88 research outputs found

    Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik pada Implementasi Kurikulum 2013

    Full text link

    Improving Environmental Attitude and Etichs Trough Subject Specific Pedagogy

    Full text link
    Improving Environmental Attitude and Etichs Trough Subject Specific Pedagog

    Kontribusi Naungan Pohon Terhadap Kepadatan Cacing Tanah

    Full text link
    This research aims at exploring the contribution of the shade of treetowards the density of earthworms. The convertionof forest into a farmland causeda change in the shade of tree from a closed into an open ecosystem that was predicted to be followed by the decrease of earthworms density. The kinds of land thatis used for research are forest, complex agroforestry, simple agroforestry, teak monoculture, teak-accacia polyculture, and peanut crops. The data were analyzed quantitatively using statistical methods by SPSS 0.16. The results show that the wide oftree shade contributes to the density of earthworms on rainy season as much as 71.5% and also contributes to the density of earthworms on dry season as much as 52.2%. From the results, it can be concluded that the shade of tree has a strong role towards the density of earthworms

    Bioinformatika: Trend dan Prospek dalam Pengembangan Keilmuan Biologi

    Full text link
    PENDAHULUAN Tulisan ini terutama dimaksudkan untuk pengguna awal bioinformatika, termasuk mereka yang selama ini belum mengenal bioinformatika dan tertarik untuk memulainya[1]. Tapi bagi yang selama ini sudah menggeluti bioinformatika secara otodidak melalui internet terutama, cenderung mengalami kesalahan bila tidak memilki dasar-dasar yang kuat terhadap biologi molekuler atau menemui kebuntuan untuk melihat permasalahan biologi yang bisa dipecahkan dengan bioinformatika. Maka dari itu dengan penjelasan agak mendalam tentang prinsip biologi molekuler termasuk bagaimana data biologi molekuler itu didapatkan, diharapkan pembaca makalah ini bisa lebih optimal menggunakan bioinformatika khususnya menunjang pengembangan keilmuan biologi di Tanah Air[2]. [1] Witarto, A.B. Bioinformatika: Mengawinkan teknologi informasi dengan bioteknologi. Trendnya di dunia dan prospeknya di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Seminar Teknologi Informasi diselenggarakan oleh MIFTA, Bogor, 9 Januari 2003. Bisa diunduh dari witarto.wordpress.com. [2] Witarto, A.B. Bioinformatics in Indonesia. Disampaikan pada First ASEAN-India Workshop on Bioinformatics di Center for DNA Fingerprinting and Diagnostics, Hyderabad, India, 7-11 November 2005. Bisa diunduh dari witarto.wordpress.co

    Studi Variasi Pola Pita Protein Wereng Hijau (Nephotettix Virescens) Dari Indonesia

    Get PDF
    Nephotettix virescens ( wereng hijau ) merupakan serangga vektor penyakit tungro pada tanaman padi. Spesies tersebut saat ini mendominasi populasi spesies wereng hijau di hampir seluruh pertanaman padi yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk: Untuk menguji adanya variasi pola pita protein N.virescens dari beberapa daerah di Indonesia.Penelitian dilaksanakan dua tahap yaitu: pengambilan sampel yang dilakukan di persemaian padi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan, dan analisis pola pita protein dilaksanakan Laboratorium Mikrobiologi PAU UGM. Identifikasi profil pola pita protein dengan SDS-PAGE. Metode ekstraksi sampel menggunakan buffer mercapto ethanol, sedangkan ekstraksi sampel menggunakan buffer PBS IX. Pengecatan pita protein menggunakan commasie blue. Analisis data dengan cara deskriptif berdasarkan nilai migrasi ( Rf ). Identifikasi karakter profil pita protein dimunculkan dengan zimogram. Hasil Penelitian menunjukkan adanya variasi morfologi dari N.virescens yang berasal dari 5 daerah yang berbeda di Indonesia. Dari hasil pengamatan profil pola pita protein pada elektroforesis menunjukkan adanya variasi profil pola pita protein, pita protein pada BM ( 30, 80, 120, dan 150) kD

    Karakterisasi Kimpul (Xanthosoma Spp) Berdasarkan Karakter Morfologi Dan Analisis Isozim

    Full text link
    Kimpul (Xanthosoma spp) merupakan salah satu komoditas umbi-umbian potensial yang belum termanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Potensi dari komoditas tersebut belum didukung dengan data yang baik. Untuk menggali potensi yang dimiliki tanaman kimpul (Xanthosoma spp) perlu dilakukan pendataan sifat pentingnya dengan melakukan karakterisasi. Karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan karakter morfologi maupun analisis isozim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman tanaman kimpul (Xanthosoma spp) berdasarkan karakter morfologi dan analisis isozim serta korelasi antara jarak genetik berdasarkan karakter morfologi dan kemiripan genetik berdasarkan pola pita isozim.Penelitian morfologi dilakukan di Kecamatan Galur, Lendah dan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo. Data morfologi diuraikan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk dendogram hubungan kekerabatan. Analisis Isozim dilakukan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Data pola pita isozim dianalisis secara kuantitatif berdasarkan muncul tidaknya pita pada gel kemudian dibuat dendogram. Korelasi antara jarak genetik berdasarkan karakter morfologi dan kemiripan genetik berdasarkan pola pita isozim dianalisis berdasarkan koefisien korelasi product-moment dengan kriteria goodness of fit.Korelasi antara data morfologi dan data pola pita Isozim Esterase, Glutamat Oksaloasetat Transaminase dan POD berturut-turut berada pada level 0.967918, 0.937113 dan 0.892721. Dengan demikian berarti bahwa hasil karakterisasi berdasarkan karakter morfologi dan hasil karakterisasi berdasarkan marka isozim estserase serta Glutamat Oksaloasetat Transaminase memiliki korelasi yang sangat baik. Sedangkan hasil karakterisasi berdasarkan karakter morfologi dan hasil karakterisasi berdasarkan marka isozim POD memiliki korelasi yang baik. Karakterisasi Xanthosoma berdasarkan karakter morfologi konsisten dengan karakterisasi berdasarkan marka isozim

    Pengembangan Modul Biologi Berbasis Discovery Learning (Part of Inquiry Spectrum Learning-wenning) Pada Materi Bioteknologi Kelas XII IPA Di SMA Negeri 1 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

    Full text link
    Penelitian dan pengembangan modul dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan prototype dan keefektifan modul biologi berbasis Discovery Learning (part of Inquiry spectrum learning-Wenning) pada materi bioteknologi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) Borg dan Gall (1983) yang dimodifikasi. Model pengembangan modul mengadaptasi model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate). Instrumen yang digunakan berupa: angket, observasi, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan tes. Uji lapangan operasional menggunakan Post-test only design Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan menggunakan uji Independent Sample T-test. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa; karakteristik modul hasil pengembangan adalah modul dilengkapi dengan basis model Discovery Learning, menekankan pada kerja sama kelompok dalam penemuan konsep bukan individu dan modul sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013; kelayakan modul biologi berbasis Discovery Learning diperoleh skor rata-rata 86.42 dengan berkategori “sangat baik”; dan modul biologi berbasis Discovery Learning efektif untuk memberdayakan hasil belajar dari aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini adalah modul biologi hasil pengembangan memiliki karakteristik dilengkapi basis model Discovery Learning yang menekankan pada kerja sama kelompok layak digunakan dan dapat memberdayakan aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan
    corecore