6 research outputs found

    Satu dalam Keberagaman: Komunikasi Antar Agama di Kota Palangkaraya

    Get PDF
    This study aims to describe social harmony between religious communities in Panjehang, Palangkaraya City. This study is qualitative research with a phenomenological approach. Data was obtained by observation, interviews, and documentary studies. The data were then analyzed using interactive qualitative analysis techniques: data reduction, data presentation, and conclusion. This study found that three essential aspects led to inter-religious harmony in Panjehang Village. First, local wisdom is in the form of the inherent Huma Betang philosophy and customs and becomes a guideline in community social interactions. Second, strong family ties. Third, the role of community leaders in bridging community communication so that harmonious social interaction is built. It can be concluded that the dimensions of culture and local wisdom play a crucial role in communication and harmonious social interaction between religious communities.Keywords : Interfaith Communication; Social Harmony;Palangkaray

    Cultural Da'wah of Antar Pinang Pulang Memulangkan Tradition in Sambas Malay Society, West Kalimantan

    Get PDF
    Marriage is a basic human need, so in certain societies it becomes sacred tradition. The sacredness of marriage is manifested in the series of customs that are required to be carried out. The sacredness of the marriage is believed in society as the Sambas Malay community in West Kalimantan. In Sambas Malay, This tradition is popular as the tradition of Antar Pinang Pulang Memulangkan, which has been an important part in the customs of marriage until today. This tradition is not an empty tradition without meaning, instead it has a very high meaning and is a cultural da'wah with the internalization of Islamic teachings in everyday life. This research focuses on the design of cultural da'wah in the tradition of Antar Pinang Pulang Memulangkan. Using interpretive paradigms, with phenomenological methods and anthropological-sociological approach, this study found: first, the tradition of Antar Pinang Pulang Memulangkan is an effort to internalize Islamic teachings to strengthen four main aspects of the Muslim lives, namely 1) human relations with their creators. 2) suitable for human biological needs. 3) human relations in the family. 4) human relations with society in general. Second, an interesting approach by synergizing non-verbal messages through symbols and verbal messages through the language class in poetry, and suitable  to meet the fundamental interests of humans makes this tradition of Antar Pinang Pulang Memulangkan as a model in the development of cultural da’wah.Perkawinan merupakan kebutuhan mendasar manusia sehingga pada masyarakat tertentu menjadi tradisi yang sakral. Sakralitas perkawinan diantaranya diwujudkan dengan rentetan adat istiadat yang diharuskan untuk dilaksanakan. Sakralitas perkawinan tersebut diyakini oleh masyarakat Melayu Sambas Kalimantan Barat. Pada Melayu Sambas dikenal tradisi antar Antar Pinang Pulang Memulangkan yang hingga saat ini menjadi bagian penting dalam tahapan adat istiadat pernikahan. Tradisi ini bukan tradisi yang kosong tanpa makna, tetapi justru memiliki makna yang sangat tinggi dan merupakan dakwah kultural dengan adanya internalisasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini terfokus pada desain dakwah kultural pada tradisi Antar Pinang Pulang Memulangkan. Menggunakan paradigma interpretif, dengan metode fenomenologi dan pendekatan antropologis-sosiologi, penelitian ini menemukan: Pertama, tradisi Antar Pinang Pulang Memulangkan merupakan upaya internalisasi ajaran Islam untuk memperkuat empat aspek utama dalam kehidupan umat Islam yaitu 1) hubungan manusia dengan penciptanya. 2) pemenuhan kebutuhan biologis manusia. 3) hubungan manusia dalam keluarga. 4) hubungan manusia dengan masyarakat secara luas. Kedua, pendekatan yang menarik dengan mensinergiskan pesan non verbal melalui simbol dan pesan verbal melalui bahasa kias dalam pantun, serta mampu menyentuh kepentingan mendasar manusia menjadikan tradisi Antar Pinang Pulang Memulangkan sebagai model dalam pengembangan dakwah kultural

    Representasi Kecantikan Dalam Iklan Slimmewhite (Studi Wacana Sara Mills)

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini membahas tentang representasi cantik melalui iklan SlimmeWhite yang diproduksi di Malaysia. Iklan yang berdurasi kurang lebih tiga menit tersebut, menggambarkan seorang laki-laki yang diketahui sebagai suami melakukan tindakan KDRT kepada istrinya, dikarenakan sang istri yang dianggap tidak mampu berhias diri. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah analisis wacana Sara Mills. Sara Mills sendiri merupakan salah tokoh analisis wacana yang fokus pada kajian feminisme, sehingga sangat relevan jika dikaji kedalam pembahasan. Hasil penelitian sendiri menunjukkan bahwa iklan SlimmeWhite adalah salah satu bentuk kegagalan sebuah industri barang atau produk, yaitu menjadikan perempuan sebagai sosok yang lemah, dan harus pandai dalam berhias diri. Kata Kunci : Representasi, Sara Mills, Iklan, SlimmeWhite Ad

