45 research outputs found

    Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

    Get PDF
    Di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman terjadi kecenderungan penurunan capaian indikator program kesehatan dalam dua tahun terakhir. Salah satunya disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan program dan kegiatan yang direncanakan setiap tahunnya. Ini bisa saja terjadi karena dalam proses penyusunan perencanaan tersebut tidak mengikuti alur perencanaan, konsultasi, bimbingan teknis maupun koordinasi. Tujuan penelitian diketahuinya proses penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan 17 orang informan. Hasil penelitian menyatakan alur perencanaan belum sesuai dengan langkah perencaaan terpadu, konsultasi belum maksimal, bimbingan teknis langsung ke Bappeda dan koordinasi juga masih belum optimal. Agar perencanaan berkualitas, maka perlu pedoman dalam penyusunan perencanaan, konsultasi perlu dimonitoring pimpinan, bimbingan teknis disosialisasikan dan rapat koordinasi tiap akhir tahun dengan lintas sektor

    Health Problem in Life Cycle

    Full text link
    Jurnal Kesehatan Komunitas Volume 3 Nomor 4 tahun 2017 kali ini membahas tentang permasalahan kesehatan yang melibatkan semua siklus kehidupan (life cycle). Kehidupan manusia selalu mengikuti suatu siklus yang berjalan seiring waktu. Dalam menjalani siklusnya, manusia melewati semua masa mulai dari kandungan, bayi, Balita, remaja, dewasa, hingga menjadi tua atau lanjut usia. Selama menjalani hidupnya, manusia akan mengalami Perubahan dalam hidupnya termasuk masalah kesehatan yang mungkin akan dihadapi manusia sepanjang hidupnya. Kita misalkan masalah yang dihadapi bayi dalam salah satu artikel di jurnal ini dimana tidak tercapainya ASI eksklusif karena pemberian makanan tambahan (PMT) terlalu dini kepada bayi 0-6 bulan. Adapun faktor yang berhubungan dengan PMT ini karena rendahnya pendidikan dan pengetahuan ibu tentang PMT. Tidak hanya masalah PMT yang terlalu dini, anak Balita juga menghadapi banyak masalah diantaranya gizi buruk pada Balita yang juga dibahas dalam edisi kali ini. Program penanggulangan gizi buruk sudah berjalan tetapi hasilnya belum dapat mengatasi kejadian gizi buruk. Salah satu penyebab kejadian gizi buruk diantaranya tidak hanya masalah SDM, masalah dana juga masih menjadi persoalan, ditambah lagi kurangnya koordinasi antara tenaga kesehatan (bidan), kader kesehatan, dan masyarakat. Masalah gizi buruk salah satunya juga karena kurangnya pemanfaatan posyandu oleh masyarakat sehingga sebagian anak kurang terpantau pertumbuhannya. Adapun faktor penyebab orang tua tidak mau membawa anaknya ke posyandu menurut salah satu artikel yang dimuat kali ini diantaranya adalah rendahnya pendidikan, orang tua yang bekerja, peran kader yang kurang, dan pengetahuan yang kurang yang berdampak kepada rendahnya pemanfaatan pelayanan posyandu oleh masyarakat. Anak usia sekolah juga rentan terhadap persoalan kesehatan, salah satunya adalah masih rendahnya perilaku cuci tangan pada anak-anak menurut satu artikel edisi ini. Walaupun sudah disediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk cuci tangan tapi pemanfaatannya masih rendah. Ternyata dengan melakukan diskusi kelompok dengan anak-anak akan lebih meningkatkan pengetahuannya tentang cuci tangan pakai sabun dibandingkan dengan memberikan ceramah tentang cuci tangan pakai sabun. Usia kerja juga mengalami masalah kesehatan seperti pada nelayan di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan yang mengalami Pterigium. Kejadian Pterigium yaitu suatu keadaan yang merupakan fenomena iritatif akibat sinar UV, pengeringan, dan lingkungan dengan banyak angin. Hasil penelitian tahun 2016 dalam jurnal ini telah ditemukan sekitar 77,8% kejadian Pterigium pada nelayan. Faktor penyebab Pterigium diantaranya pengetahuan nelayan yang kurang dan perilaku nelayan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang masih belum lengkap, tidak adanya peran tenaga kesehatan, serta masa kerja nelayan yang lebih dari 5 jam sehari. Memasuki siklus terakhir kehidupan yaitu masa lanjut usia, juga dihadapkan pada penyakit degeneratif yang semakin meningkat. Salah satunya hipertensi yang diderita lanjut usia. Cara mengatasinya menurut salah satu penelitian dalam artikel ini adalah dengan melakukan perendaman kaki pada penderita hipertensi. Hasil penelitian membuktikan bahwa perendaman kaki pada penderita hipertensi dapat menurunkan tekanan darah pada lanjut usia. Sehingga cara perendamkan kaki merupakan bentuk terapi komplementer yang mudah dan murah dilakukan secara mandiri dalam menurunkan hipertensi. Untuk menghindari masalah-masalah kesehatan yang mungkin akan dilalui selama siklus kehidupan, maka mulai dari kandungan, masa bayi, masa Balita, anak, dan masa remaja asupan gizi dan pola hidup sehat harus diperhatikan, sehingga saat dewasa dan masa lanjut usia nanti hidup menjadi sehat dan berkualitas. Upaya meningkatkan siklus hidup berkualitas merupakan peran semua pihak yaitu, individu, keluarga, dan pemerintah dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu

    Sumber Daya Kesehatan dalam Penyusunan Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

    Get PDF
    Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Kurang sempurnanya usulan perencanaan bisa disebabkan oleh kekurangan dibagian sumber daya seperti kebijakan, tenaga, dana, sarana prasarana, serta data dan informasi. Dalam dua tahun terakhir di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman terjadi kecenderungan penurunan capaian indikator program kesehatan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan program dan kegiatan yang direncanakan setiap tahunnya. Tujuan penelitian diketahuinya sumber daya kesehatan dalam penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan 12 orang informan. Hasil penelitian menyatakan pelaksanaaan penyusunan perencanaan telah mengikuti kebijakan yang sesuai dengan ketentuan dan Perundangan yang berlaku, kualitas tenaga perencana dan data yang masih kurang, sarana dan prasarana yang cukup memadai tapi masih kurang dalam hal pemeliharaan serta dana yang sudah tersedia. Agar perencanaan berkualitas, maka perlu pelatihan tenaga perencana, penempatan tenaga sesuai keahliannya dan membentuk tim khusus dalam pengolahan data

    Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

    Get PDF
    Di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman terjadi kecenderungan penurunan capaian indikator program kesehatan dalam dua tahun terakhir. Salah satunya disebabkan oleh kurang sempurnanya perencanaan program dan kegiatan yang direncanakan setiap tahunnya. Ini bisa saja terjadi karena dalam proses penyusunan perencanaan tersebut tidak mengikuti alur perencanaan, konsultasi, bimbingan teknis maupun koordinasi. Tujuan penelitian diketahuinya proses penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan 17 orang informan. Hasil penelitian menyatakan alur perencanaan belum sesuai dengan langkah perencaaan terpadu, konsultasi belum maksimal, bimbingan teknis langsung ke Bappeda dan koordinasi juga masih belum optimal. Agar perencanaan berkualitas, maka perlu pedoman dalam penyusunan perencanaan, konsultasi perlu dimonitoring pimpinan, bimbingan teknis disosialisasikan dan rapat koordinasi tiap akhir tahun dengan lintas sektor.Dinas Kesehatan Padang Pariaman occured trends decreasing indicators achievement of health programs in the last two years. This is one of them caused by defective planning programs and activities that are planned each year. This caused by the planning was not following the path planning, consulting, technical guidance and coordination. The purpose of this research will know the annual planning process in Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. The research method uses a qualitative approach with using the technique of personal interviews with 17 informants. The results explain the chronology of the path planning has not followed the steps according to the rules, monitoring of supervisors on the implementation of consultation is still lacking, the technical guidance of accomplished and implementation coordination is still less than optimal. In order for planning has quality, it is necessary to gives guidance  of planning, monitoring on the implementation of consultation, socialization of the technical guidance and the meet of coordinating every end of the year with correlated sector

    Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

    Get PDF
    Dinas Kesehatan Padang Pariaman occured trends decreasing indicators achievement of health programs in the last two years. This is one of them caused by defective planning programs and activities that are planned each year. This caused by the planning was not following the path planning, consulting, technical guidance and coordination. The purpose of this research will know the annual planning process in Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. The research method uses a qualitative approach with using the technique of personal interviews with 17 informants. The results explain the chronology of the path planning has not followed the steps according to the rules, monitoring of supervisors on the implementation of consultation is still lacking, the technical guidance of accomplished and implementation coordination is still less than optimal. In order for planning has quality, it is necessary to gives guidance  of planning, monitoring on the implementation of consultation, socialization of the technical guidance and the meet of coordinating every end of the year with correlated sector

