12 research outputs found

    Teacher-Student Relationship In Dealing With The Violence In An Educational Environment: Perspective Of Imam Al-Ghazali In The Minhajul Muta’allim Book

    Get PDF
    Teaching and learning activities involve a series of activities carried out by teachers and students who act as actors in education. Both of them interact with each other to achieve predetermined goals. The relationship between teacher and student is inseparable from the components that support ongoing learning activities. The teacher-student relationship is also a protective factor against the emergence of violence in schools. However, sometimes this violence often occurs in educational settings. So, in this study, a researcher will analyze the teacher-student relationship through the thoughts of Imam Al-Ghazali from the Book of Minhajul Muta’allim in dealing with violence in the educational environment. This research is qualitative, using the descriptive-analytical method. and this research is also library research, using content analysis as a data analysis technique because this research relies on text and aims to describe the results of the research. This study explains that Al-Ghazali as a Sufi with a philosophical background has a philosophy of education concept. Al-Ghazali colored his thoughts referring to the basic concept of ethics which is better known as “moral education” which is in line with the goals of education proclaimed by Al-Ghazali, namely to form full-time human beings who aim to get closer to Allah SWT and get happiness in life in the world and the hereafter because of education. According to Al-Ghazali is to eliminate the bad morals of students and in still have good morals in them. In his thinking about the teacher-student relationship, both of them must have a sincere intention in studying and teaching knowledge as well as purifying the soul from despicable morals and bad traits that can eat away at the heart. So as long as the heart is not cleansed of vile things, it will not be easy for it to receive beneficial knowledge. So that it can avoid the occurrence of acts of violence in the educational environment and create an ideal education with a divine foundation and prioritize morality and then the intellectuality of students

    PENGARUH DANA TABARRU’ DAN UJRAH TERHADAP HASIL INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2018

    Get PDF
    The future of sharia insurance in Indonesia is very bright. Rapid economic growth, rising savings rates and the development of the middle class economy bodes well for the Islamic life insurance industry. Sharia life insurance in Indonesia registered in the Financial Services Authority Institute totaling 52 companies. Of the many companies in this study only took 6 (six) companies in the 2013-2018 period. Researchers took in the company PT. Panin Daichi Life, PT. Central Asia Raya Life Insurance, and PT. Life Insurance Manulife Indonesia, PT. AIA Financial, PT. Prudential Life Assurance. In 4 (four) companies have fluctuating report results that are not directly proportional to investment. But the company PT. Sun Life Financial Syariah between funds of Ujrah participants and investment returns always increases. Based on the above background, the formulation of the issue is taken as follows: 1. How is the influence of Tabarru funds' on investment returns in Islamic insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018 ?. 2. How is the effect of ujrah on investment returns in sharia insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018 ?. 3. How big is the influence of tabarru funds' and ujrah on investment returns in sharia insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018? The research objectives are: 1) To determine the effect of Tabarru funds' on investment returns in sharia insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018. 2) To find out the effect of ujrah on investment returns in sharia insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018. 3) To determine the effect of Tabarru funds' and ujrah on investment returns in sharia insurance companies in Indonesia for the period 2013-2018. The method used in this study is a quantitative method. From the results of the calculation of the simultaneous regression coefficient test (F test) it was concluded that the tabarru funds variable (X1) and the Ujrah variable (X2) simultaneously affect the investment return on Islamic insurance in Indonesia. This can be seen from the simultaneous test (F test), namely the value of Fcount <Ftable (69.945> 3.28) with a significance value of 0.000> 0.05. As the coefficient of determination test (R2) obtained a value of 0.798 which means it can be concluded that the influence of Tabarru funds and Ujrah on investment returns is 79.8% while the remaining 20.2% is influenced by other variables not included in this study

