1,015 research outputs found
Pengaruh Bleeding pada Penanganan Ikan Pasca Tangkap terhadap Kadar Histamin Ikan
Kualitas ikan segar sebagai bahan mentah untuk produk awetan dan olahan merupakan faktor utama yang sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Ikan yang telah mengalami kebusukan akan menghasilkan berbagai senyawa kimia hasil penguraian bakteri dan enzim yang pada kadar tertentu dapat membahayakan konsumen. Histamin merupakan senyawa kimia hasil penguraian histidin yang pada kadar tertentu membahayakan orang yang mengkonsumsinya. Penanganan ikan pasca tangkap sangat menentukan tingkat kesegaran ikan tersebut. Penanganan ikan tidak baik akan mempercepat laju pembusukan pada ikan. Teknik pengeluaran darah pada ikan pasca tangkap atau bleeding termasuk teknik penanganan yang saat ini telah diterapkan pada beberapa negara seperti Jepang dan beberapa negara Eropa. Di Indonesia termasuk di Sulawesi Utara, teknik bleeding ini belum populer di kalangan nelayan maupun pelaku usaha di bidang perikanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh bleeding terhadap tingkat kesegaran ikan pasca tangkap. Parameter uji kualitas kesegaran tersebut ditentukan oleh kandungan histamin dan penilaian orgonoleptik. Adapun yang menjadi perlakuan dalam penelitian ini yaitu ikan yangdiberi perlakuan bleeding (A) dan ikan dengan perlakuan tanpa bleeding (B). Parameter yang diamati yaitu Histamin dengan metode Elisa ( FAO, 2006), Nilai Organoleptik (SNI). Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa Ikan segar yang diberi perlakuan bleeding (Pengeluaran darah) cenderung memiliki kandungan histamin dibandingkan dengan ikan segar yang tidak melalui proses bleeding. Karakteristik ikan segar masih nampak pada ikan yang telah melalui proses bleeding sedangkan pada ikan yang tanpa perlakuan bleeding telah mengalami perubahan warna pada insang setelah 12 jam penyimpanan
Pengaruh Pengemasan terhadap Mutu Pinekuhe Layang (Decapterus Sp) Asap (Packaging Influence of Smoked Pinekuhe Fish)
The aim of this research is to determine the influence of packaging to pinekuhe fish quality, Compare of packaged pinekuhe fish and unpackaged pinekuhe fish and also find out the interested of consumer with packaged pinekuhe fish and unpackaged pinekuhe fish. The conclusion of this research show that the pinekuhe fish was packaged by plastic in vacuum conditions is better than pinekuhe fish was packaged by plastic in unvacuum conditions and unpackaged pinekuhe fish. Total Plate Count and organoleptic analysis show that the packaged pinekuhe fish has a better quality than unpackaged pinekuhe fish. Spoiled was show in six day storage of pinekuhe fish
KANDUNGAN FENOL PADA PINEKUHE YANG DIOLAH DENGAN ASAP CAIR DAN PENGASAPAN KONVENSIONAL
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan fenol pada ikan asap pinekuhe dengan asap cair dan dengan pengasapan konvensional. Penelitian menggunakan Rancangan deskriptif kualitatif dengan memberikan gambaran proses dan hasil penelitian melalui gambar, tabel maupun histogram. Perlakuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: (A) Ikan asap pinekuhe ang direndam dalam asap cair lalu dikeringkan, (B) Ikan asap pinekuhe yang dkeringkan, direndam dalam asap cair lalu dikeringkan, (C) Ikan asap pinekuhe direndam dalam asap cair lalu dikeringkan dan (D) Ikan asap pinekuhe dari pengasapan konvensional dengan bahan bakar biasa. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa ikan asap cair yang dikeringkan kemudian direndam dalam asap cair memiliki kadar fenol yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan asap yang diolah dengan metode pengasapan konvensional, yaitu dengan menggunakan bahan bakar cangkang pala. Kadar fenol tertinggi yaitu pada perlakuan B (15,77%) dan kadar fenol terendah yaitu pada perlakuan C (10,2%).
