26 research outputs found

    Pemilihan Lokasi Situs Di Palembang: Tinjauan Ekologi

    Get PDF
    Culture is a human effort to adapt to its environment, including in terms of constructing a building or religious site. In constructing a building it is influenced by several factors, for example due to ecological, economic, political and religious factors. Site placement in the Palembang area can be approached from an ecological approach. Based on available data, the archaeological sites in Palembang are all located on the right side of the Musi River. It turns out that based on the altitude of the place, the right side of the river is higher than the left side.Kebudayaan merupakan usaha manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, termasuk dalam hal mendirikan bangunan atau situs keagamaan. Dalam mendirikan bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya karena faktor ekologi, ekonomi, politis maupun religi. Penempatan situs di daerah Palembang dapat didekati dari pendekatan ekologi. Berdasarkan data yang ada, situs-situs arkeologi di Palembang semuanya terletak di sebelah kanan Sungai Musi. Ternyata berdasarkan ketinggian tempat, bag ian kanan sungai lebih tinggi dibandingkan dengan bagian kiri

    ARTI TIANG RUMAH TRADISIONAL SUKU BATIN DI KAMPUNG BARUH, JAMBI

    Get PDF
    Traditional Batin tribe house is a rectangular mapped stage house which aged about three hundred years old in Kampung Baruh, Jambi. The house has components and the division of space, each of which has a specific meaning. This paper aims to determine the meaning in the distinction of workmanship in building the poles in traditional Batineese houses. Methods of data collection of ancient settlements with the pole conducted by survey. Pole as one of the important components of traditional houses standing on the inner layer of wooden pedestals or cocked stone. The poles consist of (6, 8, 12, 16, 18) sided shapes. The magnitude in the poleā€™s side shows diameter and strength, also shows the owner has a higher social status than the owner of the house with less rectangular pole.

    ARTI TIANG RUMAH TRADISIONAL SUKU BATIN DI KAMPUNG BARUH, JAMBI

    Get PDF
    Traditional Batin tribe house is a rectangular mapped stage house which aged about three hundred years old in Kampung Baruh, Jambi. The house has components and the division of space, each of which has a specific meaning. This paper aims to determine the meaning in the distinction of workmanship in building the poles in traditional Batineese houses. Methods of data collection of ancient settlements with the pole conducted by survey. Pole as one of the important components of traditional houses standing on the inner layer of wooden pedestals or cocked stone. The poles consist of (6, 8, 12, 16, 18) sided shapes. The magnitude in the poleā€™s side shows diameter and strength, also shows the owner has a higher social status than the owner of the house with less rectangular pole

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.1 No.2 Tahun 1996

    Get PDF
    Pada edisi kali ini ditampilkan empat tulisan, tiga dari Balai Arkeologi Palembang dan sebuah tulisan dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Aryandini Novita mencoba membahas situs-situs di Palembang untuk mencari hubungan kedekatan antar situs. Hari Lelono mencoba mencari jawab atas keberadaan relief candi, apakah keberadaan relief Candi Borobudur berhubungan dengan keperluan cerita ataukah keperluan arsitektur. Manik-manik yang terdapat pada arca-arca megalitik di Pasemah akan dibahas oleh Budi Wiyana. Mujib yang tertarik dengan naskah, berusaha mengulas naskah jadwal waktu dan bacaan salat di Masjid Agung Palembang

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Edisi Perdana Tahun 1996

    Get PDF
    Penerbitan jurnal arkeologi yang diberi nama Siddhayatra ini perlu ditanggapi secara positif sebagai salah satu langkah dalam upaya untuk mengungkapkan nilai-nilai kepurbakalaan guna penyusunan pandangan teori baru tentang kebenaran sejarah bangsa di masa lampau. Karya pembuka oleh Soeroso dengan judul "Prasasti Siddhayatra". Karya kedua oleh Retno Purwanti dengan judul "Agama Hindu di Sumatera Selatan: Kajian terhadap data Arkeologis Antara Abad VII-XV Masehi". Budi Wiyana mempersembahkan "Masalah Air Bersih di Palembang: Suatu Kajian Awal". Terkahir oleh Tri Marhaeni yang memuat "Situs Powan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur: Sebuah Hipotesis Mengenai Lokasi Keraton Pawwanawan Kerajaan Daerah Bawahan Majapahit"

