28 research outputs found

    THE USE OF DICTOGLOSS TECHNIQUE TO IMPROVE STUDENTS WRITING ABILITY

    Get PDF

    EFL Classroom Discourse; From the Perspective of Discourse Analysis and Conversation Analysis

    Get PDF
    This research aims to analyze the EFL classroom discourse by investigating the terms of IRF (Initiation, Response, and Feedback) structures, turn taking, conversational repair and repetition. The subjects were two English teachers and their students from different schools SMKN 10 and SMA Adabiah Padang. The data was collected from classroom recording. The recordings were taken in one meeting for each teacher. There are four findings in this research. First, the discourse structure in EFL classroom is more complex than single IRF model which also includes the IRFR structure, the IR [I1R1 … (InRn)] F structure and the IR1F1R2F2 …RnFn structure. Second, students in EFL classroom rarely initiate the conversation, and usually take the turn by nomination. Third, it is found that repairs are frequently adopted by the teacher and students to cope with problems in speaking, hearing and understanding.  Fourth, repetition frequently occurs in EFL classroom, and teachers usually use repetition to emphasize or guide students to complete utterance, and students usually repeat part or all teachers’ utterance to show their confirmation or doubts. In conclusion most of the interaction in the EFL classroom is from the teacher to the students, there is little student initiative and little student-student interaction.

    Speaking Tasks Evaluation in Students’ Book Bahasa Inggris for Senior High School Grade X Semester 1

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana tugas berbicara dalam buku siswa dalam hal pemilihan dan organisasi tugas dan konten tugas. Sumber data dalam penelitian ini adalah ceklis evaluasi awal (pre-evaluation) tugas berbicara dalam buku siswa untuk kelas X semester 1 dari empat evaluator; 2 orang guru Bahasa Inggris, 1 orang dosen Bahasa Inggris dan peneliti sendiri. Ceklis terdiri atas dua indikator evaluasi tugas berbicara; pemilihan dan organisasi tugas, dan konten tugas. Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisa data berdasarkan dua indikator tersebut. Berdasarkan analisa data, terdapat dua temuan. Pertama, tugas berbicara dalam buku siswa dalam hal pemilihan dan organisasi tugas tidak memiliki input teks otentik dan artworks yang mencukupi. Kedua, dalam hal konten tugas, tugas berbicara dalam buku siswa kelas X semester 1 tidak memiliki kegiatan individual, berpasangan dan berkelompok yang mencukupi dan seimbang

    AN ANALYSIS OF STUDENTS’ PERSONALITY TRAITS AND LANGUAGE LEARNING STRATEGIES

    Get PDF
    The purpose of this research is to analyze students’ personality traits and language learning strategies at the tenth grade students of SMK N 9 Padang academic year 2016/2017. Design of this study is descriptive qualitative. There are 25 students at the tenth grade of SMK N 9 Padang was becoming the respondents of this study which were chosen by stratified random sampling technique. The data was collected by using Big Five Inventory and Strategy Inventory for Language Learning version 7.0 (SILL) questionnaires. As the result, it found that there are various characteristics of the tenth grade students of SMK N 9 Padang academic year 2016/2017 are extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism and openness.  In addition, each of personality traits used different learning strategies where extraversion and agreeableness students use affective strategy, meanwhile, conscientiousness, neuroticism and openness use metacognitive strategy

    Assistance in Potato Donut Processing and Entrepreneurship in Podokoyo Village, Tosari District, Pasuruan

    Get PDF
    Purpose: The primary objective of this community service program is to enhance the agricultural potential of Podokoyo tourist village by addressing the knowledge gap in potato processing. The program aims to equip the Family Welfare Development Women of Podokoyo Village with the skills and knowledge to transform potatoes, a local agricultural product, into high-value donut products. Method: The program is implemented in three stages: preparation, implementation, and evaluation. The preparation stage involves arranging the necessary equipment and facilities, ensuring space availability, and securing partner involvement and community support. The implementation stage is where the actual training takes place, and the participants learn to process potatoes into donuts. The evaluation stage assesses the effectiveness of the training and the participants’ ability to apply their new skills. Practical Applications: The practical outcome of this program is that the participants, the Family Welfare Development Women, are expected to be able to process potatoes into more valuable donut products. This not only adds value to the local agricultural produce but also contributes to the economic development of the Podokoyo village. Conclusion: The program has successfully achieved its goals, as evidenced by the improved abilities of the participants in financial management and adding value to their products. The success of the program is attributed to the availability of necessary equipment and facilities, partner involvement, and community support. This initiative has the potential to significantly improve the welfare of the rural communities in Podokoyo village

