8 research outputs found

    Kimberly’s Goal Setting Processes Toward Ideal State In Jean Kwok’s Girl In Translation

    Get PDF
    Dewi, Yulika Prima 2017. Kimberly’s Goal Setting Processes toward Ideal State in Jean Kwok’s Girl in Translation. Skripsi. Pembimbing 1: Mia Fitria Agustina S.S., S.E., M.A., Pembimbing 2: Rosyid Dodiyanto S.S., M.Hum., Penguji: Lynda Susana W.A.F. S.S., M.Hum. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Bahasa Inggris, Program Studi Sastra Inggris, Purwokerto. Kata kunci: Proses Penetapan Tujuan, Kondisi Ideal, Tujuan, Motivasi, Psikologi Sastra Proses mencapai kondisi yang ideal menjadi sebuah isu yang umum ditemui dalam karya sastra. Girl in Translation, sebuah novel karya Jean Kwok, merupakan salah satu dari sekian banyak novel yang menggambarkan bagaimana seseorang mencapai kondisi ideal dengan cara menetapkan sebuah tujuan. Berangkat dari isu tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bagaimana proses penetapan tujuan mengarahkan tokoh utama dalam novel Girl in Translation karya Kwok yang bernama Kimberly untuk mencapai kondisi idealnya. Psikologi sastra digunakan sebagai alat untuk menganalisis novel tersebut. Kemudian, untuk mendukung analisis tersebut digunakan juga teori ketidaksesuaian dan teori penetapan tujuan oleh Locke dan Latham. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis novel tersebut melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengkategorisasian data dan analisis data. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga tujuan jangka pendek yang Kimberly tetapkan untuk mengejar kondisi idealnya yaitu untuk menjadi seorang kelas menengah atas. Tiga tujuan jangka pendek tersebut meliputi lulus dari Sekolah Dasar P.S. 44, lulus dari Harrison Prep dan lulus dari sekolah kedokteran. Sebagai konsekuensi dari tujuan-tujuan tersebut, ditemukan bahwa Kimberly menunjukan peningkatan kinerja pada aktivitas yang berhubungan dengan tujuannya yang kemudian memungkinkan dirinya untuk mencapai kondisi idealnya

    DISFUNGSI KESENIAN GAMAD DAN BALANSE MADAM DI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Gamad music and Balanse Madam dance are no longer popular among the people of West Sumatra. This art was created by an art movement from Nias who lived in the city of Padang in the early 18th century. Balanse Madam art was popular in the 1960s to 1980s. The specialty of this art is that it adopted the music and dance of the Portuguese who loved to party when they traded spices on the West Sumatra coast in the 18th century. The Balanse madam dance was later imitated by Nias workers who later adapted it to the values of the people of West Sumatra. The music that accompanies the Balanse Madam dance is Gamad music (Inter-Regional Music Association) combining various musical instruments of various ethnicities living in the city of Padang such as Minangkabau, Medan and Malay regional music. However, this art, both Gamad music and Balanse Madam dance, are no longer alive in society. Various factors, both internal and external, have caused this art to be rarely performed. As for this article, it will be analyzed using the concept of dysfunction. As for this article, it will be analyzed using the concept of dysfunction.  AbstrakMusik Gamad dan Tari Balanse Madam sudah tidak populer lagi di kalangan masyarakat Sumatera Barat. Kesenian ini diciptakan oleh sebuah gerakan seni dari Nias yang bermukim di kota Padang pada awal abad ke-18. Seni Balanse Madam populer pada tahun 1960 hingga 1980-an. Keistimewaan kesenian ini adalah mengadopsi musik dan tarian bangsa Portugis yang gemar berpesta saat berdagang rempah-rempah di pesisir Sumatera Barat pada abad ke-18. Tari Balanse Madam ini kemudian ditiru oleh para pekerja Nias yang kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai masyarakat Sumatera Barat. Musik yang mengiringi tari Balanse Madam adalah musik Gamad yang memadukan berbagai alat musik dari berbagai etnis yang tinggal di kota Padang seperti musik daerah Minangkabau, Medan dan melayu. Namun kesenian ini, baik musik Gamad maupun tari Balanse Madam, sudah tidak hidup lagi di masyarakat. Berbagai faktor baik internal maupun eksternal menyebabkan kesenian ini jarang dipentaskan. Adapun artikel ini dianalisis dengan menggunakan konsep disfungsi. 

