27 research outputs found

    PENGALAMAN MENJALANI KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI INDIVIDU YANG MENIKAH DI USIA REMAJA

    Get PDF
    ABSTRAK Pengalaman pernikahan pada usia remaja difokuskan pada pengalaman lahiriah dan batiniah yang berkaitan dengan peran remaja pria maupun remaja wanita dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan pengalaman menjalani kehidupan berkeluarga bagi individu yang menikah di usia remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam pada subjek. Data dianalisis menggunakan metode eksplikasi data. Subjek penelitian berjumlah dua orang yaitu satu orang wanita dan satu orang pria yang dipilih menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman menjalani kehidupan berkeluarga bagi kedua subjek yang menikah di usia remaja hampir sama, yaitu: 1) Proses menikah di usia remaja yang dilakukan oleh kedua subjek tidak dipersiapkan dengan matang; 2) Kedua subjek menghadapi konflik hidup berkeluarga yang sulit dipecahkan; 3) Perceraian merupakan pilihan yang ditempuh oleh kedua subjek untuk keluar dari konflik keluarga; 4) Kedua subjek melakukan reorientasi menjalani kehidupan pasca perceraian dengan cara berbeda, yaitu subjek DPJ memilih untuk menunda pernikahan berikutnya apabila sudah siap segalanya. Subjek DAP menikah kembali. Kata kunci: Menikah Di Usia Remaja, Pengalaman, Remaja, Fenomenologi Deskripti

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 4 KENDARI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan konsep diri pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Kendari. Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan konsep diri pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Kendari. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 4 Kendari sebanyak 284 siswa dengan sampel penelitian sebanyak 157 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi, yaitu skala persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan skala konsep diri. Skala persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan terdiri dari 39 aitem valid (α=0,925) dan skala konsep diri terdiri dari 23 aitem valid (α=0,834) yang telah diujicobakan pada 114 siswa. Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi (rxy) = 0,476 pada P = 0,000 (p<0,05). Artinya hipotesis penelitian ini diterima yaitu ada hubungan positif antara persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan konsep diri. Sumbangan efektif persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan terhadap konsep diri yaitu sebesar 22,7% sedangkan 77,3% berasal dari faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini

    HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN STRES PENGASUHAN IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY

    Get PDF
    Cerebral palsy merupakan suatu penyakit neuromuskular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik. Kehadiran anak yang mengalami cerebral palsy dapat memunculkan stres pada ibu sebagai figur utama pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dan stres pengasuhan. Subjek penelitian ini adalah 50 ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan menjalani terapi di YPAC Surakarta dan Pediatric and Neurodevelopmental Therapy Centre (PNTC). Sampel diambil menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan dua skala likert yaitu Skala Stres Pengasuhan (37 aitem, α = 0,941) dan Skala Regulasi Emosi (37 aitem, α = 0,972) Hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu dengan anak cerebral palsy (r = -0,451, p= 0,001). Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat regulasi emosi, maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan ibu dan sebaliknya. Regulasi emosi memberikan sumbangan sebesar 20,3% terhadap stres pengasuan ibu. Kata kunci : cerebral palsy, stres pengasuhan, regulasi emos

    HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN STRES PENGASUHAN IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY

    Get PDF
    Cerebral palsy merupakan suatu penyakit neuromuskular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik. Kehadiran anak yang mengalami cerebral palsy dapat memunculkan stres pada ibu sebagai figur utama pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dan stres pengasuhan. Subjek penelitian ini adalah 50 ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan menjalani terapi di YPAC dan PNTC. Sampel diambil menggunakan teknik insidental quota. Pengumpulan data menggunakan dua skala likert yaitu skala stres pengasuhan (37 aitem, α = 0,941) dan skala regulasi emosi (37 aitem, α = 0,972) Hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu dengan anak cerebral palsy (r = -0,451, p= 0,001). Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat regulasi emosi, maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan ibu dan sebaliknya. Regulasi emosi memberikan sumbangan sebesar 20,3% terhadap stres pengasuan ibu

