26 research outputs found

    PERENCANAAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECODRAINAGE) DI KELURAHAN JATISARI, KECAMATAN MIJEN, KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Abstrak: Penerapan sistem drainase konvensional di daerah padat penduduk dapat mengakibatkan genangan banjir hulu atau hilir. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menentukan curah hujan, kapasitas sistem drainase yang ada, sistem drainase dan perencanaan lingkungan (Eco-drainase) di wilayah studi. Perencanaan dimulai dari evaluasi saluran drainase yang ada di wilayah studi melalui analisis curah hujan dengan metode Log Person III di mana data curah hujan diperoleh dari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prov. Jawa Tengah, dan Departemen Manajemen Sumber Daya Air (PSDA) Prov. Jawa Tengah, kemudian merencanakan sistem Ecodrainage dengan menerapkan bangunan infiltrasi air hujan yang dapat diterapkan di daerah studi, serta membandingkan dengan sistem drainase yang ada, terutama pada kapasitas drainase dan debit, debit diserap dengan baik, serta sisanya dari debit air overflow ke saluran drainase. Dari perencanaan yang dilakukan menunjukkan bahwa setelah menerapkan Ecodrainage, banyak saluran yang awalnya tidak bertemu untuk menampung semua limpasan air, memenuhi. Dengan membandingkan debit ke sistem drainase yang ada: limpasan air ke saluran: 8.64 3m3/dt dan tidak ada debit air yang diserap, sedangkan untuk Ecodrainage, debit limpasan air hujan: 8.64 3m3/dt, aliran air diserap 4.419 m3/dt, dan buang sisanya masuk ke saluran: 4.224 m3/s.Kata Kunci: Eco-drainase, Log Person III, Drainase dan Debit.Abstract: Application of conventional drainage systems in densely populated areas can result in inundation upstream or downstream flooding. The purpose of this project is to determine the rainfall, the capacity of the existing drainage systems, drainage systems and environmental planning (Ecodrainage) in the study area. Planning is starting from the evaluation of the existing drainage channel in the study area through analysis of rainfall with Log Person III method in which rainfall data obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG) Prov. Central Java, and the Department of Water Resources Management (PSDA) Prov. Central Java, then planned Ecodrainage system by implementing rain water infiltration buildings that may be applied in the study area, as well as comparing with the existing drainage system, especially on the capacity of drainage and discharge, discharge well absorbed, as well as the rest of the over flow water discharge into the drainage channel. Of planning done showed that after applying Ecodrainage, many channels that were not initially meet to hold all the water runoff, be fulfilling. By comparison discharge to the existing drainage system: water runoff into the channel: 8.643 m3/s and no discharge of water is absorbed, while for Ecodrainage, rain runoff water discharge: 8.643 m3/s, the flow of water absorbed 4.419 m3/s, and discharge the rest goes into the channel: 4.224 m3/s.Keywords: Ecodrainage, Log Person III, Drainage and Debit

    ESTIMASI SEBARAN NO2 DI PERSIMPANGAN JALAN RINGROAD UTARA KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ATCS (AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM) DENGAN METODE CALINE4 DAN SURFER13

    Get PDF
    ABSTRAK Kota Yogyakarta merupakan salah satu Kota besar di Indonesia yang memiliki pertumbuhan kendaraan yang tinggi, menurut data dari BPS Kota Yogyakarta tahun 2016, jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di Kota Yogyakarta sebanyak 2.223 bus, 13.875 truk, 273 angkot, 54.546 mobil, dan 399.542 motor. Meningkatnya jumlah kendaraan memberikan kontribusi pada tingkat pencemaran dikarenakan berkontribusi pada meningkatnya jumlah gas NO2, NOx, CO, HC, dan TSP yang merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (Hickman, 1999). Meningkatnya jumlah NO2 di udara dapat menyebabkan penurunan kualitas udara. Untuk mengetahui kualitas udara di Kota Yogyakarta diperlukan pengukuran validasi konsentrasi NO2 dengan menggunakan metode Griess Saltzman menggunakan sprektrofotometer dan estimasi sebaran polutan dengan menggunakan software Caline4 dan Surfer13. Dari hasil perhitungan konsentrasi NO2 di lapangan selanjutnya dibandingkan dengan hasil estimasi software Caline4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 4 hari pada pukul 07.00 – 09.00 dan 15.00 – 17.00 WIB, didapatkan konsentrasi sebesar 0,281–0,518 µg/Nm3. konsentrasi NO2 hasil validasi pada Simpang Condongcatur dan Simpang Kentungan masih memenuhi baku mutu udara ambien yakni 400 µg/Nm³ yang berdasarkan pada PP No.41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai konsentrasi NO2 adalah volume kendaraan, kecepatan angin, arah angin, dan faktor meteorologi lainnya. Kata kunci:Caline4, Surfer 13, Yogyakarta, Emisi, Nitrogen Dioksida (NO2

