Online Journal :: Agricultural State Polytechnic of Payakumbuh
Not a member yet
    258 research outputs found

    Analisis Pendapatan Peternak Itik Petelur Sistem Pemeliharaan Intensif Di Nagari Koto Baru, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung

    No full text
    Itik sebagai salah satu unggas peliharaan dapat berperan sebagai sumber penghasilan, membuka lowongan pekerjaan dan sumber protein hewani baik dari daging maupun telurnya. Berdasarkan data statistik kabupaten Sijunjung, produksi telur itik tahun 2017 sebesar 403.510 kg, tahun 2018 mengalami penurunan dengan jumlah produksi sebesar 97.902 kg, tahun 2019 produksi telur itik mengalami peningkatan dengan jumlah 100.424 kg, pada tahun 2020 produksi telur mengalami penurunan kembali dengan jumlah 67.973 kg, dan pada tahun 2021 produksi telur itik mengalami peningkatan dengan jumlah produksi sebesar 144.767 kg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, pendapatan, Break Event point (BEP), dan efesiensi usahatani peternak itik petelur sistem pemeliharaan intensif di Nagari Koto Baru. Jenis penelitian menggunakan Analisis deskriptif. Metode penelitian adalah analisis kuantitatif untuk memperoleh informasi biaya produksi, investasi, penerimaan, pendapatan, serta tingkat efesiensi usaha peternak. Responden adalah semua peternak dengan sistem pemeliharaan intensif di nagari yaitu sebanyak 5 orang dengan jumlah 3.100 ekor ternak. Rata-rata penerimaan peternak adalah sebesar Rp.428.586.000/tahun, rata-rata pendapatan peternak adalah sebesar Rp.121.899.968/tahun, Break Event Point (BEP) peternak itik petelur sistem pemeliharaan intensif di Nagari Koto Baru dari 3.100 ekor itik petelur rata-rata adalah 10.225 butir/bulan dengan total 112.696 butir/tahun, rata-rata BEP harga adalah sebesar Rp.1.893/butir, rata-rata BEP penerimaan peternak adalah sebesar Rp.3.873.555/bulan dengan total Rp.46.482.663/tahun, dan  rata-rata R/C ratio peternak adalah sebesar 1,3 yang berarti layak dilaksanakan

    Analisa Keberlanjutan Usaha Tani Kopi Rakyat di Nagari Tabek Sirah Kecamatan Talamau

    No full text
    Nagari Tabek Sirah, Kecamatan Talamau merupakan salah satu Nagari menghasilkan kopi rakyat dengan luasan mencapai 80ha dari total luasan yang ditanamai kopi 899ha. Produksi kopi dan harga kopi baik di nasional ataupun internasional dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberlanjutan usahatani kopi rakyat. Kebutuhan kopi semakin meningkat dengan perubahan gaya hidup. Mutu dan kualitas kopi menjadi nilai jual suatu produk. Tujuan Penelitian mendapatkan informasi keberlanjutan dan mendapatkan indikator yang dapat meningkat usahatani rakyat di Nagari Tabek Sirah Kabupaten Pasaman Barat.  Penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan sampel pengamatan 30 orang petani usaha tani kopi dan pihak terkait dalam pengambilan data. Metode survey dan secara sengaja (purposive)menjadi metode penelitian. Dimensi ekologi, sosial dan kelembagaan, ekonomi dan teknologi yang akan dilakukan simulasi dan dianalisis dengan menggunakan program Rapfish yang telah dimodifikasi. Hasil analisis berdasarkan simulasi Rapfish terhadap keberlanjutan usaha tani kopi rakyat Nagari Tabek Sirah adalah 40,87%. Nilai rata-rata keberlanjutan menunjukkan kurang berkelanjutan sehingga diperlukan perbaikan dengan skala prioritas terhadap indikator yang sensitif yang ada dalam masing-masing dimensi. Ekologi yaitu sistem pemeliharaan tanaman kopi, ketinggian tempat, kesesuaian tata guna lahan, tingkat pemanfaatan lahan, peralatan pengolahan lahan, pengelolaan lahan, Ekonomi yaitu kontribusi terhadap pendapatan petani, kelayakan finansial, Sosial yaitu keanggotaan kelompok tani, Kelompok tani perkebunan, umur pekerja yang berkerja di bidang perkebunan kopi, frekuensi penyuluhan dan pelatihan. Teknologi yaitu teknis pengeringan kopi, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan pada tajuk tanaman, sortasi terhadap biji kopi, pemecahan kulit buah dan pelepasan kulit tanduk