    TOLERANSI DAN BATASAN KOMUNIKASI ANTAR UMAT BERAGAMA

    No full text
    This research uses library research (Research Library). The research method used is qualitative data analysis, the data comes from primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials that are related to this research. The approach used in this research is to use the approach of the Ayat Al-Qur'an, Asbabul Nuzul, Juridical, and normative. The results obtained in this study are first, the existence of the concept of tolerance for Muslims and non-Muslims, read QS At-Taubah: 30 - 31. Here, we will limit the discussion on tolerance between religious communities (Muslims to non-Muslims) from the perspective of the Qur'an. 'an. Indonesia, as we all know, is a country that gives freedom to each individual, everyone has the same right to embrace religion. Namely, the 1945 Constitution, Article 29 paragraph 2: The state guarantees the freedom of everyone to embrace their respective religions and to worship according to their religion and belief. Article 29 paragraph (2) of the 1945 Constitution states that the State guarantees the independence of every citizen to embrace religion. Second, Verses About Tolerance and Inter-Religious Communication, Surah Al-Khafirun verses 1-6 and Surah Mumthahanah verses 8-9. Third, the boundaries of communication between religious communities. To avoid the potential for the disintegration of the nation, it is necessary to have ethics or boundaries to regulate communication between religious followers in order to realize harmony and peace between religious communities. In the rules of Ushul Fiqih, it is explained that: "Rejecting the damages takes precedence over attracting the benefits (otherwise it is very possible that the afraid is obtained, while the mashallah not produced).

    TRADISI BEROBAT KAMPUNG SEBAGAI MEDIA DAKWAH DI DESA MAKRAMPAI KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Tradisi berobat kampung merupakan salah satu hasil turun temurun dari nenek moyang, tradisi berobat kampung itu sendiri tidak hanya untuk ritual semata akan tetapi sebagai media dakwah. Dibalik ritual berobat kampung tersebut sudah pasti memiliki pesan tertentu yang ingin disampaikan. Adapun pesan yang ingin disampaikan tentu sangat erat dengan kenyataan di masyarakat yang mengikuti tradisi berobat kampung tersebut. Pada masyarakat Desa Makrampai, ritual berobat kampung terbentuk karena saling mempengaruhi antara tradisi itu sendiri dan ajaran Islam pada masyarakat Desa Makrampai. Sehingga tradisi berobat kampung di Desa Makrampai sangat erat dengan muatan pesanpesan ajaran Islam. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang nilai-nilai dakwah dalam tradisi berobat kampung dan media dakwah yang digunkan dalam tradisi berobat kampung. Oleh karena itu peneliti menggunakan teori tradisi, nilai-nilai dakwah dan media dakwah serta untuk menganalisisnya pesan dakwah juga menggunakan teori yang sama disampaikan melalui tradisi berobat kampung. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Subyek dalam penelitian ini adalah perangkat Desa Makrampai, tokoh adat (dukun), tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Makrampai. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. analisis data menggunakan model Craswell dengan deskripsi, analisis, dan interpetasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama, eksistensi tradisi yang ada di Desa Makrampai, perangkat Desa dan masyarakat melakukan pelatihan dzikir nazam dan gendang kedomba untuk mengiringi lagu dzikir nazam itu sendiri, memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui dukungan terhadapa organisasi Pemuda dan Pelajar di Desa Makrampai seperti BKPRMI dan Karang taruna, dan dengan mempertahankan nilai tradisi dalam segi kemasyarakatan seperti dalam pelaksanaan pernikahan, meminang, antar barang, mandi belulus, makan berhadap-hadapan, khitanan, tepung tawar dan berobat kampung. Kedua, nilai-nilai dakwah yang terdapat pada tradisi berobat kampung terdapat pada dua unsur yakni pesan akidah mengandung ajaran Islam berupa adzan, pesan syariat mengandung ajaran Islam berdoa bersama dan mengucap salam menjawab salam, pesan akhlak terbagi menjadi dua yakni akhlak kepada Allah Swt, mengandung ajaran Islam melalui bersedekah kepada sesama, mengelilingkan air selabar dan bepappas. dan pesan akhlak kepada sesama mahluk, meliptu akhlak kepada sesama manusia silaturrahmi, makan bersama-sama, hidangan habis dimakan dan tidak boleh dibuang. Akhlak kepada bukan sesama manusi meliputi floran dan fauna yakni dengan bergotong royong dan bekas kulit ketupat dikumpulkan di suatu tempat tidak boleh dibuang sembarang tempa

    BUDAYA BERBALAS PANTUN SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PERKAWINAN DALAM ACARA ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MELAYU SAMBAS

    No full text
    Pantun adalah kategori puisi lama yang sampai saat ini belum ditemukan siapa pembuatnya. Sejak dahulu hingga sekarang, pantun selalu digunakan oleh Suku Melayu dalam berbagai upacara sehingga pantun menjadi ciri khas utama bagi Suku Melayu. Bagi Melayu Sambas, pantun bukan hanya sebuah tradisi tetapi sekaligus adat istiadat perkawinan untuk menyampaikan pesan bagi kedua pasangan dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang budaya berbalas pantun yang digunakan oleh masyarakat Melayu Sambas dalam menyampaikan nasehat perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode Library Research. Berdasarkan analisa disimpulkan bahwa sejak dahulu hingga sekarang pantun sudah menjadi tradisi dalam upacara perkawinan Melayu Sambas. Penggunaan pantun dalam adat istiadat perkawinan Melayu Sambas adalah sebagai media penyampaian nasehat dan petuah bagi mempelai dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Selain itu pesan yang disampaikan melalui pantun juga bertujuan untuk pewarisan nilai luhur yang dianut oleh Melayu Sambas secara turun temurun
    corecore