3 research outputs found

    MOTIF UKIR DALAM KREASI BATIK KHAS JEPARA

    Get PDF
    Kepandaian membatik di Jepara sudah ada sejak zaman R.A. Kartini (1879-1904), tetapi tidak berkembang sebagaimana industri kreatif lainnya seperti ukir kayu, perhiasan monel, ataupun tenun Troso. Dewasa ini kegiatan industri batik di Jepara mulai tumbuh dan berkembang kembali. IKM melakukan penciptaan motif khas daerah dengan mengambil inspirasi dari motif seni ukir kayu, namun hasilnya masih terlihat kaku atau kurang sesuai untuk motif hias pada kain sandang. Tujuan penciptaan seni ini adalah sebagi  ikhtiar sumbangsih untuk menghasilkan motif batik yang lebih serasi terinspirasi dan dikembangkan dari seni ukir kayu Jepara. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, perwujudan menjadi kain batik, dan penilaian estetika motif. Kegiatan ini menghasilkan 10 motif  yaitu Lung Merak, Lung Ngrembaka, Lung Cinta Jepara, Lung Wuni, Lung Gunung, Lung Lereng, Ceplok Semi, Ceplok Poleng, Ceplok Ukir, dan Ceplok Bal. Motif yang mendapat penilaian baik sekali (A) adalah motif Lung Merak, Ceplok Ukir, dan Ceplok Bal

    Kajian Estetis Atas Motif Corona pada Batik di Yogyakarta

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan, pendidikan, dan ekonomi termasuk industri batik di Yogyakarta. Di bawah tekanan kondisi ekonomi yang buruk akibat kasus Covid-19 yang semakin banyak, terdapat produsen batik yang tanggap dalam melihat peluang dan memiliki ide kreatif untuk membuat motif batik corona, namun bagaimana teknik, bentuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya motif batik corona belum banyak diketahui. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang tepat untuk mengkaji prinsip-prinsip organisasi visual dan seni termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya motif batik corona. Pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan (observasi, dokumentasi, dan wawancara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, munculnya motif batik corona dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ekonomi, kreativitas produsen batik, teknik, dan pasar. Faktor teknik merupakan hal yang paling mendasar, produsen batik menerapkan teknik yang sudah lama dikenal dan paling digemari yaitu batik canting tulis dan teknik lorodan. Akan tetapi, faktor yang paling menentukan adalah kreativitas dalam proses pembuatan dan menangkap peluang pasar. Penerapan aspek estetika pada motif batik corona terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, hanya menerapkan tanda virus Covid-19 sebagai motif corona pada batik pola-pola yang sudah lama dikenal. Kedua, sudah menerapkan prinsip-prinsip organisasi visual sampai pada tahap kesatuan. Ketiga sudah sampai pada taraf pemberian makna atau memiliki bobot sebagai penanda peristiwa. Kata Kunci: batik, estetis, motif corona, covid-1
    corecore