    Model Rantai Nilai Agribisnis Cabai Di Kabupaten Kolaka Timur

    No full text
    Permasalahan agribisnis cabai di Kabupaten Kolaka Timur dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti fluktuatifnya harga cabai, belum terintegrasinya hubungan antar pelaku, rantai pemasaran yang panjang menyebabkan harga yang dibayar oleh konsumen maupun produsen memiliki perbedaan signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model rantai nilai agribisnis cabai. Sampel petani dalam penelitian ini berjumlah 3 orang, dipilih secara purrposive dari 3 kecamatan yang merupakan sentra pengembangan cabai di Kabupaten kolaka Timur yakni Kecamatan Aere, Tinondo dan Tirawuta. Sampel pedagang cabai di Kabupaten Kolaka Timur berjumlah 2 orang yang ditentukan berdasarkan metode snowball sampling. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan rantai nilai Porter. Hasil penelitian menunjukkan rantai nilai cabai di Kabupaten Kolaka Timur melibatkan tiga pihak utama yakni petani, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.  Hasil analisis berdasarkan pendekatan Porter menunjukkan pelaku utama yang terlibat dalam rantai nilai cabai adalah petani, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Aktivitas utama yang dilakukan oleh petani berkaitan dengan budidaya cabai sampai pemasaran ke pedagang. Sedangkan aktivitas utama yang dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang pengecer memiliki karakteristik yang hampir sama mulai dari pembelian cabai, sortasi dan  penjualan.  Aktivitas pendukung petani antara lain lahan kepemilikan sendiri, modal sendiri, menyewa tenaga kerja dari luar keluarga disamping tenaga kerja keluarga serta penggunaan teknologi yang masih sederhana. Aktivitas pendukung pedagang pengumpul dan pengecer memiliki karakteristik yang hampir sama mulai dari modal mandiri yang terbatas, memanfaatkan tenaga kerja keluarga serta teknologi sederhana. Efisiensi pemasaran diperoleh pada saluran pemasaran pedagang pengumpul yang menjual cabai ke perusahaan tambang dengan keuntungan Rp 16.130/kg.

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Provinsi Sumatera Barat

    No full text
    Nilai PDRB Provinsi Sumatera Barat bisa dipengaruhi oleh sejumlah variabel, termasuk tenaga kerja pertanian, investasi pertanian, ekspor pertanian dan impor pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang memengaruhi PDB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Barat dan untuk memberikan gambaran tentang penyerapan tenaga kerja, investasi, ekspor, dan impor sektor pertanian. Penelitian ini menggunakan data time series dari BPS Provinsi Sumatera Barat tahun 2015-2023. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif, uji f dan uji t menggunakan analisis regresi linier berganda dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja pertanian di Provinsi Sumatera Barat  mengalami penurunan dari tahun 2016-2017. Sejumlah besar tenaga kerja meninggalkan pekerjaan dan bekerja di pabrik atau jenis bisnis lainnya. Investasi di industri pertanian Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan dari tahun 2015- 2023. Ekspor pertanian Provinsi Sumatera Barat meningkat dengan baik. Hasil pertanian di Sumatera Barat meningkat seiring dengan permintaan konsumen, yang menyebabkan peningkatan ekspor dari industri pertanian. Impor sektor pertanian Provinsi Sumatera Barat akhir-akhir ini mengalami penurunan, karena pasokan lokal mampu memenuhi permintaan, sedangkan impor masyarakat meningkat akibat gagal panen dan bencana alam yang mengakibatkan turunnya hasil pertanian. Variabel tenaga kerja (X1) tidak ada pengaruh terhadap PDRB Pertanian Harga Konstan (Y), Variabel Investasi (X2) ada pengaruh terhadap PDRB Pertanian Harga Konstan (Y), Variabel Ekspor (X3) ada pengaruh terhadap PDRB Pertanian Harga Konstan (Y) dan Variabel Impor (X4) tidak ada pengaruh terhadap Harga Konstan (Y)

    Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Komoditas Pinang di Pasar Internasional

    No full text
    Pinang menjadi salah satu komoditas subsektor unggulan perkebunan di Indonesia. Kebutuhan akan pinang pada berbagai industri seperti pada industri pangan, farmasi, kosmetik dan tekstil mengindikasikan bahwa pinang memiliki prospek ekspor yang menjanjikan. Namun, fluktuasi kuantitas dan nilai ekspor yang dimiliki oleh pinang Indonesia di pasar global mengalami tantangan yang serius dalam mempertahankan daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pinang Indonesia ke pasar interasional. Pendekatan penelitian ini yakni kuantitatif menggunakan data sekunder time series yang berasal dari Trademap dan Bank Dunia dengan kode HS pinang 080280 pada rentang tahun 2013-2023. Analisis yang digunakan adalah RCA (Revealed Comparatif Advantage), DRCA (Dynamic Releaved Comparative Advantage) untuk menganalisis daya saing, serta analisis Gravity Model untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi. Negara pesaing yang diidentifikasi antara lain India, Thailand, Myamar, dan China. Variabel penelitian yang digunakan adalah GDP, GDP perkapita, populasi, dan nilai tukar negara tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki nilai daya saing yang kuat dan keunggulan komparatif yang tinggi dengan nilai besar dari 1, Dinamika posisi pinang Indonesia pada tiga periode waktu berada pada posisi lagging opportunity, lost opportunity, dan Lagging retreat yang menunjukkan bahwa pangsa pasar pinang Indonesia mengalami penurunan, faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pinang Indonesia ke pasar internasional menunjukkan bahwa variabel GDP dan GDP perkapita memiliki pengaruh signifikan, sedangkan populasi dan nilai tukar tidak berpengaruh