The purpose of this study was to determine the phenol content of pinekuhe smoked fish with liquid smoke and conventional smoking. The study used a qualitative descriptive design by providing an overview of the research process and results through pictures, tables, and histograms. The treatments in the study were as follows: (A) Pinekuhe smoked fish soaked in liquid smoke then dried, (B) Pinekuhe smoked fish that was dried, soaked in liquid smoke then dried, (C) Pinekuhe smoked fish was immersed in liquid smoke then dried and (D) Pinekuhe smoked fish from conventional smoking on ordinary fuel. The conclusion from the results of this study is that smoked fish that is dried and then immersed in liquid smoke has a higher phenol content when compared to smoked fish processed by conventional smoking methods, namely using nutmeg shell fuel. The highest phenol content was in treatment B (15.77%) and the lowest phenol content was in treatment C (10.2%) Abstract: The purpose of this study was to determine the phenol content of pinekuhe smoked fish with liquid smoke and conventional smoking. . The study used a qualitative descriptive design by providing an overview of the research process and results through pictures, tables, and histograms. The treatments in the study were as follows: (A) Pinekuhe smoked fish soaked in liquid smoke then dried, (B) Pinekuhe smoked fish that was dried, soaked in liquid smoke then dried, (C) Pinekuhe smoked fish was immersed in liquid smoke then dried and (D) Pinekuhe smoked fish from conventional smoking on ordinary fuel. The conclusion from the results of this study is that smoked fish that is dried and then immersed in liquid smoke has a higher phenol content when compared to smoked fish processed by conventional smoking methods, namely using nutmeg shell fuel. The highest phenol content was in treatment B (15.77%) and the lowest phenol content was in treatment C (10.2%)
Pengkajian Varietas Padi Unggul Baru pada Lahan Rawa Pasang Surut di Kabupaten Merauke
Wilayah Papua memiliki potensi lahan rawa untuk pengembangan pangan yang cukup luas. Potensi lahan yang tersedia untuk pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Merauke berkisar 2,5 juta ha. Pengkajian dilaksanakan dari bulan Februari - Mei 2012 di Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Kajian ini bertujuan mengevaluasi keragaan agronomis dan memilih varietas unggul yang adaptif berdasarkan hasil tanaman. Pengkajian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari 7 varietas padi rawa unggul baru (Inpara 1, 2, 3, 4, 5) serta 2 varietas pembanding yaitu Mekongga dan Batanghari. Ukuran plot yang digunakan adalah 5 m x 7 m dengan jarak tanam legowo 2:1. Variabel yang diamati adalah: tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan maksimum, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi/malai, persentase gabah bernas, bobot 1000 butir dan hasil gabah bersih hektar. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dengan uji F pada taraf nyata 5%. Jika uji F berpengaruh nyata maka nilai tengah diuji lanjut dengan uji Dunnet pada taraf nyata 5%. Hasil kajian 5 varietas unggul baru dengan 2 varietas pembanding yang diuji menunjukkan Inpara 2 memiliki postur tanaman tertinggi dibanding varietas unggul lainnya dan varietas pembanding, sedangkan jumlah anakan maksimum terbanyak diperoleh varietas Inpara 1. Varietas Inpara 2 dan Inpara 4 memberikan rata-rata hasil lebih tinggi dari 2 varietas pembanding. Untuk pengembangan padi dilahan pasang surut di kabupaten Merauke disarankan menggunakan Inpara 2 dan Inpara 4
IbM Teknik Penanganan Pasca Tangkap dan Pengesan Ikan Segar Kelompok Nelayan Bahari dan Kelompok Nelayan Usaha Mina Pulau Manipa Desa Nanadakele Kecamatan Nusa Tabukan
Tujuan dari kegiatan IbM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai teknik penanganan ikan pasca tangkap yang benar dan teknik pemberian es, metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu diawali dengan observasi dan wawancara selanjutnya dilakukan penyuluhan.Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Nanedakele dilaksanakan dengan tahapan survei, penyuluhan mengenai Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB), penyuluhan mengenai teknik pengesan, penyuluhan mengenai sanitasi dan hygine pemberian bantuan peralatan penanganan ikan pasca tangkap dan evaluasi. Hasil dari pengabdian ini didapatkan kesimpulan Kelompok nelayan dapat mengetahui cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) atau pedoman dan tata cara penanganan ikan hasil tangkapan, termasuk pembongkaran dari kapal yang baik untuk memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil penangkapan, Kelompok nelayan dapat memaksimalkan penggunaan es untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan sekaligus mempertahankan mutu dan nilai jual, Dapat memberikan bantuan peralatan penanganan untuk menunjang pengaplikasian penjaminan mutu dan keamanan hasil tangkapan
Parkinsonās disease dyskinesias possibly relate to greater dopamine transporter losses in the putamen over time
