34 research outputs found

    KARAKTERISTIK KIMIA HIDROLISAT PROTEIN DAN PENGUAT RASA DARI HASIL SAMPING FILLET IKAN KAKAP (Lutjanus sp) YANG DIHIDROLISIS SECARA ENZIMATIS

    Get PDF
    Hidrolisat protein ikan merupakan produk yang dihasilkan dari penguraian protein ikan menjadi peptida sederhana dan asam amino melalui proses hidrolisis oleh enzim, asam, atau basa. Hidrolisis secara enzimatis menggunakan jenis enzim protease dapat dipilih dengan pertimbangan apabila hasil produknya akan digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan kimia, nilai kelarutan, dan warna hidrolisat protein serta produk penguat rasa. Hidrolisat protein diproduksi menggunakan proses hidrolisis, filtrasi bertingkat, pengeringan, pencampuran bahan pengikat dan formulasi. Parameter kualitas hidrolisat protein dan produk penguat rasa ditentukan dengan menguji kandungan kimia, warna dan tingkat kelarutan di dalam air. Hidrolisat protein dan produk penguat rasa memiliki kandungan protein antara 9,49 - 11,37% (bk). Hidrolisat protein dan produk penguat rasa memiliki tingkat kelarutan antara 99,94 - 99,99%.Hasil uji warna menunjukkan hidrolisat protein memiliki warna lebih cerah dengan nilai L* 94,80 dibandingkan produk penguat rasa yang memiliki warna lebih gelap berspektrum hijau merah dengan nilai a* 1,32 - 1,84. Hidrolisat protein dan produk penguat rasa memiliki kandungan protein cukup tinggi serta asam amino yang lengkap, sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan pangan fungsional yang berguna bagi tubuh

    IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN DAN KORELASI PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEDAGANG IKAN ASIN DI PASAR BARU JUWANA

    Get PDF
    Processing fish into salted fish is an ancient traditional way that is still widely done in various countries including Indonesia. Although salted fish is very popular with the public, public knowledge about salted fish that is good and safe to consume is still less, it  was evidenced by the many circulating salted fish sold in the market containing formalin. The purpose of the study was to identify the formalin content in salted fish in the Pasar Baru, Juwana, Pati City, knowing the character of traders, and the correlation between knowledge and the behavior of salted fish traders.  The research methods carried out are by survey method, formalin testing with test kit and Correlation test.  The results showed that fish products sold in Pasar Baru Juwana Pati as much as 27.7% of salted fish samples positive for formalin.  Types of salted fish products that contain formalin are rebon, teri nasi, sepat, cumi, juwi, kipas, petek, layur, and petek,, Formalin levels are as low as 1.50 mg/kg and highest at 43.49 mg/kg.  Characteristics of traders are traders generally aged 51-60 years; most (91.6%) women, more who attend elementary school – high school (58.3%), all married, the longest trading is 0 - 10 years, generally the cost needs to trade around Rp 100,000 – Rp 500,000 and  daily income selling salted fish, around Rp. 100,000 – Rp 500,000. The results of the correlation test between the level of knowledge and the behavior of traders show a very strong relationship.Pengolahan ikan menjadi ikan asin adalah cara tradisional kuno yang masih banyak dilakukan di berbagai negara termasuk negara indonesia. Meskipun ikan asin sangat digemari masyarakat, pengetahuan masyarakat mengenai ikan asin yang baik dan aman dikonsumsi masih kurang dibuktikan dengan masih banyak beredar ikan asin diperjual belikan di pasar mengandung formalin.Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kandungan formalin pada ikan asin yang ada di Pasar Baru Juwana Kota Pati, mengetahui karakteristik pedagang, dan korelasi antara pengetahuan dengan perilaku pedagang ikan asin. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan metode survey, pengujian formalin dengan test kit dan metode SNI-2354-18:2018 serta uji Correlation Pearson. Hasil penelitian menunjukkan produk ikan yang dijual di Pasar Baru Juwana Pati sebanyak 27,7% sampel ikan asin positif mengandung formalin. Jenis produk ikan asin yang mengandung formalin adalah rebon, teri nasi, sepat, cumi, juwi, kipas, petek, layur, dan petek,. Kadar formalinnya terendah 1,50 mg/kg dan tertinggi 43,49 mg/kg. Karakteristik pedagang adalah pedagang umumnya berumur 51-60 tahun; sebagian besar (91,6 %) perempuan,  lebih banyak yang bersekolah SD – SMA (58,3 %), semuanya sudah menikah, lama berdagang yang  terbanyak  0 – 10 tahun, umumnya kebutuhan biaya untuk berdagang sekitar Rp 100.000 – Rp 500.000, dan sebagian besar berpendapatan perhari berjualan ikan asin, sekitar Rp  100.000 – Rp 500.000. Hasil uji korelasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pedagang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat

    PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI ATAS KAPAL DAN DI PENDARATAN: PENERAPAN, DAMPAK, DAN UPAYA PERBAIKANNYA

    Get PDF
    Teknik penanganan ikan yang baik menjadi kunci untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan. Prinsip penanganan ikan di atas kapal dan di tempat pendaratan ikan di beberapa lokasi masih belum diterapkan secara benar. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui penerapan cara penanganan ikan yang baik di atas kapal dan di tempat pendaratan, mengetahui dampak dari penerapan cara penanganan ikan yang tidak sesuai, dan mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan penerapan cara penanganan ikan yang baik oleh pelaku usaha perikanan. Metode penelitian dengan kajian Pustaka dan dianalisis secara kualitatif dengan penjelasan secara deskriptif. Hasil penelitian diketahui cara penanganan ikan yang baik sejak di atas kapal hingga di tempat pendaratan secara umum belum diterapkan secara sempurna. Dampak negatif dari belum baiknya penerapan Teknik penanganan ikan adalah lebih cepatnya terjadi proses kemunduran mutu dan kerugian pendapatan dari menurunnya harga jual ikan akibat penurunan mutu ikan. Upaya perbaikan sudah dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada pelaku usaha perikanan di kapal dan Pelabuhan tentang Teknik penanganan ikan yang baik

    Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan melalui Pelatihan dan Pendampingan Usaha Olahan Kerupuk Ikan Tongkol pada Kelompok Istri Nelayan di Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh

    Get PDF
    ABSTRAKKecamatan Simeulue Timur merupakan wilayah pesisir yang memiliki potensi perikanan dengan hasil tangkapan ikan tongkol sebanyak 252,30 ton/tahun. Melimpahnya hasil tangkapan tersebut membuat harga jual ikan tongkol menjadi menurun. Isteri nelayan belum mempunyai kegiatan produktif, dapat memanfaatkan ikan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Penelitian  bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan responden melalui penyuluhan menggunakan metode demonstrasi cara olahan kerupuk ikan tongkol, sosialisasi pengemasan label produk, dan pemasaran online. Responden pada penelitian ini adalah Kelompok Barokah dari Kecamatan Simeulue Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Maret sampai 5 Juni 2021. Hasil penelitian berupa mengamati perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil penelitian dalam penyuluhan demonstrasi cara kerupuk ikan tongkol meningkatkan pengetahuan responden sebesar 26,7%, sikap 16,6%, dan keterampilan 25%. Evaluasi adopsi inovasi kerupuk ikan tongkol dilakukan pada tiga responden. Penyuluhan pengemasan label produk meningkatkan pengetahuan responden sebesar 31,6% dan sikap 21,6%. Evaluasi adopsi inovasi pengemasan label produk terjadi kepada dua responden. Penyuluhan pemasaran online meningkatkan pengetahuan responden sebesar 20,8% dan sikap 16,6%.  Melalui penyuluhan maka dapat terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan istri nelayan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.ABSTRACT East Simeulue District is a coastal area that has fishery potential with tuna catches as much as 252.30 tons/year. The abundance of the catch made the selling price of tuna decrease. Fishermen's wives do not have productive activities, they can use fish to improve the welfare of their families. The research aims to improve the knowledge, attitudes and skills of respondents through counseling using demonstration methods on how to process tuna crackers, socialization of product label packaging, and online marketing. Respondents in this study were the Barokah Group from East Simeulue District. The research was carried out from March 8 to June 5, 2021. The results of the study were observing changes in the knowledge, attitudes and skills of respondents before and after counseling. The results of the research in the demonstration of how to use tuna crackers increased the knowledge of the respondents by 26.7%, attitudes by 16.6%, and skills by 25%. Evaluation of the innovation adoption of tuna crackers was carried out on three respondents. Counseling on product label packaging increased respondents' knowledge by 31.6% and attitudes by 21.6%. Evaluation of the adoption of product label packaging innovations occurred to two respondents. Online marketing counseling increased respondents' knowledge by 20.8% and attitude by 16.6%. Through counseling, there can be changes in the knowledge, attitudes and skills of fishermen's wives to be able to improve the welfare of their families.