    Ragam Makna Kesahihan Hadis

    Get PDF
    The scholars of hadith have standards and criteria for determining the validity of the hadith. Therefore, their standards vary and through the different criteria are different in interpreting the authentic hadith. This difference of meaning must be explained in relation to the practice of hadith and its use as an argument. The true meaning according to Muhammad Haqqi al-Nāzilī is a continuous hadith, not narrated through the siqah narrator, in spite of syaż and 'illat and his traditions conveying the privileges of the sunna practices that can motivate someone to carry out the practices of the sunna. So someone who performs these deeds based on authentic hadith and get a reward that doubled because it already knows the virtue of the hadith.The validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār based on the criteria of the jumhur ulama of hadith states that these traditions do not reach the valid degree. But the traditions in it are dominated by hadith hasan and ḍa'īf. From a number of hadiths sampled in this study proves that there are 14 Hadiths, Hadiths that have ḍa'if degree of hadith 24 hadith, and hadith reaching degree ṣaḥīḥ only 8 hadith. However, according to al-Nāzili hadith in the book of Khazīnat al-Asrār are authentic hadiths based on the standard of criteria that he possesses.  Para ulama hadis mempunyai standar dan kriteria untuk menentukan kesahihan hadis. Maka dari itu, standar mereka berbeda-beda dan melalui perbedaan kriteria tersebut maka berbeda pula dalam memaknai hadis sahih. Perbedaan makna ini harus dijelaskan terkait dengan pengamalan hadis dan penggunaannya sebagai hujah. Makna sahih menurut Muhammad Haqqi al-Nāzilī adalah hadis yang sanadnya bersambung,  tidak diriwayatkan melalui perawi yang ṡiqah, tidak terhindar dari syaż dan ‘illat dan hadis-hadisnya menyampaikan keistimewaan dari amalan-amalan sunah yang dapat memotivasi seseorang untuk melaksanakan amalan-amalan sunah. Sehingga seseorang yang melaksanakan amalan-amalan tersebut berdasarkan hadis sahih dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena sudah mengetahui keutamaannya dari hadis tersebut. Kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār berdasarkan standar kriteria jumhur ulama hadis menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut tidak mencapai derajat sahih. Melainkan hadis-hadis di dalamnya didominasi oleh hadis hasan dan ḍa’īf. Dari sejumlah hadis yang dijadikan sampel dalam penelitian ini membuktikan bahwa hadis yang berderajat hasan ada 14 hadis, hadis yang berderajat ḍa’if ada hadis 24 hadis, dan hadis yang mencapai derajat ṣaḥīḥ hanya 8 hadis. Tetapi, menurut al-Nāzili hadis dalam kitab Khazīnat al-Asrār merupakan hadis-hadis sahih berdasarkan standar kriteria yang ia miliki. 

    SOSIALISASI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE DALAM MATERI IHSAN PADA SISWA SMA NEGERI 20 KABUPATEN TANGERANG

    Get PDF
    Sesuai dengan kurikulum 2013, bahwa dalam hal pembelajaran peserta didik lebih ditekankan pada aspek pengembangan individu masing-masing. Partisipan dalam kegiatan sosialisasi media pembelajaran online dalam materi meraih kasih allah dengan ihsan adalah siswa-siswi kelas 12 SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Pembelajaran online yang digunakan selama pandemi ini membuat pembelajaran secara tatap muka secara online memberikan solusi terhadap pemahaman siswa pada materi yang disampaikan oleh guru meskipun tidak langsung di kelas, tapi melalui pembuatan video pembelajaran terkait dengan materi yang ingin disampaikan. Sehingga dalam penyampaian materi khususnya materi meraih kasih Allah dengan ihsan memudahkan tujuan pembelajaran ini tercapai sehingga dapat memacu siswa-siswi agar menjadi insan yang luhur akan budi pekertinya, juga dapat menjadi pengendalian perbuatannya ketika ia melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt, sehingga ia pun tidak menjadi buruk dan terjatuh dalam perbuatan yang tercela

    STRATEGI PENGEMBANGAN ITELLIGENCE QUOTIENT ANAK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

    Get PDF
    Intelligence Quotient atau IQ merupakan suatu indikator untuk mengukur kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud, yaitu kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup. IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, memahami, mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah. Pendidikan pada masa kanak- kanak memegang peran penting dan sangat esensial memberikan pengaruh yang sangat dalam, yang mendasari proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia lima tahun pertama masa kanak-kanak penuh dengan kejadian penting dan unik (a highly eventfull and unique period of life) yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang di masa dewasa. Pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran dan dogma agama (Islam) agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan Islam dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat nanti. Oleh karena itu, diperlukan penerapan pendidikan secara Qur’ani untuk mengembangkan kecerdasan anak usia dini secara intelektual (IQ). Pengembangan kecerdasan tersebut diharapkan mampu memberikan bekal anak dalam menempuh tugas perkembangan di usia selanjutnya serta memberikan dasar yang penting dalam mempersiapkan anak menjadi pribadi yang utuh, berakidah mantap, berakhlak mulia, berkemampuan akademis tinggi, serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Metode yang digunakan adalah analisis pustaka dari beberapa referensi dan data yang ada di lingkungan sekitar

