107 research outputs found

    Seminar Pendidikan dalam Rangka Peningkatan Motivasi Siswa Kelas XII untuk Melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi

    Get PDF
    Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa-siswi kelas 12 SMA Pemangkat Kalimantan Barat masuk perguruan tinggi. Peserta pengabdian adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pemangkat. Metode pengabdian berupa seminar dan penyampaian materi oleh narasumber. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket motivasi siswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hasil analisis angket dapat dilihat bahwa sebesar 22.2% siswa berminat melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar sekolah selalu menginspirasi dan memberikan dukungan kepada para siswanya yang bersemangat dan mempunyai motivasi tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

    ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan analisis nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra. Teknik analisis data menggunakan teknik kajian isi dengan bantuan kartu data. Berdasarkan hasil analisis terhadap enam cerita rakyat (Batu Abak Uwek, Batu Beturat, Batu Lubur, Keramat Menyabo, Kiong Kandang, dan Selangkang Tulang) dapat disimpulkan bahwa di dalam kumpulan cerita rakyat yang ada di Kalimantan Barat terkandung nilai-nilai moral yang terdiri dari dua kategori; nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri mencakup aspek nilai moral menghargai, dan nilai moral bekerja keras seperti yang terdapat dalam cerita (Batu Beturat, Kiong Kandang, Keramat Menyabo, dan Batu Abak Uwek). Sedangkan nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia mencakup aspek kerukunan, kasih sayang, dan kerjasama seperti yang terdapat dalam cerita (Selangkang Tulang, Batu Lubur, dan Batu Beturat). Kata Kunci: Nilai Moral, Cerita Rakya

    ANALISIS PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) DALAM PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

    Get PDF
    In accordance with Article 8 of Law Number 24 of 2007, the Ogan Komering Ulu district must establish the Regional Disaster Management Agency (BPBD) at the provincial, district, and municipal levels to handle disasters. Regarding the issues raised, particularly What function does the Regional Disaster Management Agency (BPBD) serve in the Ogan Komering Ulu Regency's disaster management? The goal of this study was to ascertain the Regional Disaster Management Agency's (BPBD) function in Ogan Komering Ulu Regency's disaster management. This research approach uses descriptive qualitative theory to explain events based on field conditions and to characterize these phenomena by descriptive analysis on independent variables. ways for gathering data, including documentation, interviews, and observation. The findings of the study on how the Regional Disaster Management Agency (BPBD) handles disasters in the Ogan Komering Ulu Regency. It is clear that catastrophe management has been effectively maximized. This is evident in the initiatives implemented, namely in the areas of disaster prevention, readiness, early warning, mitigation, emergency response, rehabilitation, and reconstruction. This is implemented in a responsive manner as the Ogan Komering Ulu Regency's Regional Disaster Management Agency's role in disaster management

    Sintesa Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dari Cangkang Kerang Darah ( Anadara Granosa) dengan Variasi Jenis Asam dan Waktu Karbonasi

    Full text link
    Precipitated Calcium Carbonate (PCC) can be synthesized from blood cockle shell through three methods, namely the method of solvay, soda caustic, and carbonation. The method used in this research that was the carbonation process in the modification, the use of acid solvent during the slaking process to obtain higher yields. The purpose of this research was to synthesize precipitated calcium carbonate (PCC) of blood cockle shell by varying the type of solvent and acid carbonation time. A number of blood cockle shell powder was calcined at 900oC temperature to calcium oxide (CaO) form, then CaO was dissolved into some acid solvents (HNO3, HCl, and CH3COOH). Furthermore, the carbonation process with carbonation time variation 30, 60, and 90 minutes. Based on AAS analysis CaO content in the blood cockle shells was 76.66%, which detected as aragonite crystals. The highest yield of PCC was 84.42% for 90 minute carbonation time by using of HNO3 as solvent. For the XRD patterns it recognized that PCC contained mixture vaterit and calcite crystals. It also was supported by SEM analysis

    Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pemanen di PTPN III Kebun Sei Silau Afdeling III Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

    Get PDF
    Karyawan pemanen merupakan sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III yang penting dan harus diperhatikan karena berhubungan dengan kuantitas dan kualitas produksi buah kelapa sawit. Penelitian dilakukan di Afdeling 3 kebun Sei Silau terhadap karyawan pemanen yang berjumlah 24 orang. Afdeling 3 merupakan bagian dari PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Silau dengan luas 683.26 ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan secara simultan dan menganalisis pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial di PTPN III kebun Sei Silau.  Penelitian dilakukan pada 20 Februari hingga 19 April.  Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.  Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 yang melakukan pengisian kuesioner.  Data kuesioner menggunakan skala Likert.  Data yang didapatkan diolah menggunakan metode deskriptif kuantitatif.  Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu secara keseluruhan, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) dengan nilai signifikansi f 0.000 < α=0.005 yang mempunyai nilai adjusted R Square 0.868, artinya kompensasi (X1) dan motivasi kerja (X2) mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 86.8% dan sisanya 13.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.  Secara parsial, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) dengan nilai koefisien beta 0.951 dengan signifikansi t 0.000 < α=0.005 dan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) dengan nilai koefisien beta 0.257 dengan signifikansi t 0.031 < α=0.00

    Analisis USAha dan Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Studi Kasus di Kelurahan Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

    Full text link
    The purpose of this research are: 1) identifying the white oyster mushroom cultivation techniques which are run by farmers King Spora Farm. 2) analyzing the costs and revenue of white oyster mushroom cultivation is carried out by farmers King Spora Farm. 3) analyzing the cost, margin and marketing efficiency of white oyster mushroom business by farmers King Spora Farm. The research was do from January 2015 to April 2015. The method used is the case study method. Results showed white oyster mushroom cultivation techniques the farmers get optimal results after doing research on the experience during to farm. White oyster mushroom farming requires production cost of Rp 16,651,822,- each production cycle. Net income derived from the cultivation of white oyster mushroom Rp 6,298,178,- each production cycle and gross revenue of Rp 22.950.000,- each production cycle. Results of the analysis of white oyster mushroom farming obtained RCR of 1,38. BEP white oyster mushroom farming Rp 13,206,407,- each production cycle or 433,17 kg of white oyster mushroom each production cycle. Thus, white oyster mushroom farming viable and profitable. Marketing white oyster mushroom of King Spora Farm there are two marketing channels, namely channel I (farmer to consumers) and channel 2 (farmer to traders to consumers). Channel I marketing efficiency by 0.62%, while marketing channel II by 1.75%, so that the white oyster mushroom cultivation is more efficient on channel I
    • …
    corecore