14 research outputs found

    LITERATURE REVIEW: IS CONSUMPTION OF AKING RICE RECOMMENDED FOR PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS?

    Get PDF
    Asupan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dianjurkan untuk penderita diabetes melitus maupun individu sehat karena memperbaiki kontrol gula darah, sensitivitas insulin, dan profil lipid. Nasi aking dibuat dengan cara mengeringkan nasi sisa dan memasaknya kembali. Proses pembuatan nasi aking merupakan salah satu teknik retrogradasi nasi yang umum dilakukan di Indonesia. Retrogradasi pada sumber karbohidrat meningkatkan jumlah pati resisten yang tidak dapat dicerna sehingga menurunkan indeks glikemik dan baik dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Penulisan review ini bertujuan untuk melakukan telaah terkait potensi penurunan indeks glikemik pada nasi aking untuk dikonsumsi penderita diabetes melitus. Literatur yang digunakan dalam penulisan review berasal dari google scholar dan pubmed. Belum ditemukan studi yang menunjukkan manfaat langsung konsumsi nasi aking pada penderita diabetes melitus. Retrogradasi nasi aking meningkatkan jumlah pati resisten dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi putih. Pada hewan coba, nasi aking memberikan respon glikemik yang lebih baik daripada nasi putih. Asupan nasi yang dilakukan retrogradasi dengan cara didinginkan memiliki kurva kadar gula darah yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi putih pada manusia sehat dan memperbaiki respon glikemik pada penderita diabetes melitus. Walaupun demikian, jumlah penelitian terkait konsumsi nasi aking atau nasi yang didinginkan pada penderita diabetes melitus masih terbatas dengan jumlah sampel yang kecil. Oleh karena itu, walaupun memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat yang baik, manfaat langsung konsumsi nasi aking pada penderita diabetes melitus belum dapat disimpulkan.  Intake of carbohydrates with a low glycemic index is recommended for individuals with diabetes mellitus or healthy people to improve blood sugar control, insulin sensitivity, and cholesterol levels. Aking rice is made from leftover rice that has been dried and recooked. This technique is commonly used in Indonesia as a method for retrograding rice. By retrograding carbohydrate sources, resistant starch that cannot be digested is produced, lowering the glycemic index and making it suitable for diabetes mellitus patients. This review is intended to provide insight into the potential of aking rice for reducing the glycemic index of diabetic patients. In order to write the review, information was gathered from Google Scholar and PubMed. Based on the results of a literature search, no studies have been identified to demonstrate that consuming aking rice offers direct benefits to individuals with diabetes mellitus. Aking rice has a higher content of resistant starch and a lower glycemic index than white rice. In experiments with animals, retrograded rice was found to cause a greater reduction in blood sugar levels than white rice. The consumption of retrograded rice results in a lower blood sugar level curve than that of white rice in healthy individuals, and improves the glycemic response in diabetic patients. Nevertheless, only a few studies examine the health benefits of aking rice or retrograded rice in patients with diabetes mellitus. Therefore, although aking rice potentially serves as a good source of carbohydrates, no definitive conclusions can be drawn regarding its direct benefits to patients with diabetes mellitus. &nbsp

    REVIEW LITERATUR STUDI RETROSPEKTIF DAN LAPORAN KASUS KARDIOMIOPATI PERIPARTUM DI INDONESIA

    Get PDF
    Kardiomiopati peripartum (KMPP) belum mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia. KMPP yang tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi berat atau kematian, dan angka insidensinya bisa tinggi pada populasi tertentu yang mencapai 1:100 kelahiran hidup. Hasil studi retrospektif dan laporan kasus KMPP di Indonesia akan dideskripsikan dan ditelaah dalam review literatur ini.  Dari hasil pencarian literatur melalui situs Google Cendekia dalam 10 tahun terakhir, didapatkan lima artikel studi retrospektif dan delapan artikel laporan kasus. Angka insidensi KMPP di Indonesia berkisar antara 1:134 sampai dengan 1:136 kelahiran yang seringkali disertai dengan preeklampsia. Lebih dari 80% kasus KMPP terdiagnosis dengan gejala moderat atau berat dan memerlukan terapi perawatan intensif. Adanya perbedaan hasil studi, baik antar studi di Indonesia maupun dengan studi dari negara lain, disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit, rentang waktu pengambilan data yang terbatas, serta metodologi penelitian yang tidak seragam. Penelitian multisenter dengan jumlah sampel yang besar diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel

    PENGARUH GADGET TERHADAP KETERLAMBATAN BICARA PADA ANAK DI ERA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Latar Belakang: Penggunaan gadget meningkat selama pandemi covid-19, hal ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang bicara anak karen efeknya Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan peranan gadget terhadap keterlambatan bicara pada anak di massa pandemi Metode: penelitian ini merupakan penelitian potong lintang studi kasus dan kontrol dengan kelompok kasus anak dengan gangguan biacar dan kelompok kontrol anak yang tidak mengalami gangguan bicara  Hasil: Screen time gadget dari 2 jam dalam 1 hari meningkatkan resiko 3x terjadi gangguan bicara pada anak Kesimpulan. Perlu pendampingan dan kontrol orang tua saat anak sedang di depan gadget &nbsp

    Levels of Cortisol and Inflammatory Cytokines after The Induction of Various Sleep Deprivation Stress Models in Male Wistar Rats

    Get PDF
    Sleep deprivation (SD) can modulate the production of various cytokines, including pro-inflammatory cytokines such as IL-6, TNF-α, and IFN-γ, and anti-inflammatory cytokines such as IL-10. Paradoxical sleep deprivation (PSD) increases the risk of inflammation but can be relieved by sleep recovery (SR). This study aimed to determine the differences in levels of cortisol and inflammatory cytokines (IL-6, IL-10, TNF-α, dan IFN-γ) in male Wistar rats (Rattus norvegicus) after induction of various sleep deprivation stress models. Twenty-five of male Wistar rats were randomly divided into five groups: control, PSD (20 hours of SD/day for five days), Total Sleep Deprivation or TSD (24 hours of SD/day for five days), PSD+SR (PSD followed by SR), and TSD+SR (TSD followed by SR). The plasma cortisol levels were measured with ELISA, and inflammatory cytokine levels were measured with immunoassay and calculated with fold change. Mean cortisol levels were significantly increased in treatment groups compared to the control group (p=0.029). Multivariate analysis showed no statistically significant difference in inflammatory cytokine levels of IL-6 (p=0.658), IL-10 (p=0.065), TNF-α (p=0.399), and IFN-γ (p=0.283) in all groups. In conclusion, various sleep deprivation stress models affect cortisol levels but not inflammatory cytokine levels of IL-6, IL-10, TNF-α, and IFN-γ among male Wistar rats

    MENINGKATKAN KESADARAN KESEHATAN JANTUNG PADA LANSIA DI DESA PURWOSARI MELALUI SKRINING PJK MENGGUNAKAN EKG PORTABEL

    Get PDF
    Penyakit Jantung Koroner (PJK) terus menjadi isu kesehatan utama di Indonesia karena tingginya angka kematian yang disebabkan penyakit tersebut. PJK umum terjadi pada lansia karena faktor risiko PJK akan meningkatkan seiring dengan bertambahnya usia. Penatalaksanaan PJK membutuhkan diagnosis dan penanganan yang cepat dan akurat, sehingga kematian dapat dicegah. Elektrokardiogram (EKG) merupakan salah satu alat diagnosis utama pada kasus PJK yang berfungsi untuk merekam kelistrikan jantung. Akses EKG di Indonesia masih terbatas karena ukurannya yang besar sehingga sulit dibawa dan mahal sehingga tidak semua pusat kesehatan memilikinya. EKG portabel berpotensi digunakan sebagai alat skrining PJK khususnya pada wilayah pedesaan karena mudah dibawa dan harga yang lebih terjangkau. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan alat EKG portabel kepada masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan PkM yang dilakukan berupa pemeriksaan kesehatan jantung dengan menggunakan EKG portabel pada lansia di Desa Purwosari. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Purwosari oleh Posyandu tim pengabdi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan melibatkan kader Lansia. Sebanyak 47 peserta berpartisipasi dalam kegiatan PkM ini. Seluruh peserta bersedia dilakukan pemeriksaan EKG yang menandakan penerimaan yang baik pada masyarakat. Penggunaan EKG portabel untuk skrining PJK dinilai mudah dan nyaman dilakukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia Desa Purwosari menerima dengan baik penggunaan EKG portabel untuk skrining PJK