    Azhari, Ainul PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DALAM BERTINGKAH LAKU DENGAN ETIKA ISLAM

    No full text
    In this era of globalization, technology is developing very rapidly and is a support in activities. Such as television which is electronic media that almost all evels of society have on television displaying various kind of programs that are useful in conveying new and entertaining information. One of them is animated films that are loved by children. This can have an impact on children’s development in behaving according to what children see on television, because early childhood is very easy to imitate what they see. The method applied in this research is library research (library search, where in collecting data most of it is obtained from literature and references, both from books, scientific journals, electronic books (e-books), and the internet related to the research themeDi zaman globalisasi ini, teknologi berkembang sangat pesat serta menjadi pendukung dalam beraktivitas. Seperti televisi, media elektronik yang hampir seluruh lapisan masyarakat punya. Di dalam televisi menampilkan berbagai macam acara yang berguna menyampaikan informasi-informasi baru dan menghibur. Salah satunya, film animasi yang digandrungi oleh anak-anak. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan anak dalam berperilaku sesuai dengan apa yang anak lihat di televisi, sebab anak usia dini sangat mudah meniru apa yang ia lihat. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu berupa studi pustaka (library search), dimana dalam pengumpulan data sebagian besar diperoleh dari literatur maupun referensi, baik dari buku-buku, jurnal ilmiah, elektronic book (e-book), maupun internet yang berkaitan dengan tema penelitian

    Kesahihan hadis dalam Khazīnat al-Asrār karya Muḥammad Haqqī al-Nāzilī

    Get PDF
    Para ulama hadis mempunyai standar dan kriteria untuk menentukan kesahihan hadis. Maka dari itu, standar mereka berbeda-beda dan melalui perbedaan kriteria tersebut maka berbeda pula mereka dalam memaknai hadis sahih. Perbedaan makna ini harus dijelaskan terkait dengan pengamalan hadis dan penggunaannya sebagai hujjah dalam amalan-amalan sunah. Studi ini bermaksud untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana makna sahih menurut Muhammad Ḥaqqī An-Nāzilī terkait dengan hadis-hadis yang terdapat di dalam kitab Khazīnat al-Asrār? (2) Bagaimana kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi kepustakaan dengan meneliti hadis-hadis sahih kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār. Pembahasan pada kitab tersebut untuk mendeskripsikan kriteria hadis sahih yang dimiliki oleh Muhammad Ḥaqqī al-Nāzilī, membuktikan keotentikan hadis dan menilai kualitas hadis di dalamnya. Data hadisnya diperoleh degan cara melakukan takhrīj al-ḥadīṡ dan metode dokumentasi. Kemudian semua data dianalisis dengan menggunakan ‘ilmu al-jarḥ wa al-ta’dīl dan ‘ilmu tawārikh al-ruwāt, metode kritik hadis (manhaju naqdil ḥadīṡ) dari dua segi, yaitu: al-naqd al-khārijī dan al-naqd al-dākhilī. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Makna sahih menurut Muhammad Haqqi al-Nāzilī adalah hadis yang sanadnya bersambung, tidak diriwayatkan melalui perawi yang ṡiqah, tidak terhindar dari syaż dan ‘illat dan hadis-hadisnya menyampaikan keistimewaan dari amalan-amalan sunah yang dapat memotivasi seseorang untuk melaksanakan amalan-amalan sunah. Sehingga seseorang yang melaksanakan amalan-amalan tersebut berdasarkan hadis sahih dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena sudah mengetahui keutamaannya dari hadis tersebut. (2) Kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār berdasarkan standar kriteria jumhur ulama hadis menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut tidak mencapai derajat sahih. Melainkan hadis-hadis di dalamnya didominasi oleh hadis hasan dan ḍa’īf. Dari sejumlah hadis yang dijadikan sampel dalam penelitian ini membuktikan bahwa hadis yang berderajat hasan ada 14 hadis, hadis yang berderajat ḍa’if ada hadis 24 hadis, dan hadis yang mencapai derajat ṣaḥīḥ hanya 8 hadis. Tetapi, menurut al-Nāzili hadis dalam kitab Khazīnat al-Asrār merupakan hadis-hadis sahih berdasarkan standar kriteria yang ia miliki. ABSTRACT: The scholars of hadith have standards and criteria for determining the validity of the hadith. Because of the different criteria, they are different in interpreting the authentic hadith. This difference of meaning has to be explained in relation to the practice of hadith and its use as hujjah in the practice of the sunna. This study intends to answer the problem: (1) How is the meaning of sahih according to Muhammad Ḥaqqī al-Nāzilī against the traditions contained in the book? (2) How is the validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār? The problem is discussed through literature study by examining the sahih hadiths in Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār. The discussion on the book to describe the authentic hadith criterion possessed by Muhammad Ḥaqqī An-Nāzilī, proves the authenticity of the hadith and assesses the quality of the hadith in it. The data of his hadith is obtained by means of takhrījul ḥadīṡ and method of documentation. Then all the data were analyzed using 'jarḥ wat ta'dīl and' tawārikhur ruwāt science, the method of hadith criticism (manhaju naqdil ḥadīṡ) from two aspects, namely: an-naqdul khārijī and an-naqdud dākhilī. This study shows that: (1) The true meaning according to Muhammad Haqqi al-Nāzilī is a continuous hadith, not narrated through the siqah narrator, in spite of syaż and 'illat and his traditions conveying the privileges of the sunna practices that can motivate someone to carry out the practices of the sunna. So someone who performs these deeds based on authentic hadith and get a reward that doubled because it already knows the virtue of the hadith. (2) The validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār based on the criteria of the jumhur ulama of hadith states that these traditions do not reach the valid degree. But the traditions in it are dominated by hadith hasan and ḍa'īf. From a number of hadiths sampled in this study proves that there are 14 Hadiths, Hadiths that have ḍa'if degree of hadith 24 hadith, and hadith reaching degree ṣaḥīḥ only 8 hadith. However, according to al-Nāzili hadith in the book of Khazīnat al-Asrār are authentic hadiths based on the standard of criteria that he possesses