    SEMIOTIKA ULOS DALAM UPACARA KEMATIAN ADAT BATAK TOBA DI KECAMATAN SIBORONGBORONG

    Get PDF
    Ulos merupakan salah satu ciri khas dari suku Batak Toba. Ulos digunakan dalam setiap upacara adat Batak Toba. Penelitian ini berfokus pada ulos yang digunakan dalam upacara kematian Adat Batak Toba yaitu Ulos Tujung dan Ulos Saput di Kecamatan Siborongborong. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak kaum milenial agar lebih peduli terhadap budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif karena peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data. Maka dari itu penulis meneliti makna semiotik yang terkandung dalam Ulos Tujung dan Ulos Saput dengan teknik analisis Charles Sanders Pierce. Hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh oleh peneliti bahwa ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan suku Batak Toba di Kecamatan Siborongborong. Ulos Tujung ini dipercayai oleh Suku Batak Toba sebagai lambang kesedihan dalam upacara kematian. Ulos Saput juga digunakan dalam upacara kematian adat Batak Toba. Ulos ini adalah ulos yang menyelimuti jenazah yang dibawa sampai ke liang lahat. Ulos Tujung dan Ulos Saput memiliki nilai-nilai yang dipercayai oleh suku Batak Toba di Kecamatan Siborongborong yaitu nilai berkat, nilai kasih sayang, nilai penghormatan, nilai kepercayaan dan nilai harapan

    SOSIALISASI DAN PELATIHAN PIDATO BAHASA INGGRIS (SPEECH) BAGI SISWA SMA

    Get PDF
    This study is motivated by the numerous students who still struggle to use or apply the English language effectively, especially concerning techniques in English speech delivery. As part of language proficiency,speaking skills need to be actively developed. Field observations indicate that many students still lack optimal speaking abilities at the school level. Influencing factors include psychological barriers hindering students from speaking English, such as shame, fear of making mistakes, and low self-confidence. Another reason is the limited space for students to flourish despite the brevity of their learning sessions. Therefore, steps need to be taken to enhance students’ speaking skills beyond the core classroom hours. The community service activities have two main objectives. Firstly, to improve students’ English language proficiency through English language training, and secondly, to assists students in gaining more confidence in speaking English. Implementation methods for this community service include providing materials, training, and guidance. These activities are expected can enhance students’ motivation to improve their speaking ability particularly in English speech delivery.Studi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang masih belum mampu menggunakan atau menerapkan bahasa Inggris dengan baik khususnya terkait dengan teknik dalam berpidato Bahasa Inggris. Sebagai bagian dari kemahiran berbahasa, keterampilan berbicara harus dikembangkan secara aktif. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan berbicara yang maksimal di tingkat sekolah. Faktor yang mempengaruhi antara lain faktor psikologis yang menghambat siswa berbicara bahasa Inggris, seperti rasa malu, takut melakukan kesalahan, dan kurang percaya diri. Alasan lainnya adalah kurangnya ruang bagi siswa untuk berkembang meskipun pembelajarannya sangat singkat. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di luar jam pelajaran inti di kelas. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk meningkatkan kemahiran bahasa Inggris siswa melalui pelatihan bahasa Inggris, kedua, membantu siswa menjadi lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini antara lain pemberian materi, pelatihan dan bimbingan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara khususnya dalam berpidato dalam Bahasa Inggris

