4 research outputs found
Analisis Gaya Kepemimpinan Organisasi Nirlaba Terhadap Efisiensi Event Studi Kasus: Event Timur Liar oleh Komunitas Serbuk Kayu, Surabaya, Jawa Timur
ABSTRAKKesetiaan anggota pada organisasi nirlaba dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan serta sistem kerja yang diterapkan oleh pemimpin. Hal tersebut juga dapat berpengaruh pada produktivitas dalam sebuah komunitas. Produktivitas ini berupa kegiatan yang dilaksanakan, seperti pameran, residensi, dan banyak hal lainnya seperti yang telah dilakukan oleh Komunitas Serbuk Kayu. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin, selain berpengaruh pada pengelolaan organisasi, juga dapat memengaruhi efisiensi pada kegiatan yang mereka selenggarakan. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi langsung. Gaya kepemimpinan transformational leadership yang diterapkan oleh pemimpin Komunitas Serbuk Kayu dapat mewujudkan event yang melibatkan banyak orang dengan pengelolaan yang efisien. Analysis of The Leadership Style of A Non-Governmental Organization to Efficient EventABSTRACTThe loyalty of members in non-profit organizations is influenced by the leadership style and work system adopted by the leader. It can also affect productivity in a community. This productivity is in the form of activities carried out, such as exhibitions, residencies, and many other things like those that have been done by the Serbuk Kayu Community. The leadership style of a leader, apart from having an effect on organizational management, can also affect the efficiency of the activities they carry out. This study uses qualitative research methods with data obtained through in-depth interviews and direct observation. The transformational leadership style adopted by the Serbuk Kayu Community leaders can create events that involve a lot of people with efficient management
Manajemen Event Gandheng Renteng oleh Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP)
Kebutuhan manusia dalam bersosial mengantarkan individu ke individu yang lain untuk saling berinteraksi dan biasanya dipertemukan atas minat yang sama. Dengan ini individu tersebut membuat kelompok yang pada era sekarang biasa disebut dengan komunitas. Di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Pasuruan terdapat komunitas seni terbesar se-Pasuruan Raya dan merupakan salah satu komunitas paling aktif di Jawa Timur bernama Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP). KGSP telah berdiri sejak tahun 2008 dan terus bertahan hingga sekarang, maka terhitung sudah 13 tahun komunitas tersebut berdiri. Salah satu program kegiatan yang dilakukan oleh KGSP yaitu event seni bernama Gandheng Renteng. Event ini telah dilaksanakan selama 11 kali. KGSP hingga saat ini telah melahirkan sumber daya manusia sendiri, seperti kurator, event organizer, dan seniman yang produktif dalam berkarya.
Hal apa yang menjadi faktor KGSP mampu mempertahankan Gandheng Renteng hingga tahun kesebelas dan bagaimana KGSP dalam mengelola (manajemen) event Gandheng Renteng dengan mengimplementasikan teori Goldblatt tentang tahapan manajemen event menjadi fokus utama pada penelitian ini.
Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus dengan penentuan informan penelitian menggunakan purposive sampling, guna memberikan gambaran secara mendalam mengenai faktor KGSP mampu mempertahankan program kegiatannya dan implementasi teori Goldblatt mengenai manajemen event kepada event Gandheng Renteng.
Hasil penelitian menunjukkan bagaimana KGSP mampu mempertahankan event Gandheng Renteng hingga kesebelas dan manajemen event Gandheng Renteng dengan mengimplementasikan teori Goldblatt. Event seni telah didambakan oleh para seniman Pasuruan untuk silaturahmi antar seniman, menjadi wadah untuk menunjukkan karyanya kepada publik sehingga mendapatkan umpan balik atau respon dari apresiator alih-alih karyanya laku terjual, serta mewujudkan visi, misi dan tujuan KGSP yang tertuang dalam AD-ART KGSP. Kelebihan dan keunikan dari event Gandheng Renteng itu sendiri juga menjadi faktor panjang umurnya event. Segala kelebihan, keunikan, dan upaya-upaya yang dilakukan olek KGSP menjadikan event Gandheng Renteng terus bertahan. Pengimplementasian teori Goldblatt mengenai manajamen event, menunjukkan KGSP memiliki cara tersendiri dalam mengelola event Gandheng Renteng
Manajemen Event Gandheng Renteng oleh Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP)
Kebutuhan manusia dalam bersosial mengantarkan individu ke individu yang lain untuk saling berinteraksi dan biasanya dipertemukan atas minat yang sama. Dengan ini individu tersebut membuat kelompok yang pada era sekarang biasa disebut dengan komunitas. Di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Pasuruan terdapat komunitas seni terbesar se-Pasuruan Raya dan merupakan salah satu komunitas paling aktif di Jawa Timur bernama Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP). KGSP telah berdiri sejak tahun 2008 dan terus bertahan hingga sekarang, maka terhitung sudah 13 tahun komunitas tersebut berdiri. Salah satu program kegiatan yang dilakukan oleh KGSP yaitu event seni bernama Gandheng Renteng. Event ini telah dilaksanakan selama 11 kali. KGSP hingga saat ini telah melahirkan sumber daya manusia sendiri, seperti kurator, event organizer, dan seniman yang produktif dalam berkarya. Hal apa yang menjadi faktor KGSP mampu mempertahankan Gandheng Renteng hingga tahun kesebelas dan bagaimana KGSP dalam mengelola (manajemen) event Gandheng Renteng dengan mengimplementasikan teori Goldblatt tentang tahapan manajemen event menjadi fokus utama pada penelitian ini. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus dengan penentuan informan penelitian menggunakan purposive sampling, guna memberikan gambaran secara mendalam mengenai faktor KGSP mampu mempertahankan program kegiatannya dan implementasi teori Goldblatt mengenai manajemen event kepada event Gandheng Renteng. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana KGSP mampu mempertahankan event Gandheng Renteng hingga kesebelas dan manajemen event Gandheng Renteng dengan mengimplementasikan teori Goldblatt. Event seni telah didambakan oleh para seniman Pasuruan untuk silaturahmi antar seniman, menjadi wadah untuk menunjukkan karyanya kepada publik sehingga mendapatkan umpan balik atau respon dari apresiator alih-alih karyanya laku terjual, serta mewujudkan visi, misi dan tujuan KGSP yang tertuang dalam AD-ART KGSP. Kelebihan dan keunikan dari event Gandheng Renteng itu sendiri juga menjadi faktor panjang umurnya event. Segala kelebihan, keunikan, dan upaya-upaya yang dilakukan olek KGSP menjadikan event Gandheng Renteng terus bertahan. Pengimplementasian teori Goldblatt mengenai manajamen event, menunjukkan KGSP memiliki cara tersendiri dalam mengelola event Gandheng Renteng
Persepsi Partisipan Terhadap Kualitas Pameran Seni Rupa Secara Virtual dalam Situasi Pandemi Covid-19
ABSTRAK Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang terjadi belakangan ini menyebabkan perubahan dalam beberapa tatanan kehidupan masyarakat dan bentuk kegiatan publik, salah satunya adalah pameran seni rupa. Peralihan konsep dan cara pameran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka kemudian menjadi virtual/daring tentunya hal ini dapat memengaruhi kualitas sebuah pameran, baik dari segi pelayanannya, konsep display maupun sistem informasi yang digunakan, sehingga pemangku kepentingan dalam pameran memiliki peran dan tanggung jawab untuk membuat suatu pameran tersebut tetap berkualitas dan memberikan pengalaman serta kepuasan kepada pengguna jasa meskipun pameran tersebut berbasis virtual. Pengujian kualitas pameran dilakukan dengan melakukan wawancara semi terstruktur kepada tujuh orang narasumber pengguna jasa pameran virtual/daring dan diukur melalui lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Empathy, dan Assurance. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pameran secara virtual/daring memberikan pengalaman yang baru bagi para pengguna jasa yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Meskipun mengalami situasi perubahan dari pameran secara tatap muka ke pameran secara virtual/daring, kualitas pameran masih sangat baik karena pemangku kepentingan memperhatikan tiap karya yang dipamerkan dari partisipan sebagai pengguna jasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa dimensi tangible (bukti fisik), reliabilitiy (kehandalan), responsiveness (cepat tanggap), dan empati dalam pameran virtual memiliki kualitas yang baik dan secara positif memberikan dampak kepuasan terhadap pengguna jasa. Sedangkan pada dimensi assurance (jaminan), pemangku kepentingan tidak memengaruhi kepuasan terhadap pengguna jasa, karena kualitas assurance (jaminan) berasal dari kesadaran pengguna jasa dalam berkarya yang harus tetap mengikuti pameran walaupun dengan situasi yang berbeda. Participants’ Perceptions of the Virtual Agency of Art Exhibition Quality in the Covid-19 Pandemic Situation ABSTRACT The Corona Virus Disease Pandemic (Covid-19) that has occurred recently has caused changes in various structures of community life and forms of community activities, one of which is an art exhibition. The transfer of the concept and mode of the exhibition that was previously carried out face-to-face to virtual/daring, of course, can affect the quality of an exhibition, both in terms of service, display concept and information system used, so that stakeholders in the exhibition have roles and responsibilities. responsible for realizing exhibitions that remain of high quality and provide experience and satisfaction to service users even though the exhibition is virtually based. Exhibition quality testing is carried out by conducting semi-structured interviews with seven speakers using virtual/daring exhibition services and measured through five dimensions of service quality, namely Tangible, Reliability, Responsiveness, Empathy, and Assurance. Based on the results of the research conducted, virtual/daring exhibitions provide new experiences for service users that they have never experienced before. Although the situation has changed from face-to-face exhibition to virtual/daring exhibition, the quality of the exhibition is still very good because stakeholders pay attention to every work on display from participants as service users. This shows that the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, and empathy in virtual exhibitions have good quality and have a positive effect on service user satisfaction. Whereas in the dimension of assurance, stakeholders do not affect service user satisfaction, because quality assurance comes from the awareness of service users in their work who must continue to participate in exhibitions even in different situations