8 research outputs found

    ANALYSIS OF VOLATILE ORGANIC COMPOUND OF MALLAWA HONEY

    Get PDF
    This study aimed to determine the volatile organic compound for Mallawa honey. The quality of honey is determined from the nectar source, geographic location, and the processing technology. Volatile organic compound is one of the indicators in honey to determine the quality marker and this compound is formation aroma of honey.This research was done in three stages, namely the stage of sample preparation, extraction phase, and phase identification. Stages of sample preparation was performed to determine sampling locations, the determination of the location of the extraction and identification. Extraction is done in analytical chemistry laboratory Science Faculty, Hasanuddin University. Honey samples were extracted with n-heksan. The identification process carried out in an integrated laboratory Department of Chemical Science Faculty of Hasanuddin University, GCMS performed while the data in Forensik laboratory, POLRI. The results were obtained 35 volatile organic compounds, which are grouped into six classes of compounds, namely: hydrocarbons, acid, aromatic, ketones, aldehides and the other compound

    Isolasi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Akar Rimpang Alng-alang

    Get PDF
    Amilase merupakan enzim yang menghidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana. Enzim amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. Alang-alang merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar dan tersebar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim amilase dari akar rimpang alang-alang sehingga diperoleh sumber alternatif baru enzim amilase. Metode isolasi enzim dengan cara sentrifugasi, fraksinasi dengan amonium sulfat dan dialisis dengan membran selofan. Pengujian aktivitas enzim amilase dilakukan dengan menggunakan metode Nelson-somogyi, sedangkan kadar protein berdasarkan metode Lowry. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa enzim amilase dapat di isolasi dari akar rimpang alang-alang dengan kadar enzim sebesar 1,36% (b/b) dan aktivitas enzim tertinggi pada didapatkan pada fraksi (20 ??? 40%) yaitu 0,0062 Unit enzim. Setelah dialisis aktivitas enzim sebesar 0,0011 Unit enzim dan aktivitas spesifik yang didapatkan sebesar 8,13 x 10-5 U/mg. Hasil karakterisasi diperoleh bahwa kondisi optimum enzim amilase dari akar rimpang alang-alang dengan konsentrasi substrat amilum 3,0 mg/mL pada suhu 35??C, waktu inkubasi 60 menit, dan pH = 6,2, dari kondisi optimum tersebut diperoleh aktivitas enzim sebesar 1,19 x 10-3 Unit enzim

    Isolasi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Akar Rimpang Alng-alang

    Get PDF
    Amilase merupakan enzim yang menghidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana. Enzim amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. Alang-alang merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar dan tersebar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim amilase dari akar rimpang alang-alang sehingga diperoleh sumber alternatif baru enzim amilase. Metode isolasi enzim dengan cara sentrifugasi, fraksinasi dengan amonium sulfat dan dialisis dengan membran selofan. Pengujian aktivitas enzim amilase dilakukan dengan menggunakan metode Nelson-somogyi, sedangkan kadar protein berdasarkan metode Lowry. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa enzim amilase dapat di isolasi dari akar rimpang alang-alang dengan kadar enzim sebesar 1,36% (b/b) dan aktivitas enzim tertinggi pada didapatkan pada fraksi (20 ??? 40%) yaitu 0,0062 Unit enzim. Setelah dialisis aktivitas enzim sebesar 0,0011 Unit enzim dan aktivitas spesifik yang didapatkan sebesar 8,13 x 10-5 U/mg. Hasil karakterisasi diperoleh bahwa kondisi optimum enzim amilase dari akar rimpang alang-alang dengan konsentrasi substrat amilum 3,0 mg/mL pada suhu 35??C, waktu inkubasi 60 menit, dan pH = 6,2, dari kondisi optimum tersebut diperoleh aktivitas enzim sebesar 1,19 x 10-3 Unit enzim

    EFFECT OF METAL ION Cu (II) and Mg (II) ON THE ACTIVITIES ANTIOXIDANT ANTHOCYANIN OF EXTRACT ETHANOL SKIN DRAGON FRUIT RED(Hylocereuspolyrhizus)

    Get PDF
    The effect of Cu2+ and Mg2+ metal ions on the antioxidant activity of anthocyanins of ethanol extract from the red dragon skin fruit (Hylocereus polyrhizus) has been done. Anthocyanin pigments from ethanol extract the red dragon skin fruit, content and antioxidant activity of anthocyanins from the red dragon fruit skin with ethanol solvent, and the effect of Cu2+ and Mg2+ metal ions on the antioxidant activity of anthocyanins. Identification of anthocyanin was done by identification of color test, using spectrophotometer analysis of UV-Vis and FTIR. The anthocyanin content was determined using pH difference method, and determined effect of metal ions extract was done by adding 50 ppm, 100 ppm, and 150 ppm of metal ions Cu2+ and Mg2+ into the anthocyanin extract that was been acidified by HCl , using spectrophotometer analysis of FTIR. Antioxidant activity test using DPPH method. The results show that ethanol extracts the red dragon anthocyanin by content is 12.5241 mg / L and antioxidant activity (IC50) is 0.478 μg / mL and with addition of2+ and Mg2+ metal ions can be increased antioxidant activity (IC50) of anthocyanins to be 0.2259 μg / mL for Cu2+ at concentration 50 ppm and 0.3351 μg / mL for Mg2+ at concentration 50 ppm