    Peningkatan Pengetahuan Lansia dalam Mengenali dan Mencegah Penyakit Jantung Koroner Melalui Penyuluhan di Desa Purwosari

    Get PDF
    Penyakit jantung koroner (PJK) masih menjadi penyebab utama kematian dan beban kesehatan di Indonesia. Faktor risiko PJK akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, sehingga lansia merupakan populasi yang rentan terhadap PJK. Peningkatan pengetahuan dalam mengenali dan mencegah PJK diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas pada lansia. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai PJK dengan memberikan  edukasi pada lansia dalam cakupan Posyandu lansia di Desa Purwosari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pretest dan Posttest dilakukan untuk menilai peningkatan pengetahuan pada peserta. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Purwosari oleh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman dengan melibatkan kader Posyandu Lansia. Sebanyak 47 lansia mengikuti kegiatan penyuluhan. Hasil evaluasi menggunakan uji t berpasangan menunjukkan peningkatan rerata nilai posttest peserta secara signifikan dibandingkan dengan nilai pretest (p = 0,008). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PkM berupa penyuluhan kesehatan meningkatkan pengetahuan peserta dalam mengenali dan mencegah PJK pada lansia

    PEMERIKSAAN DAN KONSULTASI KESEHATAN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA MASJID AS SAKIINAH GRENDENG PURWOKERTO UTARA

    Get PDF
    Peningkatan jumlah lansia dari tahun ke tahun harus diikuti dengan upaya peningkatan kualitas hidup lansia yang produktif. Lansia untuk dapat produktif memerlukan kondisi kesehatan yang baik, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pemeriksaan dan konsultasi kesehatan lansia. Posyandu lansia merupakan pos pelayanan kesehatan terpadu yang penting untuk menyelenggarakan kegiatan termasuk pemeriksaan dan konsultasi kesehatan bagi lansia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan informasi yang tepat untuk penanganan kesehatan di usia lanjut. Kegiatan dilakukan kepada anggota posyandu lansia di Posyandu Lansia Masjid As-Sakiinah Grendeng Purwokerto Utara. Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi koordinasi baik internal maupun dengan mitra. Tahap pelaksanaan meliputi pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol, serta konsultasi kesehatan. Para peserta antusias mengikuti kegiatan dan tertib mengikuti alur yang ditentukan. Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memonitor kesehatan lansia serta mencegah penyakit degeratif pada lansia.  The increase in the number of elderly people from year to year must be accompanied by efforts to increase the quality of life of productive elderly people. To be productive, elderly people need good health conditions, therefore it is necessary to carry out health checks and consultations for the elderly. Posyandu for the elderly is an integrated health service post that is important for carrying out activities including health examinations and consultations for the elderly. This community service activity aims to provide health services and appropriate information for managing health in old age. Activities were carried out for elderly posyandu members at the As-Sakiinah Grendeng Mosque Elderly Posyandu, North Purwokerto. The implementation method used includes preparation, implementation and evaluation stages. The preparation stage includes coordination both internally and with partners. The implementation stage includes a health examination including measuring body weight, height, blood pressure and cholesterol levels, as well as a health consultation. The participants enthusiastically took part in the activity and followed the specified flow orderly. With this community service activity, we can monitor the health of the elderly and prevent degenerative diseases in the elderly

