26 research outputs found
ANTI-MALARIAL DRUG RESISTANCE
AbstrakTujuan studi ini adalah untuk menjelaskan mekanisme resistensi parasit malaria danusaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghadapi munculnya strain parasit yangresisten terhadap artemisinin. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. ResistensiP.falciparum terhadap obat-obat anti malaria disebabkan oleh perubahan spontan yangterjadi pada beberapa gen seperti P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparumchloroquine transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase (Pfdhps), P.falciparumdihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistance-associated proteins(Pfmrp). Penyebaran resistensi tersebut dipengaruhi oleh tingkat transmisi di sebuah wilayah.WHO telah menjalankan usaha untuk menanggulangi penyebaran resistensi tersebut misalnyadengan merekomendasikan penghentian monoterapi artemisinin, dan pemberian anti malariasetelah konfirmasi laboratorium. Selain itu, perlu adanya penggunaan obat kombinasi, produksirejimen dosis tetap, dan pengembangan obat anti malaria baru. Kesimpulan dari hasil studiini ialah munculnya malaria resisten terhadap artemisinin akan menghambat usaha eradikasimalaria karena itu diperlukan usaha-usaha untuk menanggulanginya.AbstractThe objective of this study was to describe the development of anti-malarial drug resistanceof the parasites and the efforts taken to contain the emergence of artemisinin resistant malaria.This was a literature study. The development of resistance to anti-malarial drugs are due tospontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1),P.falciparum chloroquine resistance transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase(Pfdhps), P.falciparum dihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistanceassociatedproteins (Pfmrp). The spread of the resistance depends on the transmission ratewithin each area. WHO has established a global plan to contain the spread of this resistance,such as recommendation to withdraw artemisinin-based monotherapies and administrationof treatment after laboratory confirmation. In addition, administration of anti-malarial drugcombination, production of fixed dose regimen and development of new drugs are necessary.The Conclusion is emergence of artemisinin resistant malaria will threaten malaria eradicationthus some efforts are necessarily needed to contain it.Afiliasi penulis: Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudi
Penggunaan Bakteri Bacillus spp untuk Pengendalian Jentik Nyamuk Anopheles spp
Based on the high incidence and fatality of malaria, a comprehensive management to control the disease, including Anopheles larval control to remove the transmission path, is urgently required. Chemical insecticides used for this purpose is claimed to be less environmentally safe and potentially increase the mosquito resistance. Thus, there is a need to use alternative insecticide. Some studies found that Bacillus sphaericus dan Bacillus thuringiensis israeli could effectively kill Anopheles larvae and has a low potency to increase resistency. Besides that, it is environmentally safe and does not affect non-target organisms. Therefore, the use of Bacillus spp as larvicides could be undertaken in malaria control programme especially in endemic areas
Faktor Resiko Munculnya Plasmodium spp. Resisten di Kecamatan Tapalang, Sulawesi Barat
Resistensi obat anti-malaria harus diantisipasi secara dini karena belum ada obat yang dapat menggantikan terapi lini pertama terkini, Artemisinin based combination therapy (ACT). Karena itu organisasi kesehatan dunia WHO menetapkan beberapa langkah untuk menghindari atau mengatasi munculnya parasit Plasmodium yang resisten terhadap obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan resiko timbulnya resistensi parasit di daerah endemik malaria di Kecamatan Tapalang, Sulawesi Barat. Delapan pasien positif malaria menjalani pengobatan dengan artesunat-amodiakuin (AS-AQ) selama 3 hari. Pasien di follow up selama masa pengobatan untuk melihat atau menanyakan efek samping obat yang dialami yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap prosedur pengobatan. Efek samping yang terbanyak adalah mual (50%), muntah (37.5%), lemas (25%) dan sakit kepala (25%). Selain itu dilakukan wawancara terhadap petugas kesehatan mengenai cara pemberian AS-AQ. Dari wawancara diketahui bahwa AS-AQ biasanya diberikan dalam dosis terbagi dalam sehari, sehingga berpotensi menyebabkan dosis obat yang kurang optimal. Adanya potensi kurangnya kepatuhan pengobatan akibat efek samping obat yang mengganggu dan dosis obat yang kurang optimal merupakan faktor resiko resistensi terhadap ACT
Tinjauan Molekuler dan Epidemiologi Mutasi pada Virus SARS-CoV-2
Abstract. The SARS-CoV-2 virus which is the cause of the COVID-19 pandemic since the end of 2019 has undergone many mutations that gave rise to several variants of concern (VOC) with higher transmission, virulence, and ability to evade the immune system than the initial variant (wild-type). Until now, there are four variants included in the VOC of the virus, namely alpha, beta, gamma and delta variants. The increased transmission and virulence of these VOCs were associated with mutational changes in the spike protein, which is the structure of the virus that plays a role in binding to host cells. In this article, we conduct a literature review on VOCs from the SARS-CoV-2 virus related to mutations that occur and their impact on the viral binding process. To gain an understanding of the impact of mutations in these variants, we also reviewed the structure of the spike protein and the process of viral entry into host cells. Keywords: viral mutation, variants of concern (VOC), COVID-19, SARS-CoV-2
Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Makutadewa (Phaleria Macrocarpa) pada Mencit
Nyeri merupakan gejala yang paling sering membawa pasien pencari pengobatan ke dokter. Daun Makutadewa diperkirakan memiliki efek analgesik sebagai penghilang nyeri, namun belum pernah dilakukan penelitian ilmiah mengenai efek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgesik ekstrak daun Makutadewa pada mencit. 36 mencit dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok I diberikan akuades, kelompok II diberikan suspensi aspirin dalam 5 % pvp, kelompok III diberikan pvp 5%, kelompok IV, V, dan VI masing-masing diberikan ekstrak daun Makutadewa berturut-turut 0.1 g, 0.2 g, and 0.4 g serbuk/20 g BB mencit. Induksi nyeri dilakukan dengan menyuntikkan asam asetat intra peritoneal 0.3 mg/gram BB, 30 menit setelah mencit diberikan perlakuan oral. Refleks geliat sebagai respon nyeri dihitung setiap 5 menit selama 30 menit segera setelah induksi nyeri. Jumlah refleks geliat kemudian dianalisis statistik dengan one way anove (α = 0.05) untuk mengetahui apakah ekstrak daun Makutadewa dapat menurunkan nyeri secara signifikan dibanding akuades. Hasil pengamatan menunjukkan jumlah reflek geliat dalam 30 menit berkurang secara bermakna pada kelompok ekstrak daun Makutadewa. Perbandingan dua kelompok menunjukkan jumlah refleks geliat berbeda bermakna pada kelompok IV dan VI dibanding akuades. Disimpulkan bahwa ekstrak daun Makutadewa dengan dosis 0.1 g and 0.4 g serbuk/20 g mencit memiliki efek analgesik dibanding akuades
ANTI-MALARIAL DRUG RESISTANCE
AbstrakTujuan studi ini adalah untuk menjelaskan mekanisme resistensi parasit malaria danusaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghadapi munculnya strain parasit yangresisten terhadap artemisinin. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. ResistensiP.falciparum terhadap obat-obat anti malaria disebabkan oleh perubahan spontan yangterjadi pada beberapa gen seperti P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparumchloroquine transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase (Pfdhps), P.falciparumdihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistance-associated proteins(Pfmrp). Penyebaran resistensi tersebut dipengaruhi oleh tingkat transmisi di sebuah wilayah.WHO telah menjalankan usaha untuk menanggulangi penyebaran resistensi tersebut misalnyadengan merekomendasikan penghentian monoterapi artemisinin, dan pemberian anti malariasetelah konfirmasi laboratorium. Selain itu, perlu adanya penggunaan obat kombinasi, produksirejimen dosis tetap, dan pengembangan obat anti malaria baru. Kesimpulan dari hasil studiini ialah munculnya malaria resisten terhadap artemisinin akan menghambat usaha eradikasimalaria karena itu diperlukan usaha-usaha untuk menanggulanginya.AbstractThe objective of this study was to describe the development of anti-malarial drug resistanceof the parasites and the efforts taken to contain the emergence of artemisinin resistant malaria.This was a literature study. The development of resistance to anti-malarial drugs are due tospontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1),P.falciparum chloroquine resistance transporter (Pfcrt), P.falciparum dihydropteroate synthase(Pfdhps), P.falciparum dihydrofolate reductase (Pfdhfr), and P.falciparum multidrug resistanceassociatedproteins (Pfmrp). The spread of the resistance depends on the transmission ratewithin each area. WHO has established a global plan to contain the spread of this resistance,such as recommendation to withdraw artemisinin-based monotherapies and administrationof treatment after laboratory confirmation. In addition, administration of anti-malarial drugcombination, production of fixed dose regimen and development of new drugs are necessary.The Conclusion is emergence of artemisinin resistant malaria will threaten malaria eradicationthus some efforts are necessarily needed to contain it.Afiliasi penulis: Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin</p
THE URGENCE OF DIGITAL TECHNOLOGY IN IMPLEMENTING BK NEED ASSESSMENTS IN SCHOOL
The Guidance and Counseling Program in Schools is structured based on an assessment to find logical, relevant, systematic, and quality conditions that will be used as the basis for planning guidance and counseling programs. However, the reality in the field is that there are many problems experienced by BK teachers in the implementation of BK assessments, both from the administrative process, processing and application of the results of the BK assessment. Digital technology is one solution in implementing an effective and efficient BK assessment need. Therefore, in accordance with developments, it is expected that BK teachers can be more creative in designing various BK assessment processing applications, so that the implementation of the BK program is felt to be of higher quality
Adeno-associated virus is an effective malaria booster vaccine vector following adenovirus priming
13301乙第2106号博士(学術)金沢大学博士論文本文Full 以下に掲載:Frontiers in Immunology 10 pp.1-13 2019. Frontiers Media. 共著者:Yenni Yusuf, Tatsuya Yoshii, Mitsuhiro Iyori, Kunitaka Yoshida, Hiroaki Mizukami, Shinya Fukumoto, Daisuke S. Yamamoto, Asrar Alam, Talha Bin Emran, Fitri Amelia, Ashekul Islam, Hiromu Otsuka, Eizo Takashima, Takafumi Tsuboi, Shigeto Yoshid