    ANALISIS SEBARAN KARBON MONOKSIDA (CO) DI KAWASAN WISATA ALUN-ALUN LOR KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN CALINE4 DAN SURFER 13

    Get PDF
    ABSTRAK Analisis Sebaran Karbon Monoksida (CO) Di Kawasan Wisata Alun-Alun Lor Kota Yogyakarta Menggunakan Caline4 Dan Surfer 13 Angelika Roria Sihombing, Nurandani Hardyanti, Irawan Wisnu Wardhana Kota Yogyakarta sedang menghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan transportasi darat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor juga dapat menghasilkan polutan CO, sehingga perlu dilakukannya penelitian mengenai polutan CO dan sebarannya menggunakan software Caline4 dan Surfer 13. Kemudian dilakukan perbandingan antara konsentrasi CO hasil validasi di lapangan dengan hasil estimasi pada software Caline4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 4 hari, yaitu 2 hari kerja dan 2 hari libur pada pukul 07.00-08.00 pagi dan 16.00-17.00 sore. Konsentrasi CO hasil validasi pada tiap titik di sekitar Alun-alun Lor Kota Yogyakarta tidak ada yang melebihi baku mutu udara ambien menurut Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.153 Tahun 2002 dengan nilai baku mutu CO sebesar 30000 ÎĽg/Nm3 . Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi CO secara signifikan adalah volume kendaraan, kecepatan angina, arah angin, dan faktor meteorologi lainnya. Presentasi error menggunakan perhitungan RMSPE yaitu lebih dari 10% sebesar 12,22% hal ini disebabkan karena adanya beberapa data yang dibutuhkan sebagai data input software Caline4 tidak dapat diukur secara langsung di lapangan oleh peneliti

    Shifting of air pollutants distribution during car free day event

    Get PDF
    According to Decree of Semarang Mayor No. 22/2011, car free day activities si addressed to give clean air for facilitating citizens activities. This car free day event is helm every Sunday in the morning in the city center of Semarang i.e. located at Simpang Lima square. This research is aimed at identifying the shifting of pollutant during car fee day eventby comparing ambient air pollutant concentration represented by carbon monoxide during carfree day event and non-car free day event. About 14 streets had been measured its ambient CO concentration during Saturday (non-car free day event) and Sunday (car free day event). We also modeled (using Caline4) the CO dispersion at the certain area on those streets to know The spatial distribution of concentration during those two events. The ambient CO concentration, in general, during car free day event were somewhat increase for certain roads. The emission load of vehicles emission during CFD event was 1.37 times of non-CFD event. Nevertheless, based on spatial distribution of ambient CO concentration at the area of roads of interest, its concentrations were below the ambient CO concentration standard (PP.41/99)

    PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DENGAN PENAMBAHAN AMPAS TAHU MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR ASPERGILLUS NIGER UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN PROTEIN

    Get PDF
    ABSTRAK Sampah organik pasar yang belum terolah masih menimbulkan permasalahan di lingkungan. Salah satu pengolahan yang dapat dilakukan adalah membuat pakan ternak penggemukan sapi potong dari sampah organik pasar berupa sayuran dengan penambahan ampas tahu dan selanjutnya difermentasi menggunakan Aspergillus niger. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan variasi massa ampas tahu pada sampah organik pasar dengan menggunakan bioaktivator Aspergillus niger sebagai pakan ternak penggemukan sapi potong terhadap peningkatan kandungan protein, dan menganalisis hasil pakan ternak fermentasi jika dibandingkan terhadap SNI 3148-2 tahun 2009. Penelitian ini menggunakan 5 fermentator dengan penamaan masing masing fermentator adalah SPAT 0, SPAT 1, SPAT 2, SPAT 3, dan SPAT 4. Hasil yang didapat adalah adanya pengaruh pada penambahan massa ampas tahu. Kandungan protein kasar pada hari ke 0 pada tiap fermentator dari SPAT 0 sampai SPAT 4 adalah 10.67%, 10.89%, 11.34%, 11.76%, dan 12.33%. Setelah dilakukan fermentasi kandungan protein tertinggi berada pada hari ke 14 yaitu 12.08%, 12.51%, 13.18%, 13.89%, dan 14.24%. Kandungan protein tertinggi berada pada SPAT 4 pada hari ke 14 dengan kandungan protein 14.24%. Ini telah memenuhi SNI 3148.2:2009 pakan penggemukan sapi potong yaitu 13% begitu pula untuk kadar air dan abu sudah memenuhi SNI 3148.2:2009. Kata Kunci : limbah sampah organik pasar, ampas tahu, Aspergillus Niger, fermentasi, protei