    Sonneratia Alba sebagai Sumber Senyawa Antibakteri Potensial

    Get PDF
    Four different organic solvents, methanol, N- heksana, kloroform, and etil acetate were used to extracted some bioactive compounds from bark of mangroves plant Sonneratia alba (kayu buli) for screening of antibacterial activity against three pathogen bacteria, Staphylococcus aureus,Eschericha coli, and Bacillus subtillis by agar diffusion method. All extracts were able to inhibit the growth of these bacterial significantly in concentration of 5%. Etil acetate ekstract showed highest antibacterial activity.Methanol, chloroform, and etil acetate were effective solvent to extract bioactive compound that have a antibacterial properties from this plant

    PRODUKSI POLI-??-HIDROKSI BUTIRAT (PHB) PADA ISOLAT BAKTERI DARI MOLASSES DAN TANAH PABRIK GULA

    Get PDF
    The research about ???Production of poly-??-Hydroxy Butyrate (PHB) by the Bacteria Isolates from Molasses and Sugar Factory Land' was conducted as a purpose to determine the quantified of PHB production by bacteria isolates from molasses and sugar factory land. The research was carried out by cultivating the three isolates are A1 and A2 were isolated from the sugar factory land and TS2 were isolated from molasses, in PHB production medium, where all the three isolates have been known to accumulate PHB qualitatively. Incubation is carried out for 72 hours, then the bacteria cultures were centrifuged at 4000 rpm for 15 minutes, the supernatant was discarded and the pellets were formed suspended with 5 mL of aquadest. Then 1 mL of cell suspension was taken to measure the dry weight of the cell mass and 1 mL else was taken for analysis of PHB content by spectrophotometer-UV at a wavelength of 235 nm. The final result is obtained that isolate A2 from the sugar factory land have the ability to accumulate PHB is better than the other isolates, that is 14,79% by weight of the dry cell mass, while the isolate TS2 from molasses have the ability to accumulate PHB as much as 5,65% by weight of the dry cell mass and A1 has the ability to accumulate PHB as much as 5,65% by weight of the dry cell mass

    Kimia Organik Sintesis Bagian Kedua

    No full text
    Buku ini merupakan buku ajar untuk mata kuliah kimia organik sintesis yang merupakan mata kuliah wajib di jurusan kimia fmipa unha

    EKSTAK KLON KAKAO (Theobroma cacao L) RESISTANCE DAN NON RESISTANCE TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conophomorpha cramerella Snellen)

    No full text
    ABSTRAK AGROKOMPLEKS 2009Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan antibiosis senyawa dalam ekstrak klon (Theobroma cacao L) resisten dan non resisten terhadap perkembangan Penggerek Buah Kakao (Conophomorpha cramerella Snellen). Penelitian ini dilakukan di laboratorium hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian dan laboratorium farmasi MIPA Universitas Hasanuddin.Penelitian berlangsung sejak bulan Maret-Oktober 2009. Pengujian dilakukan pada klon tahan yang diwakili oleh klon Haris 2 dan klon peka diwakili oleh klon Bal 209,buah yang digunakan adalah buah yang berumur 3 bulan. Lapisan mesokarp buah kakao kemudian dipisahkan dari jaringan yang lain kemudian dikering anginkan sampai benar-benar kering lalu dihaluskan dan siap untuk di ekstrak.Hasil ekstraksi kemudian dilakukan pengujian bioassay pada larva P.Xylostella L.instar ke 3.Masing-masing ekstrak klon diuji cobakan dengan menggunakan tiga tingkat 3.Masing-masing ekstrak klon diuji cobakan dengan menggunakan tiga tingkat konsentrasi masing-masing 2.5%,5% dan 7,5%. Masing-masing menggunaka 10 ekor larva setiap konsentrasi dengan tiga ulangan beserta control.Parameter yang diamati berdasarkan pada pengujian bioaktifitas serangga yaitu Mortalitas,jumlah daun yang dimakan dan jumlah larva yang berhasil menjadi pupa. Pengamatan identifikasi senyawa kimian dilakukan setelah pengujian bioassay kemudian dilakukan penelusuran kandungan senyawa kimia aktif dengan menggunakan TCL. Hasil pengujian bioassay menunjukkan mortalitas larva pada klon Haris 2 berturut-turut berdasarkan konsentrasi 2,5,%7,5% yaitu 53%,60% dan 80% sedangkan pada klon Bal 209 berturut-turut 40% 40% dan 50% dan Kontrol 10% Rata-rata mortalitas larva pada ekstrak klon memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata antara control dan perlakuan pada setiap waktu pengujian (24 jam,48 jam dan 72 jam). Akumulasi mortalitas larva menunjukkan jumlah larva yang mati pada ekstrak klon Haris 2 lebih tinggi disbanding larva yang mati pada klon Bal 209 dan Kontrol. Fluktuasi mortalitas larva pada klon Haris menunjukkan peningkatan pada hari kedua pada semua konsentrasi dan sebaliknya terjadi pada ekstrak klon bal 209,sedangkan pada control pada hari yang sama belum ada larva yang mati. Rata rata jumlah Daun yang dikonsumsi pada klon Bal 209 lebih tinggii dibandingkan jumlah daun yang dikonsumsi pada ekstrak klon Haris 2.Secara statistic terdapat perbedaan yang nyata
    corecore