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X IPA Dharma Wanita Persatuan Pemprovsu Tahun 2022: (Application of the Jigsaw Cooperative Learning Model to Improve Student Learning Outcomes in Class X IPA Dharma Wanita Pemprovsu Association in 2022)

    Get PDF
    The objectives of this Classroom Action Research were to: 1) Improve student learning outcomes at the Dharma Wanita Association of North Sumatra Provincial Government 2) Improve students' abilities with the jiksaw type cooperative learning model. To achieve this goal, the study was designed in two cycles. The procedure for each cycle includes: 1) development of a problem focus, 2) planning of corrective actions, 3) implementation of actions, observations, and interpretations. The effectiveness of the actions in each cycle is measured from the results of observations and the results of the pretest and posttest abilities. Observational data in cycle I were described and interpreted and then reflected to determine corrective actions in cycle II. While the data in the form of pretest and posttest ability test results were analyzed by describing and comparing test scores in the initial conditions, cycle I, and cycle II. The completion limit that must be achieved by students in cycle II, namely: 100% of students are able to answer all pretest and posttest questions with a maximum of 2) all students achieve a maximum score of 80. Class Action Research regarding student activities while participating in learning, the results obtained were that classical completeness was 70% in the initial conditions, 70% in the first cycle, and 80% in the second cycle. Based on the results of this Classroom Action Research, it can be concluded that: The Application of the Jigsaw Type Cooperative Learning Model in the Ecosystem Concept to Improve Student Learning Outcomes at the North Sumatra Provincial Government's Dharma Wanita Association High School. Can improve learning outcomes and can change student learning patterns. Abstrak. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk: 1) Meningkatkan hasil belajar Siswa SMA Dharma Wanita Persatuan pemprovsu 2) Meningkatkan kemampuan siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jiksaw.Untuk mencapai tujuan, tersebut, penelitian didesain dalam dua siklus. Prosedur pada setiap siklus, mencakup tiap-tiap: 1) pengembangan fokus masalah, 2) perencanaan tindakan perbaikan, 3) pelaksanaan tindakan, observasi, dan interpretasi, Keefektifan tindakan pada setiap siklus diukur dari hasil observasi dan hasil tes kemampuan pretest dan postest. Data hasil observasi pada siklus I, dideskripsikan dan diinterpretasikan kemudian direfleksi untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus II. Sedangkan data yang berupa hasil tes kemampuan pretest dan post tes dianalisis dengan cara mendeskripsikan dan membandingkan nilai tes pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Batas tuntas yang harus dicapai siswa pada siklus II, yakni: 100% siswa mampu menjawab semua soal pretest dan postest dengan maksimal 2)semua siswa siswi mencapai nilai yang maksimal yaitu80. Penelitian Tindakan Kelas mengenai aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, diperoleh hasil bahwa ketuntasan secara klasikal pada kondisi awal sebesar 70%, pada siklus I sebesarg 70%, dan pada siklus II sebesar 80%. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Konsep Ekosistem untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Dharma Wanita Persatuan pemprovsu. Dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat mengubah pola pembelajaran siswa

    The Role of Culture in Cross-Cultural Marriage among Minangkabau Women

    Get PDF
    Marriage is the strongest relationship in terms of controlling human behaviour. There are various reasons why men and women want to be tied through marriage, such as religious, economic, social and cultural factors, and even politics. Cultural factors have special characteristics because they are the product of creativity, human feelings and intentions brought from birth that are passed down from generation to generation. This paper aims to describe the cultural values that affect the lives of the Minangkabau ethnic women who marry other ethnic men. This study is based on interviews with 37 women in 7 districts in West Sumatra where the Minangkabau tribe reside. The women live in either urban or rural areas such as Padang, Pariaman, Agam, Tanah Datar, 50 Kota, Payakumbuh and Solok. The women come from various educational backgrounds, from senior high school through to university with more than 5 years marriage between them. This research asked 4 main questions: What are the conditions that must be met by a man in order to be able to marry a Minangkabau woman? Where do the couple meet? What culture must be applied when running the household? How do they direct the future of their children? The results showed that a man from a different ethnic background than Minangkabau must follow the malakok tradition as a requirement if he wants to marry a Minangkabau woman. Malakok results in the men being traditionally accepted by the Minangkabau community. This tradition is still practiced in Minangkabau modern society, especially by those who live in Nagari (village) and who have a strong Kerapatan Adat Nagari (Village Culture Institution). The majority of women meet with their partners in the overseas area. They then bring their partners back to live with their extended family. The culture of the household is Minangkabau, including when educating any children. This study found that the Minangkabau culture places women as the educators of children, in addition to their roles as household regulators and role models for the community. These cultural values have proven to be successful in creating harmonious households, as well as becoming characteristic of Minangkabau women

    Pemanfaatan Fermentasi Limbah Air Cucian Beras (Oryza sativa) Sebagai Pupuk Cair Organik (PCO) Dalam Rangka Kegiatan Pengabdian Masyarakat

