Crossover Behaviour of 3-Species Systems with Mutations or Migrations

We study the ABC model in the cyclic competition and neutral drift versions, with mutations and migrations introduced into the model. When stochastic phenomena are taken into account, there are three distinct regimes in the model. (i) In the "fixation" regime, the first extinction time scales with the system size N and has an exponential distribution, with an exponent that depends on the mutation/migration probability per particle. (ii) In the "diversity" regime, the order parameter remains nonzero for very long times, and becomes zero only rarely, almost never for large system sizes. (iii) In the critical regime, the first extinction time has a power-law distribution with exponent -1. The transition corresponds to a crossover from diffusive behaviour to Gaussian fluctuations about a stable solution. The analytical results are checked against computer simulations of the model.Comment: 2nd version revised and refereed 14 pages, 5 figure

Survival and Extinction in Cyclic and Neutral Three--Species Systems

We study the ABC model (A + B --> 2B, B + C --> 2C, C + A --> 2A), and its counterpart: the three--component neutral drift model (A + B --> 2A or 2B, B + C --> 2B or 2C, C + A --> 2C or 2A.) In the former case, the mean field approximation exhibits cyclic behaviour with an amplitude determined by the initial condition. When stochastic phenomena are taken into account the amplitude of oscillations will drift and eventually one and then two of the three species will become extinct. The second model remains stationary for all initial conditions in the mean field approximation, and drifts when stochastic phenomena are considered. We analyzed the distribution of first extinction times of both models by simulations and from the point of view of the Fokker-Planck equation. Survival probability vs. time plots suggest an exponential decay. For the neutral model the extinction rate is inversely proportional to the system size, while the cyclic model exhibits anomalous behaviour for small system sizes. In the large system size limit the extinction times for both models will be the same. This result is compatible with the smallest eigenvalue obtained from the numerical solution of the Fokker-Planck equation. We also studied the long--time behaviour of the probability distribution. The exponential decay is found to be robust against certain changes, such as the three reactions having different rates.Comment: 19 pages, 11 figures Final versio

ANALISIS MUSIK BIOLA TAK BERDAWAI: OPENING CIPTAAN ADDIE M.S. DALAM FILM BIOLA TAK BERDAWAI

Skripsi ini berjudul “Analisis Musik Biola Tak Berdawai: Opening Ciptaan Addie M.S. dalam Film Biola Tak Berdawai”.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ide dasar garap dan pengolahan penggunaan laras gamelan pada karya Biola Tak Berdawai: Opening.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Data dikumpulkan dengan cara teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Semua data yang terkumpul diolah melalui teknik reduksi data, penyajian data, verifikasi kesimpulan. Hasil temuan penelitian ini adalah meskipun inspirasi komponis adalah warna lokal musik Jawa namun pengolahan dengan sistem well-tempered membuat karya lebih dekat dengan warna lokal musik Sunda. Rasa tonal karya terasa lebih dominan dibanding rasa laras karena interaksi komponis yang juga lebih dominan dengan musik tonal dibanding dengan musik karawitan. Kata kunci: laras gamelan, warna lokal, musik dalam film, orkestra. The Study of the tesis entitled “Analisis Musik Biola Tak Berdawai Ciptaan Addie M.S.dalamFilm Biola Tak Berdawai” is to determine the basic idea and working process using laras gamelan in Biola Tak Berdawai: Opening. The method used in the study is qualitative method with descriptive analytical approach. Data were collected by observations, interviews, documentations study and literatures study. All collected data processed through data reduction technique, data presentation, and conclusion verification. The findings of the study are:though the composer’s inspiration is from warna lokal of javanese music, the process using well-tempered system makes this music closer to warna lokal of sundanese music. Tonal sense of the music is more dominant than laras sense because of the composers interaction with tonal music also more dominant than karawitan music. Keywords: laras gamelan, warna lokal,film music, orchestra

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS IX B MTs MUHAMMADIYAH KASIHAN

Penelitian ini dilakukan di MTs Muhammadiyah Kasihan pada tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IX B MTs Muhammadiyah Kasihan yang berjumlah 31 siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus I dan siklus II yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Diakhir siklus dilaksanakan tes kemampuan berpikir kreatif matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan tes kemampuan berpikir kreatif. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Hal ini terbukti dari : (1) hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran matematika siklus I sebesar 83,32% (kategori cukup) pada siklus II sebesar 100% (kategori tinggi), (2) hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I sebesar 65% (kategori cukup) pada siklus II sebesar 85% (kategori tinggi), (3) nilai kemampuan berpikir kreatif matematika berdasarkan aspek-aspek (a) berpikir lancar pada siklus I sebesar 80,64 (kategori tinggi) meningkat pada siklus II mencapai 87,41 (kriteria tinggi); (b) keterampilan menilai pada siklus I sebesar 64,51 (kriteria cukup) meningkat pada siklus II mencapai 78,49 (kriteria tinggi); (c) berpikir luwes pada siklus I sebesar 75,37 (kategori tinggi) meningkat pada siklus II mencapai 80,82 (kategori tinggi); (d) berpikir orisinal pada siklus I sebesar 67,09 (kategori cukup) meningkat pada siklus II sebesar 76,34 (kategori tinggi); berpikir terperinci pada siklus I mencapai 79,15 (kategori tinggi) meningkat pada siklus II mencapai 84,27 (kategori tinggi)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KARAKTER PADA SISWA SMP N 1 MINGGIR KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan karakter pada siswa kelas VIII SMP N 1 Minggir tahun pelajaran 2016/2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Minggir tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 224 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling dengan menggunakan rumus slovin diperoleh 69 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pola asuh orang tua dengan karakter pada siswa kelas VIII SMP N 1 Minggir tahun pelajaran 2016/2017 dengan diketahui nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0,397 dengan p = 0,001 lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikansi 5%). Dengan demikian semakin baik pola asuh orang tua maka semakin baik karakter pada siswa, sebaliknya semakin kurang pola asuh orang tua maka semakin kurang karakter pada siswa. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pola asuh orang tua dan karakter pada siswa sehingga terbentuk sikap dan perilaku siswa yang lebih baik. Diharapkan sekolah dan guru bimbingan konseling mampu mengembangkan program kegiatan yang positif pada siswa sehingga dapat meningkatkan pola asuh orang tua dasn pembentukan karakter yang baik pada siswa

