAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PPI KARANGSONG

    Get PDF
    Produksi hasil tangkapan ikan gillnet millenium yang didaratkan di PPI Karangsong berasal dari berbagai daerah penangkapan ikan (DPI). Karakteristik DPI dapat mempengaruhi komposisi hasil tangkapan. Riset ini bertujuan untuk membandingkan komposisi jenis, ukuran ikan, serta menganalisis hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap komposisi hasil tangkapan gillnet millenium berdasarkan daerah penangkapan. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil riset, didapatkan hasil tangkapan yang berbeda dari masing-masing daerah penangkapan ikan, baik dari segi bobot maupun jumlah ikan hasil tangkapan gillnet millenium. Hasil tangkapan utama gillnet millenium yaitu ikan tongkol dan ikan tenggiri. Komposisi hasil tangkapan utama dari segi bobot sebesar 56% dan hasil tangkapan sampingan sebesar 44%. Komposisi ukuran ikan tongkol didominasi oleh ukuran layak tangkap sebesar 66%, ikan tenggiri didominasi oleh ukuran belum layak tangkap sebesar 96%. Pemanfaatan hasil tangkapan sebesar 99,88%. Hubungan hasil tangkapan utama terhadap klorofil-a dan SPL memiliki hubungan yang kuat dengan nilai korelasi sebesar 0,71 bagi kapal <15 GT sedangkan untuk kapal       ≥15-30 GT sebesar 0,73. Kata kunci: klorofil-a, suhu permukaan laut, tenggiri, tongko

    LAJU TANGKAP UNIT PUKAT PANTAI DI KABUPATEN PANGANDARAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju tangkap dan hasil tangkapan pada perikanan pukat pantai di Kabupaten Pangandaran. Pangandaran merupakan salah satu daerah yang masih mengoperasikan unit penangkapan pukat pantai. Data yang dikumpulkan meliputi hasil tangkapan, upaya penangkapan serta waktu penangkapan dari unit perikanan pukat pantai. Data dianalisis secara kuantitatif yang menggambarkan komposisi hasil tangkapan dan nilai laju tangkap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret 2017 di Kabupaten Pangandaran yang masih terdapat operasi penangkapan ikan dengan pukat pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam operasi penangkapan pukat pantai memiliki target tangkapan diantaranya, ikan teri (Stolephorus sp.), ikan layur (Trichiurus sp.) dan ikan pepetek (Leiognathus sp.) dalam 2 (dua) musim penangkapannya. Pengoperasian pukat pantai dengan hasil tangkapan ikan teri memiliki nilai laju tangkap sebesar 0,7 kg/jam. Nilai laju tangkap dari pengoperasian pukat pantai sebesar 24,25 kg/hari. Perikanan pukat pantai memiliki nilai catch rate hasil tangkapan sampingan yang lebih besar dibandingkan nilai catch rate target tangkapannya. Kata kunci: hasil tangkapan, laju tangkap, Pangandaran, pukat pantaiPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju tangkap dan hasil tangkapan pada perikanan pukat pantai di Kabupaten Pangandaran. Pangandaran merupakan salah satu daerah yang masih mengoperasikan unit penangkapan pukat pantai. Data yang dikumpulkan meliputi hasil tangkapan, upaya penangkapan serta waktu penangkapan dari unit perikanan pukat pantai. Data dianalisis secara kuantitatif yang menggambarkan komposisi hasil tangkapan dan nilai laju tangkap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret 2017 di Kabupaten Pangandaran yang masih terdapat operasi penangkapan ikan dengan pukat pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam operasi penangkapan pukat pantai memiliki target tangkapan diantaranya, ikan teri (Stolephorus sp.), ikan layur (Trichiurus sp.) dan ikan pepetek (Leiognathus sp.) dalam 2 (dua) musim penangkapannya. Pengoperasian pukat pantai dengan hasil tangkapan ikan teri memiliki nilai laju tangkap sebesar 0,7 kg/jam. Nilai laju tangkap dari pengoperasian pukat pantai sebesar 24,25 kg/hari. Perikanan pukat pantai memiliki nilai catch rate hasil tangkapan sampingan yang lebih besar dibandingkan nilai catch rate target tangkapannya. Kata kunci: hasil tangkapan, laju tangkap, Pangandaran, pukat panta

    KESESUAIAN UKURAN GROSS TONNAGE (GT) KAPAL DENGAN DOKUMEN PADA KAPAL GILLNET DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

    Get PDF
    Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong menjadi salah satu pelabuhan terbesar dan paling tinggi aktivitasnya di Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah armada kapal yang tersebar di PPI Karangsong. Di sisi lain, puluhan kapal yang berada di Indramayu melakukan praktik mark down. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kesesuaian ukuran gross tonnage (GT) kapal dengan dokumen pada kapal gillnet di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu. Riset ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2021, bertempat di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan objek riset kapal gillnet berukuran <5 GT, 5-10 GT, >10-20 GT, >20-30 GT, dan >30 GT. Data yang diambil berupa panjang geladak kapal, lebar kapal dan dalam/tinggi kapal. Pengambilan sampel dari objek riset masing-masing sebanyak 3 kali ulangan per interval GT. Metode riset yang digunakan adalah survei. Data dianalisis secara deskripsi komparatif dengan membandingkan ukuran GT kapal antara ukuran pada dokumen kapal dan ukuran berdasarkan pengukuran fisik kapal. Terdapat beberapa ketidaksesuaian yang ditemukan terjadi pada kapal dengan kategori ukuran >10-20 GT, ukuran >20-30 GT, dan ukuran >30 GT. Selisih ukuran GT kapal tertinggi terdapat pada kapal dengan ukuran >30 GT. Kata kunci: gross tonage, pengukuran kapal, mark down, PPI Karangson