    PENGALAMAN BERKELUARGA PADA LAKI-LAKI YANG MEMILIKI PASANGAN DENGAN POLIOMYELITIS

    Get PDF
    Pemilihan pasangan hidup dilakukan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah fisik pasangan. Namun, tidak sedikit laki-laki yang mengesampingkan fisik seorang wanita, padahal seorang wanita akan menjalani tugas yang cukup banyak sebagai ibu rumah tangga. Terdapat laki-laki yang menikah dengan pasangan yang mengalami keterbatasan fisik, salah satunya adalah pasangan yang menyandang poliomyelitis. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan memahami pengalaman berkeluarga pada laki-laki yang memiliki pasangan dengan poliomyelitis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data yang dilakukan melalui proses wawancara dan dianalisis dengan teknik eksplikasi data. Partisipan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini sejumlah tiga orang dan dipilih menggunakan teknik purposive dan snowball. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah laki-laki yang memiliki pasangan dengan poliomyelitis. Hasil penelitian menunjukkan ketiga subjek tidak merasa malu dan merasa bahagia menikah dan berkeluarga dengan istri yang mengalami poliomyelitis. Temuan penelitian menunjukkan adanya dukungan yang saling diberikan antara suami dengan istri, peran penting agama dalam kehidupan keluarga, serta kebahagiaan yang dirasakan ketika bersama dengan istri dan anak-anak. Kehadiran anak memunculkan harapan, tanggung jawab, dan mengurangi konflik yang terjadi antara suami dan istri. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa extended family memberikan dukungan instrumental pada istri dalam pengasuhan dan tugas rumah tangga. Kata kunci: keluarga; pernikahan; poliomyelitis; pasanga

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar siswa sekolah menengah pertama. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama. Subjek penelitian ini adalah 118 siswa kelas VII dan VIII SMP Mardisiswa I yang berusia 12-15 tahun dan tinggal bersama orang tuanya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Dukungan Sosial Orang Tua (25 aitem, α = 0,890) dan Skala Motivasi Belajar (22 aitem, α = 0,862). Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Spearman-Rho dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,556 dengan p=0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara variabel dukungan sosial orang tua dengan variabel motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi motivasi belajar pada siswa sekolah menengah pertama, begitu juga sebaliknya

    Analisis Rasch Dalam Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES 9) Versi Bahasa Indonesia

    Get PDF
    Penggunaan skala dalam konteks budaya yang berbeda membutuhkan proses adaptasi agar skor yang diperoleh dapat diperbandingkan secara fair . Utrecht Work Engagement Scale dalam versi 9 item (UWES 9) telah diadaptasi di berbagai negara, namun belum dilakukan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk melakukan adaptasi terhadap UWES 9 di Indonesia Seratus orang guru sekolah inklusi ya ng berasal dari Solo, Semarang, Surabaya dan Malang menjadi partisipan. Pengambilan data dilakukan secara online dan berbasis kertas. Analisis data menggunakan C onfirmatory F actor A nalysis CFA dan uji Rasch. Hasil analisis menunjukkan UWES 9 memiliki nil ai yang tinggi dalam: interaksi antara person dan item secara keseluruhan (α= 0, 85); reliabilitas pe rson (= 0, 71); dan reliabilitas item (= 0, 95). Nilai person measure (=1 65 logit) dan nilai separation 1 57 menunjukkan terdapat 2 kelompok responden berdasarkan tingkat keterikatan kerja. I tem no 5 memiliki nilai outfit MNSQ > 1 4 yang berarti kurang fit . Terdapat beberapa i tem yang bias terhadap lama mengajar di sekolah inklusi. Pengujian struktur internal dengan CFA menunjukkan bahwa UWES 9 merupakan inst rumen yang bersifat unidimensional dengan nilai goodness of fit yang baik RMSEA = 0, 049; CFI, NFI, & GFI > 0, 95). Dapat disimpulkan UWES 9 memiliki properti psikometris yang baik sehingga dapat digunakan dalam penelitian maupun asesmen

    Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Coping Strategy pada Taruna Tingkat I dan II STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor

    Get PDF
    Sekolah kedinasan seringkali menuntut tarunanya untuk tangguh secara mental dan fisik. Kehidupan berasrama dengan tuntutan sosial dan akademik yang dihadapi taruna seringkali menjadi stressor tersendiri selama menempuh pendidikan di kampus. Usaha yang dilakukan individu dalam menghadapi stressor dinamakan coping strategy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan coping strategy pada taruna STP Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu dalam mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain serta menggunakan emosinya untuk mengatasi tuntutan di lingkungan. Subjek penelitian sebanyak 134 taruna yang diperoleh dengan metode cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian menggunakan skala coping strategy (65 aitem, α = .950) dan skala kecerdasan emosional (31 aitem, α = .914). Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dan coping strategy taruna dengan koefisien korelasi (r = 0.676; p = .000; p < .05). Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 45,7% pada coping strategy

