9 research outputs found

    POTENTIAL OF FRUIT PRODUCTION TEMBESU (Fagraea fragrans Roxb.) OF OGAN ILIR (OI) AND OGAN KOMERING ILIR (OKI) THE SOUTH OF SUMATERA

    Get PDF
    Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) Is one tree that is very popular in Southern Sumatra region as raw material for carving and furniture industry. The need for wood reaches 3 120 m³ per year and has been supplied from plants that grow naturally or from community forest. The purpose of this study was to determine the production potential of fruit each branch so that it can predict preparations to facilitate the expansion of planting seedlings. Tembesu trees including types with wide adaptability to a place to grow as on dry land, waterlogged soil or land tides. This type includes the category of intermediate cycle (10-30) years. The average production of fruit each branch of Ogan Ilir 38 094.53 fruits, 1000 grain weight of 0.3066 gr and initial KA 7.2% textured clay dusty land. Production of Ogan Komering Ilir with sandy soil texture reach 88 862.27 fruits, 1000 grain weight of 0.2548 gr and initial seed KA 7.7%. The average production of fruit each branch is influenced by soil texture is sandy land (OKI, swamp / stagnant) production higher than that of land dusty clay (OI, dry / stagnant).Key words : tembesu, fruit production, wide adaptabilit

    The Changes in Seed Germination Capacity, Seedling Growth, and Leaf Morphology of Ficus variegata Blume Influenced by Gamma-Ray Irradiation

    Get PDF
    Gamma irradiation treatments have commonly been applied to induce variation in plant genetic improvement programs. The improvement of nyawai (Ficus variegata Blume) is urgently needed mainly to break the seed dormancy, increase seedling growth, and induce variation for selecting desired traits. This research aimed to assess the effect of gamma irradiation doses on seed germination, seedling growth, and leaf morphology of Ficus variegate Blume. This experiment's irradiation doses ranged from 5-240 Gy and were applied to seeds with varying levels of vigor based on the artificial seed aging process. The data displayed a positive relationship between low doses of gamma irradiation and the nyawai seed's endurance. Low irradiation doses, 5 to 30 Gy, are deemed capable of promoting seedling development, leaf retention, and diversity in leaf structure. The higher irradiation doses than 30 Gy decreased seedling growth, leaf number, and seedling survival. In addition, these doses also affect some morphological changes, including seedling height and leaf length and width

    Prinsip Prinsip Usaha Pembibitan Tanaman Hutan

    No full text
    iv,116hal,;ilus,23c

    PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN UREA PADA TAHAP FENOLOGI YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKSI BUAH SURIAN (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.)

    No full text
    Teknik peningkatan produksi benih surian melalui input pemupukan sampai saat ini belum diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan urea pada tahap fenologi tertentu terhadap produksi benih surian . Penelitian dilakukan pada tegakan surian di Desa Sukajadi Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Pemupukan dilakukan pada fase fenologi yang berbeda yaitu: 1) berdaun, 2) berbunga, dan 3) daun rontok. Masing-masing diberi tiga dosis urea yang berbeda, yaitu: 1) kontrol, 2) 750 gr / pohon, dan 3) 1.500 g / pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pupuk urea pada produksi buah dan benih ditentukan oleh tahap fenologi pohon pada saat pemupukan. Pemupukan menggunakan urea 750 gr / pohon selama tahap meranggas atau berbunga menghasilkan malai per pohon, buah per malai, dan buah per pohon lebih banyak secara signifikan dibandingkan dengan pemupukan selama tahap berdaun. Dalam perlakuan urea 1500 gr / pohon, tahap fenologi pohon tidak berpengaruh terhadap produksi buah dan benih

    PENGARUH NAUNGAN, ZAT PENGATUR TUMBUH , DAN TANAMAN INDUK TERHADAP PERAKARAN STEK JABON (Anthocephaus cadamba)

    No full text
    Teknologi pembiakan vegetatif perlu dikuasai dalam perbanyakan masal terhadap klon terseleksi yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hutan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan, dosis IBA dan tanaman induk terhadap perakaran stek jabon. Intensitas naungan yang diuji adalah: tanpa naungan, naungan (25%), dan dosis IBA yang diuji adalah: 0 ppm, 750 ppm, 1500 ppm, dan 3000 ppm. Asal tanaman induk yaitu: bibit berasal dari biakan stek, dan bibit berasal dari biakan biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan IBA dari konsentrasi 0 sampai 3000 ppm tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas perakaran stek jabon. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap perkaran stek adalah perlakuan naungan. Perlakuan naungan mampu meningkatkan kualitas perkaran stek jabon. Stek yang ditanam pada media dengan naungan 25% mampu meningkatkan keberhasilan hidup stek dari 57,5% menjadi 74,38% dan nilai panjang akar meningkat dari 9,75 cm menjadi 16,37 cm. Pucuk jabon dari bibit yang dibiakkan secara stek mampu meningkatkan keberhasilan stek dibandingkan dengan pucuk dari bibit biakan generatif

