2 research outputs found
Kinerja Bentonit Terinterkalasi HDTMA dan Komposit Bentonit Kitosan Sebagai Adsorben Untuk Fenol dan Metilen Biru
Serangkaian proses modifikasi bentonit telah dilakukan untuk mendapatkan bentonit terinterkalasi HDTMA
dan komposit bentonit-kitosan. Kedua bahan diaplikasikan sebagai adsorben metilen biru dan fenol. Larutan
surfaktan HDTMA~Cl I o/c dan suspensi bentonit disiapkan dengan rasio bentonit/air 20g/IOOmL melalui
proses pengaturan pH, pemanasan, pengendapan, dan pencucian. Sebanyak 5 g bentonit tersebut dicampur
dengan 1% v/v asam asetat dan ditambahkan kitosan yang sudah dideasetilasi. Setelah diaduk 12 jam,
campuran tersebut dicuci, disaring, dan dikeringkan. Adsorbat fenol dan biru metilen disiapkan sebagai
larutan stok dari pengenceran larutan induk fenol dan biru metilen dengan akuades. Larutan umpan dari stok
dibuat sesuai konsentrasi yang dikehendaki. Percobaan dilakukan secara batch dengan kolom adsorpsi
OMNIFIT. Aliran dari kolom adsorpsi diresirkulasi ke tanki penampung. Laju larutan umpan dan banyaknya
adsorben diatur konstan pada kecepatan 1 mL/menit. Konsentrasi awal fenol dan biru metilen divariasikan
dari 10 hingga 250 mg/L. Sampling dilakukan setiap 5 menit pada 30 menit pertama, diikuti dengan tiap 15
menit, hingga sistem mencapai kondisi setimbang. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometer UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit bentonit-kitosan memiliki kemampuan
adsorpsi yang lebih besar, yaitu 65 mg/g dan 95 mglg untuk adsorbat fenol dan metilen biru. Sedangkan,
bentonit terinterkalasi HDTMA memiliki kemampuan adsorpsi 35 mg/g untuk fenol dan 38 mg/g untuk
metilen biru. Aplikasi model adsorpsi yang paling sesuai adalah model Freundlich. Model adsorbsi tersebut
menjelaskan interaksi antara adsorben dan adsorbat dipengaruhi oleh reaksi fisik
Analisis Pembangunan Sektor Pertanian Dalam Mereduksi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Kawasan Teluk Tomini
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembangunan sektor pertanian yang dipriksikan dengan PDRB sektor pertanian terhadap kemiskinan Kabupaten/Kota di Kawasan Teluk Tomini dengan menggunakan variabel kontrol variabel Industri kecil menengah (IKM) olahan pangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan metode korelasional. Data dalam penelitian diperoleh melalui situs resmi BPS sebanyak 85 data yang terdiri atas 17 daerah dan 5 tahun data. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni Regresi Berganda Data Panel. Hasil Penelitian ditemukan bahwa PDRB sektor pertanian dan industri kecil menengah (IKM) olahan pangan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 98,987%. Pengaruh yang besar ini karena sumbangan penduduk miskin di Kabupaten/Kota Kawasan Teluk Tomini yakni pada penduduk dengan pekerjaan sebagai petani, peternak dan nelayan. Hasil secara parsial ditemukan bahwa PDRB sektor pertanian berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kemiskinan, sementara industri kecil menengah (IKM) olahan pangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.
Kata Kunci: Pembangunan Pertanian, Kemiskinan, IK