Digital Storytelling Intervention on Prosocial Behavior Improvement among Early Childhood

The prosocial behavior in childhood needs to develop because it is associated with favorable developmental outcomes in later hood. Digital storytelling is a method that assumed can help in encouraging and improving social behavior. It is combined digital media, including text, images, music and video. Digital storytelling can effectively improve prosocial behavior as opposed to the traditional storytelling approach. This study aims to examine and explore the effect of digital storytelling intervention methods on children’s prosocial behavior. The research subjects were 11 preschool children ranged from 5-7 years old. This study uses a randomized experiments research design with the program is carried out consecutively in five days, consists of 1 session each day before class begins. Measurement was done by using an observation checklist which developed from five aspects (sharing, cooperating, helping, donating, honesty) of prosocial behavior. Results of Friedman test showed that there was a significant difference of prosocial behavior in each session. This finding indicates that there are differences in the value of prosocial behavior in each session after the child gets a digital storytelling program.

ANALISIS PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERSAINGAN BISNIS ONLINE DI MASA PANDEMI COVID-19

This study focuses on the use of information technology for business competition during the pandemic (covid-19). The purpose of this study is to analyze and use information technology to maintain business during a pandemic. The method used is a qualitative research method with a library research approach. The analytical method used is descriptive analysis, the data taken is secondary data, and the technique used is literature study. The results of the study show that: information technology is very influential on life, especially on business competition during the pandemic covid-19, During this pandemic the government is not allowed to leave the house so that people use information technology by shopping through e-commerce (online), The work of improving information technology today cannot be separated from the business world, because advances in information technology can provide different benefits and accommodations in conducting business exercises, the role of information technology in business is to gain or gain a comparative advantage. shows that information technology plays an important role in organizations by utilizing information technology, it is hoped that a company can explore its potential to the fullest and strive for excellence in the competition

PENGARUH FLOW EXPERIENCE TERHADAP IMPULSE BUYING DENGAN PROMOSI SEBAGAI MODERASI DALAM BISNIS ISLAM (Studi kasus pada pengguna aplikasi shopee di Lampung)

ABSTRAK Selama masa pandemi covid-19 perekonomian mengalami penurunan, namun berbeda dengan e-commerce yang terus mengalami peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan produk dipengaruhi oleh promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu e-commerce di indonesia adalah aplikasi shopee. Shopee merupakan aplikasi e�commerce dengan kunjungan tertinggi selama tahun 2020 yaitu 129 juta kunjungan. Selama masa pandemi covid-19 masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan internet sehingga memicu terjadinya flow experience. Kondisi dimana seseorang fokus terhadap aktivitas mereka dan mengabaikan lingkungan sekitar. Perilaku konsumsi masyarakat saat ini cenderung mengarah pada perilaku irasional yaitu aku belanja maka aku ada. Impulse buying atau pembelian tidak terencana sudah tidak asing untuk dilakukan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah flow experience berpengaruh secara parsial terhadap impulse buying, apakah promosi memoderasi hubungan antara flow experience dan impulse buying dan bagaimana flow experience, impulse buying dan promosi dalam perspektif bisnis syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada pengguna aplikasi shopee di provinsi lampung. sampel dalam penelitian ini adalah 80 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode analisis data menggunakan SEM (Structural equation modeling) dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) dan pengolahan data dilakukan menggunakan software SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis didukung, yaitu semakin tinggi seseorang melakukan flow experience (X) maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya impulse buying (Y). Promosi memoderasi hubungan antara flow experience dan impulse buying artinya semakin banyak promosi yang ditemukan sesoorang saat flow experience maka mendorong untuk terjadinya impluse buying. Kata kunci : flow experience, impulse buying dan promosi iv ABSTRACT During the COVID-19 pandemic, the economy experienced a decline, but in contrast to e-commerce, which continued to increase in sales. The increase in product sales is influenced by promotions carried out by the company. One of the e-commerce in Indonesia is the Shopee application. Shopee is the e-commerce application with the highest visits during 2020, which is 129 million visits. During the COVID-19 pandemic, people spent more time using the internet, triggering a flow experience. A condition in which a person focuses on their activities and ignores the surrounding environment. The consumption behavior of today's society tends to lead to irrational behavior, namely I shop so I exist. Impulse buying or unplanned purchases are no strangers to doing. The formulation of the problem in this study is whether flow experience has a partial effect on impulse buying, whether promotion moderates the relationship between flow experience and impulse buying and how is flow experience, impulse buying and promotion in a sharia business perspective. This study uses a quantitative approach. This research was conducted on shopee application users in the province of Lampung. The sample in this study was 80 respondents. Sampling was done by purposive sampling. The data analysis method uses SEM (Structural equation modeling) using Partial Least Square (PLS) and data processing is carried out using SmartPLS3 software. The results show that the hypothesis is supported, namely the higher a person performs flow experience (X), the higher the probability of impulse buying (Y). Promotion moderates the relationship between flow experience and impulse buying, meaning that the more promotions someone finds during the flow experience, the more impulse buying occurs. Keywords: flow experience, impulse buying and promotio