5 research outputs found

    KAJIAN PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) DI BENGKULU

    Get PDF
    Identifikasi patogen penyebab penyakit pada tanaman melon diperlukan untuk mempertimbangakan teknik pengendalian yang baik dilakukan. Kurangnya pengetahuan petani mengenai jenis patogen yang menyerang tanaman melon menyebabkan sering terjadinya kesalahan dalam pengendalian tanaman yang terserang penyakit. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui patogen apa saja yang menyerang tanaman melon. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Srikoncoro, Blok 7, Pondok Kelapa, Bengkulu pada Januari–Februari 2021. Bahan yang digunakan adalah jaringan tanaman melon yang bergejala. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diduga bahwa cendawan yang terdapat pada tanaman melon yang telah dibiakkan pada media PDA selama kurang lebih 3-4 hari adalah dari jenis Fusarium oxysporium. Fusarium oxysporium merupakan cendawan patogen tular tanah, yang dapat menyerang bagian akar tanaman dan merusak jaringan pembuluh pada tanaman. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan cendawan tumbuh membentuk makrokonidia bersekat dengan ujung meruncing. Pada tanaman melon yang dijadikan sampel pengamatan, ditemukan tanaman melon terserang penyakit layu Fusarium oxysporium dengan gejala tanaman layu, mengering serta bagian jaringan batang rusak

    Uji Konsentrasi Metabolit Cendawan Endofit asal Tanaman Kacang Tanah sebagai Penghambat Pertumbuhan Aspergillus flavus

    Get PDF
    Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia karena bijinya memiliki kandungan gizi. Konsumsi kacang tanah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Meningkatnya konsumsi kacang tanah di Indonesia tidak diikuti oleh peningkatan produksinya. Penurunan produksi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor teknis budidaya yang kurang baik, seperti  pengolahan tanah, pemupukkan, pemanenan, pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan benih bermutu rendah. Rendahnya mutu benih kacang tanah disebabkan adanya infeksi dari cendawan benih. A. flavus yang merupakan cendawan penting yang mempengaruhi mutu benih. Penggunaan metabolit cendawan dapat dijadikan alternativ pengendalian yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan endofit yang berpotensi sebagai agens pengendali hayati terhadap Aspergillus flavus. Tahapan penelitian terdiri atas isolasi A. flavus, isolasi cendawan endofit dari jaringan kacang tanah,uji patogenesitas,  uji penghambatan terhadap A. flavus, ekstraksi dan uji metabolit cendawan endofit. Berdasarkan hasil uji patogenesitas terdapat 33 cendawan endofit nonpatogenik terhadap tumbuhan. Hasil seleksi mendapatkan 3 cendawan endofit dengan penghambatan terbaik, yaitu CED-5 (51.47%), CEA-11 (51.32%), dan CEB-2 (50.73%). Identifikasi cendawan endofit berdasarkan makroskopis dan mikroskopik menunjukkan bahwa CED-5, CEA-11, dan CEB-2 berturut-turut adalah hifa Steril 1, Penicillium sp., Monascus. Memiliki daya hambat metabolit terhadap pertumbuhan A.flavus terbaik pada konsentrasi metabolit 30% . yaitu. CEA-11 (40.44%), CED-5(39.88%), dan CEB-2 (24.71%). Hasil penelitian menunjukkan potensi metabolit dari cendawan endofit sebagai salah satu bagian strategi pengendalian A. flavus

    Uji Kemampuan Ekstrak Daun Beberapa Jenis Sirih (Piper sp.) Untuk Mengendalikan Jamur Aspergillus sp. Pada Benih Kacang Tanah Secara In Vitro

    Get PDF
    Vegetable fungicides are fungicides made from natural ingredients that are widely available in nature. One of the plants that can be used as a vegetable fungicide include several species of betel plants such as forest betel (Piper aduncum L.), red betel (Piper crocatum L.) and green betel (Piper betle L.). The use of several betel extracts can be used as an effective and efficient alternative control. This study aims to obtain the type of betel extract which has the potential as a vegetable fungicide that is able to control the fungus Aspergillus sp. The stages of this study consisted of the isolation of Aspergillus sp., Extraction and inhibition test of several betel extracts against the fungus Aspergillus sp., Seed treatment test with extracts of several types of betel. Based on research results giving green betel leaf extract, forest betel and red betel can inhibit the growth of the fungus Aspergillus sp. With the percentage of inhibition of 32.08%, 37.53% and 33.03% respectively. Giving betel leaf extract green, betel forest and red betel also can reduce the percentage of Aspergillus sp. amounted to 19.60%, 19.20% and 18.80% when compared to controls without administration of betel leaf extract. Application of several types of betel leaf extract and without betel leaf extract both produce a high percentage of normal sprouts (> 80%)

    Metabolit Bakteri Endofit Asal Tanaman Kacang Tanah sebagai Penghambat Pertumbuhan Aspergillus flavus

    Get PDF
    eanut (Arachis hypogeae) is considered as important crop in Indonesia and domestic demands to peanut tend to increase recently. Infection of fungal seedborne, Aspergillus flavus, may downgrade peanut seed quality. Research was conducted to evaluate the application of secondary metabolite produced by endophytic bacteria for controlling A. flavus. The methodologies involved isolation A. flavus and endophytic bacteria from the plant tissue of peanut, hypersensitive test of endophytic bacteria, inhibition test of endophytic bacteria against A. flavus, extraction and examination of secondary metabolite from endophytic bacteria, seed treatment using extracted secondary metabolite, and molecular identification of the bacteria. Based on hypersensitive test, 37 isolates of endophytic bacteria were identified as non pathogenic. Further screening by dual culture test found 3 isolates with high inhibition activity, i.e. BE2B2-1 (71.64%), BE2B2-2 (69.05%), and BE2B2-5 (62.25%). Molecular identification based on nucleotide sequencing of 16S rRNA showed that BE2B2-1, BE2B2-2, and BE2B2-5 were Enterobacter sp., Bacillus sp., and Acinetobacter sp., respectively. Metabolite from Enterobacter sp. has the highest antimicrobial activity (61.70%) against A. flavus in in vitro test, highest infection inhibition (77.22%) in growing-on test, and highest increasing of seed germination rate (4.25%). This finding indicated the potential of secondary metabolites from endophyte bacteria to suppress infestation of A. flavus

    PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SEBAGAI APOTIK HIDUP

    Get PDF
    TOGA (Tanaman Obat Keluarga) merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat. Selain sebagai sarana untuk menjaga kesehatan masyarakat, toga juga berfungsi sebagai sarana penghijauan, sarana untuk pelestarian alam, saranamemperbaiki gizi, sarana untuk pemerataan pendapatan, sarana penyebaran gerakan penghijauan dan sarana keindahan pekarangan atau lingkungan. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini melalui beberapa tahap yang diawali dengan melakukan pembersihan lahan yang akan diolah sampai pada pembuatan plang TOGA dengan nama latin dari masing masing tanaman pada Kelurahan Jitra. Kata Kunci: TOGA, Bengkulu, Jitra   ABSTRACT UTILIZATION OF HOME YARD LAND AS A LIVING PHARMACY. TOGA (Family Medicinal Plants) is an effort to increase the use of medicinal plants. Aside from being a means of maintaining public health, the toga also functions as a means of greening, a means of preserving nature, a means of improving nutrition, a means of equalizing income, a means of spreading the greening movement and a means of beautifying yards or the environment. This Field Work Lecture (KKN) activity went through several stages, starting with clearing the land to be processed up to making TOGA signs with the Latin names of each plant in the Jitra Village. Keywords    : TOGA, Bengkulu, Jitr
    corecore