    PENILAIAN TINGKAT TEKNOLOGI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU JAKARTA

    Get PDF
    Peningkatan jumlah kapal di PPS Nizam Zachman akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar pelabuhan. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware, humanware, infoware dan orgaware (organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan menggunakan metode studi kasus di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis TCC dengan menilai kontribusi komponen teknologi. Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal dengan memiliki manajemen galangan yang baik yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pelayanan reparasi dan produksi serta sistem informasi internal dan eksternal. Nilai kontribusi komponen humanware memiliki nilai kontribusi tetinggi sedangkan komponen infoware memiliki kontribusi terendah. Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman menunjukkan teknologi di galangan tersebut berada pada level semi-modern. Kata kunci: humanware, infoware, technoware, teknometrik, orgawar

    CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI UMPAN ALTERNATIF DAN KARAKTERISTIK KESUKAAN IKAN HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (Hand line) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil tangkapan pancing ulur (hand line) dan karakteristik kesukaannya terhadap penggunaan jenis umpan cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan umpan ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang biasa digunakan oleh nelayan di Teluk Palabuhanratu sebagai kontrol. Penelitian ini menerapkan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan 19 kali ulangan (trip). Komposisi hasil tangkapan terdiri atas 6 jenis ikan dengan jumlah total berjumlah 157 ekor yang didominasi oleh ikan layang (Decapterus kurroides) sebanyak 81 ekor (51,26%), swanggi (Priacanthus tayenus) sebanyak 42 ekor (26,58%), kurisi (Nemipterus hexodon) sebanyak 21 ekor  (12,29%), kuwe (Caranx sp) sebanyak 10 ekor (6,33%), petek (Leiognathus sp) sebanyak 2 ekor (1,26%) dan barakuda (Sphyraena sp) sebanyak 1 ekor (0,63%). Perbandingan hasil tangkapan pancing ulur berbeda pada setiap perlakuan dengan menggunakan kedua jenis umpan. Pancing ulur dengan menggunakan umpan ikan tembang memberikan jumlah hasil tangkapan sebanyak 93 ekor (59,2%). Sedangkan pada pancing ulur menggunakan umpan cacing tanah memberikan hasil tangkapan sebanyak 64 ekor (40,8%). Perbandingan total hasil tangkapan dari kedua jenis umpan memberikan pengaruh yang signifikan pada taraf (α) = 5%. Kata kunci: cacing tanah, komposisi hasil tangkapan, umpan, pancing ulu

    PERBEDAAN GENERAL ARRANGEMENT DAN RASIO DIMENSI UTAMA KAPAL HIBAH YANG BERBASIS DI KABUPATEN PANGANDARAN DAN SUKABUMI

    Get PDF
    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggulirkan salah satu dari program yaitu hibah kapal yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produksi perikanan tangkap. Provinsi Jawa Barat menjadi prioritas memperoleh kapal hibah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui general arrangement kapal hibah yang berbasis di Kabupaten Pangandaran maupun Sukabumi serta menghitung rasio dimensi utama kapal untuk melihat karakteristik kapal dalam mendukung operasi penangkapan. Terdapat perbedaan general arrangement antara kapal hibah di Kab. Pangandaran dan Sukabumi, di Sukabumi banyak mengalami modifikasi oleh nelayan yaitu penambahan bangunan dan tiang kapal. Nilai rasio dimensi utama kapal hibah di kedua wilayah telah sesuai dengan nilai pembanding rasio dimensi utama kapal di Indonesia dengan metode operasi static gear. Nilai rasio yang diperoleh menunjukkan indikator kelemahan yaitu kekuatan memanjang kapal dan stabilitas yang rendah. Atas dasar tersebut kapal hibah dilengkapi dengan katir dalam menunjang operasi penangkapan ikan

    Hasil Tangkapan Alat Tangkap Bagan Apung Dengan Waktu Hauling Berbeda Di Pantai Timur Perairan Pangandaran

    Get PDF
    Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan Pangandaran untuk menghasilkan ikan pelagis ekonomis penting khususnya pelagis kecil. Pada pengoperasian alat tangkap bagan apung, nelayan pangandaran biasanya melakukan waktu hauling setiap 2 jam sekali dengan waktu sebelum tengah malam dan setelah tengah malam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu hauling terbaik terhadap hasil tangkapan yang didapat dengan menggunakan alat tangkap bagan apung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 - Oktober 2017 di Pantai Timur Perairan Pangandaran. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Penelitian terdiri atas 2 perlakuan dan 9 kali ulangan pada waktu sebelum tengah malam dan setelah tengah malam berdasarkan fase bulan. Data yang diamati dalam penelitian meliputi bobot total hasil tangkapan, bobot total per jenis ikan dan parameter kualitas air yang meliputi kecerahan, salinitas dan suhu. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t-student. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot total hasil tangkapan lebih banyak terjadi pada waktu hauling setelah tengah malam dan hasil tangkapan udang rebon terbanyak didapat pada trip 3 pada fase bulan kuartal 3 sebesar 240 kg. Hasil tangkapan utama yang diperoleh selama penelitian adalah udang rebon. 
    corecore