    Determinants of the quality of life among pre-elderly and elderly population

    Get PDF
    Health problems will appear along with the increasing aging of someone that can reduce the quality of life. Many factors can decreases in quality of life. The purpose of this study was to find the determinants of the quality of life to the pre-elderly and elderly population in the working area of Harapan Raya public health center Pekanbaru, Riau, Indonesia. The design of the research was cross sectional in the pre-elderly population (45–59 years) and the elderly population (60 years and above). There were 103 respondents participated in this study gathared with consecutive sampling techniques. Quality of life was measured using WHOQOL SF-36 questionnaire. Independent variables were body mass index, physical activity, chronic disease, smoking behavior, employment status, residence status, marital status, education, age, and sex. Data were analyzed by univariate, bivariate with Chi square test, and multivariate with multiple logistic regression. The proportion of subjects with low quality of life was 18.4%. Variables related to bivariate were body mass index, smoking behavior, chronic disease, employment status, and sex. Chronic disease (OR=5.5; 95% CI=1.173–25.674) significantly affected the quality of life after being controlled by sex. The quality of life could be explained by this factor about 17%. It is necessary to manage chronic diseases in the public health center and provide information to the pre-elderly and the elderly through counseling, print and electronic media

    Faktor Resiko yang Berpengaruh terhadap Kepatuhan Diet Hipertensi

    Get PDF
    Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2010, menunjukkan bahwa dari sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas, hipertensi merupakan penyakit nomor tiga terbesar yaitu 15,6%. Di Puskesmas Sidomulyo sendiri pada tahun 2010 hipertensi merupakan penyakit peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbesar yaitu 13,29%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita terhadap diet hipertensi di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel 177 orang dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji Chi square dan analisa multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan, usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan motivasi terhadap kepatuhan diet hipertensi. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan diet hipertensi adalah usia. Diharapkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas Sidomulyo supaya lebih sering mengingatkan dan mengulang kembali informasi bahwa pentingnya mematuhi diet, seperti memberikan konseling yang mendalam tentang hipertensi.&nbsp

    Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Diet Hipertensi

    Get PDF
    Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2010, menunjukkan bahwa dari sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas, hipertensi merupakan penyakit nomor tiga terbesar yaitu 15,6%. Di Puskesmas Sidomulyo sendiri pada tahun 2010 hipertensi merupakan penyakit peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbesar yaitu 13,29%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita terhadap diet hipertensi di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel 177 orang dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji Chi square dan analisa multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan, usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan motivasi terhadap kepatuhan diet hipertensi. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan diet hipertensi adalah usia. Diharapkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas Sidomulyo supaya lebih sering mengingatkan dan mengulang kembali informasi bahwa pentingnya mematuhi diet, seperti memberikan konseling yang mendalam tentang hipertensi.&nbsp

    Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Diet Hipertensi

    Get PDF
    Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2010, menunjukkan bahwa dari sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas, hipertensi merupakan penyakit nomor tiga terbesar yaitu 15,6%. Di Puskesmas Sidomulyo sendiri pada tahun 2010 hipertensi merupakan penyakit peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbesar yaitu 13,29%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita terhadap diet hipertensi di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel 177 orang dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji Chi square dan analisa multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan, usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan motivasi terhadap kepatuhan diet hipertensi. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan diet hipertensi adalah usia. Diharapkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas Sidomulyo supaya lebih sering mengingatkan dan mengulang kembali informasi bahwa pentingnya mematuhi diet, seperti memberikan konseling yang mendalam tentang hipertensi.

    The Function of Integrated Service Center Cadres in Growth Monitoring of Undernourished Children

    Get PDF
    Undernourished children can manifest in several degrees: under or severe. Cadres play a critical function in tracking children's development. This research aimed to gather comprehensive data regarding the function of cadres in monitoring undernourished children. The study was conducted at the Umban Sari Public Health Center, using a qualitative methodology. Seven informants were chosen by purposive sampling. An extensive interview guide, recorders, cameras, and field notes were used as research instruments to capture all of the data in the field. Through observations and interviews, data were gathered. Triangulation techniques were used to validate the data. The results showed that cadres have a considerable function as communicators between the community and health professionals; in addition to being active in the planning and implementation of activities on the day of Posyandu for integrated services; however other than the integrated services, there was still limited role: only to greet mothers on their way to Posyandu; visitation activities conducted by the health officers accompanied by cadres when the toddler was first detected undernutrition and toddlers did not attend two consecutive months; provided guidance to the public was still not maximized; and cadres were still less active in counseling. t is recommended that cadres hold frequent meetings and training sessions, delegate authority to them beyond the integrated services, develop dietary guidelines for families, and distribute children's health literature
    corecore