    Get PDF
    Kebiasaan pengonsumsian pangan nasi pada sebagian besar masyarakat di Indonesia menghasilkan limbah berupaair cucian beras yang kurang mendapatkan perhatian terkait pengolahan dan potensi yang dimiliki pada limbahtersebut. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan berupa pengolahan limbah cair beras sebagai pupuk organik(PCO) dicampur dengan MSG (Mononatrium Glutamat), EM 4 dan gula aren (Arenga pinnata) yang dilakukanproses homogenisasi yang selanjutnya dilakukan proses fermentasi yang membutuhkan selama 3 hari. lokasipelaksanaan dilakukan di Kantor Kepala Desa Silau Dunia, Kecamatan Silau Kahean, KabupatenSimalungun. Metode yang digunakan berupa metode eksperimen dan ceramah. Hasil dari kegiatan ini berupainformasi baru bagi masyarakat terkait pengolahan limbah air cucian beras yang dapat digunakan masyarakatsebagai pupuk organik untuk kebutuhan pupuk organik terutama disektor pertanian yang umumnya terdapatpada perkarangan rumah masyarakat di Desa Silau Dunia

    Community Engagement for Development (CED-WMCUS) 2019: Enlivening the Spirit of Sharing and Caring

    Get PDF
    Community Engagement for Development (CED) merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk mengembangkan daerah tertinggal serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di dalam kelas perkuliahan bagi kemaslahatan masyarakat. Di tahun ini, kami berkesempatan membawa mahasiswa asing dari berbagai negara di Asia Tenggara untuk membantu masyarakat di desa Puhsarang, Kediri mengatasi berbagai macam permasalahan; mulai dari pendidikan, manajemen Bisnis UMKM, serta krisis sampah yang melanda desa tersebut

    KEANEKRAGAMAN JENIS SERANGGA DILAHAN PERSAWAHAN PADI (Oryza Sativa) MENGGUNAKAN METODE PLOT DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

    No full text
    Sawah memiliki variasi serangga yang sangat bergeser. Pemusnahan kutu busuk di Dusun Pasar 5 Sedang, Sidodadi Ramunia, Beringin Lupuk Pakam Kabupaten selesai idealnya, dengan alasan sebagian besar peternak tidak mengendalikan jenis gangguan yang melanda padi mereka. Motivasi yang melatarbelakangi penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang jenis-jenis serangga pengganggu pada tanaman padi dan untuk menentukan catatan varietas. Eksplorasi ini diselesaikan dengan menggunakan teknik snare dan pemulihan bug dilakukan dengan menggunakan jaring bug. Informasi pengamatan diperiksa menggunakan daftar varietas Shanon Wiener (H). Hasil yang diperoleh adalah 7 jenis gangguan serangga dari 10 keluarga, yaitu Magina Syringa, Arachnis picta, Ischnura posita, Orthetrum Sabina, Pantala Favescens, Chocolate Chili Hermit, Xylocopa latipes. Catatan varietas gangguan hama padi di Kabupaten Beringin diurutkan sedang dengan nilai 2,35 dan daftar dominan 0,108. Nilai ini menunjukkan bahwa penyebaran spesies tersebar secara merata sehingga tidak ada spesies serangga yang mendominasi di dekatnya

    SISTEMATIC LITERATURE REVIEW : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEORI ABIOGENESIS SMA KELAS XII

    No full text
    Teori Biotransisi adalah gagasan pemikiran dan konsekuensi dari uji kewajaran dengan mengarahkan pemeriksaan relatif, dalam meneliti hipotesis awal kehidupan bumi yang disampaikan oleh beberapa peneliti masa lalu, misalnya Abiogenesis, Biogenesis, hipotesis Louis Pasteur, dan eksplorasi NASA. yang belum lama ini belum memiliki pilihan untuk menguniversalkan secara umum. lengkap dengan perkembangan hipotesis yang telah ada sebelumnya. Tulisan ini bermaksud untuk memahami sebagian dari penemuan dan reaksi hipotesis masa lalu dengan membuat cara yang sama untuk menangani pemeriksaan dan studi yang sedang dilakukan pencipta saat ini. Selain sebagai karya untuk melihat dan menguji kewajaran perbaikan informasi yang ada, artikel ini juga masuk akal untuk hipotesis Biotransisi sejauh perspektif yang berbeda termasuk efek samping dari penyelidikan relatif dari spekulasi masa lalu yang memiliki kekurangan baik dari segi alasan untuk pemeriksaan diselesaikan oleh beberapa peneliti masa lalu. Dengan memperkenalkan akibat dari uji coba dan akibat dari penulisan audit, sarana dalam penelitian ini dapat menjawab secara tuntas pertanyaan mendasar mengenai awal mula kehidupan bumi, sehingga makalah ini menjadi sorotan yang signifikan bagi berbagai kalangan untuk dilakukan lebih lanjut. penyelidikan sebagian dari renungan yang tertuang dalam teks in
    corecore