    Activities of four bus terminals of Semarang City gateway and the related GHG emission

    Get PDF
    The activities of the bus terminal, including loading-unloading passengers, bus idling, and bus movements at the terminal, will emit GHG’s emission. This research analyzes GHG emission from four terminals, i.e., Mangkang, Terboyo, Penggaron, and Sukun in Semarang City. The emission was estimated by observing detail activities of public transport means, especially for moving and idling time. The emission was calculated by Tier 2 method based on the vehicle type as well as fuel consumption. The highest CO2e during vehicle movements at Sukun area was contributed by large bus about 2.08 tons/year, while at Terboyo terminal was contributed Bay medium bus about 347.97 tons/year. At Mangkang terminals, the highest emission for vehicle movements was attributed by medium bus as well of about 53.18 tons/year. At last, Penggaron terminal’s highest GHG emission was attributed by BRT about 26.47 tons/year. During idling time, the highest contributor to CO2e was the large bus at the three terminals, i.e., Sukun of 43.53 tons/year, Terboyo of 196.56 tons/year, and Mangkang of 84.26 tons/year, while at Penggaron, BRT dominated with CO2 e of 26.47 tons/year. The management of publi

    PEMBUATAN PUPUK KOMPOS PADAT LIMBAH KOTORAN SAPI DENGAN METODA FERMENTASI MENGGUNAKAN EM4 DAN STARBIO DI DUSUN THEKELAN KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang merupakan desa yang sebagian besar penduduknya mengandalkan perekonomian dari sektor pertanian. Namun pada pelaksanaan pertaniannya, dusun ini belum memanfaatkan hasil alam, dalam hal ini kotoran sapi, sebagai bahan dasar pupuk organik yang dipergunakan dalam pertaniannya sendiri maupun diperjualbelikan. Sehingga laporan pengabdian masyarakat ini bertujuan agar masyarakat Dusun Thekelan dapat membuat kompos berbahan kotoran sapi guna meningkatkan pertanian maupun perekonomian masyarakat. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan tiga tahapan; tahap persiapan, tahap sosialisasi dan aplikasi, serta tahap akhir. Tahap persiapan dilakukan dengan pembuatan modul pengomposan. Tahap sosialisasi dilakukan dalam rapat warga dan sosialisasi khusus, serta pelatihan pembuatan kompos dari fermentasi menggunakan EM4 dan starbio pada kotoran sapi. Tahap akhir terdiri dari pembuatan laporan akhir. Hasil yang diharapkan adalah masyarakat Dusun Thekelan mampu membuat pupuk kompos padat berbahan dasar kotoran sapi yang dapat digunakan dalam pertanian, maupun dikomersilkan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

    RENCANA PENGEMBANGAN TEKNIK OPERASIONAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JUWANA

    Get PDF
    Juwana city is one of a developed potential region that include in a WANARAKUTI (Juwana- Jepara-Kudus-Pati) economic unity region. It has 43,282 populations in 2005 with the growth rate of populations was about 1.308% per year. The developing of populations was followed with the increasing of consumption quantities and other activities which increased production of solid wastes. In 2005, the amount of solid wastes was 133.896 m3/day and the development of bulk sizes of these wastes was 0.4% per year. Ranking of waste management service was 39% and service distribution was 50,47%. One of important aspects that caused low quality of waste management services was the aspects operational tchnology usage. It included of waste handling, storage, collection, transfer and transport. The evaluation and development program of waste operational technology was to increase the distribution area and service management of solid wastes up to 90%

    OPTIMIZATION OF WATER DISTRIBUTION SYSTEMS IN REDUCING WATER LOSS PDAM SRAGEN SIDOHARJO UNIT

    Get PDF
    Water loss is the difference between the amount of water distributed by PDAM with the number recorded in the customer's account. The average of water loss that occurred in PDAM Sidoharjo unit in December 2008 is about 27,22%, it exceeds the reasonable limits water loss which is 20%. Optimization done because the unit process or the system experiences depression of work functions so it needs to be analyzed to optimize its function. Optimization of water distribution system is done within the scope of reducing the level of water loss due to water loss factor in technical and non technical. Technical water losses caused by some damage to the distribution pipes and the amount of water for flushing that is not recorded. While, the non technical water loss caused by inaccuracies customer water meters, water meters damage interconnection, and indiscipline officer meter reader. Optimization done to improve the performance of each unit of the distribution system that minimizes the loss of water include the establishment of the zone distribution services into 4 zones, replacement of customer’s water meters that have been damaged, scheduling and recording the amount of water for operation and improvement of management and administrative systems. Based on technical analysis, loss prevention priority is for the establishment of water service zone in distrtibusi making it easier to monitor water use in the zone Keyword: water loss, distribution systems, optimizatio
    corecore