    Asia Tenggara dalam perspektif arkeologi: kajian arkeologi di Sumatera bagian Selatan

    Get PDF
    Hubungan arkeologi dengan Asia Tenggara dapat berupa hubungan budaya, ekonomi dan juga politik. Di sinilah peran arkeologi yakni menemukan bukti-bukti bendawi atas hubungan itu pada masa lalu, melakukan analisis sesuai kaidah-kaidah keilmuan, menarik kesimpulan dan kemudian menyajikannya kepada publik. Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas para peneliti di Balai Arkeologi Palembangdipimpin Drs. Nurhadi Rangkuti menyajikan hasil-hasil penelitian arkeologis di wlayah kerja mereka. Kristantina Indriastuti dalam tulisannya "Jejak Peradaban Austronesia di Dataran Tinggi Pasemah, Provinsi SumateraSelatan" membuktikan pendapat Von Heine Geldern dan Soejono bahwa migrasi dari Asia Tenggara daratan ke wilayah Kepulauan terjadi dalam dua tahap. Selain itu temuan-temuan di Pasemah juga menggambarkan ehidupan masyarakat pendukungnya termasuk alam kepercayaan mereka. Tri Marhaeni SB menulis "Megalit dan Kubur Tempayan Dataran Tinggi Jambi: Situs Lolo Gedang Kerinci" mengungkapkan bahwa kubur tempayan dan pemukiman di Situs Lolo Gedang Jambi berasal dari satu komunitas dan menunjukkan kesamaan dengan beberapa situs lain baik Indonesia maupun Asia Tenggara Daratan. Berikutnya "Perahu Tradisi Asia Tenggara di Sumatera Bagian Selatan: Bukti Keberadaan Perahu Sriwijaya?" buah karua Budi Wiyana menggambarkan keberadaan jejak-jejak perahu kuno yang ditemukan di sejumlah situs di sekitar pantai timur Pulau Sumatera dan di Pantai selat Bangka

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.19 No.2 Tahun 2014

    Get PDF
    Kajian yang dilakukan oleh para penulis kali ini ada yang menggunakan pendekatan ilmu sosial dan ilmu pengetahun alam. Adapun keenam tulisan tersebut adalah: Tulisan dengan judul ā€œHubungan Perdagangan Antara Pantai Timur Sumatera Selatan Dengan Dunia Luarā€ ditulis oleh Budi Wiyana, yang menguraikan tentang hubungan dagang kawasan pantai timur Sumatera Selatan dengan dunia luar sejak milenium pertama masehi berdasarkan bukti-bukti arkeologi. Temuan arkeologi berupa komoditi dagang dan alat transportasi air berupa perahu/kapal. M. Fadlan S Intan memaparkan artikel dengan judul ā€œAnalisis Teknologi Laboratoris Tembikar Dari Situs Air Sugihan, Sektor Nusakarta, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatanā€. Artikel ini mengulas tentang hasil analisis teknologi laboratoris terhadap temuan tembikar sehingga dapat diketahui fungsinya, yaitu untuk menampung air, mengolah makanan, penyajian makanan dan minuman, selain itu juga untuk keperluan penyimpanan atau membawa bahan makanan, termasuk di dalamnya fungsi untuk menyimpan abu jenazah, tulang-tulang manusia maupun mayat. ā€œSitus Gua Batu Napal Licinā€ hasil penelitian di daerah Napal Licin merupakan hasil karya Sigit Eko Prasetyo yang mengulas tentang aktifitas manusia yang pernah dilakukan di dalam gua berdasarkan temuan alat-alat batu berupa serpih batu dari bahan rijang dan obsidian. Aktifitas permukiman dalam bentuk perkampungan di Situs Pagerdewa berada di Desa Pagerdewa, Kecamatan Warkuk Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang ditandai deengan adanya temuan dolmen, batu datar, lesung batu, bilik batu dan punden berundak dipaparkan oleh Sondang M. Siregar. Selanjutnya dikemukakan, bahwa perkampungan tersebut awalnya berada di atas bukit, yang kemudian berpindah ke dataran rendah. Hasil kajian tentang permukiman ini mengambil judul ā€œSebaran Tinggalan Megalitik di Situs Pagerdewa Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatanā€. ā€Perubahan Gaya Arsitektur pada Rumah Tinggal di Situs Almunawar, Palembang Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Arkeologiā€™ merupakan judul artikel yang ditulis oleh Aryandini Novita. Tulisan ini mengulas tentang perubahan bentuk arsitektur rumah kelompok etnis Arab di Situs Almunawar yang awalnya berupa rumah yang didirikan di atas tiang menjadi rumah yang didirikan tidak menggunakan tiang. Perubahan pada masyarakat kelompok etnis Arab di Situs Almunawar tidak sekedar terjadi pada penerapan gaya arsitektur bangunan rumah tinggal saja, tetapi juga pada cara hidup masyarakat tersebut yang awalnya mencirikan kehidupan di tepi sungai beralih ke kehidupan di ā€˜daratanā€™. Tulisan keenam ditulis oleh Titet Fauzi Rachmawan dengan judul ā€œSitus Waduk Pacalā€, yang membahas tentang tinggalan arkeologi masa kolonial yang masih terbilang langka diangkat sebagai karya tulis, yaitu waduk