    Studi kritis hadīṡ tentang larangan dan kebolehan berjalan dengan satu sandal

    Get PDF
    Berjalan merupakan bergerak maju dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Tentunya berjalan tersebut dilakukan oleh seluruh makhluk hidup walaupun dengan cara yang berbeda-beda, baik yang berjalan dengan menggunakan perut, dua kaki maupun dengan empat kaki layaknya hewan ternak. Adapun manusia yang diciptakan untuk berjalan dengan dua kaki itu dianjurkan agar mengenakan alas kaki, baik sandal maupun sepatu. Hal tersebut dipicu agar dapat melindungi kaki dari hal-hal yang dapat menciderainya. Dalam penelitian ini, kami penulis memaparkan tentang adab dalam mengenakan sandal antara lain: berdo’a ketika mengenakan sandal baru, anjuran menggunakan sandal, ketika menggunakan sandal memulai dengan kaki kanan dan memulai dengan kaki sebelah kiri ketika melepasnya, melepas sandal ketika memasuki area pemakaman, tidak boleh mengenakansandal sambil berdiri, larangan berjalan dengan satu sandal dan berjalan tanpa mengenakan sandal. Secara lahirnya, hadis tentang larangan dan kebolehan berjalan dengan satu sandal ini terlihat berkontadiksi. Maka dari itu, penting untuk kita untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan hadis-hadis tersebut. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kualitas hadits tentang larangan dan kebolehan berjalan dengan menggunakan satu sandal, baik sanad maupun matan? (2) Bagaimana penyelesaian matan hadits yang berkontradiksi antara larangan dan kebolehannya berjalan dengan satu sandal? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kualitas hadisn tentang larangan dan kebolehan berjalan dengan menggunakan satu sandal, baik dari segi sanad maupun matan. (2) untuk mengetahui cara penyelesaian terhadap hadisnya yang matannya terlihat berkontradiksi antara larangan dan kebolehannya berjalan dengan satu sandal. (3) untuk mengetahui adab sopan santun dalam berjalan terutama ketika mengenakan alas kaki (sandal). Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif yang berdasarkan kajian kepustakaan (library research). Sedangkan metode yang digunakan dalam mengolah data adalah ilmu al-jarhu wat ta’dil untuk menilai kesahihan perawi yang berada pada deretan sanadnya. Sementara dalam menganalisis matan penulis menggunakan ilmu mukhtaliful hadis, karena hadis yang dikaji merupakan hadis yang tampak bertentangan. Kemudian dilihat dari berbagai pendekatan seperti bahasa (teks), sosiologi dan kesehatan. Kami pun menjelaskan hadis-hadis tentang tata cara menggunakan sandal dalam hal ini mencangkup pada metode tematik untuk memahami hadis Nabi Saw. Hasil penelitian ini dapat kami simpulkan bahwa: Pertama, Hadis yang menyatakan tentang larangan berjalan dengan menggunakan satu sandal itu berkualitasṣ ḥaḥī li ghairihi. Ketika ditinjau dari segi vertikal hadiṡ tersebut berkualitas marfū’, karena bersumber langsung dari Rasulullah Saw. Sedangkan dari sisi horizontalnya hadiṡ ini berkualitasnya sebagai hadiṡ aziz kemudian menjadi hadiṡ masyhur pada thabaqah selanjutnya. Sementara hadiṡ yang menjelaskan tentang kebolehannya berjalan dengan menggunakan satu sandal itu berkualitasḥ asan li ghairihi. Apabila ditinjau dari segi vertikal hadiṡini hanya sampai pada derajat mauqūf, karena hadiṡtersebut diriwayatkannya berhenti pada tingkatan sahabat yaitu ‘Āisyah. Namun, jika dilihat dari segi horizontal, hadiṡ tenang kebolehan itu merupakan hadiṡahad dalam kategori gharib nisbi. Kedua,Penyelesaian matan hadiṡ yang tampak bertentangan dapat dilakukan dengan cara mengkompromikannya. Kemudian, berdasarkan pendekatan bahasa (teks) yang dilakukan pada hadiṡtentang larangan berjalan dengan satu sandal diriwayatkan dengan redaksi yang berbeda-beda namun maknanya tidak berubah. Maka dari itu, hadiṡ tersebut termasuk hadiṡ yang diriwayatkan dengan makna (ar-riwāyah bil ma’na). Ditinjau melalui sudut sosiologinya pada hadiṡtersebut Rasulullah Saw bermaksud agar tidak berjalan dengan menggunakan satu sandal saja. Karena ketika seseorang berjalan dengan satu sandal akan menyebabkan kaki sebelahnya lagi berada lebih tinggi dari kaki yang lainnya, dan hal seperti itu dapat menyebabkannya terjatuh, tidak sedap dipandang mata, banyak orang yang akan membicarakannya karena telah menyalahkan kepantasan, tidak dapat berbuat adil terhadap anggota tubuhnya, dan orang tersebut menyerupai jalannya syaitan. Setelah itu memahami hadis tersebut dari dunia kesehatan, larangan tersebut dimaksudkan agar kita tidak kesakitan dan terkena gangguan-gangguan pada pembuluh darah. Dan anjuran agar berjalan tanpa alas kaki itu juga dapat mencegah berbagai macam penyakit, seperti: jantung koroner, sroke, diabitus malitus dan sebagainya. Selanjutnya pemahaman hadis tersebut secara kontekstual yang dapat diterima dari hadis tentang larangan dan kebolehan berjalan dengan satu sandal tersebut yaitu tidak dapat dipahami secara lokal dan temporal saja, melainkan harus dipahami secara universal karena illat yang terdapat pada hadiṡtersebut tidak hanya pada saat hadiṡitu datang dari Nabi Saw tetapi akan datang seterusnya selama seseorang itu berjalan dengan menggunakan satu sandal

    Optimalisasi Peran Pemuda Islam Dalam Pengembangan Potensi Wisata Daerah di Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang

    Get PDF
    ABSTRAK Organisasi pemuda merupakan tempat berkumpulnya para remaja dalam menghimpun berbagai potensi yang mengarahkan dalam kegiatan-kegiatan positif. Organisasi lokal di lingkungan desa/kelurahan merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan ataupun memecahkan permasalahan masyarakat. Salah satu organisasi lokal yang ada di hampir setiap desa atau kelurahan di Indonesia adalah Karang Taruna sebagai tempat atau wadah pembinaan peran muda. Salah satu kegitatan tersebut adalah pemberdayaan kemampuan keagamaan untuk para pemuda kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang.  terciptanya kerukunan, bergotong royong dalam melakukan program kegiatan dan saling toleransi diantara para pemuda. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan berbagai metode dan tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu: observasi, perencanaan, pemetaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk ini terutama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna unit 22, yaitu pengembangan potensi wisata daerah. Program wisata yang ditekankan adalah kampung wisata keramba 22, yang berlokasi di RW 22 Garden City. Program yang dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna ini merupakan sebuah jawaban dari pengembangan peran pemuda muslim, yang menggunakan potensinya untuk kebaikan dirinya dan umat (masyarakat sekitarnya). Sedangkan para pemuda diluar sana masih menyibukkan kepentingan pribadinya saja.   Kata Kunci : Peran Pemuda, Potensi Wisata, Keramba, Karang Tarun

    Azhari, Ainul LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA DALAM MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM HADIS NABI SAW

    No full text
    Students who have high motivation for learning show great attention to learning activities and have satisfactory results and vice versa. In addition, the awards given to students are very effective in motivating them to carry out learning activities. In this case we can also understand that it is related to the educational environment which can have an influence in motivating students' learning from the perspective of the Hadith of the Prophet SAW. This research is qualitative research, using analytical descriptive methods. And this research is also library research, using content analysis as a technique for analyzing the data, because this research relies on text and aims to provide a description of the research results. This research explains that Rasulullah Saw explained the importance of building a good educational environment so that it can increase good learning motivation within a student, whether in the family environment, school/madrasah environment or social-community environment. The family environment (parents) plays a very significant role in the process of children's religious education. In the hadith, the Prophet SAW also explains that through a family environment that provides faith in children, they can have learning motivation that touches aspects of students' extrinsic motivation. The school environment has a very big influence on students' learning motivation, based on the hadith above, learning motivation in the school environment is influenced by a teacher who has depth of knowledge, masters the subject matter, teaching methods, and also understands the basics of education, because this is as a means to arouse and motivate students in their learning process. And the community environment plays an important role in students' learning motivation through their peers. Through a hadith, the Prophet SAW explains that students' closeness to peers can influence students' development, including students' enthusiasm or motivation to learn.Peserta didik yang memiliki motivasi tinggi terhadap belajar menunjukkan perhatian yang besar terhadap kegiatan belajar dan hasil yang memuaskan begitu pula sebaliknya. Di samping itu, penghargaan yang diberikan kepada peserta didik sangat efektif dilakukan untuk memotivasinya dalam melaksanakan kegiatan belajar. Dalam hal ini juga dapat kita pahami terkait dengan lingkungan pendidikan yang dapat membawa pengaruhnya dalam memotivasi belajar peserta didik dalam sudut pandang Hadis Nabi Saw. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dan penelitian ini juga merupakan penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan conten analysis sebagai teknik menganalisis datanya, karena penelitian ini bertumpu pada teks dan bertujuan untuk memberikan deskripsi hasil penelitiannya. Penelitian ini menjelaskan bahwa Rasulullah Saw menjelaskan pentingnya membangun lingkungan pendidikan yang baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar yang baik juga dalam diri seorang peserta didik, baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah/madrasah maupun lingkungan sosial-masyarakat. Lingkungan keluarga (orangtua) memberikan peranan yang sangat berarti dalam proses pendidikan keberagamaan anak. Dalam hadis Nabi Saw pun menjelaskan bahwa melalui lingkungan keluarga yang membekali keimanan dalam diri anak dapat memiliki motivasi belajar yang menyentuh aspek motivasi ekstrinsik peserta didik. Lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya dalam motivasi belajar peserta didik, berdasarkan hadis di atas, motivasi belajar di lingkungan sekolah dipengaruhi oleh seorang guru yang memiliki kedalaman ilmu, menguasai materi pelajaran, metode mengajar, juga mengerti tentang dasar-dasar pendidikan, karena hal ini merupakan sebagai sarana untuk membangkitkan dan memotivasi peserta didik dalam proses belajar mereka. Dan Lingkungan masyarakat berperan penting dalam motivasi belajar peserta didik melalui teman sebayanya. Melalui hadis Nabi Saw menjelaskan bahwa keakraban peserta didik terhadap teman sebaya mampu mempengaruhi perkembangan peserta didik, termasuk dalam semangat atau motivasi belajar peserta didi
    corecore