    Effect of Sleep Deprivation on the Number of Prefrontal Cortex Neuroglia Cells in Male White Rats (<i>Rattus norvegicus</i>)

    Get PDF
    Stress induced by sleep deprivation can increase inflammation and oxidative stress, destroying the pyramidal and neuroglia cells in the prefrontal cerebral cortex and interrupting cognitive and behavioral functions. This study aims to observe the difference in the number of pyramidal and neuroglia cells in the prefrontal cortex of male white rats (Rattus norvegicus) after stress induction by paradoxical sleep deprivation (PSD) and total sleep deprivation (TSD). This study was conducted in the Anatomy Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Jenderal Soedirman, from November 2019 to February 2020. The method of this study was a posttest-only design with a control group approach using ten rats for each group; that was control (K.I.), PSD (KII), and TSD (K.I.). PSD and TSD groups received sleep deprivation treatment for eight days for 20 hours/day and 24 hours/day, respectively. The mean pyramidal cell number decreased in the PSD (66.67±24.55) and TSD (65.90±34.91) compared to the control (77.10±26.11) group, but no significant differences were found between all groups (p>0.05). The mean neuroglial cell number was lower in the PSD (97.78±28.17) and TSD (75.80±22.39) compared to the control (126.00±48.81). Post-hoc Bonferroni test showed a significant difference between control and TSD (p0.05). In conclusion, there was a significant difference in the number of neuroglial cells but not pyramidal cells in the prefrontal cortex of male white rats (Rattus norvegicus) after stress induction with total sleep deprivation (TSD)

    EDTA prevents goat kidneys from decolorization and putrefaction for a short period

    No full text
    Preserved cadaver is still chosen to be the main medium for anatomy learning. Conventional preserving solutions containing a high concentration of formalin change the cadaver's color, volume, and consistency. Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) which has properties of antimicrobial and antiseptic activity is prevalently used as an additive for food preservation. This study aims to determine the preservation effect of EDTA in goat kidneys in a short period. Goat kidneys were cleaned, sliced on the Brodell’s line, and immersed in 30% formalin or 30% EDTA for one month, and fresh goat kidneys were used as the negative control. Changes in structure, color, and consistency of the kidnyes were observed by two independent observers, and the volume was measured before and after preservation. Formalin preservation exhibited good structure conservation with obvious decolorization and volume change. Preservation of the kidneys using EDTA showed comparable structure, color, consistency, and volume to the fresh one, indicating EDTA has a potency to be used as a mixture in preservative solution. In conclusion, EDTA alone preserves the structure, color, consistency, and volume of the goat kidneys for a short period

    REVIEW LITERATUR: PENTINGNYA DIAGNOSIS AWAL KARDIOMIOPATI PERIPARTUM

    No full text
    Abstrak: Review Literatur: Pentingnya Diagnosis awal KardiomiopatiPeripartum. Kardiomiopati peripartum (KMPP) merupakan penyakit yang ditandaidengan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri pada akhir kehamilan atau setelahmelahirkan. Pasien KMPP seringkali mengunjungi fasilitas kesehatan dengankomplikasi dan penurunan fungsi jantung yang nyata sehingga sulit untukditangani. Kasus KMPP masih sering underdiagnosis karena memiliki gejala yangmirip dengan gagal jantung akibat etiologi lain, dan pada kasus yang ringanmenyerupai perubahan fisiologis pada kehamilan. Penanganan awal KMPP denganfungsi sistolik ventrikel kiri yang masih baik berhubungan dengan pemulihan yanglebih baik dan komplikasi yang rendah. Oleh karena itu, kesadaran pentingnyadiagnosis awal penyakit KMPP pada masyarakat dan tenaga kesehatan perluditingkatkan agar dapat dilakukan terapi dini KMPP, sehingga menurunkanmorbiditas dan mencegah kematian ibu
    corecore