220 research outputs found

    PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA CIBITUNG BEKASI

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT Coca - Cola Amatil Indonesia, dimana perusahaan ini setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi dan terbukti pada laporan penjualan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan penjualan yang sangat baik. Maka dari itu peneliti bermaksud mencari tau faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan produktivitas setiap tahunnya hingga dapat menghasilkan laporan penjualan yang meningkat sangat baik di perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar variable bebas Kompensasi, Motivasi, dan Disiplin Kerja berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variable terikat Produktivitas Kerja karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah riset kausal (explanatory research). Responden dalam penelitian ini adalah 96 karyawan yang bekerja di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Cibitung Bekasi. Metode pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, dan metode pengukuran data dengan skala ordinal. Analisa data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil uji regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel Disiplin Kerja lebih dominan mempengaruhi variabel Produktivitas Kerja yaitu sebesar 0.279. Hasil koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,206 atau 20,6% Produktivitas Kerja dipengaruhi oleh variabel yang diteliti, sedangkan sisanya yaitu 79,4% variabel Produktivitas Kerja dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji F sebesar 9,240 menyatakan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat Produktivitas Kerja. Kata Kunci: Kompensasi, Motivasi, Disiplin Kerja dan Produktivitas Kerja

    SYSTEM, METHOD, AND COMPUTER PROGRAM PRODUCT FOR RECOMMENDING A SET OF ITEMS TO A USER

    Get PDF
    Systems, methods, and computer program products obtain training data and train a neural network based on the training data by concatenating a user identifier to each item of a first set of multiple items in a first set of fused embeddings, concatenating the user identifier to each item of a second set of multiple items in a second set of fused embeddings, determining a first score associated with the first set of multiple items based on the first set of fused embeddings, determining a second score associated with the second set of multiple items based on the second set of fused embeddings, and modifying, using an objective function of the neural network that depends on the first score, the second score, and a margin between the first score and the second score, one or more parameters of the neural network

    Potensi kombinasi induced-pluripotent stem cells (iPSC) dan metode pengeditan gen clustered regularly interspaced short palindromic repeats–associated nuclease 9 (CRISPR-Cas9) sebagai terapi pada pasien hemofilia

    Get PDF
    Hemofilia merupakan penyakit genetik berupa gangguan dalam pembekuan darah yang terjadi akibat mutasi pada gen yang mengkode faktor koagulasi. Anak yang mengalami hemofilia apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang dapat berujung kepada kematian. Pada saat sekarang ini, anak yang mengalami hemophilia memerlukan terapi pengganti atau pengobatan dengan desmopresin yang dilakukan seumur hidup dengan risiko infeksi yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu terapi yang dapat mengatasi penyebab dari hemofilia tersebut, satu-satunya terapi yang dapat menyembuhkan hemofilia yaitu terapi gen. Terapi gen meliputi terapi dengan menggunakan metode pengeditan gen yang fleksibel dan mudah digunakan, clustered regularly interspaced short palindromic repeats–associated nuclease 9 (CRISPR- Cas9). Metode ini mampu dengan baik memotong molekul DNA pada titik tertentu melalui aktivitas endonuklease dengan bantuan single guide RNA (sgRNA). Penggunaan metode ini dapat dikembangkan untuk dilakukan pada induced pluripotent stem cell (iPSC). Pengkombinasian teknik iPSC dan gen editing CRISPR-Cas9 pada sel pasien hemofilia dapat dihasilkan stem sel yang mampu menghasilkan faktor koagulasi yang diperlukan. Sehingga dapat mengatasi permasalahan yang mejadi penyebab dari hemofilia tersebut.Kata kunci: Hemofilia, iPSC, CRISPR-Cas

    Jurnalisme Sains di Indonesia (Studi Kasus Interaksi Ilmuwan, Komunikator Sains, dan Jurnalis Sains dalam Menghasilkan Berita)

    Get PDF
    Ilmuwan, komunikator sains, dan jurnalis sains selalu berinteraksi untuk menyampaikan berita sains kepada publik. Dalam membuat sebuah berita sains berkualitas tinggi, jurnalis selalu akan berusaha berinteraksi dan mencari informasi untuk memberitakan berita yang menjawab apa yang dibutuhkan oleh masyarakat atau khalayak pembaca. Penelitian ini, dilakukan untuk mengeksplorasi para ilmuwan, komunikator sains dan jurnalis sains, dalam meyakini laporan sains dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memberitahukan interaksi jurnalis sains dengan ilmuwan, dan komunikator sains, dalam menghasilkan berita sains, mengetahui standar kualitas pelaporan sains dalam pemberitaan sains, dan mengetahui proses dari pembuatan sebuah berita sains. Sementara itu, metodologi penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam secara langsung maupun tidak langsung, dan mewawancarai empat profesi yang memiliki satu hubungan didunia sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilmuwan, komunikator sains dan jurnalis sains dapat terjadi jika dilakukan dua arah antara peneliti dengan komunikator sains untuk menjadikan sebuah berita yang menyelesaikan permasalahan publik, pelaporan sains harus memiliki data, fakta dan juga informasi dari ahli atau pakar yang relevan, selalu memperhatikan prinsip- prinsip jurnalistik dan selalu komunikatif dalam beritanya, dan struktur, strategi dalam proses pembuatan beritanya adalah harus menjawab kebutuhan dan kesimpangsiuran di masyarakat terkait suatu persoalan yang berkaitan dengan sains, serta komunikator sains dianggap memainkan peran yang penting dalam menjembatani dan mengalirkan informasi kepada jurnalis dengan ilmuwan

    Organizational Downsizing as a Stressor Event and Psychological Strain Among Survivors: The Role of Work Condition

    Get PDF
    Organizational downsizing, commonly known as workforce reduction or layoffs, has become a prevalent strategy in the modern business landscape due to various economic, technological, and competitive factors. Downsizing involves a deliberate reduction in an organization's workforce, often aimed at achieving cost efficiency, enhancing competitiveness, or adapting to changing market conditions. While downsizing may provide short-term benefits to organizations, it often creates a challenging and stressful environment for the employees who remain, leading to significant psychological strain. This paper explores the relationship between organizational downsizing and psychological strain among surviving employees, with work conditions (specifically focusing on job demands like job insecurity and job overload) as a mediator. By investigating the mediating variable, this research aims to shed light on the mechanisms through which downsizing influences psychological strain, offering insights that can guide organizations in managing downsizing processes more effectively and mitigating the negative consequences on employees. This study uses quantitative methods using descriptive analysis were data are collected through surveys distributed to employees who had experienced downsizing within the last year. These surveys included validated scales to measure psychological strain, work condition, and downsizing gain deeper insights into the subjective experiences and perceptions related to downsizing. Further details about the research findings will be elaborated in this paper. Keywords: Organization downsizing; Psychological Strain; Work Condition; Job Insecurity; Job Overloa
    • …
    corecore