2 research outputs found
Kualitas Dan Kuantitas Kandungan Pupuk Organik Limbah Serasah Dengan Jamur Pelapuk Putih Secara Aerob
Semakin meningkatnya jumlah limbah dari tahun ke tahun berakibat
meningkatnya pencemaran di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Belum ada tindak lanjut dalam pemanfaatan sampah tersebut. Salah
satunya adalah limbah serasah daun kaya akan kandungan lignin dan selulosa
yang sulit untuk terdegradasi. Dengan permasalahan tersebut maka solusi terbaik
yaitu dengan memproduksi pupuk organic padat dari serasah daun secara aerob
dengan penambahan inokulum Jmur Pelapuk Putih dari Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Bogor. Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian
besar terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan. Jamur
pelapuk putih merupakan organisme yang bekerja efisien dan efektif dalam
proses biodeligninifikas. Jamur pelapuk putih menghasilkan enzim ekstraeluler,
yang menghasilkan 3 enzim antara lain lakase, lignin peroksidase (LiP), dan
Mnperoksidase (MnP). Tujuan penelitin adalah Mengetahui kualitas dan
kuantitas kandungan pupuk organik limbah serasah dengan jamur pelapuk putih
secara aerob. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor perlakuan, yaitu inokulum jamur
pelapuk putih dengan 9 kali ulangan. Analisis dikerjakan oleh Laboratorium
Pengujian Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (LP-BPBPI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh C â Organik = 4,90%, rasio C/N
= 11,67%, N = 0,42%, P2O5 = 1,65%, K2O = 0,4%, Ca = 2,18%, Mg = 2,66%, Fe
= 7,81%, Zn = 185,8ppm, Mn = 0,261%, Cu = 76ppm, Al = 10,9%, dan Br =
10,4ppm. Kesimpulan menunjukan bahwa pupuk yang diproduksi sesuai dengan
standar baku mutu pupuk yang ditentukan oleh menpan 2009 dan layak
digunakan untuk pertumbuhan tanaman
Korelasi Berat Badan dan Umur Sapi terhadap Berat, Volume Cairan dan Konsentrasi Prostaglandin F2α pada Vesikula Seminalis
Seminal vesicles were collected from 60 heads of Bulls which butchered in slaughter house (RPH) Yogyakarta. The aims of this study are knowing the relationship between body weight, age, fluids volume and concentration of prostaglandin F2 α (PGF2α) in seminal vesicle of beef cattle. Those seminal vesicles were gathered from bulls which recorded its body weight and age then measured its seminal vesicles for weight, fluids volume and PGF2α levels. The PGF2α level was measured by Enzyme-Linked Immunosorbent Assay. Statistical analysis was performed using one way â analysis of varian, regression and correlation with P<0.05. Body weight of bulls showed positive correlation with the weight of seminal vesicle and its fluids volume. However, PGF2α levels were not correlated with the body weight of cattle. Weight of seminal vesicles also exhibited positive correlation with volume of vesicle fluids but no correlation with PGF2α levels. Based on the age of bulls, there were no correlation with
the weight of seminal vesicles, seminal fluids volume and PGF2α levels. Those result indicated that the weight and fluids volume were affected by the body weight of bulls altough the PGF2α levels have a standard of development
which seems affected by other factors such as concentration of androgen hormone