    PENGARUH KEMASAN MODERN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN POKLAHSAR ABON IKAN LELE (Clarias sp.) DI KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR

    Get PDF
    The economy is disrupted during the pandemic, especially in micro-businesses, to be able to compete with other companies with fluctuating market conditions, companies must think hard to develop a good marketing strategy. The company's strategy to compete in the business world is to pay attention to the packaging design used. This study aims to increase revenue through the application of modern new product packaging in sales. The study lasted for 3 months starting from March 8 to June 5, 2021 in Cibinong District, Bogor Regency. Parameters analyzed in the form of aspects of knowledge attitude, attitude, and adoption of innovation as well as the application of counseling using pre-test and post-test questionnaires. The results of the research conducted at the knowledge aspect evaluation stage were 43% at Poklahsar Mina Sejahtera and 33% at Poklahsar Panghegar Raya Lestari, an increase in the attitude aspect was 15% at Poklahsar Mina Sejahtera and 4% at Poklahsar Panghegar Raya Lestari, as for the adoption of innovations obtained From the results of the weekly observations of the two Poklahsars, it can be concluded that Poklahsar Mina Sejahtera and Panghegar Raya Lestari have implemented the demonstration results of modern product labels and packaging starting from the 9th week to the 12th week (last week). Sales of products using new packaging and labels were 83 packs for Poklahsar Mina Sejahtera and 64 packs for Poklahsar Panghegar Raya Lestari with an income of Rp. 1.411,000 with a profit of Rp. 278,778 for Poklahsar Mina Prosperous while for Poklahsar Panghegar Raya Lestari, an income of Rp. 1,280,000 with a profit of IDR 297,128

    Aplikasi Bawang Merah dan Bawang Putih Memperlambat Pembentukan Bintik Hitam pada Udang Vaname

    Full text link
    Bawang mengandung senyawa bioaktif, seperti organosulfur, komponen fenolik, dan flavonoid yang mempunyai kemampuan antioksidan. Udang pada saat keluar dari air, mengalami reaksi oksidasi enzimatik, asam amino tirosin yang mengandung gugus fenol dioksidasi oleh enzim polifenol oksidase, mengakibatkan pembentukan bintik hitam atau blackspot pada tubuh udang. Pembentukan blackspot tersebut dapat menurunkan nilai ekonomi, sehingga merugikan Perusahaan udang segar. Penelitian bertujuan meneliti bawang merah (Allium cepa L.) dan bawang putih (Allium sativum) yang diekstraksi menggunakan air terhadap pembentukan blackspot pada udang vaname (Litopeneaus vannameii). Udang direndam menggunakan larutan ekstrak bawang merah dan bawang putih (1:1 dan 1:2), disimpan selama 10 hari pada suhu 0 oC. Udang tanpa ekstrak bawang dan udang dengan sodium metabisulfit (SMS) digunakan sebagai kontrol negatif dan kontrol positif. Nilai melanosis udang dengan perendaman ekstrak bawang merah perbandingan 1:1 pada penyimpanan hari ke-10, lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak bawang lainnya, sehingga memperlambat pembentukan blackspot namun masih lebih efektif bila menggunakan SMS. Pengaruh ekstrak bawang terhadap kesegaran udang diamati pada atribut kenampakan, secara umum mengalami kemunduran mutu paling cepat dibandingkan atribut bau dan tekstur. Penambahan ekstrak bawang merah dan bawang putih tidak menimbulkan Perubahan mutu atribut tekstur dan bau yang siginifikan dibandingkan dengan kontrol. Nilai indeks browning menunjukkan udang dengan perendaman bawang merah 1:1 mengalami Perubahan yang paling lambat dibandingkan lainnya. Ekstrak air bawang merah : akuades dengan perbandingan 1:1 berpotensi digunakan sebagai bahan penghambat pembentukan blackspot udang vaname, tanpa memberikan pengaruh terhadap bau dan tekstur udang

    IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGOLAHAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) ASAP CAIR DI POKMAS X KOTA AMBON

    Get PDF
    Berdasarkan data statistik Kota Ambon, ikan cakalang merupakan salah satu dari hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tertinggi. Di Kota Ambon ikan cakalang tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar tetapi juga diolah menjadi ikan asar atau ikan asap (smoked fish) dengan daerah pemasaran di pulau Ambon dan di luar pulau Ambon. Internship dilaksanakan di POKMAS X di Kota Ambon dari tanggal 4 Januari sampai 4 Februari 2021. Internship ini bertujuan melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi selama selama pengolahan ikan asap cair serta mencari solusi yang terbaik sehingga permasalah tersebut dapat diatasi dan diupayakan tidak terjadi lagi. Metode penelitian yang dipakai deskriptif. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu metode observasi dan melakukan proses pengolahan langsung di unit produksi. Permasalahan utama yang ditemui pada proses pengolahan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap cair di POKMAS X yaitu belum diterapkannya standar sanitasi dengan baik

    Karakteristik Organoleptik Filet Ikan Patin (Pangasionodon Hypophthalmus) dari Tiga Lokasi Budidaya di Kabupaten Bogor

    Full text link
    Hasil olahan ikan Patin (Pangasionodon hypophthalmus) pada umumnya dipasarkan dalam bentuk fillet, baik beku maupun berbalut tepung roti. Kualitas organoleptik fillet patin ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kualitas lingkungan perairan tempat budidaya ikan tersebut, baik fisika maupun kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik organoleptik filet ikan patin secara sensori, yang diperoleh dari tiga lokasi budidaya dengan kualitas air yang berbeda di Kabupaten Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2013 bertempat di Desa Bantar Kemang, Desa Ciseeng, serta kolam praktek Pasir Jaya Jurusan Penyuluhan Perikanan. Parameter yang diamati terhadap fillet patin meliputi aroma, rasa, penampakan, serta tekstur. Adapun untuk parameter kualtas air terdiri dari suhu, pH, kecerahan, oksigen terlarut, nitrit, amoniak, serta amonium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakteristik organoleptik illet ikan patin untuk atribut aroma dan rasa dipengaruhi oleh kualitas air

    Semipurifikasi dan Karakterisasi Kolagenase dari Organ dalam Ikan Bandeng (Channos Channos, Forskal)

    Full text link
    Aktivitas enzim-enzim proteolisis seperti kolagenase, dapat memecah proteinmenjadi molekul yang lebih sederhana (autolisis) mengakibatkan terjadinya pelemasandaging ikan pada fase post mortem. Penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui sifat-sifatenzim tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memurnikan dan mengkarakterisasienzim kolagense dari organ dalam bandeng. Enzim kolagenase telah dapat dimurnikan dariorgan dalam bandeng (Chanos chanos, Forskal), dengan ekstraksi dan pengendapanmenggunakan ammonium sulfat. Tingkat kelipatan pemurnian yang dihasilkan 2,347 danyield adalah 35,42. Karakterisasi kolagenase menunjukkan suhu optimum 50 oC dan pHoptimum 8-9. Enzim kolagenase dapat dihambat dengan kuat oleh serine proteinaseinhibitor (PMSF)dan meningkat aktivitasnya dengan penambahan Ca2+ dan Na+, enzimkolagenase ini stabil pada 10-50 oC and pH 8-9
    corecore