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.10 No.2 Tahun 2005

    Get PDF
    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.10 No.2 Tahun 2005 menerbitkan lima artikel yang pernah disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi X Tahun 2005 di Yogyakarta. Artikel pertama oleh Aryandini Novita lebih menyoroti fenomena pemanfaatan sumberdaya arkeologi yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip arkeologi dalam kasus pemanfaatan kawasan Benteng Kuto Besak. Artikel kedua membicarakan tinggalan manusia prasejarah di Goa Putri Kab Ogan Komering Ulu oleh Kristantina Indriastuti. Retno Purwanti mengulas kedudukan Karangberahi dalam struktur perekonomian Sriwijaya, sedangkan Sondang M Siregar mengulas keterlibatan Bumiayu dalam perdagangan internasional berdasarkan atas dasar temuan keramik asing. Artikel Budi Wiyana bertopik arkeologi lingkungan yang menunjukkan bukti bahwa bahan nisan makam bangsawan Melayu di Mentok, Pulau Bangka diambil dari lingkungan terdekatnya

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.8 No.2 Tahun 2003

    Get PDF
    Dalam edisi kali ini menampilkan enam tulisan dengan tema bervariasi. Pertama, yang ditulis oleh Bambang Budi Utomo dari Asisten Deputi Urusan Arkeologi dengan judul tulisan "Masalah Sekitar Penaklukan Sriwijaya atas Bhumi Jawa: Tinjauan Arkeologis Berdasarkan Bukti-Bukti Mutakhir". Kedua, ditulis oleh Haris Susanto dengan judul "Telaah Singkat Hiasan Ular Kobra Pada Prasasti Telaga Batu". Ketiga tulisan Sondang M Siregar berjudul"Situs-Situs Klasik di Sumatera Selatan (Gambaran Perkembangan Agama)". Karya yang ditulis oleh Darmansyah dengan judul "Keris Siginjai: Lambang Kedaulatan Kesultanan Jambi (Tijauan Historis)". Dua tulisan lainnya oleh M. Fadhalan S Intan dengan tulisan "Geologi Situs Kota Kapur Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung" dan terakhir oleh Budi Wiyana yang berjudul "Balar Palembang Menguak Masa Lalu Bengkulu"

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.3 No.1 Tahun 1998

    Get PDF
    Dalam edisi jurnal kali ini akan menampilkan lima tulisan yang bervariasi bidang kajiannya. Arsitektur Candi Jawa Barat diungkapkan Soeroso, kajian mengenai beberapa piagam dari Kesultanan Palembang ditulis oleh Machi Suhadi, seorang peneliti senior dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Aryandini Novita menggambarkan tata kota Bengkulu pada abad XVIII dalam tulisannya. Kajian mengenai peripih berupa manik-manik coba dibahas oleh Budi Wiyana dari Balai Arkeologi Palembang. Pembahasa ini merupakan hal baru dalam arkeologi, ternyata manik-manik yang selama ini dikenal sebagai hiasan terdapat juga dalam wadah peripih. Metedologi studi arsitektur rumah Bugis dibahas oleh M.Irfan Mahmud dari Balai Arkeologi Ujungpandang yang berkolaborasi dengan Andi Muhammad Said dari Ditlinbinjarah
    corecore