4 research outputs found
Analisis tarif angkutan umum berdasarkan Biaya operadional kendaraan, ability to bay dan Willingness to pay (Studi kasus PO. Atmo trayek palur-kartasura di Surakarta)
ABSTRACT The determination of transportation tariff needs a wise management and policy because for able to bridge the passengers’ interest as the consumers and the public transportation operator. ATMO City bus is a public transportation serves the strategic areas which is expected to represent the public transportation passengers particularly city bus in Surakarta. Data is collected by distribute questionnaire to passangers of ATMO city bus and also interview with ATMO bus operators, output of data analysis is to find out amount of Vehicle Operational Cost (BOK) by ATMO and to find out the passengers’ ability to pay and willingness to pay the city bus tariff. The result of research shows tariff based on BOK is Rp. 2,930.98, based on Ability to Pay (ATP) on weekday is Rp. 2,349.66 for public category and Rp. 1,162.67 for students category. ATP on weekend season is Rp. 2,378.34 for public category and Rp. 1,934.68, for student category. The value of Willingness To Pay (WTP) on weekday is Rp. 2,322.098 for public category and is Rp. 1,148.44 for student category. WTP on weekend season is Rp. 2,338.93 for public category and Rp. 1,884.62 for student category. The government should give subsidy to passengers in order to be able to pay corresponding to their ability, another way government should give performance policy in order to increases load factor of public transportation, so that public transportation operator can improve their quality of service which can affect passangers’s ability to pay. Keywords: tariff, Vehicle Operational Cost (BOK), ability to pay (ATP), willingness to pay (WTP). ABSTRAK Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengelola angkutan umum. angkutan bus kota ATMO merupakan salah satu angkutan umum bus kota yang melayani daerah strategis, diharapkan dapat mewakili penumpang angkutan umum khususnya bus kota yang ada di Surakarta. Data di dapat dengan penyebaran kuisioner kepada pengguna angkutan bus PO. ATMO dan juga wawancara dengan pengelola bus PO. ATMO kemudian data di analisis, hasil analisis data untuk mengetahui besarnya Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang dikeluarkan oleh operator a PO. ATMO dan mengetahui daya beli penumpang dari kemampuan (Ability) dan kemauan (Willingness) untuk membayar tarif bus kota. Hasil analisis data menunjukkan tarif berdasarkan BOK Rp. 2.930,98, bedasarkan Ability To Pay (ATP) pada hari kerja(weekday) sebesar Rp 2.349,66 untuk kategori umum dan Rp. 1.162,67 untuk kategori pelajar, pada hari libur (weekend) sebesar umum Rp. 2.378,34 untuk kategori umum dan Rp. 1.934,68 untuk kategori pelajar. Besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) pada hari kerja (weekday) sebesar Rp.2322,036 untuk kategori umum dan Rp 1.148,44 untuk kategori pelajar pada hari libur (weekend) sebesar Rp. 2338,93 untuk kategori umum dan Rp 1.884,62 untuk kategori pelajar. Pemerintah perlu memberikan subsidi untuk penumpang agar mampu membayar sesuai kemampuannya dan mengeluarkan kebijakan agar load factor angkutan umum meningkat sehingga operator angkutan meningkatkan kenyamanan angkutannya yang dapat mempengaruhi kemauan membayar penumpang. Kata kunci : tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), ability to pay (ATP), willingness to pay (WTP
Optimalisasi Rendemen Gurita Beku Flower Type Menggunakan Metode Kaizen pada Unit Pengolahan Ikan di Sulawesi Tenggara