    SOSIALISASI DAN PELATIHAN PIDATO BAHASA INGGRIS (SPEECH) BAGI SISWA SMA

    Get PDF
    This study is motivated by the numerous students who still struggle to use or apply the English language effectively, especially concerning techniques in English speech delivery. As part of language proficiency,speaking skills need to be actively developed. Field observations indicate that many students still lack optimal speaking abilities at the school level. Influencing factors include psychological barriers hindering students from speaking English, such as shame, fear of making mistakes, and low self-confidence. Another reason is the limited space for students to flourish despite the brevity of their learning sessions. Therefore, steps need to be taken to enhance students’ speaking skills beyond the core classroom hours. The community service activities have two main objectives. Firstly, to improve students’ English language proficiency through English language training, and secondly, to assists students in gaining more confidence in speaking English. Implementation methods for this community service include providing materials, training, and guidance. These activities are expected can enhance students’ motivation to improve their speaking ability particularly in English speech delivery.Studi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang masih belum mampu menggunakan atau menerapkan bahasa Inggris dengan baik khususnya terkait dengan teknik dalam berpidato Bahasa Inggris. Sebagai bagian dari kemahiran berbahasa, keterampilan berbicara harus dikembangkan secara aktif. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan berbicara yang maksimal di tingkat sekolah. Faktor yang mempengaruhi antara lain faktor psikologis yang menghambat siswa berbicara bahasa Inggris, seperti rasa malu, takut melakukan kesalahan, dan kurang percaya diri. Alasan lainnya adalah kurangnya ruang bagi siswa untuk berkembang meskipun pembelajarannya sangat singkat. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di luar jam pelajaran inti di kelas. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk meningkatkan kemahiran bahasa Inggris siswa melalui pelatihan bahasa Inggris, kedua, membantu siswa menjadi lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini antara lain pemberian materi, pelatihan dan bimbingan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara khususnya dalam berpidato dalam Bahasa Inggris

    Efektivitas Program Pengajian Antara Maghrib Isya dalam Meningkatkan Kualitas Iman dan Takwa Masyarakat Di Desa Setiris

    Get PDF
    Desa memiliki peran yang sangat penting dalam hal pemerataan pendidikan. Ketidakmerataan pendidikan adalah masalah utama pendidikan di Indonesia. Hampir semua proses pendidikan bergantung pada kemampuan literasi individu khususnya dalam kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi. Pengupayaan PAMI sangat sulit dilakukan terutama di kawasan pedesaan yang terbatas dalam segi sarana dan prasarana. Saat ini desa-desa di Indonesia masih banyak memiliki warga yang kurang dalam belajar membaca al-qur’an salah satunya adalah desa Setiris. Sebagai desa yang terletak sangat jauh dari pusat kota, desa ini mengalami banyak ketertinggalan terutama dalam hal Pendidikan. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kemampuan belajar al-qur’an dalam masyarakat Desa Setiris khususnya para remaja yang berada pada rentang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Maka diperlukan suatu solusi berupa pemberdayaan masyarakat mengenai permasalahan tersebut. Adapun metode pengabdian ini terdiri atas observasi, wawancara, diskusi solusi, kesepakatan program, sosialisasi, implementasi, evaluasi dan monitoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengabdian masyarakat pada PAMI yang telah diimplementasikan di Desa Setiris telah memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat di desa tersebut

    Pengaruh Metode Pembelajaran Calistung terhadap Kemampuan Membaca Awal Anak Usia Prasekolah: Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Desa Setiris

    Get PDF
    Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh metode pembelajaran Calistung terhadap kemampuan membaca awal anak usia prasekolah di Taman Kanak-Kanak Desa Setiris. Metode pembelajaran Calistung merupakan pendekatan yang menggabungkan aspek kalkulasi (berhitung) dan berbicara (lisan) dalam proses pembelajaran membaca. Penelitia melakukan poengambilan data di Taman kanak-kanak Desa Setiris, terdapat 21 responden sebagai sampel perngambilan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Calistung memiliki dampak positif signifikan terhadap kemampuan membaca awal anak usia prasekolah. Anak-anak yang mengikuti pembelajaran dengan metode ini menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam kemampuan membaca awal dibandingkan dengan anak-anak yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode ini dapat direkomendasikan kepada para guru dan orang tua sebagai salah satu strategi untuk memfasilitasi perkembangan literasi anak-anak di usia prasekolah
    corecore