The pathophysiology of levodopa-induced dyskinesias in Parkinsonās disease is incompletely understood. This study was designed to investigate in Parkinsonās patients, whether time-related changes in striatal dopamine transporter availability are associated to the appearance of dyskinesias. 15 Parkinsonās patients had dopamine transporter-specific SPECT imaging with 123I-FP-CIT twice: at baseline (when they were drug naĆÆve) and at follow-up (6.31Ā±2.29 years from baseline), and were followed up clinically every six months. At the end of the study, patients were divided in two groups according to whether they had developed dyskinesias or not. Semi-quantification of 123I-FP-CIT data was performed using the occipital cortex as the reference region. Specific binding ratios were calculated for the putamen and the caudate. During the clinical follow-up, all Parkinsonās patients were treated pharmaceutically. 8 patients developed dyskinesias, while 7 remained nondyskinetic. At baseline, the two groups had similar 123I-FP-CIT specific binding ratio values for the putamen and the caudate (p>0.05). Also, between-group differences in age, disease duration, and Hoehn & Yahr scores were not statistically significant. Over-time, the putaminal 123I-FP-CIT specific binding ratio values in the dyskinetic group decreased significantly (p<0.01). The nondyskinetic patients had smaller reductions (p<0.05) during the same period of time. At follow-up, the dyskinetic patients had significantly higher Hoehn & Yahr scores (p<0.01) and were taking higher levodopa equivalent doses (p<0.001), as compared to the nondyskinetic patients. The development of Parkinsonās dyskinesias is related to a faster progression rate, as reflected by marked putaminal dopamine transporter decreases
PKM HAND LINE āKINDAENGā DI KAMPUNG PETTA SELATAN KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Kampung Petta Selatan yang juga dikenal dengan nama lain kampung Embuhanga terletak di wilayah pesisir yang memiliki penduduk dengan mata pencarian sebagai Pettani dan nelayan. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, umumnya hanya mengenal teknik penangkapan ikan dengan penggunakan pancing yang disebut dengan āParantoā, dimana konstruksinya hanya menggunakan bahan seadanya yang disediakan alam dan pancing āKindaengā yang lebih modern dibandingkan āPalantoā.PKM Hand Line āKindaengā di Kampung Petta Selatan, dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang dalam pengoperasian alat tangkap, sehingga operasi penengkapan ikan di Kampung Petta Selatan menjadi penengkapan ikan yang mengarah pada perikanan tangkap bertanggungjawab dan berkelanjutan, serta membuat dan memberikan bahan untuk 10 unit alat tangkap Hand line āKindaengā. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukanpenangkapan ikan secara benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya, dengan demikian usaha ini dapat menjadi sumber meningkatkan taraf hidup demi kesejahteraan masyarakat nelayan
PERUBAHAN MUTU ORGANOLEPTIK DAN ANGKA LEMPENG TOTAL CAKALANG (Katsuwonus pelamis) ASAP YANG DIOLAH DENGAN ASAP CAIR SELAMA MASA PENYIMPANAN
Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan Menentukan nilai organoleptik cakalang asap hasil pengolahan dengan pengasapan cair Menentukan Angka Lempeng Total cakalang asap selama masa penyimpanan. Penelitian menggunakan Rancangan deskriptif kualitatif dengan perlakuan masa simpan. Sampel disimpan pada suhu ruang dan pengamatan dilakukan setiap hari untuk organoleptik dan 2 hari sekali untuk ALT. Parameter pengujian yaitu Angka Lempeng Total dan Organoleptik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu cakalang asap cair secara deskriptif lebih baik mutunya dari parameter angka lempeng total pada hari kedua dan relatif sama mutunya dengan cakalang asap konvensional pada penyimpanan hari keempat. Nilai Angka Lempeng total cakalang asap cair pada hari kedua dan keempat secara berturut-turut adalah 9,1 x 104 koloni/g dan 1,4 x 108 sedangkan Nilai Angka Lempeng total cakalang asap konvensional pada hari kedua dan keempat secara berturut-turut adalah 5,7 x 105 koloni/g dan 2 x 108 koloni/g. Hasil uji organoleptik pada hari kedua menunjukan nilai kenampakan cakalang asap cair tidak sesuai dengan syarat mutu ikan asap, sedangkan parameter bau, rasa dan tekstur sesuai dengan SNI. Hasil uji organoleptik cakalang asap konvensional hari kedua dengan parameter kanampakan, bau, rasa dan tekstur sesuai dengan SNI. Hasil uji organoleptik cakalang asap cair dan cakalang asap konvensional pada penyimpanan hari kedua sudah tidak sesuai dengan SNI.
The purpose of this research is to determine the organoleptic and total plate count of liquid smoke skipjack during several storage periods. The study used a qualitative descriptive design with a shelf life treatment. Samples were stored at room temperature. The testing parameters are āTotal Plate Countā and āOrganolepticā. The conclusion of this research show that liquid smoke skipjack is better than conventional smoke skipjack. The value of Total Plate Count liquid smoke skipjack on the second and fourth day in a row was 9.1 x 104 colonies / g and 1.4 x 108 while the value of the Total Plate Count of conventional smoke skipjack on the second and fourth days was 5 , 7 x 105 colonies / g and 2 x 108 colonies / g. Organoleptic test results on the second day showed the value of the appearance of liquid smoke skipjack was not in accordance with the quality requirements of smoked fish, while the odor, taste and texture parameters were in accordance with SNI. The results of the organoleptic test of the second day skipjack smoke with the appearance, odor, taste and texture parameters in accordance with SNI. Organoleptic test results of liquid smoke skipjack and conventional smoke skipjack on the second day of storage are not in accordance with SNI
- ā¦