    KARAKTERISTIK MORFOLOGI SERTA PERKEMBANGAN FIG NYAWAI (Ficus variegata Blume) DI KEBUN RAYA CIBODAS

    No full text
    Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki prospek yang baik untuk hutan tanaman. Informasi tentang aspek biologi reproduksinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi bunga dan buah nyawai, serta tahapan perkembangan fig. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi: 1) pengamatan morfologi bunga dan buah, dan 2) pengamatan perkembangan fig. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi fig nyawai yang dijumpai di Kebun Raya Cibodas, memiliki variasi yang tinggi dalam hal ukuran dan warna. Berdasarkan karakteristik morfologi bunga, secara individual ditemui dua tipe pohon yang mencirikan sebagai pohon menghasilkan bunga jantan dan penghasil bunga betina. Perbedaan antara tahap bunga, buah muda, dan buah matang tidak dapat dibakukan berdasarkan karakteristik morfologi eksternal dari fig. Tingkat kematangan buah nyawai dapat dilakukan dengan membelah fig. Nyawai tahap kuncup bunga berakhir sekitar 6-11 hari setelah munculya tunas fig, dan tahap bunga berakhir 11-26 hari. Perkembangan kuncup bunga menjadi buah yang matang memakan waktu sekitar 2-3 bulan. Hasil penelitian menyarankan untuk tidak mengumpulkan benih dari fig yang berukuran kecil, meskipun mereka memiliki karakteristik fisik fig yang matang

    PENGARUH PEMANGKASAN DAN PELENGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TUNAS PADA POHON PANGKAS KAYU BAWANG (Azadirachta excelsa)

    No full text
    Stek merupakan teknik perbanyakan alternatif untuk memecahkan permasalahan dalam pembibitan kayu bawang (Melia azedarach) yang disebabkan oleh benihnya yang tergolong rekalsitran. Perbanyakan vegetatif dalam skala besar membutuhkan sumber bahan stek yang dapat disediakan oleh suatu kebun pangkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan kebun pangkas. Penelitian pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi tanaman induk (30 cm, 60 cm, 90 cm) pada produktivitas tunas. Penelitian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan pemangkasan dan pelengkungan terhadap pertumbuhan dan jumlah tunas. Perlakuannya adalah: 1) pucuk dipanen (2-3 ruas), cabang dilengkungkan, dan daun dibiarkan tidak dipetik, 2) pucuk dipanen (cabang disisakan sepanjang 10 cm), semua daun dipetik, cabang tidak dilengkungkan; 3) pucuk dipanen (2-3 ruas ), cabang dilengkungkan, dan semua daun dipetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman induk yang dipangkas 30 cm merupakan perlakuan yang terbaik pada pemangkasan pertama. Pemeliharaan selanjutnya yang terbaik adalah setelah pucuk dipanen (2-3 cm), cabang dilengkungkan, dan semua daun pada cabang dipetik

    PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH BAMBANG LANANG (Michelia champaca)

    No full text
    Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tahapan perkembangan bunga dan buah bambang lanang serta keberhasilan terbentuknya buah. Pengamatan terhadap fase-fase pembungaan dan pembuahan serta pengunduhan dilakukan di daerah Bogor Utara (Jawa Barat). Hubungan antara jumlah benih dengan variabel dimensi buah dianalisis dengan korelasi regresi. Hasil pengamatan fase perkembangan bunga buah bambang lanang berlangsung selama 24 hari dimulai dengan munculnya tunas generatif sampai bunga mekar. Perkembangan buah berlangsung selama 60 hari dimulai dari gugurnya mahkota, bonggol putih, bakal buah hingga buah matang. Jumlah benih paling berpengaruh kuat terhadap panjang buah yang dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear log   P= 1200+0,2876 log   JB, dengan R2=46,3%. Persentase bunga menjadi buah sekitar 40,88%

    Fruit and Seed Production of Mahoni (Swietenia macrophylla King) at Various Crown Dimention and Leaf Stomata Condition

    No full text
    Seed and fruit production are strong related to the process of plant photosynthesis and leaves are the main organ in the photosynthesis process. All leaves characteristics such as morphology (leaf surface area), anatomy (stomata index and density) and physiology greatly influence organic compounds (assimilates) produced from photosynthesis. The aim of the study was to determine the effect of canopy width, stomata index and density, and leaf area on the production of fruit and seed of mahogany (Swietenia macrophylla). The study was carried out on a 21-years-old mahogany seed stand in Forest Research of Parungpanjang. The experimental design used was a completely randomized design with canopy diameter, leaf area, stomata density and stomata index as a treatments. Each treatment consists of 5 (five) classification levels. The result showed that fruit and seed production were affected by canopy diameter of the tree. Leaf area, stomata density and stomata index did not influence the production of produced fruit
    corecore