    Comparative Assessment of Robusta Coffee Marketing Channels in Solok City, West Sumatra

    No full text
    Coffee stands as a cornerstone of agricultural economies and it has significant roles in the global beverage industry in Indonesia. However, robusta coffee marketing channels issue impacts the prices received by farmers. The price that consumers pay and the price that farmers receive differ significantly. This research offers a comparative analysis robusta coffee marketing channels in Solok City of West Sumatra. This study used a purposive sampling by a survey approach. The survey method involves interviewing and giving questionnaires to 35 farmers, 5 collectors in the village, and 3 wholesalers. The findings indicated the existence of three marketing channels. The first marketing channel shows that farmers received a price of 25,722.22 IDR/kg, with a farmer share of 86.70% and an efficiency of 4.30%. The second marketing channel shows that farmers received a price of 27,812.50 IDR/kg with a marketing efficiency of 3.92% and a farmer share of 94.82%. The third marketing channel shows that farmers received a price of 25,722.22 IDR/kg and a farmer share of  100%, while the marketing efficiency of 1.77%. These findings demonstrate that marketing channel three is the most efficient. To enhance productivity, it is suggested that farmers should consider rejuvenating coffee plants and prioritize the post-harvest process to ensure hygiene and produce high-quality coffee. By increasing coffee productivity and improving coffee quality, it is expected that farmers could gain higher prices and achieve greater profitability

    Analisis Faktor Produksi Teh Daun Gaharu Pada Kelompok Tani Hutan Putra Harapan Di Kabupaten Sijunjung

    No full text
    Gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan non kayu yang cukup dapat diandalkan, apalagi mengingat sangat istimewa dibandingkan dengan hasil lainnya. Hampir seluruh bagian tanaman gaharu dapat dimanfaatkan berupa gubalnya. Selain gubalnya yang menguntungkan, daun gaharu juga dapat diproduksi menjadi teh herbal yang mampu menyehatkan dan menyegarkan badan. Adapun dalam proses produksi teh daun gaharu, diperlukan masukan berupa faktor produksi (bahan baku, modal, teknologi dan tenaga kerja), alat dan sarana agar berjalan dengan lancar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui proses produksi teh dan faktor apa saja yang mempengaruhi produksi teh daun gaharu pada Kelompok Tani Hutan Putra Harapan. Metode penelitian menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif, melalui pemanfaatan program SPSS. Responden penelitian adalah pihak yang terlibat secara langsung dalam proses produksi teh sebanyak 8 orang. Proses produksi teh daun gaharu sebagai berikut: tahap pertama pengambilan bahan baku, tahap kedua pemilahan daun gaharu, tahap ketiga pencucian daun, tahap keempat tahap pemotongan, tahap kelima yaitu tahap memasak daun dengan oven, tahap keenam yaitu tahap menghancurkan, tahap ketujuh yaitu packing. Secara parsial bahan baku (X1), modal (X2), dan teknologi (X3) tidak memiliki pengaruh terhadap produksi (Y) sedangkan tenaga kerja (X4) memiliki pengaruh terhadap produksi (Y). Penggunaan tenaga kerja mempengaruhi kualitas dan peningkatan produksi. Sedangkan secara simultan semua variabel bebas mempengaruhi produksi (Y) yakni 90% dan sisanya 10% dipengaruhi variabel lain

    Kajian Strategis dan Ekonomis Tanaman Aren Penghasil Nira di Nagari Labuah Gunuang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota

    No full text
    Tanaman aren merupakan tanaman perkebunan yang mempunyai potensi sebagai penghasil gula. Inventarisasi tanaman aren merupakan kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta yang digunakan untuk perencanaan, pengelolaan dan penelitian lebih lanjut tanaman aren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan inventarisasi jumlah penduduk, produksi, potensi dan pemanfaatan tanaman aren di Nagari Labuah Gunuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Responden penelitian ini diambil secara berjenjang. Responden petani aren berjumlah 70 orang, berasal dari 7 jorong yang diharapkan dapat mewakili keadaan di Nagari Labuah Gunuang. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian kualitatif menekankan pada makna pada generalisasi. Nagari Labuah Gunuang mempunyai potensi tanaman aren yang cukup baik dimana dari 70 responden terdapat 3.266 pohon aren, TM sebanyak 633 pohon pada saat survei lapangan, untuk pengelolaan air nira kualitasnya relatif baik. Potensi penerimaan hasil olahan nira dari produksi nira sebanyak 2.240 liter setara dengan Rp. 5.600.000 jika dijual dalam bentuk air nira murni, Rp. 8.962.000 jika dijual dalam bentuk botol nira fresh, Rp. 6.660.000 dan Rp. 8.325.000 jika dijual dalam bentuk gula aren serta Rp. 11.760.000 jika dijual dalam bentuk gula semut. Pengolahan gula aren yang berkualitas dapat meningkatkan perekonomian petani aren. Masyarakat Nagari Labuah Gunuang mampu mengelola jenis produk lain selain saka/gula aren seperti; gula semut, gula cair, minuman getah segar. Adanya varian produk baru ini mengurangi produksi nira yang dijadikan minuman

    Analisa Kondisi Ketahanan Pangan di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

    No full text
    Provinsi Riau tercatat menempati urutan keenam terbawah dari 34 Provinsi di Indonesia berdasarkan nilai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun 2022. Meskipun nilai IKP Provinsi Riau rendah, tetapi Provinsi Riau memiliki peningkatan nilai IKP yang stabil tiap tahunnya. Ketahanan pangan dapat dilihat dari dua indikator yaitu akses fisik dan ekonomi yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada tujuan ke-2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat wilayah-wilayah yang memiliki nilai ketahanan pangan yang optimal dan tidak optimal berdasarkan kondisi akses fisik dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis keberlanjutan yaitu Qualitative Comparative Analysis (QCA) dengan dibantu oleh perangkat lunak Tosmana. Populasi penelitian ini adalah 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam wilayah dengan ketahanan pangan optimal yaitu Dumai, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hilir. Sementara itu, terdapat empat wilayah dengan ketahanan pangan tidak optimal yaitu Indragiri Hulu, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir. Kondisi tersebut disebabkan oleh perbedaan dari masing-masing wilayah yang memiliki aspek ketersediaan, aksesibilitas, dan kebermanfaatan yang direpresentasikan melalui indikator akses fisik dan ekonomi. Ketiga aspek tersebut menentukan kemampuan masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan pangan secara cukup, aman, dan bergizi. Di sisi lain, program pemerintah daerah yang telah sukses dan belum efektif dalam implementasi peningkatan ketahanan pangan juga penyebab terhadap kondisi optimal dan tidak optimal

    Model Sistem Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Berbasis Inclusive Closed Loop

    No full text
    Pencapaian surplus pangan ternyata tidak otomatis mewujudkan pemenuhan hak pangan bergizi bagi masyarakat. Meningkatnya prevalensi ketidakcukupan pangan pada daerah surplus pangan mengindikasikan bahwa ketahanan pangan merupakan sistem yang kompleks, tidak hanya mencakup produksi, melainkan juga aspek distribusi, pengolahan, dan konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi format bisnis sistem pangan rumah tangga pedesaan; (2) merumuskan model sistem ketahanan pangan berbasis inclusive closed loop. Penelitian dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman sebagai daerah surplus pangan namun juga mengalami peningkatan prevalensi ketidakcukupan pangan tahun 2022-2023. Penelitian menggunakan pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) melalui komunikasi langsung secara intensif dengan key informan dari petani, masyarakat, pemerintah, swasta, Gapoktan, dan lembaga keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pangan rumah tangga memiliki tiga format bisnis yakni: (1) sistim pangan dengan proses bisnis privat yang beroperasi melalui mekanisme pasar, (2) sistim pangan dengan proses bisnis publik yang berbasis intervensi pemerintah, dan (3) sistim pangan sebagai bisnis masyarakat lokal yang berbasis pada hubungan resiprositas sosial. Ketiga sistem pangan ini eksis di masyarakat dan tidak terpisah secara ekslusif. Ketiga tipe sistem pangan ini melibatkan kemitraan multi aktor yakni petani, pemerintah, perusahaan, koperasi, dan lembaga pembiayaan. Petani sebagai faktor pengungkit utama peningkatan produktifitas. Pemerintah sebagai regulator terkait subsidi, kompensasi, insentif dan penyediaan infrastruktur. Perusahaan sebagai pendamping paraktek pertanian terbaik, Koperasi sebagai lembaga pemberdayaan petani, meningkatkan effisiensi usaha tani dan posisi tawar petani, serta lembaga keuangan sebagai penyedia bantuan modal. Kemitraan multi aktor dari hulu ke hilir yang saling terintegrasi berbasis inclusive closed loop  dapat memperkuat sistem ketahanan pangan daerah

    107

    full texts

    253

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Online Journal :: Agricultural State Polytechnic of Payakumbuh is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