Gurita beku bentuk bunga (flower type) merupakan salah satu produk olahan perikanan yang menjadi komoditas ekspor Indonesia. Rendemen yang rendah akan berdampak pada target perusahaan dan jumlah produk yang di ekspor. Penelitian dilakukan untuk mengetahui akar masalah dan memberikan solusi permasalahan untuk meningkatkan rendemen dan keuntungan perusahaan pengolahan gurita. Penelitian dilakukan dengan mengamati seluruh alur proses pengolahan dan penerapan metode kaizen hingga perhitungan estimasi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Permasalahan utama yang ditemukan adalah rendemen yang lebih rendah dari target perusahaan (<85%). Permasalahan ini disebabkan oleh tenaga kerja yang kurang kompeten, proses penyiangan menghabiskan waktu lama, kerusakan bahan baku saat penyiangan dan pisau yang tumpul. Tindakan perbaikan atas hasil analisis akar masalah: 1) Adanya pengawasan pada karyawan khususnya pada karyawan tahapan penyiangan, 2) perbaikan penanganan bahan baku pada saat penyiangan, 3) pengadaan pisau yang sesuai dengan spesifikasi dan perbaikan alat asahan sesuai dengan jumlah dan kualitas. Penerapan metode Kaizen dapat meningkatkan rendemen hingga 2%. Secara ekonomis peningkatan rendemen berdampak terhadap peningkatan pendapatan perusahaan hingga 2,4 %/tahun atau setara dengan Rp. 384.400.000,- /tahun. Hasil ini dapat menjadi acuan dalam peningkatan rendemen dan profit perusahaan
Penerapan Kelayakan Pengolahan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) Asin dalam Peningkatan Keamanan Pangan di Sentra Pengolah Ikan Asin Kabupaten Tangerang
Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui program kelayakan dasar melalui pengamatan alur proses pengolahan dan mutu ikan tembang asin. Penelitian dilakukan bulan Januari-Februari 2021 di Sentra pengolahan Ikan di kabupaten Tangerang. Pengujian dilakukan di Work Shop Pengolahan, Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Jakarta. Kelayakan Pengolahan dilakukan dengan kuisener kelayakan pengolahan pada 30 pengolah ikan asin, pengujian mutu terhadap 5 pengolahan ikan asin terbaik. Hasil penilaian Sertifikat Kelayakan pengolahan pada 30 pengolah ikanmenunjukan nilai D (gagal) yaitu belum memenuhi persyaratan pengolahan. Hasil uji nilai organoleptik bahan baku berkisar 8,0-8,6; perendaman 7.7- 8,5; sensori produk akhir kenampakan 8,2; bau 8, ; rasa 8,1; tekstur 7,9. Hasil pengujian mutu kimia bahan baku, produk perendaman dan produk akhir secara berturutturut adalah kadar air 77,50%; 66,10%; 41,20; kadar abu 3,2%; 6,2%; 13,40, kadar lemak 0,85%; 1,24; 1,62%, kadar protein16,40%; 21,80; 25,40%, kadar garam produk akhir 8,52%. Angka Lempeng Total (ALT) 3,0 x 103 , 6.8 x 104, 7,8 x 104 kol/g. Persyaratan dasar pengolahan ikan asin, cara kerja yang baik dan benar, serta sanitasi pengolahan belum dilakukan dengan benar sesuai Permen KP no 19 tahun 2019 tentang tata cara kelayakan pengolahan yang baik dan benar
Pengetahuan Pengolah Ikan Asin dan Keberadaan Formalin di Sentra Ikan Asin di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang
Keamanan makanan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahan tambahan makanan adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat alami makanan yang satu adalah formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi formalin pada ikan asin dan tingkat pengetahuan pengolah di sentra ikan asin, di Kronjo, Kabupaten Tangerang. Metode penelitian dilakukan dengan survey yang bersifat deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel acak sederhana, yaitu berdasarkan ikan asin yang paling banyak diminati pembeli. sedangkan tingkat pengetahuanpenjual diukur dengan kuesioner. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung. Pengujian formalin dengan metode kromatofit. Penelitian ini menggunakan 30 responden dan 30 sampel yang diambil dari 8 kelompok pengolah ikan asin. Analisis data dilakukan dengan deskriptif. Sebanyak 9 dari 30 sampel ikan asin yang diuji positif mengandung formalin dan sebanyak 11 dari 30 responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai bahaya formalin. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pengolah ikan asin (p< 0,05) terhadap hasil identifikasi formalin padaikan asin di sentra pengolahan ikan asin di Kronjo, Tangeran