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

    Get PDF
    Kecerdasan emosional memainkan peranan penting dalam perilaku individu. Pengasuhan orang tua terutama ayah sangatlah penting bagi anak khususnya remaja. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan kecerdasan emosional pada siswa laki-laki kelas X di SMK N 4 Semarang. Subjek penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X SMK N 4 Semarang. Sampel penelitian ini berjumlah 211 orang, dengan teknik pengambilan cluster random sampling. Pengambilan data penelitian ini menggunakan Skala Persepsi Keterlibatan Ayah (37 aitem valid; α = .93) dan Skala Kecerdasan Emosional (40 aitem valid; α = .88) yang telah diujicobakan pada 102 siswa laki-laki kelas X SMK N 4 Semarang. Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan kecerdasan emosional, yang ditunjukkan melalui koefisien korelasi rxy = .352 dengan p = .000. Semakin tinggi persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan, maka semakin tinggi kecerdasan emosional siswa laki-laki kelas X SMK N 4 Semarang, dan sebaliknya. Persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan sumbangan efektif sebesar 12.4% terhadap kecerdasan emosional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi siswa, orangtua, sekolah dan referensi pendukung bagi peneliti selanjutnya

    Pengalaman Fanatisme Pada Penggemar Akihabara (AKB) Grup (Sebuah Penelitian Kualitatif Studi Fenomenologis)

    Get PDF
    Abstrak Menjadi penggemar dari suatu grup adalah salah satu pilihan hidup individu. Salah satu hal yang biasa dilakukan penggemar adalah perilaku fanatisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman fanatisme pada penggemar salah satu idol group di Jepang, yaitu AKB grup. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang. Subjek diambil dengan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik eksplikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki pengalaman fanatisme yang berbeda. Awal dikenalkan AKB grup oleh kakak atau temannya, ketiga subjek memiliki penilaian masing-masing terhadap AKB grup dan evaluasi dilakukan sebelum subjek memutuskan untuk menjadi penggemar AKB grup, setelah itu ketiga subjek mengambil keputusan untuk menjadi penggemar AKB grup. Jumlah anggota AKB grup yang banyak membuat subjek memilih idola yang disukai, ketiga subjek memiliki ketertarikan interpersonal yang berbeda dalam memilih idola favoritnya, perbedaan subjek perempuan dan subjek laki-laki dalam memilih idolanya yaitu subjek perempuan cenderung melihat bagaimana sikap yang dimiliki idolanya, sedangkan subjek laki-laki cenderung memiliki ketertarikan fisik. Pengalaman subjek menjadi penggemar AKB grup mendapatkan berbagai pengaruh dari lingkungan sekitarnya, dimana pengaruh tersebut membuat ketiga subjek mengkonstruk ulang bagaimana menjadi penggemar yang baik. Perubahan dalam mendukung idolanya dirasakan ketiga subjek, hal tersebut didapat saat subjek bertemu dengan berbagai teman sesama penggemar, reaksi lingkungan sekitar, dan kemampuan diri setiap subjek tentang mendukung idolanya. Kata Kunci: Fanatisme; kelompok; AKB Grup Abstract Becoming a fan of one group is one of individual choices. One action conducted by fans is fanaticism behavior. This study is a qualitative one with phenomenologist perspective aimed at finding out about how fanaticism experiences of fans of Japanese’s idol group that is AKB group.subject of this stdy consisted of three people. The subject was taken by means of purposive sampling method. Data collection included interviews. Data analysis technique in this study uses application data technique. The result of the study showed that the three subject studied have different fanaticism experiences. First introduced by their brothers or friend, AKB group receiver different appreciation from the three subjects, and the writer’s evaluation was conducted before the three subjects decided to become AKB group’s fans. A big number of AKB group’s personnel made the subjects choose their own idol, the three subjectshave different interpersonalinterest in deciding which idol they choose, differences of female subject and male subjects in deciding their idol include: a female subject tends to see the behavior of her idol, whereas a male subjects prefers physical appeareance. Experiences in becoming AKB group’s fans is affected by surrounding environment, in which the environment made the three subjects reconstruct them to become a good fan. The three subjects feel changes in supporting their idol, these changes were obtained when they met fellow fans, reaction of surrounding environment, and self capability in supporting their idol Keywords: Fanaticism, Group, AKB’s group
    corecore